Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

KOMUNIKASI EFEKTIF (penugasan) KEPERAWATAN


SEBAGAI PROFESI

Disusun Oleh

Nama : Intan Novi Wulandari ( PO.71.20.1.19.045 )

Dosen Pengampu : Rehana S.Pd, S.Kep, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


D3 KEPERAWATAN PALEMBANG
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2

BAB I PEMBAHASAN ........................................................................................


3
1.1 Pengertian Profesi..............................................................................................
3
1.2 Ciri-ciri Profesi .................................................................................................4
1.3 Pengertian keperawatan sebagai Profesi .......................................................
10
1.4 Peran dan fungsi Perawat................................................................................ 27

BAB II PENUTUP...............................................................................................30
2.1 Kesimpulan......................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31

2
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Profesi

Kata profesi berasal dari proficio (bahasa Latin) yang artinya advance,
“maju”, atau “ahli”.ProfesI adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang
lama dan menyangkut ketrampilan intelektual (Webster, 1995).
Hakim Brandeis memberikan pengertian profesi sebagai : pekerjaan yang
awalnya memerlukan pelatihan intelektual, yang menyangkut pengetahuan sampai
tahap tertentu (kesarjanaan), yang berbeda dari sekedar keahlian atau kecakapan
semata. Pekerjaan ini bukan hanya demi diri sendiri tapi sebagian besar demi
kebaikan (pro bono) orang lain (bersifat altruistis), dan imbalan tidak diterima
sebagai ukuran keberhasilan.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditunjukkan untuk kepentingan
masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu.
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran,
keuangan, militer, teknik dan desainer.
Istilah profesi adalah suatu hal yang berhubungan dengan pekerjaan
seseorang dalam bidang tertentu yang dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian.
Seseorang yang bekerja dengan keahliannya saja belum dapat dikatakan sebagai
profesi.
Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan
adalah profesi. Profesi adalah suatu bentuk pekerjaan yang mengharuskan
pelakunya memiliki pengetahuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan

3
formal dan keterampilan tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja pada
orang yang terlebih dahulu mengusasai keterampilan tersebut, dan terus
memperbaharui keterampilannya sesuai dengan perkembangan teknologi.

1.2 Ciri-Ciri Profesi


Adapun keperawatan sebagai suatu profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.  Memberi pelayanan atau asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan
kaidah ilmu dan keterampilan serta kode etik keperawatan.
2. Telah lulus dari pendidikan pada Jenjang Perguruan Tinggi (JPT) sehingga
diharapkan mampu untuk :
a)  Bersikap professional,
b)  Mempunyai pengetahuan dan keterampilan professional,
c)  Memberi pelayanan asuhan keperawatan professional, dan
d)  Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan.
e)  Mengelola ruang lingkup keperawatan

Berbagai jenis profesi, antara lain :


1. Dentist/Dokter Gigi
Kedokteran Gigi, yang merupakan bagian dari stomatology, adalah cabang
kedokteran yang terlibat dalam evaluasi, diagnosis, pencegahan, dan bedah atau
non-bedah pengobatan penyakit, gangguan dan kondisi rongga mulut, daerah
maksilofasial dan berdekatan dan terkait struktur dan dampaknya terhadap tubuh
manusia. Kedokteran Gigi secara luas dianggap perlu untuk kesehatan secara
keseluruhan. Mereka yang praktek kedokteran gigi dikenal sebagai dokter gigi.
Tim pembantu dan pendukung dokter gigi dalam menyediakan layanan
kesehatan mulut, meliputi asisten gigi, hygienists gigi, teknisi gigi, dan terapis
gigi.
Perawat adalah kesehatan profesional yang bekerja sama dengan anggota lain dari
tim perawatan kesehatan, bertanggung jawab untuk: pengobatan, keselamatan, dan
pemulihan akut atau kronis orang sakit : promosi kesehatan dan pemeliharaan
dalam keluarga, komunitas dan populasi, dan, pengobatan keadaan darurat yang
mengancam nyawa dalam berbagai macam pengaturan perawatan kesehatan.
Perawat melakukan berbagai fungsi klinis dan non-klinis yang diperlukan untuk
penyampaian perawatan kesehatan, dan juga mungkin terlibat dalam riset medis
dan keperawatan.
Kedua peran perawatan dan pendidikan pertama kali didefinisikan oleh
Florence Nightingale’s, berikut pengalamannya merawat orang yang terluka
dalam Perang Krimea. Sebelumnya, perawat dianggap perdagangan dengan
praktek umum yang standar atau didokumentasikan. Konsep Nightingale’s
digunakan sebagai pedoman untuk membangun sekolah-sekolah perawat di awal

4
abad kedua puluh, yang sebagian besar program pelatihan berbasis rumah sakit
menekankan pengembangan seperangkat keterampilan klinis.
2. Apoteker
Apoteker adalah tenaga kesehatan yang mempraktekkan ilmu farmasi.
Dalam peran tradisional mereka, apoteker biasanya mengambil permintaan untuk
obat-obatan dari penyedia resep kesehatan dalam bentuk resep perawatan medis,
mengevaluasi kesesuaian resep, membagikan obat kepada pasien dan nasihat
mereka tentang penggunaan yang tepat dan efek samping obat itu.
Dalam hal ini peran apoteker bertindak sebagai perantara belajar antara
dokter dan pasien dan dengan demikian memastikan penggunaan yang aman dan
efektif obat. Apoteker juga berpartisipasi dalam pengelolaan penyakit-negara,
dimana mereka mengoptimalkan dan memantau terapi obat atau
menginterpretasikan hasil laboratorium medis – bekerja sama dengan dokter dan
atau profesional kesehatan lainnya.

3. Dokter
Seorang dokter juga dikenal sebagai dokter medis, dokter, atau cukup
dokter-praktek profesi kedokteran kuno, yang berkaitan dengan memelihara atau
memulihkan kesehatan manusia melalui penelitian, diagnosis, dan perawatan
penyakit atau cedera. Ini benar membutuhkan secara baik suatu pengetahuan yang
terperinci dari disiplin akademis (seperti anatomi dan fisiologi) penyakit yang
mendasari dan pengobatan mereka -ilmu kedokteran- dan kompetensi juga
diterapkan layak dalam praktiknya -seni atau kerajinan obat.
Kedua peran dokter dan makna dari kata itu sendiri bervariasi secara
signifikan di seluruh dunia, tetapi secara umum dipahami, etika mengharuskan
obat dokter menunjukkan pertimbangan, kasih sayang dan kebajikan bagi pasien
mereka.

