Anda di halaman 1dari 12

Middle Range Theory

1.1 Definisi middle range theory


Middle range theory dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/gagasan yang saling
berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas
keperawatan (Smith dan Liehr, 2008). Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep
yang saling berhubungan dan dapat digambarkan dalam suatu model. Middle Range
Theories dapat dikembangakan pada tatanan praktik dan riset untuk menyediakan
pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu
keperawatan.

Middle range theory memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.
Hubungan antara penelitian dan praktik, menunjukkan bahwa middle range theory amat
penting dalam disiplin praktik, selain itu middle range theory menyeimbangkan
kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak dalam grand theory.

Middle range theory memberi manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam
praktik dan cukup abstrak secara ilmiah. Middle range theory, tingkat
keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, memiliki sejumlah variabel
terbatas, dapat diuji secara langsung. Bila dibandingkan dengan grand
theory,middle range theory ini lebih konkrit. Merton(1968) yang berperan
dalam pengembangan middle range theory mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang
minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori.
2.2. Perbandingan dengan level theory yang lain
Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, Middle Range Theory cukup spesifik untuk
memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik danmencakup
fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle rangetheory lebih
banyak digunakan dari pada Grand Theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.

Teori Middle Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitiandan praktik.
Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968),menunjukkan
bahwa Teori Middle Range amat penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker
and Avant (1995) mempertahankan bahwa Middle RangeTheories
menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yangnampak dalam
Grand Theory.

Kramer (1995) mengatakan bahwa Middle Range Theory sesuai denganlingkup


fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomenayang ada dan
merupakan masalah pada disiplin ilmu. Bila dibandingkan denganGrand Theory,
Middle Range Theory ini lebih konkrit. Merton (1968) yangberberperan dalam
pengembangan Middle Range Theory, mendefinisikan teori inisebagai sesuatu yang
minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangansuatu teori.Sependapat
dengan Merton,
beberapa penulis keperawatan mengemukakanMiddle Range Theory jika dibandingkan
dengan Grand Theory:
a.) Ruang lingkupnya lebih sempit
b.) Lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik
c.) Terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit
d.) Merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/terbatas
e.) Lebih dapat diuji secara empiris
f.) Lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik
2.3 pengelompokan theory
Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan Middle Range Theories ke dalam tipe-tipe:
1.) Tipe fisiologis
2.) Tipe kognitif
3.) Tipe emosional
4.) Tipe sosial
5.) Tipe integrative
2.4 ciri-ciri middle range theory Theory
Menurut Mc.kenna h.p (1997)
1.) Bisa digunakan secara umum dan berbagai situasi
2.) Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam Theory
3.) Tanpa indikator pengukuran
4.) Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat
5.) Middle Range Theory
6.) Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara induktif
menggunakan studi kualitatif
7.) Memiliki sedikit konsep dan variabel
8.) Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
9.) Memiliki hububgan yang kuat dengan riset dan praktim
Menurut Meleis, A. I. (1997) :
1.) Ruang lingkup terbatas
2.) Memiliki sedikit abstrak
3.) Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan
4.) Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)
Menurut Whall (1996) :
1.) Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan
2.) Mudah diterapkan
3.) Bisa diterapkan pada berbagai situasi
4.) Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat
2.5 penggunaan middle range theory
Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian Teori ini mampu
menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian serta
membimbing dalam pemilihan variable dan pertanyaan penelitian.(Lenz,1998.p.26) Middle
range Teori dapat membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman terhadap
perilaku klien dan memungkinkan untuk menjelaskan beberapa efektivitas dari
intervensi.
Review terhadap beberapa penelitian yang dipublikasikan mengungkapkanpenggunaan
Middle Range Teori dalam penelitian keperawatan masih cukup luas.Dan sebagian besar
Middle Range Teori berasal dari disiplin ilmu lain.Hal inisangat jelas ketika kita
membandingkan seberapa sering Middle Range Teori dan Grand Teori dikutip dalam literatur
penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian, yangdiidentifikasi menggunakan teori adalah 79
(45%). Dan dari 79 penelitiantersebut diidentifikasi hanya 25 penelitian yang benar-benar
menggunakan teorikeperawatan dan 54 lainnya menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu
lainnyadan kebanyakan dari ilmu psikologi.
2.6 Tokoh-tokoh middle range theory
2.6.1 Dorothy Johns
Konsep Utama Teori Dorthy E. Johnson
Dorthy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukanuntuk membantu
individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif danefisien untuk mencegah
timbulnya penyakit. Manusia adalah makhlukyang utuh dan terdiri dari 2 sistem yaitu
sistem biologi dan tingkah lakutertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem
eksternal yangberpengaruh terhadap perilaku seseorang. Seseorang dikatakan sehat
jikamampu berespon adaptif baik fisik, mental, emosi dan sosial
terjadaplingkunagn internal dan eksternal dengan harapan dapat
memeliharakesehatannya. Menurut Johnson ada 4 tujuan asuhan keperawatan
kepadaindividu, yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapanmasyarakat,
mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya,bermanfaat bagi dirinya
dan orang lain atau produktif serta mampumengatasi masalah kesehatan yang
lainnya.
2.6.2 Ramona T.mercer
Asumsi yang mendasari model konseptual
Maternal Role Attainment-Becoming A Mother adalah model konseptualkeperawatan yang
dikemukakan oleh Ramona T. Mercer. Model ini tercipta setelah Mercer melakukan
berbagai riset yang berkenaan dengan faktor-faktoryang mempengaruhi parental
attachment pada ibu post partum dan salah satufaktor yang mempengaruhi
pencapaian peran ibu tersebut adalah emosional bayi baru lahir. Mercer mengidentifikasi
bahwa komponen emosional bayi yangmempengaruhi peran ibu tersebut adalah
temperamen bayi, kemampuanmemberikan isyarat, penampilan, karakteristik umum,
responsiveness dankesehatan umum.

