care, Holisme,
Humanisme
=>Nilai-nilai
kemanusiaan
(Altruism)
Shirleey, (2000)
Meta Theory
Meta theory adalah teori yang masih sangat luas dan belum dapat diaplikasikan, sangat abstrak
dan global. Fokus pada pertanyaan – pertanyaan berhubungan dengan filosofis dan
metodologis untuk pengembangan teori dasar keperawatan. Contoh : paradigma keperawatan
dengan 4 konsepnya yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.
Grand Theory
Bersifat abstrak, luas cakupanya dan kompleks, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk klarifikasi. Tidak memberikan panduan untuk intervensi keperawatan tertentu
melainkan memberikan kerangka umum dan gagasan tentang keperawatan. Para ahli teori ini,
mengembangkan teori keperawatan berdasarkan pengalaman mereka sendiri
Middle range theory berfokus lebih sempit dibanding grand theory dan sedikit lebih luas dibanding
mikro theory atau practice theory. Cakupannya tidak terlalu luas sehingga relatif tidak bermanfaat bagi
konsep – konsep sumatif dan tidak terlalu sempit sehingga tidak dapat digunakan untuk menjelaskan
situasi – situasi kehidupan yang kompleks.
Practice-Level Nursing Theories
Teori spesifik yang lingkupnya sempit dan berfokus pada populasi/pasien tertentu pada waktu
tertentu. Memberikan kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan menyarankan hasil atau
efek dari praktik keperawatan. Practice-Level Nursing Theories memberikan efek yang
langsung pada praktik keperawatan dibandingkan dengan 2 jenis kategori teori diatas (Grand
Nursing Theories atau Middle-Range Nursing Theories) namun memiliki keterkaitan dengan
kategori tersebut.
MIDDLE RANGE THEORY
8
Perbandingan dengan Level Teori yang lain
Dalam lingkup dan tingkatan Teori Middle-Range memiliki Mid-range teori memberikan
abstrak, middle range theory hubungan yang lebih kuat manfaat bagi perawat, mudah
cukup spesifik untuk dengan penelitian dan praktik. diaplikasikan dalam praktik dan
memberikan petunjuk riset dan Hubungan antara penelitian dan cukup abstrak secara ilmiah.
praktik, cukup umum pada praktik menurut Merton (1968), Teori Middle Range, tingkat
populasi klinik dan mencakup menunjukkan bahwa Teori Mid- keabstrakannya pada level
fenomena yang sama. Sebagai Range amat penting dalam pertengahan, inklusif,
petunjuk riset dan praktek, disiplin praktik, selain itu diorganisasi dalam lingkup
middle range theory lebih Walker and Avant (1995) terbatas, memiliki sejumlah
banyak digunakan dari pada mempertahankan bahwa mid- variabel terbatas, dapat diuji
grand theory, dan dapat diuji range theory menyeimbangkan secara langsung.
dalam pemikiran empiris. kespesifikannya dengan konsep
secara normal yang nampak 4
dalam grand teori
9
• Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit. Merton
(1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan
teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan
pengembangan suatu teori.
• Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle
range theory jika dibandingkan dengan grand theory:
• a. ruang lingkupnya lebih sempit
• b. lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik
• c. terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit
• d. merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas
• e. lebih dapat diuji secara empiris
• f. lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik
10
Ciri-ciri Middle Range Theory
• Menurut Mc. Kenna H.P. (1997) Menurut Meleis A.I. (1997) Menurut Whall (1996)
• Ruang lingkup yang terbatas • Konsep dan proposisi spesifik tentang
• Bias digunakan secara umum pada • Memiliki sedikit abstrak
berbagai situasi keperawatan
• Membahas fenomena / konsep yang • Mudah diterapkan bias diterapkan pada
• Sulit mengaplikasikan konsep kedalam lebih spesifik berbagai situasi
teori • Merupakan cerminan praktik • Proposisi bias berada dalam suatu
(administrasi, klinik, pengajaran) rentang hubungan sebab akibat
• Tanpa indicator pengukuran
• Masih cukup abstrak
• Konsep dan proposisi yang terukur
• Inklusif
11
Kegunaan Middle Range Theory
• a. Dalam bidang praktik dan penelitian mudah diaplikasikan dan cukup abstrak secara ilmiah. Tingkatnya
menengah diorganisasi dalam lingkup terbatas, variable terbatas, serta dapat diuji secara langsung.