Alasan Perawat Dijadikan Sebagai Profesi


Beberapa hal yang menjadikan keperawatan sebagai profesi adalah sebagai
berikut :

1. Landasan ilmu pengetahuan yang jelas (Scientific Nursing). Landasan ilmu


pengetahuan keperawatan yang dimaksud itu adalah diantaranya cabang ilmu
keperawatan klinik, ilmu keperawatan dasar, cabang ilmu keperawatan
komunitas , cabang ilmu penunjang.

2.  Mempunyai kode etik profesi. Satu hal bahwa keperawatan adalah profesi
salah satunya mempunyai kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan pada
tiap negara berbeda-beda akan tetapi pada prinsipnya adalah sama yaitu
berlandaskan etika keperawatan yang dimilikinya, dan di negara Indonesia

5
memiliki kode etik keperawatan yang telah ditetapkan pada musyawarah
nasional dengan nama kode etik keperawatan Indonesia.
3.  Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi. Perawat sebagai
profesi karena Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan keperawatan telah
dikembangkan dengan mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda
mulai dari jenjang DIII Keperawatan sampai dengan S3 akan dikembangkan.

4. Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang


profesi. Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem
Kesehatan Nasional. Oleh karena itu sistem pemberian asuhan keperawatan
(askep) dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap tatanan
pelayanan kesehatan. Pelayanan / askep yang dikembangkan bersifat
humanistik/menyeluruh didasarkan pada kebutuhan klien, berpedoman pada
standar asuhan keperawatan dan etika keperawatan.

5.  Mempunyai perhimpunan Organisasi Profesi. Perawat dikatakan sebagai


profesi karena keperawatan memiliki organisasi profesi sendiri yaitu PPNI.
Profesi perawat diakui karena memang keperawatan harus memiliki organisasi
profesi yakni yang disebut dengan PPNI. organisasi profesi ini sangat
menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan
sebagai profesi serta mampu berperan aktif dalam upaya membangun
keperawatan profesional dan berada di garda depan dalam inovasi keperawatan
di Indonesia.

6.  Pemberlakuan Kode etik keperawatan. Profesi perawat dikatakan sebagai


sebuah profesi karena dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat
profesional selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional
keperawatan sesuai kode etik keperawatan.

7.  Otonomi keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab


untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam memberikan
askep dan menetapkan standar asuhan keperawatan melalui proses
keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset keperawatan dan praktik
keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan ( KepMenKes No.1239
Tahun 2001 ).

Profesi juga suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat


dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat
mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen
sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan professional.

6
Menurut Webster profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan
yang lama dan menyangkut ketrampilan intelaktual. Kelly dan Joel, 1995
menjelaskan professional sebagai suatu karakter, spirit atau metode professional
yang mencakup pendidikan dan kegiatan diberbagai kelompok okupasi yang
angotanya berkeinginan menjadi professional. Professional merupakan suatu
proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik kearah suatu
profesi.

Karakteristik Profesi

1. Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb dan Wilkinson (1995) mengemukakan
karakteristik professional sebagai berikut :
a. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan
b. Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis
c. Kemampuan menyelesaikan masalah
d. Pengembangan diri secara berkesinambungan

2. Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993)
serta Berger dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki
karakteristik sebagai berikut :

a. Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan


masalah dalam tatanan praktik keperawatan.
b.Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat.
kemandirian klien.
c. Pendidikan yang mmenuhi standart dan diselenggarakan di perguruan tinggi
atau universitas.
d. Pengendalian terhadap standart praktik.
e. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan.
f. Karir seumur hidup

2.  PENGERTIAN PROFESI KEPERAWATAN


Profesi adalah pekerjaan yang awalnya memerlukan pelatihan intelektual,
yang menyangkut pengetahuan sampai tahap tertentu (kesarjanaan), yang berbeda
dari sekedar keahlian atau kecakapan semata. Perawat atau Nurse berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Harlley,
(1997) menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang
berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang
karena sakit, injuri dan proses penuaan dan perawat Profesional adalah Perawat
yang bertanggungjawab dan berwewenang memberikan pelayanan Keparawatan

7
secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai
dengan kewenanganya.
Profesi keperawatan adalah Suatu pekerjaan di bida kesehatan yang
memerlukan pelatihan intelektuan (kesarjanaan), yang memiliki keahlian atau
kecakapan uang bertanggug jawab dan memiliki wewenang dalam memberikan
pelayanan keperawata secara mendiri dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain.
Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan
professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan
moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan
baik.
Keperawatan dalam menjalankan pelayanan sebagai Nursing Services
menyangkut bidang yang amat luas sekali, secara sederhana dapat diartikan
sebagai suatu upaya untuk membantu orang sakit maupun sehat dari sejak lahir
sampai meningal dunia dalam bentuk peningkatan Pengetahuan, kemauan dan
kemampuan yang dimiliki, sedemikian rupa sehingga orang tersebut dapat secara
optimal melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa memerlukan bantuan
dan ataupun tergantung pada orang lain (Henderson, 1980).
Keperawatan adalah fungsi unik dari perawat membantu individu sakit atau
sehat dalam melaksanakan segala aktivitasnya untuk mencapai kesehatan atau
untuk meninggal dunia dengan tenang yang dapat dapat ia lakukan sendiri tanpa
bantuan apabila cukup kekuatan, harapan dan pengetahuan (Virginia Handerson,
1958)
Perhatian Perawat Profesional pada waktu menyelenggarakan pelayanan
Keperawatan adalah pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Profil perawat
profesional adalah gambaran dan penampilan menyeluruh. Perawat dalam
malakukan aktifitas keperawatan sesuai dengan kode etik.
Praktik Keperawatan Profesional adalah : Tindakan mandiri perawat
profesional melalui kerjasama dengan : klien, tenaga kesehatan lain sesuai dengan
, wewenang tanggung jawab, menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

8
dinamis. Pofesi bukan semata-mata pekerjaan (okupasi), dan syarat profesional
(orang yang melakukanprofesi) adalah:
Melalui pendidikan formal setara kesarjanaan (pendidikan di Universitas)