2.6.3 Pander
Teori model keperawatan Nola. J Pender, model promosi kesehatan inimerupakan
sebuah teori yang menggabungkan 2 teori yaitu Teori Nilai Harapan(Expectancy value) dan
Teori Kognitif Social (Social Cognitive). Teori Pendertentang model promosi kesehatan ini
konsisten dan berfokus pada pentingnyapromosi dan pencegahan kesehatan untuk
dilakukan guna peningkatan kesehatanklien atau masyarakat yang lebih baik dan optimal.
2.6.4 Katharine kholcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logisantara lain:
1. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yangdiamati
secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguhmelakukan
praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai
disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit,
terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka.
2. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik
berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke
yang spesifik.
3. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaatuntuk
memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dandiuji. Pemikiran
jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori.

2.6.5 Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)

 Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerablemeningkatkan
kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk didalamnya adalah
keadaan gawat seperti disabilitas, penyakit kronik,kelahiran, dan pengasuhan.
 Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai,suatu gerak
dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baikmenjadi lebih baik.
 Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik,psikologis,
sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan
keadan yang baik
 Moderating-Mediating factors
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yangberkontribusi
terhadap kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin,kemamapuan kognitif,
pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat masa lalu.

2.6.6 Carolyn L WienerHidup


disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar padakondisi fisik dan
diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untukmembentuk kebiasaan atau
aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan dariaturan yang berbeda.Interaksi dengan
orang lain adalah pengaruh utama (majorinfluence) untuk membentuk suatu konsep
diri. Sebagai ragam peranperilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan
merasakan dirinyamerupakan bagian yang terintegrasi dari proses yang
dibentuk/dihasilkan.
2.6.7 Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN
Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis seringdiabaikan
dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalamketakutan,
kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapatmempengaruhi
hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangkapanjang bagi anak. Teori
ini membedakan depresi postpartum dari gangguanmood dan kecemasan postpartum
lainnya dan aspek-aspek depresi postpartum:gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi,
dan efek pada hubungan danperkembangan anak. Juga dibahas tentang Instrumen
yang tersedia yangdigunakan untuk skrining depresi postpartum. Cheryl menegaskan
bahwa depresimerupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan
danbahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori adalah suatu
pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret daripada Grand Teori,karena pada
Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai
sistem adaptif, defisit perawatan diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori
yang kerangkanya terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan
fenomena abstrak. Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas,
memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range memiliki
hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.
Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range teori dapat
digunakan langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable yang spesifik misalnya
kita ambil contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener dan Dodd, teori ini lahir dari
bentuk studi kualitatif yang dilakukan pada khusus penderita kanker,kemudian juga teori
Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post
Partum Depresion.
Middle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu keperawatan.Teori ini
menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan praktekkeperawatan. Kajian analisis
teori transendensi-diri menjelaskan bagaimana penuaan atau mendorong kerentanan
manusia melampaui batas-batas untuk diri intrapribadi fokus pada makna kehidupan,
interpersonal pada koneksi dengan orang lain dan lingkungan, temporal untuk
mengintegrasikan masa lalu, sekarang, dan masa depan, dan transpersonally untuk
terhubung dengan dimensi di luar fisikrealitas. Transendensi-diri ini terkait dengan
kesejahteraan atau penyembuhan, salah satu dari diidentifi kasi fokus dari disiplin
keperawatan. Teori ini telah diuji dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktik
keperawatan. Dengan ekspansi Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan.
Practice Theory

