Anda di halaman 1dari 7

TEORI DAN KOMPONEN KEPERAWATAN

KELOMPOK 1

1. FAUL RAHMAN
2. YOSALIA DEFDILLA
DEFINISI

TEORI

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena
dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk
menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori
dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitiancara simbolik
untuk mendeskripsikan, memprediksikan hubungan antara dan banyak konsep.

TEORI KEPERAWATAN

Teori Keperawatan adalah Suatu kesatuan konsep-konsep, definisi-definisi, dan asumsi-


asumsi yang tersusun secara sistematis yang menjelaskan fenomena-fenomena tentang
asuhan keperawatan. Teori Keperawatan merupakan salah satu bagian juru kunci
perkembangan ilmu keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan
yang ingin dicapai.

KOMPONEN TEORI :

1. KONSEP : Formulasi tentang objek/kejadian yang dapat diamati/dirasakan


Konsep = abstrak  perlu dijabarkan dalam bentuk variabel (konsep yang dapat
diukur/dianalisis
Misalnya : konsep stres-adaptasi, konsep manusia, dll
2. DEFINISI : Menjelaskan/ menggambarkan teori, konsep atau komponen yang
menyusun teori tersebut dan tidak dapat dikatakan salah atau benar
3. ASUMSI : Pernyataan yang menjelaskan konsep-konsep atau menggabungkan
konsep-konsep. Asumsi merupakan suatu kenyataan, diterima sebagai kebenaran
Misalnya : Manusia adalah makhluk sosial
4. Fenomena : Kejadian yang ada di alam, praktik, aspek yang dirasakan atau dialami.
Fenomena adalah sesuatu yang disaksikan atau dilihat dengan panca indera,
kenyataan-kenyataan yang ada, tanda-tanda, gejala-gejala, sesuatu yang luar biasa,
keajaiban, fakta (KBBI
Misalnya : Fenomena LGBT, penjualan bayi.
KOMPONEN TEORI KEPERAWATAN

1. Manusia : Komponen yang menjadifokus dari pelayanan keperawatan.


Bersifat individu, kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem meliputi :
a. Sistem Terbuka  Manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan baik fisik, psikologi, sosial, maupun spiritual.
b. Sistem Adaptif  Manusia merespon terhadap perubahan yang terjadi di
lingkungan.
c. Sistem Persenol, Interpersonal, dan Sosial  Manusia memiliki persepsi, pola
kepribadian, dan tumbuh kembang yang berbeda.
2. Sehat - Sakit : Memandang bahwa keperawatan itu bentuk pelayanan yang diberikan
kepada manusia dalam rentang sehat sakit.
3. Lingkungan : Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan
manusia dan mencakup lingkungan sosial, status ekonomi, dan kesehatan. Fokus
lingkungan yaitu lingkungan fisik, lingkungan psikologi, sosial, dan spiritual.
4. Keperawatan : Bentuk asuhan atau pelayanan kesehatan yang bersifat profesional
dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia terhadap individu, keluarga, atau
masyarakat.

JENIS TEORI

1. Philosophical Theory

Philosophical Theory merupakan karya awal yang mendahului era teori dan menyajikan
makna umum dari keperawatan dan fenomenanya melalui penalaran logis dan penjelasan ide
(Alligood, 2010).