Mempunyai nilai-nilai (values) yang dipertaruhkan

Memiliki dan mengamalkan kode etik profesi

Mempunyai tujuan/sasaran tertentu yakni demi kebaikan klien

3.    CIRI CIRI PROFESI KEPERAWATAN


Pengertian Perawat
Sesuai PERMENKES RI NO. 1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan
Praktik Perawat, dijelaskan PERAWAT adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan keperawatan, baik didalam maupun diluar negeri sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pengertian Profesi :
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat
dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu.
1. Chin Yacobs (1983)
Profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan khusus dalam
beberapa bidang ilmu, melaksanakan peran yang bermutu dimasyarakat.
Melaksanakan cara-cara dan peraturan yang telah disepakati oleh anggota
profesi.
2. Oemar Hamalik (1986)
Profesi adalah suatu pernyataanatan janji terbuka, bahwa orang akan
mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan /pekerjaan karena orang tersebut
terpanggil untuk menjabat pekerjaan
Ciri-ciri profesi keperawatan

Mengikuti pendidikan berstandar nasional

9
A. pekerjaan berdasarkan praktik dan kode etik  keperawatan.
a. Bersifat Altruisme
b. Pekerjaan legal melalui perijinan dan memperoleh pengesahan
hukum.
c. Anggota belajar sepanjang hayat.
d. Bergabung dalam organisasi profesi
e. Otonomi
f. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat
g. Menggunakan metode ilmiah
h. Mempunyai aspek legal
i. Berkalaborasi
B. Ciri-ciri Profesi
organisasi profesi,melakukan penelitian secara terus menerus serta
memiliki otonomi.
Dilihat dari definisi profesi, jelas bahwa profesi tidak sama dengan
okupasi (occupation) meskipun keduanya sama – sama melakukan
pekerjaan tertentu.

Profesi mempunyai cirri – ciri sebagai berikut :

1. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas
wilayah kerja keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus –
menerus, dan bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara lehal
melalui perundang – undangan.
4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi
(standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta
pengawasan terhadap pelaksanaan pareturan – peraturan tersebut
dilakukan sendiri oleh warga profesi (Winsley, 1964).

Kriteria Profesi

1. Memberi pelayanan untuk kesejahteraan manusia.


2. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan khusus dan dikembangkan
secara terus – menerus.
3. Memiliki ketelitian, kemampuan intelektual, dan rasa tanggung jawab.
4. Lulus dari pendidikan tinggi.
5. Mandiri dalam penampilan, aktivitas, dan fungsi.
6. Mwmiliki kode etik sebagai penuntun praktik.
7. Memiliki ikatan/organisasi untuk menjamin mutu pelayanan.

Wilayah Kerja Profesi

1. Pembinaaan organisasi profesi.

10
2. Pembinaan pendidikan dan pelatihan profesi.
3. Pembinaan pelayanan profesi.
4. Pembinaan iptek.

1.3 Keperawatan Sebagai Suatu Profesi

Menurut Prof. Ma’rifin Husin, keperawatan sebagai profesi memiliki ciri –


ciri sebagai berikut.

1. Memberi pelayanan/asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan


kaidah ilmu dan keterampilan serta kode etik keperawatan.
2. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) sehingga
diharapkan mempu untuk:
1. bersikap profesional,
2. mempunyai pengetahuan dan keterampilan profesional,
3. memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional, dan
4. menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan.
3. Mengelola ruang lingkup keperawatan berikur sesuai dengan kaidah suatu
profesi dalam bidang kesehatan, yaitu:
1. Sistem pelayanan/asuhan keperawatan,
2. Pendidikan/pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut,
3. Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan, pendidikan
keperawatan registrasi/legislasi), dan
4. Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara
terencana dan terarah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dean teknologi.

Dengan melihat sebagai definisi, ciri, dan kriteria profesi yang telah disebutkan di
atas maka dapat dianalisis bahwa keperawatan di Indonesia saat ini telah:

1. Memiliki badan ilmu dan telah diakui secara undang – undang oleh
pemerinyah Indonesia melalui UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesahatan.
2. Memiliki institusi pendidikan jenjang perguruan tinggi, yakni
AKPER/DIII Keperawatan, DIV Keperawatan, Fakultas Ilmu
Keperawatan (S1), dan Program Pasca Sarjana Keperawatan (S2).
3. Memiliki kode etik keperawatan, standar profesi, standar praktik
keperawatan, standar pendidikan keperawatan, dan standar asuhan
keperawatan.
4. Memiliki legislasi keperawatan (sedang diproses menjadi undang –
undang).
5. Memiliki organisasi profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indinesia
(PPNI).
6. Memberikan asuhan keperawatan secara mandiri menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
7. Melaksanakan riset keperawatan.

11
1.3 Pengertian keperawatan sebagai profesi

  Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris “Profess”,


yang dalam bahasa Yunani adalah “Επαγγελια”, yang bermakna: “Janji untuk
memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen”.
            Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasidan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada
bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknikdan desainer.
            Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional.
Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang
menerima bayaran, sebagai lawan kata dariamatir. Contohnya adalah petinju
profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya,
sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.
Menurut Muchtar Luthfi dari Universitas Riau (lihat Mimbar,3, 1984:44),
seseorang disebut memiliki profesi bila ia memenuhi 8 (delapan) kriteria dan
Selanjutnya ditambah 2 (dua) kriteria lainnya oleh Finn (1953, lihat Miarso,
1986:28-29) sebagai berikut:
1. Profesi harus mengandung keahlian.
Artinya, suatu profesi itu mesti ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk
profesi itu. keahlian itu tidak dimiliki oleh profesi lain. keahlian itu diperoleh
dengan cara mempelajarinya secara khusus; profesi bukan diwarisi.
2. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu.
Artinya, profesi dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban; sepenuh waktu
maksudnya dijalani dalam jangka yang panjang bahkan seumur hidup; bukan part-
time, melainkan full-time; bukan dilakukan sebagai pekerjaan sambilan atau
pekerjaan sementara yang akan ditinggalkan bila ditemukan pekerjaan lain yang
dirasakan lebih menguntungkan.
3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal.
Artinya, profesi itu dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teorinya
terbuka. secara universal pegangannya itu diakui.