1.1 Definisi Practice Theory


Practice theory adalah teori yang sudah dapat diaplikasikan langsung atau dipraktekkan
dengan pasien atau dapat diuji secara empiris. Mikro range theory sedikit lebih formal dan
lebih bersifat sementara dalam tingkat teori. Ini juga lebih bersifat membatasi dalam waktu
dan lingkup atau penerapannya. Bagaimanapun, pendekatan micro range theory tidak dapat
dinilai untuk peneliti dan praktisioner sebagaiman mereka bekerja menggambarkan,
mengorganisasi, dan menguji ide-ide mereka. Dickkhoff & James (1968) menyatakan praktis
teori diperlukan dalam keperawatan karena keperawatan adalah suatu profesi dimana selalu
beorientasi kepada tindakan untuk mencapai tujuan.
Practice theory lebih spesifik dan jelas cakupannya dibanding middle range theory, teori
pada level ini juga didefinisikan juga sebagai prescriptive theory, situations-spesific theory,
dan micro theory. Practice theory menetukan tindakan atau intervensi keperawatan yang
cocok untuk mencapai tujuan tertentu, fokus pada fenomena keperawatan yang spesifik
dengan memberikan arahan langsung pada praktek keperawatan dan mempunyai
pernyataan teoritis yang jelas, hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomone, Practice
theory menyediakan kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan memprediksi hasil
dan efek dari praktek keperawatan itu sendiri (Peterson & Bredow, 2004).
1.2 Konsep Practice Theory
Practice theory berkembang dari middle range theory, pengalaman praktik keperawatan dan
uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber utama untuk
pengembangan practice theory keperawatan. Kedalaman dan kompleksitas teori
keperawatan digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam terhadap
fenomena keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi keperawatan (McKenna,
1997). Contoh Practice theory yaitu bonding attachment theory therapeutic touch, exercise
as selfcare, caring for patient with chronic skin disease, quality of care, dll (Peterson &
Bredow, 2004).
Mikro teori teori praktek merupakan teori yang dikembangkan berdasarkan perkembangan
dari middle range theory, karenanya teori ini lingkupnya lebih sempit dan lebih konkrit
keabstrakannya dibandingkan dengan ketiga teori dalam tingkatan teori. (Jacox, 1974 dalam
McKenna, 1997). Lebih lanjut dikatakan, teori praktek/ micro theory adalah teori yang
memberikan arahan langsung pada perawat untuk mencapai tujuan, artinya teori ini
memberikan suatu produk intervensi spesifik yang harus dilakukan perawat agar dapat
memberi efek pada kondisi pasien, Parker dan Smith (2010) menyatakan bahwa teori praktik
adalah deskripsi dan perkembangan dari tindakan keperawatan yang telah ada dan
dikembangkan untuk digunakan pada situasi keperawatan yang spesifik. Berdasarkan Ellis
dalam Reed et al, 2004, mengatakan bahwa semua pengetahuan keperawatan
dikembangkan untuk praktek, sehingga semua teori keperawatan tampa menghiraukan
tingkatannya maka merupakan teori praktek.
Idealnya teori praktik berhubungan erat dengan konsep dari middle range theory dan
dibawah kerangka kerja dari grand theory. Contohnya tindakan keperawatan yang dapat
dikembangkan menjadi teori praktik yaitu perawat mengetahui bahwa mereka dapat
mengurangi nyeri pada pasien dengan melakukan intervensi yang spesifik dan mengurangi
kerusakan kulit karena tekanan dengan perubahan posisi yang teratur (Parker & Smith,
2010). Wooldridge (1992) dalam Mckenna (1997) menjelaskan beberapa ciri dari teori
praktek/ micro theory, yaitu:
1. Teori praktek dinyatakan dalam sebuah hubungan sebab akibat antara makna
dan tujuan yang dapat di uji secara empiris.
2. Focus pada penyebab yang dapat dimanipulasi oleh perawat, efek yang
dianggap relevan untuk mengevaluasi hasil yang telah dicapai: dan
ketidaktentuan kondisi yang dapat diaplikasikan dalam situasi praktik.
3. Fokus pada makna yang dapat diasumsikan secara mandiri oleh profesi
perawat baik praktik manipulasi langsung maupun struktur panduan praktik.
1.3 Perkembangan Practice Theory
Teori praktik merupakan hasil dari sebuah proses refleksi dari dunia nyata keperawatan
klinis, dimana didalamnya dibutuhkan “engaging”. Intuiting, dan envisioning. Engaging
berarti keterlibatan langsung perawat pada suatu situasi. Intuiting berarti perspektif
subyektif yang dibawa perawat pada situasi tertentu berdasarkan pengalaman yang telah
didapatkannya. Envisioning berarti intuisi kreatif perawat dalam memberikan arti unik dalam
situasi tersebut dan mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru (Chin & Kramer, 1995
dalam McKenna, 1997). Refleksi bukan sebagai akhir dari pencarian pendekatan baru namun
sebagi suatu proses yang berlanjut. Ada beberapa langkah dalam proses refleksi yaitu
mengumpulkan pengalaman, konsentrasi pada perasaan sendiri, mengevaluasi kembali
melalui asosiasi, integrasi, validasi dan ketepatan.
Untuk melakukan proses tersebut dilakukan dengan mengumpulkan data-data pengalaman
dalam bentuk jurnal tertulis, melakukan studi studi dari jurnal ilmiah, diskusi dengan kolega.
Parker dan Smith, 2010 menambahkan sumber sumber dari pengembangan mikroteori ini
adalah pengalaman sehari-hari dari perawat, diskusi dengan perawat mahir berdasar kasus
yang ditemuinya. Langkah kedua menurut mereka yaitu konsentrasi pada perasaan berarti
tidak hanya mendeskripsikan perasaannya saja tentang pengalaman itu tetapi mencari bukti
ilmiah/pertanggungjawaban dari perasaan itu. Kepercayaan kuno tentang situasi itu tidak
boleh mempengaruhi persepsi. Bahkan kepercayaan kuno tersebut sebaiknya diganti dengan
hal hal yang baru dan terbuka. Hal ini dapat dicapai dengan menulis sebuah catatan ilmiah.