2. Grand Theory

Grand theory merupakan satu atau beberapa konsep yang spesifik yang didapatkan dari
model konseptual, preposisi yang didapatkan dari konsep tersebut dan preposisi tersebut
nyata dan hubungan yang spesial antara dua konsep atau lebih. Grand theory kurang abstrak
dan lebih spesifik dibanding model konseptual tetapi tidak se-konkrit dan sespesifik middle
range theory (Fawcett, 2005). Grand theory merupakan teori yang cakupannya luas dan
kompleks, terdiri dari kerangka kerja konseptual global yang mendefinisikan perspektif
praktek keperawatan dan melibatkan perbedaan cara dalam melihat fenomena keperawatan,
memuat konsep yang menggabungkan teori-teori dengan cakupan lebih kecil (Tomey &
Aligood, 2010). Grand theory menyebutkan tujuan, misi dan aturan nursing care yang
dihasilkan dari observasi/insight. Tujuan dari grand theory adalah untuk mengatur beberapa
informasi dan mengidentifikasi konsep atau point penting serta menghubungkannya dengan
praktik keperawatan. Manfaat grand theory adalah sebagai alternatif panduan untuk praktik
selain tradisi/intuisi, kerangka kerja untuk pendidikan dengan mengusulkan fokus dan
struktur kurikulum, dan bantuan untuk profesional keperawatan dengan menyediakan dasar
praktek (McKenna, 1997). Meskipun grand theory masih sangat abstrak dan normatif
sehingga sulit untuk mengaplikasikannya secara empiris, namun grand teory lebih mudah
dijadikan dasar untuk perkembangan dari middle range theory dan teori praktis yang lebih
spesifik. Berdasarkan sebab inilah grand theory berhasil memenuhi fungsi penting sebagai
pembeda keperawatan dari profesi lain dan menyediakan legitimasi untuk ilmu pengetahuan
keperawatan (Peterson & Bredow, 2004). Contohnya, dari model konseptual Rogers’s
Science of Unitary Human Beings dihasilkan tiga grand theory yaitu Theory of Accelerating
Evolution, Theory of Rhythmical Correlates of Change, dan Theory of Paranormal
Phenomena (Fawcett, 2005). Contoh grand theory lainnya yaitu King’s theory of goal
attainment, Leininger’s theory of culture care and universality, Newman ‘s theory of health as
expanding consciousness, Orem’s self care deficit theory, Parse’s theory of human becoming
(Peterson & Bredow, 2004).

Berdasarkan uraian di atas, menurut kelompok grand theory merupakan teori yang masih
bersifat abstrak dengan cakupan yang masih luas, belum bisa secara langsung diuji secara
empiris, tapi merupakan dasar bagi perkembangan teori yang lebih spesifik.

Teori keperawatan grand theory adalah paradigma umum tentang ilmu keperawatan


( Higgins & Moore,2004).  Teori ini bersifat formal, merupakan sistem teori yang bersifat
abstrak dari kerangka disiplin keilmuan. Grand theory memerlukan spesifikasi lebih lanjut
dalam banyak kasus, serta pemisahan pernyataan-pernyataan teoritisnya supaya bisa diuji dan
dibuktikan secara teoritis. Para ahli grand theory menyatakan rumusan-rumusan teoritis
mereka pada tingkat abstraksi yang sangat umum, dan sering dijumpai kesulitan-kesulitan
mengaitkan rumusan-rumusan itu dengan realitas. Sifat abstraknya ini mengakibatkan, grand
theory terkadang sulit dipahami oleh perawat dan orang yang awam.

Menurut Higgins & Moore (2004), grand theory mempunyai kontribusi yang signifikan


dalam keperawatan, antara lain yaitu:
1)       Memberikan batasan-batasan sehingga keperawatan dapat mempunyai identitas dalam
keberadaannya.

2)        Selain itu, grand theory juga mempunyai kontribusi untuk memberikan perspektif


sejarah keperawatan, keadaan waktu itu,

3)        Memberikan gambaran bagaimana para pencipta mengembangkan teori, juga filosofi


mereka mendasari ilmu keperawatan, pendidikan mereka serta prespektif terhadap praktek
keperawatan.

Contoh dari ilmuwan yang menemukan grand theory adalah Florence Nightingale dan


temuannya merupakan grand theory pertama yang tertulis dalam perkembangan ilmu
keperawatan, Martha Rogers dan Margaret Newman. Grand theory merupakan landasan
dari middle range theory. Contoh: Teori self care deficit adalah middle range
theory sementara self care adalah grand theory-nya.