12
4.Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk diri sendiri.
Maksudnya ialah profesi itu merupakan alat dalam mengabdikan diri kepada
masyarakat, bukan untuk kepentingan diri sendiri seperti untuk mengumpulkan
uang atau mengejar kedudukan.
Apakah dengan demikian pemegang profesi tidak boleh menerima uang. atau
dilarang menduduki jabatan? Kiranya tidaklah demikian. Pemegang profesi boleh
menerima uang, kedudukan, tetapi hal itu hanyalah sebagai penghargaan
masyarakat atau negara terhadap profesi. penghargaan itu layak diterimanya, dan
masyarakat memang wajar memberinya.
5. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikasi.
Kompetensi dan kecakapan itu diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu
terhadap kliennya.
Kecakapan diagnostik sudah jelas kelihatan pada profesi kedokteran. akan tetapi,
kadang kala ada profesi yang kurang jelas kecakapan diagnostiknya; ini tentu
disebabkan oleh belum berkembangnya teori dalam profesi itu. Kompetensi
aplikatif adalah kewenangan menggunakan teori-teori yang ada dalam
keahliannya. Penggunaan itu harus didahului oleh diagnosis. seseorang yang tidak
mampu mendiagnosis tentu tidak berwenang melakukan apa-apa terhadap
kliennya.
6. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya.
Otonomi ini hanya dapat dan boleh diuji atau dinilai oleh rekan-rekan
seprofesinya. tegasnya, tidak boleh semua orang berbicara dalam semua bidang
yang bukan keahliannya.
7. Profesi mempunyai kode etik, disebut kode etik profesi.
Gunanya ialah untuk dijadikan pedoman dalam melakukan tugas profesi. kode
etik itu tidak akan bermanfaat bila tidak diakui oleh pemegang profesi dan juga
oleh masyarakat.
8. Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan
layanan.

13
Klien disini maksudnya ialah pemakai jasa profesi. Pemakai profesi kedokteran
adalah orang sakit atau orang yang tidak ingin sakit. Klien guru adalah murid.
Klien tukang las adalah pemilik barang yang perlu dilas. demikian selanjutnya.
9. profesi memerlukan organisasi profesi yang kuat.
Gunanya adalah untuk keperluan meningkatkan mutu dan memperkuat profesi itu
sendiri.
10. Profesi harus mengenali dengan jelas hubungannya dengan profesi lain.
            Pengenalan ini terutama diperlukan karena ada kalanya suatu garapan
melibatkan lebih dari satu profesi dan bahkan sebenarnya tidak ada asfek
kehidupan yang hanya ditangani oleh satu profesi saja. misalnya, profesi
pengobatan bersangutan erat dengan masalah-masalah kemasyarakatan, ekonomi,
agama bahkan politik.oleh karena itu dokter harus juga mengetahui sangkutan
profesinya dengan profesi lain tersebut.
            Kecenderungan spesialisasi hendaknya dibatasi pada pendalaman untuk
meningkatkan teori-teori dalam profesinya. ini tidak diartikan “hanya
berkewajiban mengetahui teori-teori dalam profesinya”. spesialisasi yang tidak
mengenal apa-apa yang ada di lingkungannya bukanlah profesi, karena
spesialisasi seperti itu tidak akan mampu melayani kliennya. kliennya adalah
objek yang tidak terlepas dari lingkungannya.

2.2 Hakikat profesi


            Suatu pekerjaaan yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang
berkualitas tinggi dalam melayani atau mengabdi pada kepentingan umum untuk
mencapai kesejahteraan manusia. Keterampilan teknis yang didukung oleh
pengetahuan dan sikap kepribadian tertentu yang dilandasi oleh norma norma
yang mengatur perilaku anggota profesi.

2.3 Pergeseran yang mendasar munuju terwujudnya suatu profesi.


 Pergeseran yang mendasar menuju terwujudnya suatu profesi :
• Vokasional (pekerjaan)  profesional (pengetahuan ilmiah).

14
• Masa peralihan F. Nightingale sebelum dan sesudahnya yaitu dari penguasaan
prosedur tindakan hingga penekanan kepada landasan pengetahuan ilmiah serta
penguasaan dan pelaksanaan pada asuhan keperawatan.
• Lokakarya Nasional Keperawaatan 1983 : keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-
spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat
baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
• Fokus perhatian keperawatan disimpulkan : keperawatan adalah science dan art,
profesi yang berorientasi kepada pelayanan, keperawatan mempunyai 4 tingkatan
klien (individu, keluarga, kelompok dan komunitas) serta yang keperawatan
mencakup seluruh rentang yang kesehatan.

2.4 Keperawatan dan pelayanan keperawatan.


Keperawatan adalah suatu bentuk layanan kesehatan profesional dan bagian
integral dari layanan kesehatan yang berlandaskan ilmu dan kiat keperawatan
berbentuk bio, psiko, sosial, dan spritual. Layanan keperawatan kepada klien
dilakukan dengan menggunakan metode proses keperawatan. Penerapan proses
keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien merupakan salah satu wujud
tanggung jawab perawat terhadap klien.
            Pelayanan keperawatan adalah merupakan sebuah bantuan, dan pelayanan
keperawatan ini diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, adanya
keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemampuan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara mandiri. Pada
hakikarnya kegiatan atau pun tindakan keperawatan bersifat membantu (assistive
in nature). Perawat dalam hal ini membantu klien atau pasien mengatasi efek -
efek dari masalah – masalah sehat maupun sakit (health illness problems) pada
kehidupan sehari-harinya. Demikian yang dimaksud dengan pengertian pelayanan
keperawatan.

2.5 Arti dan makna keperawatan sebagai suatu profesi.

15
            Keperawatan yang semula belum jelas ruang lingkupnya dan batasannya,
secara bertahap mulai berkembang. Pengertian perawat dan keperawatan itu
sendiri diartikan oleh pakar keperawatan dengan berbagai cara dalam berbagai
bentuk rumusan, seperti oleh Florence Nightingale, Goodrich, Imogene King,
Virginia Henderson, dan sebagainya.
            Masih banyak di kalangan masyarakat kita bahwa profesi perawat bila di
rumah sakit adalah 'pembantu dokter'. Seorang perawat banyak diartikan serta
dipersepsikan sebagai seseorang yang hanya menuruti kata dokter dan bisa di
suruh-suruh seenaknya. Semua itu jelas salah total. Dan asumsi yang masih
banyak di masyarakat ini memang harus dikikis habis. Perawat itu bukan
pembantu dokter melainkan sebuah profesi yang sebenarnya setingkat dengan
dokter. Bila dokter adalah dalam hal medisnya sedangkan perawat dengan profesi
perawat tentunya bertugas dan berperan di bidang keperawatan itu sendiri.
            Kita sedikit mengulas kembali bahwasannya pengertian
keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada
individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.
            Berdasarkan penggunaan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan
ini, maka keperawatan dan juga profesi perawat dapat dikatakan sebagai profesi
yang sejajar dengan profesi dokter, apoteker, dokter gigi, radiologi, dan lain-lain.
Maka untuk itulah dikatakan bahwa perawat adalah sebuah profesi. Yah...Profesi
perawat.
Keperawatan bisa dikatakan sebagai sebagai sebuah profesi karena memiliki
beberapa hal. Beberapa hal yang menjadikan keperawatan sebagai profesi adalah
sebagai berikut : 
Landasan ilmu pengetahuan yang jelas (Scientific Nursing). Landasan ilmu
pengetahuan keperawatan yang dimaksud itu adalah diantaranya cabang ilmu
keperawatan klinik, ilmu keperawatan dasar, cabang ilmu keperawatan komunitas,
cabang ilmu penunjang.