Langkah ketiga yaitu terdiri dari empat bagian. Yang pertama adalah asosiasi atau hubungan
memungkinkan praktisi refleksi untuk menghubungkan situasi yang ada dengan
pengetahuan yang telah ada dan tindakan yang dilakukan. Hasil akhirnya adalah praktisi
tersebut mengganti perilaku atau ilmu yang lama dengan yang baru. Hal ini dapat dicapai
dengan brainstorming dari kelompok, diskusi terbuka untuk mengklarifikasi pikiran dan
perasaan agar muncul pendekatan baru.

Langkah berikutnya yaitu integrasi. Dalam langkah ini praktisi mulai mengelompokkan
beberapa ide, perasaan, dan isu yang muncul dalam langkah asosiasi. Hasil dari
pengelompokkan ini didapatkan suatu hubungan lagi dan suatu kesimpulan. Disini konsep
baru, proposisi awal dan asumsi dapat terlihat. Dapat juga hal tersebut berhubungan dengan
teori yang sudah ada. Validasi berarti membandingkan hasil pendekatan baru dengan
pengalaman, pengetahuan dan pendekatan dari praktisi lain untuk mengetahui keaslian dari
ide praktisi. Validasi juga berarti mencoba hasil pendekatan praktisi di situasi lain. Cara
terbaik untuk mevalidasi hasil pendekatan baru adalah mengembalikan pendekatan tersebut
ke praktik klinik dan diuji disana.