3. Middle Range Theory

Fawcett (2005) menggambarkan middle range theory sebagai teori yang lebih konkret
dari grand theory dan memberikan batasan konsep dan preposisi dengan relatif lebih konkret
dan spesifik. Middle range theory memberikan cara penyelesaian masalah dan dapat diuji
secara empiris. Middle range theory membantu praktek dengan memfasilitasi pemahaman
tenatng perilaku klien, saran intervensi dan memberikan penjelasan untuk keefektifan
intervensi (Peterson & Bredow, 2004). Setiap middle range theory menyebutkan fenomena
yang spesifik dengan lebih kongkrit atau kurang kongkrit dibanding middle range theory
lainnya yang menggambarkan apa itu fenomena, menjelaskan mengapa fenomena terjadi atau
memprediksi bagaimana cara fenomena terjadi, sehingga middle range theory dapat
dibedakan menjadi tiga tipe yaitu descriptive theory, explanatory theory dan predictive
theory. 1) Desciptive theory merupakan tipe paling dasar dari middle range theory,
menggambarkan atau mengklasifikasikan sebuah fenomena dan mungkin hanya mencakup
satu fenomena atau konsep saja. Contohnya Peplau’s theory of interpersonal realtionship. 2)
Explanatory theory merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara dua atau lebih
konsep. Contohnya Watson’s theory of human caring. 3) Predictive Theory menjelaskan
lebih luas tentang hubungan antara konsep–konsep atau pengaruh satu konsep terhadap
konsep lainnya. Tipe ini menunjukkan bagaimana perubahan- perubahan dalam suatu
fenomena terjadi. Contohnya Orlando’s theori of deliberative nursing process (Fawcett,
2005). Contoh middle range theory lainnya yaitu Pender’s health promotion in nursing
practice, Beck’s postpartum depression theory, dll (Peterson & Bredow, 2004).

Menurut Higgins & Moore (2004) sejarah perkembangan dari middle theory termasuk baru
dalam ilmu keperawatan. Sama halnya dengan grand theory, middle-range
theory menjelaskan mengenai dunia empiris dalam keperawatan, tetapi hal itu lebih spesifik
dan sedikit formal dibanding  grand teory yang lebih abstrak. Middle range
theory membutuhkan diskusi tentang “what it is” dan “what comes before and after in its
range”. Middle range theory memiliki kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan
kestabilan  penerimaan secara luas. Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range
theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktek, cukup umum pada
campuran populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan
praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, middle grand
theory dapat diuji dalam pemikiran empiris. Contohnya adalah perspektif manusia dipandang
dalam teori Roy adalah sebuah sistem yang adaptif.

4. Practice Theory

Practice theory lebih spesifik dan jelas cakupannya dibanding middle range theory, teori
pada level ini juga didefinisikan juga sebagai prescriptive theory, situations-spesific theory,
dan micro theory. Practice theory menetukan tindakan atau intervensi keperawatan yang
cocok untuk mencapai tujuan tertentu, fokus pada fenomena keperawatan yang spesifik
dengan memberikan arahan langsung pada praktek keperawatan dan mempunyai pernyataan
teoritis yang jelas, hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomone. Practice theory
menyediakan kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan memprediksi hasil dan efek
dari praktek keperawatan itu sendiri (Peterson & Bredow, 2004).

Practice theory berkembang dari middle range theory, pengalaman praktik keperawatan
dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber utama untuk
pengembangan practice theory keperawatan. Kedalaman dan kompleksitas teori keperawatan
digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam terhadap fenomena
keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi keperawatan (McKenna, 1997). Contoh
Practice theory yaitu bonding attachment theory, therapeutic touch, exercise as selfcare,
caring for patient with chronic skin disease, quality of care, dll (Peterson & Bredow, 2004).

Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan sebagai berikut :


Philosophical theory ·         Falsafah keperawatan merupakan karya awal yang mendahului era
teori.

·         Falsafah berkontribusi untuk pengetahauan keperawatan dengan


memberikan arahan untuk disiplin dan membentuk dasar untuk keilmuan
professional, yang mengarah kepada pemahaman teotitis baru

Grand theory ·         Cakupannya luas dan kompleks.

·         Membutuhkan penelitian yang spesifik sebelum dapat sepenuhnya


diuji cobakan.

·         Tidak memberikan panduan terhadap intervensi keperawatan yang


spesifik, namun memberikan kerangka kerja struktural dan ide yang
abstrak

Middle range theory ·         Cakupannya lebih terbatas dan kurang abstrak

·         Menjelaskan fenomena spesifik atau konsep dan mencerminkan


praktik keperawatan

Practice Theory ·         Lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan cakupannya lebih sempit
dibandingkan dengan middle range theory.

·         Berorientasi pada suatu tindakan nyata untuk tujuan yang spesifik.

·         Fokus kepada fenomena keperawatan spesifik yang mencerminkan


praktik klinis dan hanya terbatas kepada populasi atau bagian dari situasi
pada teori

Anda mungkin juga menyukai