16
1. Mempunyai kode etik profesi. Satu hal bahwa keperawatan adalah profesi
salah satunya mempunyai kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan
pada tiap negara berbeda-beda akan tetapi pada prinsipnya adalah sama
yaitu berlandaskan etika keperawatan yang dimilikinya, dan di negara
Indonesia memiliki kode etik keperawatan yang telah ditetapkan pada
musyawarah nasional dengan nama kode etik keperawatan Indonesia.
2. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi. Perawat
sebagai profesi karena Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan
keperawatan telah dikembangkan dengan mempunyai standar kompetensi
yang berbeda-beda mulai dari jenjang D III Keperawatan sampai dengan
S3 akan dikembangkan.
3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang
profesi. Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem
Kesehatan Nasional. Oleh karena itu sistem pemberian asuhan
keperawatan (askep) dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap
tatanan pelayanan kesehatan. Pelayanan / askep yang dikembangkan
bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan pada kebutuhan klien,
berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika keperawatan.
4. Mempunyai perhimpunan Organisasi Profesi. Perawat dikatakan sebagai
profesi karena keperawatan memiliki organisasi profesi sendiri yaitu
PPNI. Profesi perawat diakui karena memang keperawatan harus memiliki
organisasi profesi yakni yang disebut dengan PPNI. organisasi profesi ini
sangat menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra
keperawatan sebagai profesi serta mampu berperan aktif dalam upaya
membangun keperawatan profesional dan berada di garda depan dalam
inovasi keperawatan di Indonesia.
5. Pemberlakuan Kode etik keperawatan. Profesi perawat dikatakan sebagai
sebuah profesi karena dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat
profesional selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional
keperawatan sesuai kode etik keperawatan.

17
6. Otonomi. Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung
jawab untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam
memberikan askep dan menetapkan standar asuhan keperawatan melalui
proses keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset keperawatan dan
praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan ( KepMenKes
No.1239 Tahun 2001 ).
Demikian tadi sahabat-sahabat semunya mengenai profesi perawat ini.
Dan sebagai seorang perawat kita harus bangga dengan profesi perawat kita
sendiri dan tentunya harus diimbangi dengan peningkatan pengetahuan,
pendidikan, ketrampilan yang kesemuanya itu adalah dalam tujuan memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas dengan lebih baik lagi.

Proses profesionalisasi keperawatan.


            Proses profesionalisasi keperawatan bertujuan untuk memperoleh hasil
asuhan keperawatan yang bermutu, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaannya yang dilakukan secara sistematis,dinamis,dan berkelanjutan.
           
Fungsi Proses Profesionalisasi Keperawatan
Proses profesionalisasi keperawatanberfungsi sebagai berikut : 
1.Memberikan ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien. 
2.Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang  optimal sesuai
dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang.
3. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga
keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan. 
  
Azaz- Azaz Profesionalisasi Keperawatan
1.Keterbukaan,kebersamaan,dan kemitraan. 
2.Manfaat,semua kebutuhan /tindakan yang harus diambil harus bermanfaat bagi
kepentingan pasie,tenaga keperawatandan institusi. 

18
3.Interdeperdensi,tersapat saling bertegantungan antara tenaga keperawatan dalam
merawat pasien, ini perawat, klien dan institusi memperoleh kepuasan.

Manfaat Penggunaan Proses Profesionalisasi Keperawatan

a. Manfaat untuk pasien :


1. Mendapatkan pelayanan keperawatan yang bermutu efektif dan efisien.
Pasien bebas mengemukakan pendapat/kebutuhannya demi mempercepat
kesemenabuhan. 
2. Melalui proses sistimatik, proses kesembuhan dapat dipercaya dan pasien
mendapat kepuasan dari pelayanan yang diberikan

b. Manfaat untuk tenaga keperawatan


1 Kemampuan intelektual dan teknis tenaga keperawatan dapat berkembang
sehingga kemampuan perawat baik dalam berpikir kritisanalitis maupun
keterampilan teknis juga meningkat.
2. Meningkatkan kemandirian tenaga keperawatan.
3. Kepuasan yang dirasakan pasien akan semakin meningkat citra perawat di mata
masyarakat

c. Manfaat untuk institusi (Rumah Sakit)


1 .Banyak pengunjung (masuk/keluar pasien) sehingga keuntungan yang di
peroleh akan meningkat.
2. Citra Rumah Sakit akan bertambah baik di mata masyarakat.

d. Manfaat bagi masyarakat


  Masyarakat mendapat layanan yang berkualitas.

Tahap-Tahap Proses Profesionalisasi Keperawatan :


a. Pengkajian

19
Merupakan upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji
dan di analisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi
pasien baik fisik,mental,sosial maupun spiritual dapat di tentukan.Tahap ini
mencakup tiga kegiatan yaitu Pengumpulan data. Data yang di butuhkan
mencakup :
1. Segala sesuatu tentang pasien sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual.
2. Data yang berkaitan dengan segala sesuatu yang mempengaruhi kesehatan
keluarga/masyarakat dan kebutuhan mereka terhadap layanan kesehatan,
Jika focus asuhan keperawatan yang akan di berikan adalah terhadap
keluarga/masyarakat,
3.Data tentang sumber daya (tenaga peralatan,dan dana) yang tersedia mengatasi
masalah yang terjadi.
4.Data lingkungan yang mempengaruhi kesehatan pasien.

 b. Pengembangan pelayanan keperawatan professional.


