Anda di halaman 1dari 43

Definisi dan Teori Keperawatan

Dwi Agustiana Sari., M.Kep.


Teori
• Serangkaian konsep definisi dan
proporsi yang menunjukkan
gambaran, fenomena sistematik,
bertujuan menyebutkan menjelaskan
dan memprediksikan
• Serangkaian konsep yang saling
terintegrasi spesifik hubungan antar
variabel
• Dapat diidentifikasi: Primitif, Teoritis,
Kunci
Teori Keperawatan
• Rangkain pernyataan ttg fenomena yang
saling terkait berguna untuk
menyebutkan, menjelaskan memprediksi
& mengendalikan (Walker & Avant, 1995)
• Teori menghasilkan situasi yang
diharapkan, sebaliknya situasi yang
dihasilkan oleh suatu teori dapat
menolong seseorang ilmuan untuk
menyusun, menguji, merefisi atau
menghaluskan.
• Tujuan dapat memperbaiki meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan pasien
Komponen suatu teori

1. Manusia
2. Lingkungan
3. Kesehatan
4. Keperawatan
Manusia
• Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik
karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat
perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).

• Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap


dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu
menyeimbangkan keadaan internalnya (homeostatis), (Kozier, 2000)

• Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu
beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi,
interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).

• Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia


sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang
secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
Konsep lingkungan
• Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik,
biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga
perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya
dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
• Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap
perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon
yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif
akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai
mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan
lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk
merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka
manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif .
• Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu,
keluarga ataupun masyarakat yang menerima asuhan
keperawatan.
Konsep kesehatan
Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada
masyarakat umum dan kelompok – kelompok masyarakat tertentu (balita dan lansia).

Hal ini termasuk kebutuhan untuk :


1. bernapas secara normal
2. makan dan minum yang cukup
3. membuang kotoran tubuh
4. bergerak menjaga posisi yang diinginkan
5. tidur dan istirahat
6. memilih pakaian yang sesuai
7. menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan.
8. menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindung integument.
9. menghindar dari bahaya dalam lingkungan dan yang bisa melukai
10. berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa
takut atau pendapat-pendapat.
11. beribadah sesuai keyakinan seseorang
12. bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi
13. bermain atau terlibat dalam beragam bentuk rekreasi belajar, mengetahui, atau
memuaskan, rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan
kesehatan serta menggunakan fasilitas-fasilitas kesehatan yang tesedia
Konsep perawat
• Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien.

• Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk


menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya
masalah kesehatan, memberi asuhan kepada anggota keluarga yang sakit,
koordinator pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat
keluarga dalam masalah – masalah kesehatan.

• Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu


memperhatikan sifat – sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan
cara yang unik dalam menghadapi masalahnya, pola komunikasi yang dianut,
cara pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita – cita keluarga dan gaya hidup
keluarga yang berbeda – beda. Individu dalam keluarga mempunyai siklus
tumbuh kembang .
Tujuan teori keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu
keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan
yang ingin dicapai, diantaranya:
1. Memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang
dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik untuk tindakan atau
bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai
permasalahan dapat teratasi.
2. Membantu para anggota profesi perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan
kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai
masalah keperawatan.
3. Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan
dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat
dipertimbangkan.
4. Memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan sehingga
pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan
dapat terus bertambah dan berkembang.
Jenis atau Tingkatan Teori Keperawatan

1. Metha teori
2. Grand teori
3. Middle Range teori
4. Micro/Practice
teori
FALSAFAH(Konsep Utama)

PARADIGMA

MODEL KONSEP

TEORI
Teori dapat diklasifikasikan beberapa tingkat abstraksi

Grand teori merupakan tingkat abstraksi yang luas sampai


tingkat abstrak practice / aplikasi teori.

Diurut paling atas, grand teori paling abstak dan tidak mudah
diaplikasikan atau di test.
META-THEORY
• Meta-theory adalah tingkatan yang paling abstrak dari semua level teori. Isu
dari teori ini berhubungan dengan mengarahkan pada pencarian jawaban dari
sebuah pertanyaan ilmiah (Higgins& Moore, 2004). Meta-theory berhubungan
dengan isu-isu ilmiah dan di kenal dengan filsafat ilmu, yang memfokuskan
pada pengujian dari sebuah ilmu, proses dan hasil produknya. Teori ini
menghasilkan dasar dari ilmu pengetahuan.