Ketepatan adalah langkah terakhir dalam proses refleksi yaitu menggabungkan perilaku dan
pendekatan baru dengan dasar pengatahuan kita. Sebagai hasilnya pengetahuan baru
tersebut dapat digunakan di masa depan pada situasi yang sama saat pertama kali refleksi
dilakukan Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Philosophical theory
 Falsafah keperawatan merupakan karya- awal yang mendahului era teori.
 Falsafah berkontribusi untuk pengetahuan keperawatan dengan memberikan arahan
untuk disiplin dan membentuk dasar untuk keilmuan professional, yang mengarah
kepada pemahaman teotitis baru
2. Grand theory
 Cakupannya luas dan kompleks.
 Membutuhkan penelitian yang spesifik sebelum dapat sepenuhnya diuji cobakan,
 Tidak memberikan panduan terhadap intervensi keperawatan yang spesifik, namun
memberikan kerangka kerja struktural dan ide yang abstrak
3. Middle range theory.
 Cakupannya lebih terbatas dan kurang abstrak
 Menjelaskan fenomena spesifik atau konsep dan mencerminkan praktik keperawatan
4. Practice Theory
 Lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan cakupannya lebih sempit dibandingkan
 Dengan middle range theory. Berorientasi pada suatu tindakan nyata untuk tujuan
yang spesifik.
 Fokus kepada fenomena keperawatan spesifik yang mencerminkan praktik klinis dan
hanya terbatas kepada populasi atau bagian dari situasi pada teori

Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Practice theory
adalah teori yang sudah dapat diaplikasikan langsung atau dipraktekkan
dengan pasien atau dapat diuji secara empiris. Mikro teori/ teori praktek
merupakan teori yang dikembangkan berdasarkan perkembangan dari middle
range theory, karenanya teori ini lingkupnya lebih sempit dan lebih konkrit
keabstrakannya dibandingkan dengan ketiga teori dalam tingkatan teori. Teori
praktik merupakan hasil dari sebuah proses refleksi dari dunia nyata
keperawatan klinis, dimana didalamnya dibutuhkan “engaging”, intuiting, dan
envisioning
Daftar Pustaka
Middle Range Theory. Diakses tanggal 21 September 2019. Icha Chaphedech.
13 Maret 2013. Teori Nolla J.
Pender. 15 Agustus 2013Murdaugh, C. L., Parsons, M. A., & Pender, N. J. (2018).
Health promotion in nursing practice. Pearson Education CanadaPender, N.J.,
Murdaugh, C. L., & Parsons, M.A. (2011).
Health Promotion in Nursing Practice (6th Edition). Boston, MA: Pearson.
Budiono. 2016. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kemenkes
RIDiana Rachmawati. (30 Maret 2015). Middle Range Theory. Diakses tanggal
21 September 2019. Siokal, Patmawati, dan Sudarman. 2017. Falsafah dan Teori
dalam Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Thomas Ari. 2013. Teori Keperawatan Dorothy E. Johnson.
http://thomaz1945.blogspot.co.id/2013/11/teori-keperawatan-dorothy-e-
johnson_28.html . diakses 4 Oktober 2016Young Bussinestgirl. 2014.
Teori Keperawatan Dorothy E. Johnson.
http://perawatpedia.blogspot.co.id/2014/04/teori-keperawatan-dorothy-e-
jhonson.html . diakses 4 Oktober 2016Theoretical Foundations of Nursing.
Dorothy Johnson The Behavioral System Model.
http://nursingtheories.weebly.com/dorothy-johnson.html. Diakses 4 Oktober
201652
Agustinus, hardiyanto 2010. Practice Theory Micro Theary http://rumah
perawat / 2016/09/practice theorymicro theory.html Diunduh tanggal 19
September 2018, jam 21.00
Anonim. 2015. Teori Keperawatan. http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/teori-
keperawatan/. Diunduh tanggal 19 September 2018, jam 21.10
Chinn & Kramer. (1995). Fundamental Of Nursing. Loussiana Delmar a division
of Thomson Larning. Inc. USA
Peterson, Sandra J and Bredow, Timothy S. (2004). Middle Range Theory
application to Nursing Research. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins,
USA.

Anda mungkin juga menyukai