            Perkembangan keperawatan sebagai pelayanan profesional didukung oleh
ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan
yang terarah dan terencana.
            Di Indonesia, keperawatan telah mencapai kemajuan yang sangat
bermakna bahkan merupakan suatu lompatan yang jauh kedepan. Hal ini bermula
dari dicapainya kesepakatan bersama pada Lokakarya Nasional Keperawatan pada
bulan Januari 1983 yang menerima keperawatan sebagai pelayanan profesional
(profesional service) dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi
(professional education).
            Tenaga keperawatan yang merupakan jumlah tenaga kesehatan terbesar
seyogyanya dapat memberikan kontribusi essensial dalam keberhasilan
pembangunan kesehatan. Untuk itu tenaga keperawatan dituntut untuk dapat
meningkatkan kemampuan profesionalnya agar mampu berperan aktif dalam
pembangunan kesehatan khususnya dalam pelayanan keperawatan profesional.
            Pengembangan pelayanan keperawatan profesional tidak dapat dipisahkan
dengan pendidikan profesional keperawatan. Pendidikan keperawatan bukan lagi

20
merupakan pendidikan vokasional/ kejuruan akan tetapi bertujuan untuk
menghasilkan tenaga keperawatan yang menguasai ilmu keperawatan yang siap
dan mempu melaksanakan pelayanan / asuhan keperawatan profesional kepada
masyarakan. Jenjang pendidikan keperawatan bahkan telah mencapai tingkat
Doktoral.         
            Keyakinan inilah yang merupakan faktor penggerak perkembangan
pendidikan keperawatan di Indonesia pada jenjang pendidikan tinggi, yang
sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1962 yaitu dengan dibukanya Akademi
Keperawatan yang pertama di Jakarta. Proses ini berkembang terus sejalan dengan
hakikat profesionalisme keperawatan.
Dalam Lokakarya Keperawatan tahun 1983, telah dirumuskan dan disusun dasar-
dasar pengembangan Pendidikan Tinggi Keperawatan. Sebagai realisasinya
disusun kurikulum program pendidikan D-III Keperawatan, dan dilanjutkan
dengan penyusunan kurikulum pendidikan Sarjana (S1) Keperawatan.
            Pendidikan tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga
keperawatan profesional yang mampu mengadakan pembaruan dan perbaikan
mutu pelayanan / asuhan keperawatan, serta penataan perkembangan kehidupan
profesi keperawatan.
            Pendidikan tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga
keperawatan professional yang mampu mengadakan pembaharuan dan perbaikan
mutu pelayanan/asuhan keperawatan, serta penataan perkembangan kehidupan
profesi keperawatan.
            Keperawatan sebagai suatu profesi, dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab pengembanggannya harus mampu mandiri. Untuk itu memerlukan
suatu wadah yang mempunyai fungsi utama untuk menetapkan, mengatur serta
mengendalikan berbagai hal yang berkaitan dengan profesi seperti pengaturan hak
dan batas kewenangan, standar praktek, standar pendidikan, legislasi, kode etik
profesi dan peraturan lain yang berkaitan dengan profesi keperawatan.
            Diperkirakan bahwa dimasa datang tuntutan kebutuhann pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan keperawatan akan terus meningkat baik dalam
aspek mutu maupun keterjangkauan serta cakupan pelayanan. Hal ini disebabkan

21
meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan yang diakibatkan
meningkatnya kesadaran masyarakat secara umum, dan peningkatan daya emban
ekonomi masyarakat serta meningkatnya komplesitas masalah kesehatan yang
dihadapi masyarakat. Masyarakat semakin sadar akan hukum sehingga
mendorong adanya tuntutan tersedianya pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan dengan mutu yang dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.
Dengan demikian keperawatan perlu terus mengalami perubahan dan
perkembangan sejalan dengan perubahan yang terjadi diberbagai bidang lainnya.

            Perkembangan keperawatan bukan saja karena adanya pergeseran masalah


kesehatan di masyarakat, akan tetapi juga adanya tekanan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan serta perkembangan profesi keperawatan
dalam menghadapi era globalisasi.
            Dalam memnghadapi tuntutan kebutuhan dimasa datang maka langkah
konkrit yang harus dilakukan antara lain adalah : penataan standar praktek dan
standar pelayanan/asuhan keperawatan sebagai landasan pengendalian mutu
pelayanan keperawatan secara professional, penataan sistem pemberdayagunaan
tenaga keperawatan sesuai dengan kepakarannya, pengelolaan sistem pendidikan
keperawatan yang mampu menghasilkan keperawatan professional serta penataan
sistem legilasi keperawatan untuk mengatur hak dan batas kewenangan,
kewajiban, tanggung jawab tenaga keperawatan dalam melakukan praktek
keperawatan.

Menghadapi tuntutan perkembangan masa depan.


Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan saat
ini dan di masa datang, khususnya pembangunan kesehatan, pengembangan
IPTEK dalam bidang kesehatan, khususnya dalam bidang keperawatan, harus
dilakukan perubahan yang sangat mendasar dalam bidang perawatan, mencakup
segala aspeknya, khususnya pendidikan keperawatan. Penekanan pendidikan
bukan lagi hanya pada penguasaan keterampilan melaksanankan asuhan
keperawatan sebagai bagian dari pelayanan medik, akan tetapi pada penumbuhan

22
dan pembinaan sikap dan keterampilan profesional keperawatan disertai dengan
landasan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu keperawatan yang cukup.
Pendidikan yang demikian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman
belajar pada peserta didik untuk menumbuhkan dan membina sikap serta
keterampilan profesional yang diperlukan sebagai seorang perawat.
Perawat harus dihasilkan oleh sistem pendidikan keperawatan yang
terintegrasikan dalam sistem pendidikan tinggi nasional, khususnya sistem
pendidikan tinggi bidang kesehatan, dengan mutu pendidikan sesuai tuntutan
profesi keperawatan, serta perkembangan IPTEK bidang keperawatan. Kurikulum
disusun berdasarkan kerangka konsep yang kokoh disertai dengan berbagai
pengalaman belajar yang diperlukan, dan dihasilkan dalam tatanan pendidikan
yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku seperti yang dirumuskan
dalam tujuan pendidikan.
Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan yang dikembangkan pada saat ini,
ditujukan untuk menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan pembangunan
kesehatan di masa depan, khususnya terwujudnya keperawatan sebagai profesi
dalam kesehatan di masa depan dan terwujudnya keperawatan sebagai profesi
dalam segala aspeknya. Pendidikan tinggi keperawatan harus dapat menghasilkan
berbagai keluaran sesuai dengan fungsi pokoknya, yaitu fungsi pendidikan, fungsi
riset ilmiah, dan fungsi pengabdian kepada masyarakat dalam bidang perawatan.
Keberadaan sistem pendidikan tinggi keperawatan dengan berbagai keluarannya
harus dapat memacu proses profesionalisasi keperawatan sehingga keperawatan
sebagai profesi dapat berperan sepenuhnya dalam upaya pembangunan kesehatan
masyarakat, serta berperan dalam pengemmbangan IPTEK keperawatan.
Pengembangan dan pembinaan pendidikan keperawatan pada jenjang pendidikan
tinggi diarahkan untuk dapat menghasilkan berbagai jenis ketenagaan
keperawatan profesional denagn berbagai jenjang kemampuan, baik sebagai
ilmuan maupun sebagai profesional atau tenaga profesi keperawatan.
Namun dewasa ini, seiring dengan kemajuan zaman, perkembangan
teknologi dan informasi serta kemajuan global. Banyak ditemukan hambatan-
hambatan dalam profesionalisasi keperawatan terutama dari sudut pendidikan