• Teori ini mempunyai manfaat bagi ilmuwan dan praktisi keperawatan. Teori ini
juga digunakan untuk menjawab pertanyaann yang tidak dapat dijawab oleh
ilmu pengetahuan. Contoh pada kasus-kasus menjelang ajal dan kematian,
studi ilmiah akan mencari jawaban tentang perubahan-perubahan fisiologi
yang terjadi pada kematian. Akan tetapi, studi ilmiah diperlukan untuk
menjawab pertanyaan,”Apakah kematian itu adalah sebuah proses atau
sebuah hasil ?”. Sebagai teori yang paling kuat/kokoh diantara semua level
teori, Meta-theory dalam ilmu keperawatan berfungsi mengungkapkan
sebagian dari isu-isu yang ditujukan melalui proses :

1) Klarifikasi hubungan antara ilmu keperawatan dan praktek.


2) Mendefinisikan, mengembangkan, dan menguji teori.
3) Menciptakan dasar ilmu dari keperawatan, dan
4) Memeriksa dan menginterpretasikan pandangan dasar filosofi
dan hubungannya dengan keperawatan.
• Level ke empat dari teori tersebut (metatheory) adalah teori dengan level
tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti “perubahan
pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk
pada body of knowledge tentang body of knowledge atau tentang suatu
bidang pembelajaran seperti metamatematika (Krippendorf 1986 dalam
Sell dan Kalofissudis, 2004).
• Walaupun metateory sangat abstrak dan tidak mudah untuk diuji coba,
meta theory menyediakan arti-arti, kalimat-kalimat, situasi struktur
interkoneksi, dan bahkan observasi oleh perawat-perawat dalam skala
global. Meta theory dapat terdiri dari beberapa grand theory, middle
range theory, bahkan practice theory. Meta theory keperawatan adalah
teori keperawatan tentang teori keperawatan. Meta theory dapat
dikritik, terbatas, abstrak dan sangat sulit untuk diaplikasikan dalam
praktik.
• Meta theory dalam keperawatan akan tampil sebagai superstruktur
dengan aplikasi praktik ganda dan kesempatan tambahan untuk
peneliti-peneliti guna penemuan grand theory-grand theory, middle range
theory, paradigma yang berhubungan, serta model-model dan
mengeksplorasi bagaimana keperawatan merekonstruksi dan
direkonstruksi.
GRAND-THEORY
• Teori keperawatan grand theory adalah paradigma umum tentang ilmu keperawatan ( Higgins
& Moore,2004). Teori ini bersifat formal, merupakan sistem teori yang bersifat abstrak dari
kerangka disiplin keilmuan.
• Grand theory memerlukan spesifikasi lebih lanjut dalam banyak kasus, serta pemisahan
pernyataan-pernyataan teoritisnya supaya bisa diuji dan dibuktikan secara teoritis. Para
ahli grand theory menyatakan rumusan-rumusan teoritis mereka pada tingkat abstraksi yang
sangat umum, dan sering dijumpai kesulitan-kesulitan mengaitkan rumusan-rumusan itu
dengan realitas. Sifat abstraknya ini mengakibatkan, grand theory terkadang sulit dipahami
oleh perawat dan orang yang awam.

• Menurut Higgins & Moore (2004), grand theory mempunyai kontribusi yang signifikan dalam
keperawatan, antara lain yaitu:
1) Memberikan batasan-batasan sehingga keperawatan dapat mempunyai identitas dalam
keberadaannya.
2) Selain itu, grand theory juga mempunyai kontribusi untuk memberikan perspektif sejarah
keperawatan, keadaan waktu itu,
3) Memberikan gambaran bagaimana para pencipta mengembangkan teori, juga filosofi
mereka mendasari ilmu keperawatan, pendidikan mereka serta prespektif terhadap praktek
keperawatan.

