Anda di halaman 1dari 4

Nama : Denissa Dewi Shafna Bell a

Nim : 20101440120027

Kelas : 1B

1. Apakah pengertian dari teori keperawatan?

2. Apa saja karakteristik atau ciri-ciri dari teori keperawatan?

3. Apakah tujuan dari teori keperawatan?

4. Bagaimana tingkatan dari teori yang ada? Cantumkan gambar/skema dari

tingkatan teori tersebut?

5. Apa maksud dari teori self care milik Dorothe E.Orem? Jelaskan.

6. Apakah isi dari teori keperawatan milik Leininger? Jelaskan.

7. Bagaimana penjelasan/deskripsi dari teori keperawatan milik Jean Watson?

JAWAB :

1. Teori keperawatan merupakan sekelompok konsep yang menjelaskan proses,


peristiwa atau kejadian mengenai keperawatan yang didasari oleh fakta yang
telah diobservasi.

Teori keperawatan merupakan usaha untuk menguraikan atau menjelaskan


fenomena tentang keperawatan

2. - Mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus hal yang nyata dalam


keperawatan didasarkan kenyataan yang ada di alam

- Berdasar alasan alasan yang sesuai dengan kenyataan yang ada

- Konsisten sebagai dasar dalam pengembangan model konsep keperawatan

- Sederhana,sifat umum, dapat digunakan pada kondisi apapun dalam praktik


keperawatan

- Sebagai dasar penelitian atau pedoman praktik keperawatan

3. - Tujuan dari teori keperawatan adalah dapat memberikan alasan alasan tentang
kenyataan dalam pelayanan keperawatan, berupa tindakan atau model praktek
keperawatan dan masalah teratasi.
- Memahami pengetahuan dalam askep sehingga menjadi dasar dalam
penyelesaian masalah keperawatan

- Membantu proses penyelesaian masalah keperawatan yang kea rah lebih


jelas bagi tujuan tindakan keperawatan, segala bentuk dan tindakan dapat
dipertimbangkan

- Sebagai dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan, paham dalam tindakan
keperawatan terus bertambah dan berkembang.

4.

Adapun teori menurut Redja Mudyahardjo dapat dibagi menurut tingkatannya


ke dalam teori induk, teori formal, dan teori substantif dengan penjelasan
sebagai berikut:

a. Teori induk dan model/paradigma teoritis. Yaitu sistem pernyataan yang


saling berhubungan erat dan konsep-konsep abstrak yang menggambarkan,
memprediksi atau menerangkan secara komprehensif hal-hal yang luas tentang
gejala-gejala yang tidak dapat diukur tingkat kemungkinannnya (misalnya teori-
teori manajemen). Teori dapat dikembangkan/dijabarkan ke dalam model-model
teoritis yang menggambarkan seperangkan asumsi, konsep atau pernyataan
yang saling berkaitan erat yang membentuk sebuah pandangan tentang
kehidupan (suatu masalah). Model teoritis biasanya dapat dinyatakan secara
visual dalam bentuk bagan.

b. Teori formal dan tingkat menengah. Yaitu pernyataan-pernyataan yang


saling berhubungan, yang dirancang untuk menerangkan suatu kelompok
tingkah laku secara singkat (misalnya teori manajemen menurut F.W. Taylor).

c. Teori substantif. Yaitu pernyataan-pernyataan atau konsep-konsep yang saling


berhubungan, yang berkaitan dengan aspek-aspek khusus tentang suatu
kegiatan (misalnya fungsi perencanaan).
Sementara itu Goetz dan LeCompte membagi teori ke dalam empat jenis yaitu:

a. Grand Theory (teori besar). Yaitu sistem yang secara ketat mengkaitkan
proposisiproposisi dan konsep-konsep yang abstrak sehingga dapat digunakan
menguraikan, menjelaskan dan memprediksi secara komprehensif sejumlah
fenomena besar secara non-probabilitas.

b. Theoritical model (model teoritis, yaitu keterhubungan yang longgar (tidak


ketat) antara sejumlah asumsi, konsep, dan proposisi yang membentuk
pandangan ilmuwan tentang dunia.

c. Formal and middle-range theory (teori formal dan tingkat menengah). Yaitu
proposisi yang berhubungan, yang dikembangkan untuk menjelaskan beberapa
kelompok tingkah laku manusia yang abstrak.

d. Substantive theory (teori substantif). Adalah teori yang paling rendah


tingkatan abstraksi dan sangat terbatas dalam keumuman generalisasinya
(Hamid Hasan, 1996).

Teori pada dasarnya merupakan alat bagi ilmu (tool of science), dan berperan
dalam hal-hal berikut (Moh. Nazir, 1985):

a. Teori mendefinisikan orientasi utama ilmu dengan cara memberikan definisi


terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat abstraksinya.

b. Teori memberikan rencana konseptual, dengan rencana mana fenomena-


fenomena yang relevan disistematiskan, diklasifikasikan dan dihubung-
hubungkan.

c. Teori memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empiris


dan sistem generalisasi.

d. Teori memberikan prediksi terhadap fakta.

e. Teori memperjelas celah-celah dalam pengetahuan kita.


((http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Konsep-dasar-keperawatan-Komprehensif.pdf )

5. Perawatan Diri Sendiri (self care) Dalam teori self care, Orem mengemukakan
bahwa self care meliputi:

Pertama, self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari
individu serta dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta
mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.

Kedua, self care agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam


melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia,
perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
Ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang
merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk
perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan
yang tepat.

Keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan
dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi
tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL)
dengan mengelompokkan ke dalam kebutuhan dasar manusianya.
(http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Konsep-dasar-keperawatan-Komprehensif.pdf)

6. Asuhan membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok yang


memiliki kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan kondisinya.

Budaya diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai-nilai kelompok tertentu.

Asuhan transkultural perawat secara sadar mempelajari norma-norma dan


nilai-nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan
dan dukungan dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan tingkat
kesejahteraanya. (https://melisaoktalieta.wordpress.com/2012/11/13/5/ )

7. Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori


pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini
didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini
memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang
saling berhubungan diantaranya: kebutuhan dasar biofisikal, kebutuhan
psikofisikal, kebutuhan psikososial, dan kebutuhan intra dan interpersonal.

a. Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan


makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.

b. Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan


aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual.

c. Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan


untuk berprestasi, kebutuhan organisasi.

d. Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu


kebutuhan aktualisasi diri. (http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Konsep-dasar-keperawatan-Komprehensif.pdf )

Anda mungkin juga menyukai