23
keperawatan.Adapun berbagai hambatan-hambatan dalam profesionalisasi
keperawatan dari sudut pendidikan keperawatan adalah:
1. Jenjang pendidikan keperawatan yang belum setara antar sesama perawat di
Rumah Sakit.
2.  Pengembangan ilmu melalui penelitian ilmiah masih kurang.
3.  Banyak terdapat insitusi pendidikan keperawatan yang baru dan tidak
memenuhi persyaratan tanpa memperhatikan kualitas program pendidikan dan
hasil lulusan yang ada, sehingga sangat merugikan perkembangan keperawatan
secara keseluruhan dan dapat menghambat profesionalisasi keperawatan.
4.  Belum ada model praktik keperawatan yang dapat menjawab tuntutan global
keperawatan profesional.
5.  Kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. Padahal
hal ini penting agar peserta didik memahami dan menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi keperawatan yang diperlukan dalam melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan sesuai tuntutan profesi keperawatan (standar
profesional). Seperti penguasaan berbagai metode dan teknik keperawatan.
6.  Ketidakmampuan menyelesaikan masalah secara ilmiah seperti pendekatan
dan penyelesaian masalah keperawatan serta pengambilan keputusan klinis.
7.  Kurangnya orientasi kepada masyarakat atau komunitas seperti pengabdian
atau pengalaman belajar di masyarakat ( pengalaman belajar klinik dan
pengalaman belajar lapangan). Padahal kedua hal ini adalah betuk pengalaman
belajar yang sangat berpengaruh pada penumbuhan dan pembinaan sikap serta
keterampilan profesional pada peserta didik.
8.  Perawatan yang dilaksanakan pada umumnya hanya terbatas pada hal rutin dan
bukan berdasarkan perawatan professional yang efektif.
9.  Pelayanan perawatan di Rumah Sakit dan masyarakat tidak dikelola secara
baik dan tenaga keperawatan tidak ditempatkan atau dimanfaatkan sebagaiman
mestinya.
10. Belum ada standar keperawatan sehingga tidak dapat dilaksanakan evaluasi
dan perbaikan perawatan.

24
11. Tenaga pengajar yang ahli dalam bidang keperawatan pada semua tingkat
pendidikan sangat terbatas, sehingga kurikulum dan evaluasi tidak dapat
diterapkan secara benar dan efektif.
12. Belum ada perundang-undangan, baik untuk pendidikan keperawatan maupun
pelayanan keperawatan, sehingga tenaga keperawatan belum dapat
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya.
13. Umpan balik pelayanan perawatan kepada pendidikan dan pelaksanaan
perawatan tidak ada, sehingga perbaikan tidak mungkin dilakukan.
14. Ketidakmampuan dalam pengembangan dan pembinaan sistem pendidikan
tinggi keperawatan sehingga keluaran yang dihasilkan tidak sepunuhnya
dimanfaatkan sebaik mungkin.
15. Ketidakmampuan dalam pengembangan dan pembinaan berbagai sumber daya
pendidikan yang diperlukan. Seperti staf akademik, beberapa bentuk pengalaman
belajar yang sangat menentukan, fasilitas laboratorium pendidikan, perpustakaan,
dan Rumah Sakit pendidikan keperawatan.

Langkah penting dalam proses profesionalisme.


Perubahan yang terjadi saat ini berjalan sangat cepat dan penuh
ketidakpastian, termasuk kondisi kesehatan global yang sangat dinamik dan
menuntut kelenturan dan penyesuaian secara terus menerus dan menyeluruh.
Perubahan tersebut terkait dengan masalah kesehatan yang makin komplek,
perkembangan sains dan teknologi, pergeseran pada system pelayanan kesehatan,
proses transisi dari masyarakat agrikultural (tradisional) menjadi masyarakat
industrial (maju). Tuntutan keprofesian dan perubahan paradigma sehat serta
merujuk pada kesepakatan pasar bebas ASEAN (AFTA) tahun 2003 dan disusul
dengan APEC tahun 2010 untuk Asia Pasifik dan 2020 untuk sedunia.  Fenomina
di atas merupakan pendorong bagi pemerintah untuk mampu menyiapkan tenaga
keperawatan yang berkwalitas (professional ) serta mampu berkompetisi dalam
memenuhi standar global.
            Keperawaran Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi, yaitu suatu proses berjangka panjang

25
ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indonesia secara
bertahap dan terus menerus. Keperawatan Indonesia berupaya mengembangkan
dirinya dalam seluruh bidang keperawatan, mencakup bidang pelayanan,
pendidikan dan kehidupan profesi, hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan
profesionalisme.
            Proses profesionalisme pada dasarnya adalah proses pengakuan, yaitu
pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan
oleh masyarakat (Nursalam, 2001). Langkah-langkah menuju profesionalisasi
keperawatan telah dilakukan sejak adanya lokakarya keperawatan nasional pada
bulan Januari 1983, bahwa pelayanan keperawatan adalah pelayanan professional
yang merupakan bagian integral pelayanan kesehatan. Walaupun sudah 23 tahun
keperawatan Indonesia menyatakan sebagai tenaga professional namun
kenyataannya keperawatan secara keseluruhan terutama pelayanan /asuhan
keperawatan  hingga saat ini masih belum banyak berubah dan hampir belum
beranjak dari posisinya sebagai suatu bentuk pelayanan penunjang medik.
Pelaksanaan perawatan pasien di dasarkan pada penerapan keterampilan
prosedural dalam melaksanakan tindakan-tindakan yang merupakan kelanjutan
tindakan medik.
Berdasarkan hal ini di rumah sakit hanya terdapat catatan atau rekam
medik (medical record) dan tidak dikenal adanya catatan/ rekam keperawatan
(nursing record). Tidak ada tindakan mandiri seorang perawat serta tindakan-
tindakan perawat yang lebih bersifat pekerjaan penugasan dari dokter
menimbulkan sikap dan pandangan tentang lingkup tugas dan tanggung jawab
seorang perawat sebagai “pembantu dokter”.
            Di samping itu ilmu keperawatan dan metode-metode ilmiah keperawatan
yang  diajarkan kurang menyentuh problem klinis, sikap professional keperawatan
tidak ditumbuhkembangkan dan keterampilan professional keperawatan tidak
ditata dengan benar, lulusan dinilai cukup baik bila mampu melaksanakan
prosedur-prosedur tindakan menunjang pelayanan medik semata. Keadaan ini
berlangsung lama hingga menjadi kebiasaan yang oleh pihak-pihak tertentu dapat
diterima, suatu kenyataan yang harus kita terima dengan lapang dada dan secara