• Contoh dari ilmuwan yang menemukan grand theory adalah Florence Nightingale dan
temuannya merupakan grand theory pertama yang tertulis dalam perkembangan ilmu
keperawatan,Martha Rogers dan Margaret Newman. Grand theory merupakan landasan
dari middle range theory. Contoh: Teori self care deficit adalah middle range
theory sementara self care adalah grand theory-nya.
Grand Theory
• Level ke tiga dari teori keperawatan adalah grand theory yang
menegaskan fokus global dengan board perspective dari praktik
keperawatan dan pandangan keperawatan yang berbeda terhadap
sebuah fenomena keperawatan.
• Fawcett (1995 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004) mendefinisikan
grand theory sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang
abstrak dibanding model konseptual tetapi tersusun atas
konsep-konsep umum yang relatif abstrak dan hubungannya tidak
dapat di uji secara empiris.

• Contohnya :
1. “Science of Unitary Human Being” Martha Rogers;
2. “Health as Expanding Consciousness” Margaret Newman;
3. “Theory of Human Becoming” Rosemarie Rizzo Parse.
4. Grand theory dapat menyediakan dasar bagi middle range theory. Contohnya
teori “Self care deficit” Orem adalah middle range theory dengan self care
sebagai grand theory, dan model adaptasi Roy dengan konsep manusia adalah
sistem adaptif sebagai middle range theory.
TEORI NIGHTINGALE (1860)
• Teori Nicghtingale ini memposisikan lingkungan sebagai fokus
asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh
proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara
profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan
keperawatan atau tindakan keperawatan lebihketenangan, dan
nutrisi yang adequate, dengan dimulai dari pengumpulan data
dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori
tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktek
keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
• Nightingale tidak memandang perawat secara sempit hanya sibuk
dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih
berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan
lingkungan, kebersiahn, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat
(Ninghtingale, 1860; Torres, 1986).
• Torres (1986) mencatat bahan nightingle memberikan konsep dan
penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan
praktik keperawatan.
TEORI HENDERSON