• b. Mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian.
• c. Membimbing dalam penilitian variable dan pernyataan dalam penelitian.
• d. Membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien.
Tindakan Keperawatan
Secara langsung berfokus pada sumber yang berasal dari dalam diri seseorang
terhadap transendensi/berfokus padabeberapa factor personal dan kontekstual
yang mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan keadaan baik/sehat.
13
Katharine Kolcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara lain:
Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara
spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-
sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan
konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka.
Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal dari
prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik.
Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih suatu
fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di
(dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori.
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan dan
sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan
kemampuan perawat yang trampil dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus
kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem
solving yang tepat.
14
Theory of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya pada
wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit
perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system
untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara
keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang
diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting
yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen
bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah,
melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-
tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan
perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini
adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam
proses becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat
tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra
dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being)
15
Konsep Holistik Care
Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and
healthy.Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang
utuh dan sehat, dan seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam
pembelajaran
a) Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan
berimbang
b) Rileksasi, dengan konsep Meditasi Penyembuhan
c) Stimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiah
d) Silaturahmi Doktrin
e) Pancaran Bio energy (Pranaisasi)
f) Stimulan promotor dengan Nutrisi Herbal
g) Terapi Doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot.
h) Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan
penyeimbang.
Holisitik
Ahli - ahli teori humanistik menunjukkan bahwa tingkah laku individu pada
mulanya ditentukan oleh bagaimana mereka merasakan dirinya sendiri dan dunia
sekitarnya serta individu bukanlah satu - satunya hasil dari lingkungan mereka
seperti yang dikatakan oleh ahli teori tingkah laku, melainkan langsung dari dalam
(internal), bebas memilih, dimotivasi oleh keinginan untuk aktualisasi diri
(self - actualization) atau memenuhi potensi keunikan mereka sebagai manusia.
Abraham Maslow mengatakan bahwa di dalam diri individu ada dua hal yaitu:
1. Suatu usaha yang positif untuk berkembang.
2. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Hirarki Kebutuhan
1) Kebutuhan fisiologis atau dasar, seperti, makan, minum, menghirup udara dan sebagainya.
2) Kebutuhan akan rasa aman, seperti keadaan aman, stabilitas, proteksi, dan keteraturan akan
menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut.
3) Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang untuk
mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari
suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola, klub peminatan dan seterusnya.
4) Kebutuhan untuk dihargai terdapat dua jenis, yaitu lower one (status, atensi, reputasi) dan
higher one(kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian,kebebasan).
5) Kebutuhan untuk aktualisasi diri, menunjukkan karya kita pada orang lain. Berkaitan erat
dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri. Kepribadian bisa mencapai
peringkat teratas ketika kebutuhan - kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu dengan
yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan bisa memanfaatkan faktor potensialnya secara
sempurna.
Altruisme
Comte (Taufik, 2012) menjelaskan bahwa altruisme berasal dari kata “alter” yang
artinya “orang lain”. Secara bahasa altruisme adalah perbuatan yang berorientasi
pada kebaikan orang lain
Aspek-aspek Altruisme
Leeds (Taufik, 2012) menjelaskan bahwa suatu tindakan pertolongan dapat dikatakan
altruisme jika memenuhi kriteria, yaitu:
d. Memberikan manfaat bagi orang yang ditolong
e. Pertolongan yang telah diberikan berproses dari empati atau simpati yang selanjutnya
menimbulkan keinginan untuk menolong
f. Hasil akhir dari tindakan itu bukan untuk kepentingan diri sendiri
Faktor-faktor Altruisme
Menurut Myers (2012) ada beberapa faktor yang mempengaruhi altruisme yaitu
1. Faktor internal, (imbalan (reward) dan empati)
2. Faktor situasional (jumlah pengamat, membantu ketika orang lain juga
membantu (ada model), tekanan waktu, dan adanya kesamaan)
3. Faktor personal (Faktor situasional meliputi. Faktor personal meliputi sifat-
sifat kepribadian, gender, dan religiusitas)
THANK YOU
08993733737
anugrah.wimar@gmail.com
wimaranugrah