26
jujur mengakui inilah keperawatan Indonesia saat ini dan tidak akan tetap
demikian di masa yang akan datang.
            Gerakan pengembangan keperawatan akan terus berlangsung dengan arah
yang benar dan baik menuju terwujudnya profesi keperawatan yang dibutuhkan
dan dihargai oleh masyarakat. Pengembangan tersebut merupakan tuntutan
sehubungan dengan Undang-Undang N0 20/2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Demikian
pula Undang-Undang no 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan Peraturan
Pemerintah no 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan yang mengatur antara
lain bahwa “pemulihan kesehatan dan penyembuhan penyakit harus dilaksanakan
berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan oleh tenaga yang
memiliki kewenangan dan ijzin untuk itu.”
            Langkah yang  paling awal dan penting dilakukan dalam proses
profesionalisme keperawatan di Indonesia adalah menata pendidikan keperawatan
sebagai pendidikan professional, sehingga peserta didik mendapat pendidkan dan
pengalaman belajar sesuai dengan yang dituntut profesi keperawatan. Seperti
kataMiller (1985) “gaining a body of knowladge in a University setting and a
science orientation at the graduate level in nursing”. Pendidikan keperawatan
sebagai institusi yang mengembangkan dan menciptakan tenaga keperawatan
memiliki peran yang sangat besar dalam proses profesionalisasi keperawatan,
Karena pendidikan keperawatan mampu memberikan bentuk dan corak tenaga
keperawatan dari lulusannya, tingkat kemampuan dan sekaligus mampu untuk
memfasilitasi pembentukan komonitas keperawatan dalam memberikan suara dan
sumbangsih bagi profesi dan dan masyarakat (Ma’arif, 1999).
            Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan yang dikembangkan saat ini
ditujukan untuk menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan pembangunan

27
kesehatan di masa depan, khususnya terwujudnya keperawatan sebagai suatu
profesi dalam segala aspeknya.

1.4 Peran dan Fungsi Perawat

A. Peran Perawat

Peran Perawat ialah tingkah laku yg diharapkan oleh orang lain pada seseorang
sesuai dengan kedudukan dalam system, di mana bisa dipengaruhi oleh kondisi
sosial baik dari profesi perawat ataupun dari luar profesi keperawatan yg bersifat
konstan.

Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989 :

1. Pemberi asuhan keperawatan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia


yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan, dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

2. Advokat pasien / klien

Menginterprestasikan berbagai info dari pemberi pelayanan atau informasi lain


khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yg
diberikan pada pasien- mempertahankan & melindungi hak-hak pasien.

3. Pendidik / Edukator

Membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala


penyakit bahkan tindakan yg diberikan, maka terjadi perubahan perilaku dari klien
sesudah dilakukan pendidikan kesehatan.

4. Koordinator

Mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim


kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan bisa terarah serta tepat dengan
kebutuhan klien.

28
5. Kolaborator

Peran ini dilakukan lantaran perawat bekerja melalui tim kesehatan yg terdiri dari
dokter, fisioterapis, ahli gizi & lain-lain berusaha mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yg diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan
bentuk pelayanan selanjutnya.

6. Konsultan

Tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yg sesuai untuk


diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi mengenai
tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

7. Peneliti

Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yg sistematis & terarah sesuai


dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

B. Fungsi Perawat

Fungsi yaitu sebuah pekerjaan yg dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi


tersebut akan berubah disesuaikan dengan kondisi yang ada. Fungsi Perawat
antara lain :

1.Fungsi Independen

Dalam fungsi ini, tindakan perawat tak memerlukan perintah dokter.


Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu keperawatan.
Perawat bertanggung jawab terhadap akibat yg timbul dari tindakan yg diambil
Contoh : melakukan pengkajian

2.Fungsi Dependen

Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan & tindakan khusus


yg menjadi wewenang dokter & seharusnya dilakukan dokter, seperti pemasangan
infus, pemberian obat, & melaksanakan suntikan. Oleh sebab itu, setiap kegagalan
tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter.

3.Fungsi Interdependen

29
Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim
kesehatan.
Contoh : untuk menangani ibu hamil yg menderita diabetes, perawat bersama
tenaga gizi berkolaborasi membuat rencana buat menentukan kebutuhan makanan
yg diperlukan bagi ibu & perkembangan janin.

BAB II
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan
pelayanan keseahatan guna untuk meningkatkan keseahatan bagi masyarakat.
Keperawatan ternyata sudah ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini profesi
keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah perkembangan keperawatan di
Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik, dalam hal ini layanan
keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. Tidak asing lagi,
pendidikan keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas
pelayanan keperawatan. Karenanya perawat harus terus meningkatkan potensi
dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Fisbach, F.T (1991). Documenting Care. F.A. Davis Company. Philadelphia


Potter, A.P.& Perry, G.A (1995) . Fundamental of Nursing Mosby Company. St.
Louis.
Adiarni, Nunuk, Gibson, dkk. (1996) . Organisasi (Perilaku, Struktur, Proses).
Binarupa Aksara. Jakarta.
Azwar, Azrul. (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Pustaka Sinar
Harapan.
Jakarta
Norton, B. & Miller, A. (1986 )Skills for Professional Nursing Practice. Kast
Noralk: Prentice Hall
Nasution. ( 2001 ). Manajemen Mutu Terpadu ( Total Quality Management ).
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sumijatun. 2010.  Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta:
Trans Info Media Pro-Health. 2009. Keperawatan Sebagai Suatu Profes
Depkes RI (2002). Perawat Profesional.http://www.freetechebooks.com. Diakses
28 Maret 2014 Pukul 14.00 WIB

31

Anda mungkin juga menyukai