• Teori keperawatan Virginia Henderson (Harmer dan Henderson, 1955) mencakup


seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Henderson (1964) mendefinisikan
keperawatan sebagai:
• Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang
memiliki kon-tribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya... dimana individu
tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan,
kemauan, dan pengetahuan yang dibutuhkan. Dan hal ini dilakukan dengan cara
membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar Henderson,
memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson, 1966):
1. Bernafas secara normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepaskan pakaian
7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjanjikan prestasi
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingin tahuan yang mengacu pada
perkembangan dan kesehatan normal
TEORI ABDELLAH
• Teori keperawatan yang di kembangkan oleh Faye Abdellah et al.(1960) meliputi pemberihan asuhan keperawatan
bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik,emosi,intelektual,sosial,dan spiritual baik klien maupun
keluarga. Dalam teori Abdellah mengidentifikasi kebutuhan klien secara spesifik,yang sering dikenal sebagai 21
masalah keperawatan abdellah:
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik
2. Mempertahankan aktifitas,istirahat dan tidur yang optimal
3. Mencegah terjadinya kecelakaan,cederah, atau trauma lain dan mencegah meluasnya infeksi
4. Menpertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencagah dan memberbaiki defermitas
5. Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh
6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh
7. Mempertahankan eliminasi
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
9. Mengenali respons – respons fisiologos tubuh terhadap kondisi penyakit-patologis,fisiologis dan kompensasi
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi
11. Mempertahankan fungsi sensorik
12. Mengidentifikasi dan menerima ekspresi,prasaan dan reaksi positif dan negatif
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan penyakit organik
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif
17. Menghasikan dan /atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik
18. Memfasillitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan fisik,emosi dan perkembangan
yang berbeda
19. Menerima tujuan oktimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik dan emosional
20. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi masalah yang muncul akibat
dari penyakit
21. Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang mempengaruhui dalam munculnya suatu penyakit
MIDDLE RANGE TEORY
• Menurut Higgins & Moore (2004) sejarah perkembangan
dari middle theory termasuk baru dalam ilmu keperawatan. Sama
halnya dengan grand theory, middle-range theory menjelaskan
mengenai dunia empiris dalam keperawatan, tetapi hal itu lebih
spesifik dan sedikit formal dibanding grand teory yang lebih
abstrak. Middle range theory membutuhkan diskusi tentang“what it
is” dan “what comes before and after in its range”.
• Middle range theory memiliki kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan
kestabilan penerimaan secara luas. Dalam lingkup dan tingkatan
abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk memberikan
petunjuk riset dan praktek, cukup umum pada campuran populasi
klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset
dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari
pada grand theory, middle grand theory dapat diuji dalam
pemikiran empiris. Contohnya adalah perspektif manusia dipandang
dalam teori Roy adalah sebuah sistem yang adaptif
Middle-Range Theory
Ciri Middle Range Theory menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :
1. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
2. Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori
3. Tanpa indikator pengukuran
4. Masih cukup abstrak
5. Konsep dan proposisi yang terukur
6. Inklusif
7. Memiliki sedikit konsep dan variabel
8. Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
9. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
10. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara induktif
menggunakan studi kualitatif
11. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak merupakan hal
ilmiah yang menarik
12. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.
13. Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik. Misalnya, “caring in perinatal
nursing” dari Swansons
Cont…
• Beberapa di antaranya memiliki
dasar dari grand teori, salah satu
contohnya adalah :
1. middle range theory dari “self care
deficit” diturunkan dari grand theory
“self care” oleh Orem.
• Chinn and Kramer (1995) menyatakan bahwa ada
8 mid-range theory yaitu:
1. teori perawatan mentruasi,
2. teori “family care-giving”,
3. theory of relapse among ex-smokers (kekambuhan di
antara mantan perokok),
4. a theory of uncertainty in illness (ketidakpastian saat
sakit),
5. a theory of the peri-menopausal process (proses
menopause),
6. a theory of self-transcendence,
7. a theory of personal risking
8. theory of illness trajectory
MIDDLE RANGE THEORI
• Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan. Teori Middle Range
cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi
klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range
theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran
empiris.
• Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan
keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan
model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan didalam
praktek keperawatan.
• Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat
komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan
pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh
pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan
pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada,
dengan pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan
dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat
beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan, implimentasi
tindakan, dan evaluasi.
• Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan
dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini
sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan.
• Middle range theories dapat didefinisikan
sebagai serangkaian ide/ gagasan yang
saling berhubungan dan berfokus pada
suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas
keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).
• Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep
yang saling berhubungan dan dapat
digambarkan dalam suatu model. Middle
range theories dapatdikembangakan pada
tatanan praktek dan riset untuk
menyediakan pedoman dalam praktik dan
riset/penelitian yang berbasis pada disiplin
ilmu keperawatan.
• Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk
memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan
mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle
range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji
dalam pemikiran empiris.
• Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan
praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968),
menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik,
selain itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-range
theories menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang
nampak dalam grand teori.
• Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan
dalam praktik dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat
keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup
terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung.
• Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup
fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang
ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu.
• Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit.
Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range theory,
mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam
penelitian dan pengembangan suatu teori.
Sependapat dengan Merton, beberapa penulis
keperawatan mengemukakan middle range
theory jika dibandingkan dengan grand theory:
a. ruang lingkupnya lebih sempit
b. lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih
spesifik
c. terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih
sedikit
d. merepresentasikan bidang keperawatan yang
lebih spesifik/ terbatas
e. lebih dapat diuji secara empiris
f. lebih dapat diaplikasikan secara langsung
dalam tatanan praktik
Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory dikelompokkan
oleh beberapa penyusun buku menurut:

2.3.1. Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan middle range


theories ke dalam tipe-tipe :
• Tipe fisiologis
• Tipe kognitif
• Tipe emosional
• Tipe sosial
• Tipe integrative

2.3.2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:


• Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)
• Tidal Model (Phil Barker, 2001)
• Comfort (Kolcaba, 1992)
• Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya
tokoh-tokoh middle range
theory
Ramona T. Mercer
• Ramona T. Mercer mengembangkan salah satu model konseptual
keperawatan yang mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role
Attainment-Becoming a Mother. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran
proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai
asumsi yang mendasarinya. Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat
dalam melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan
pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak
mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi
dengan lingkungannya.
• Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir
terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering
terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi
berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir
yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati
dari pola perilaku bayi.
• Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan
menggunakan konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan bagaimana
lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran ibu.
Katharine Kolcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis
antara lain:
Induksi
• Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang
diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan
praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai
disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau
eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka.
Deduksi
• Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik
berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang
umum ke yang spesifik.
Retroduksi
• Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat
untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan
diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit
teori.
• Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut
dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal
melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga
evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.
Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM,
FAAN
• Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory
• Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan dalam
perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan, kebingungan, dan
keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan
menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan depresi
postpartum dari gangguan mood dan kecemasan postpartum lainnya dan aspek-aspek
depresi postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan
perkembangan anak. Juga dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk
skrining depresi postpartum. Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari
kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan
kemungkinan akan muncul beberapa gejala.
• Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum. NURSE
program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan depresi
postpartum, yaitu:
– Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
– Understanding (pemahaman)
– Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
– Spirituality (spiritualitas)
– Exercise (latihan)
• Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan dengan ibu yg
bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu
waktu, namun program ini harus diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhan mereka.
TEORI PEPLAU
• Teori Hildegrad Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan
proses interaktif ( Peplau, 1952); yang menghasilkan hubungan
antara perawat dan klien
(Torres,1986;Marriner-Tomey,1994).Berdasarkan teori ini klein
adalah individu dengan kebutuhan prasaan,dan keperawatan dalam
proses interpersonal dan terapeutik.Oleh sebab itu perawat
berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien
dimana perawat bertugas sebagai narasumber konselor,dan wali.
• Teori Peplau merupakan teori yang unik di mana hubungan
kolaborasi perawat dan klien membentuk suatu “kekuatan
mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif
dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson
dan Sills,1990). Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan
sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini
:Orientasi,identifikasi,penjelasan,dan resolusi( Chinn dan Jacobs,
1995)
TEORI ORLANDO

• Bagi Ida Orlando (1961),klien adalah individu dengan suatu


kebutuhan,dimana bila kebutuhan tersebut di penuhi maka stres
akan berkurang,meningkatkan kepuasan atau mendorong
pencapaian kesehatan optimal (Chinn dan Jacobs,1995).
• Teori Jean Orlando mengandung konsep kerangka kerja untuk
perawat professional yang mengandung 3 elemen yaitu :
– perilaku klien,
– reaksi dan
– tindakan keperawatan ,

• mengubah situasi perawat setelah perawat memperkirakan


kebutuhan klien , perawat mengetahui penyebab yang
mempengaruhi derajat kesehatan , lalu bertindak secara spontan
atau berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan.
TEORI LEVINA

• Keperawatan adalah bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-ide dan nilai-nilai, dimana
perawat memandang manusia itu sama, merupakan suatu rangkaian disiplin dalam
menguasai organisasi atau kumpulan yang dimiliki individu dalam menjalin hubungan
manusia sekitarnya.Intisari dari keperawatan adalah manusia.
• Asumsinya bahwa definisi teori tersebut adalah sebagai berikut :
– KondisiKlien memasuki system pelayanan kesehatan dalam bagian penyakit atau perubahan kesehatan.
Responsibilitas tanggung jawabPerawat bertanggung jawab dalam mengenal respon (perubahan
tingkah laku atau tingkat fungsi tubuh) sebagai adaptasi klien atau usaha untuk Rasa, Stress, Inflamasi
beradaptasi terhadap lingkungan.
– 4 Sensorio respon antara lain : Fungsi perawat memasukkan intervensi takut untuk meningkatkan
adaptasi terhadap penyakit dan evaluasi intervensi sebagai support (dorongan) atau terapeutik koping.
Intervensi membantu mempertahankan status kesehatan dan mencegah penyakit lebih lanjut.
Intervensi terapeutik meningkatkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan.
– prinsip perlindungan yang mendorong tujuan perawatan untuk seseorang ke status mempertahankan
atau memulihkan Perlindungan terhadap energiKeseimbangan intake dan output energi untuk
mencegah kesehatan : kelelahan Perlindungan terhadap integritas strukturaMempertahankan atau
struktur tubuh (penyembuhan) pemulihan Perlindungan terhadap integritas personal.
Mempertahankan atau pemulihan rasa identitas dan harga diri Perlindunga (mengenali kualitas diri)
terhadap integritas sosialMemperkenalkan klien sebagai suatu makhluk sosial khususnya dengan orang
lain.
• Teori Levine berfokus pada satu orang klien, teori ini mempunyai implikasi utama dalam
pengaturan perawatan akut, dimana intervensi dapat bersifat mendorong atau terapeutik
TEORI JOHNSON

• Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana


klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagai mana stres aktual atau
torensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuannya adalah
menurunkan stres sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa
penyembuhannya ( Johnson,1968).

• Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada


pengelompokan perilaku berikut:
1. Perilaku mencari keamanan
2. Perilaku mencari perawatan
3. Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi
prestasi
4. Mengakomodasi diet dengan cara yang di terima secara sosial dan kultural
5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara diterima secara sosial dan kultural
6. Perilaku seksual dan identitas peran
7. Perilaku melindungi diri sendiri
TEORI ROGERS

• Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi


kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan
penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.
• Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia.
• Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup
manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan seseorang.
• Asumsi dasar teori rogers tentang manusia, Manusia adalah kesatuan yang
utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Kehidupan
setiap manusia adalah sesuatu yang unik .
• tidak ada dua hal didalam kehidupan ini yang dapat diulang dengan cara yang
sama dibawah keadaan yang sama . jalan hidup seseorang berbeda dengan
yang lain.
• Perkembangan manusia dapat dinilai dari tingkah lakunya. Manusia diciptakan
dengan karakteristik dan keunikan tersendiri misalnya dalam hal sifat dan
emosi. Pada intinya Rogers memandang keperawatan sebagai ilmu dan
m,endukung adanya penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan
menggembangkan pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar dan fisiologi,begitu juga
dengan ilmu keperawatan itu sendiri:
• Ilmu keperawatan bertujuan untuk mengembangkan penelitian ilmia dan
analisis logis dan kemampuan menerapkanya dalam praktik keperawatan. Inti
pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil penemuan terbaru
keperawatan . . . keperawatan merupakan ilmu tentang humanispik.
TEORI OREM

• Dorothea Orem (1971) Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas pelayanan yang
diberikan untuk menolong orang secara keseluruhan ketika mereka atau orang yang
bertanggung jawab atas perawatan mereka tidak mampu memberikan perawatan kepada
mereka.
• Keperawatan merupakan salah satu daya atau usaha manusia untuk membantu manusia lain
dengan melakukan atau memberikan pelayanan yang professional dan tindakan untuk
membawa manusia pada situasi yang saling menyayangi antara manusia dengan bentuk
pelayanan yang berfokus kepada manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari lingkungannya.
• Menurut OREM asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
memperlajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan.
• Teori ini dikenal dengan Perawatan Diri Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri,
sedangkan bayi, lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self
care mereka.
• Orem mengklasifikasikan self care dalam 3 syarat :
1. Syarat universal : fisiologi dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi,
aktivitas dan istirahat, sosial, pencegahan bahaya.
2. Syarat pengembangan : untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup.
Penyimpangan kesehatan berhubungan dengan kerusakan atau penyimpangan cara, struktur
norma dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self care.
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantungan atau
kebutuhan pasien dan kemampuan pasien. Oleh karena itu ada tiga tingkatan dalam asuhan
keperawatan mandiri. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan
keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi (system pengganti
keseluruhan).
3. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan (system pengganti sebagian)
Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (system dukungan/pendidikan).
TEORI KING

• Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene King (1971,


1981, 1987) berfokus pad interaksi tiga sistem:
1. sistem personal,
2. sistem interpersonal, dan
3. sistem sosial.

Ketiganya membentuk hubungan personal antara perawat dan


klien. Hubungan perawat dan klien merupakan sarana dalam
pemberian asuhan keperawatan, dimana proses interpersonal
dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan klien dipengaruhi
oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem
asuhan kesehatan yang berlaku (king, 1971, 1981).
Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk
membantu klien dalam menciptakan dan mempertahankan
adaptasi positif terhadap lingkungan.
TEORI NEUMAN

• Betty Neuman (1972), Keperawatan adalah suatu profesi yang unik dengan
memperhatikan seluruh factor-faktor yang mempengaruhi respon individu
terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter dan ekstra personal.
• Perawatan berfokus kepada mencegah serangan stress dalam melindungi klien
untuk mendapatkan atau meningkatkan derajat kesehatan yang paling baik.
• Perawatan menolong pasien untuk menempatkan primary, secondary dan
tertiary.
• Metode pencegahan untuk mencegah stress yang disebabkan factor
lingkungan dan meningkatkan system pertahanan pasien.
• Menurut Newman, asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi reaksi tubuh akibat adanya stressor.
• Peran ini disebut pencegahan primer, sekunder dan tertier.
1. Primer = meliputi tindakan keperawatan stressor, mencegah terjadinya
reaksiØuntuk mengidentifikasi adanya tubuh karena adanya stressor.
2. Sekunder = tindakan keperawatan untuk gejala penyakit atau reaksi tubuh
lainnyaØmengurangi atau menghilangkan karena adanya stressor.
3. Tersier = meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih
lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit.
TEORI ROY

• Keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan melalui proses


analisa dan tindakan yang berhubungan untuk merawat klien yang
sakit atau yang kurang sehat.
• Sebagai ilmu pengetahuan keperawatan Metode yang digunakan
adalah terapeutik, scientik dan knowledge dalam memberikan
pelayanan yang esensial untuk meningkatkan dan mempengaruhi
derajat kesehatan.
• Roy menggambarkan metode adaptasi dalam keperawatan.
• Individu adalah makhluk biospikososial sebagai satu kesatuan yang
utuh. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan sosial.seluruh
individu harus beradaptasi terhadap kebutuhan berikut:

1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar


2. Pengembangan konsep diri positif
3. Penampilan peran sosial
4. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan
ketergantungan
TEORI WATSON

• Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori


pengetahuan manusia dan merawat manusia.
• T olak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
• Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya
– kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan
dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi,
– kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan
istirahat, kebutuhan seksual,
– kebutuhan psikososial, (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi, dan
– kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.
• Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam
ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia
seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena
sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan
meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati
berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Micro Range Theory
Mikro range theory merupakan teori yang
paling informal dibandingkan dengan yang lain.
Teori ini paling konkrit dan dapat diaplikasikan.
Mikro range teori juga sering disebut sebagai
praktikal teori. Teori ini memiliki 2 level:
1. Level I: menghubungkan dengan middle
range theory
2. Level II: mendesain sebuah hipotesa
MICRO THEORY
• Micro range theory merupakan tingkatan teori yang tidak formal
dan bersifat sementara dibandingkan tingkatan teori lainnya. dan
sangat terbatas dalam hal waktu dan lingkup aplikasinya (Higgins &
Moore 2004).
• Meskipun biasanya menggunakan pendekatan penilaian, para
ilmuan dan praktisi selalu memberikan gambaran, mengorganisir
dan melakukan test terhadap ide-ide mereka.Micro range
theory memiliki dua tingkatan, yaitu higher level dan lower level.
• Micro range theory pada higher level sangat dekat hubungannya
dengan middle range theory,tetapi terdiri dari satu atau dua
konsep-konsep utama dan frekuensi aplikasinya dibatasi dengan
sebuah kejadian. Contohnya teori yang ada hubungannya dengan
perawatan luka dekubitus atau perawatan kateter.
• Micro range theory pada lower level didefinisikan sebagai satu set
hipotesa kerja atauproposisi. Para ilmuan dan praktisi
menggunakan proposisi kerja secara sementara, menjelaskan atau
melakukan test hipotesa kerja yang ada kaitannya dengan
kesehatan sebagai hasil interaksi antara manusia dan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai