NIM : 1710914220012
Kelas :B
Nadia, M.Pd
Ada empat masa yang dilalui dalam konteks perjuangan Indonesia. Empat
masa itu, yaitu:
MASA KERAJAAN:
1. Kerajaan Kutai
2. Kerajaan Sriwijaya
3. Kerajaan Majapahit
MASA KOLONIAL:
1. Kolonial Belanda
2. Kolonial Jepang
MASA KEBANGKITAN NASIONAL:
2. Sidang BPUPKI
3. Masa Reformasi
A. Masa Kerajaan
Telah dimiliki bangsa Indonesia sejak bangsa Indonesia melalui proses sejarah
yang cukup panjang, yaitu pada zaman Batu. Kemudian dasar-dasar kebangsaan
Indonesia mulai tampak pada abad ke VII ketika timbulnya kerajaan Kuttai, Sriwijaya,
dan Majapahit serta kerajaan-kerajaan lainnya.
1. Kerajaan Kutai
Terjalinnya hubungan antara sriwijaya dgn Cina (Dinasti Tang) dan India
(Dinasti Harsha)
3. Kerajaan Majapahit
Hakikat, kehidupan keagamaan adalah percaya pada Tuhan YME (Sang Hyang
Widi)
Terdapat hubungan baik antara Raja Hayam Wuruk dengan kerajaan Cina,
Ayodya, Champa, India, Kamboja, dan Negara-negara tetangga lainnya atas da
sar mitreka satata;
Sikap dan tingkah laku diatas telah menjelma dalam tata kehidupan masyarakat
(desa) dalam bentuk keadilan dan keseimbangan
B. Masa Kolonial
1. Kolonial Belanda
Setelah Nederland diserbu o/ tentara Nazi Jerman,5 Mei 1940 dan jatuh pada
tanggal 10 Mei 1940, Ratu Wilhemina dengan segenap aparat mengungsi ke Inggris,
sehingga pemerintah Belanda masih dapat berkomunikasi dengan pemerintah jajahan di
Indonesia. Belanda menyerah pada Jepang 9 Maret, pada awalnya senang karena
propaganda Jepang : Kebebasan rakyat : berserikat dan berkumpul mengeluarkan suara
terutama membicarakan kemerdekaan → dilarang Jepang. Masa 1942 – 1945 Pendek
tapi rakyat menderita lahir batin. Namun bangsa Indonesia lebih bersemangat untuk
mengusir penjajah dari bumi pertiwi yang tercinta ini.
2. Sidang BPUPKI
Enampuluh (60) orang anggota biasa dari bangsa Indonesia (tidak termasuk
ketua dan ketua muda) yang kebanyakan berasal dari pulau Jawa, beberapa dari
Sumatra, Maluku, Sulawesi dan beberapa orang peranakan Eropa, Cina dan Arab.
Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selama empat hari,berturut-turut yang
tampil berpidato untuk menyampaikan usulan adalah: (a) 29 Mei 1945 Mr.Muh.Yamin;
(b) 31 Mei 1945 Prof. Soepomo dan; (c) 1 Juni 1945 Ir. Soekarno.
Sidang PPKI
Setelah melakukan beberapa perubahan pada piagam Jakarta yang kemudian berfungsi
sebagai pembukaan UUD, Menetapkan rancangan hukum dasar yang telah diterima
dari Badan Penyelidik pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah mengalami beberapa
perubahan (berkaitan dengan perubahan piagam Jakarta) kemudian berfungsi sebagai
UUD 1945
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Sumatera
Borneo
Sulawesi
Maluku
Sunda Kecil
(3) Untuk sementara waktu kedudukan kota dan Gementee diteruskan seperti sekarang
Pada sidang ketiga PPKI dilakukan pembahasan thdp agenda tentang “Badan
Penolong Keluarga Korban Perang”, adapun keputusan yang dihasilkan terdiri dari
delapan pasal. Salah satu dari pasal tersebut yaitu pasal 2 dibentuklah badan yang
disebut “Badan Keamanan Rakyat” (BKR).
Pada sidang keempat PPKI membahas agenda tentang Komite Nasional Partai
Nasional Indonesia, yang pusatnya berkedudukan di Jakarta.
Pembubaran Konstituante
Pembubaran MPRS.
3. Masa reformasi
Pancasila yang seharusnya sebagai nilai, dasar moral etika bagi Negara dan
pelaksana Negara, dalam kenyataanya digunakan sebagai alat legitimasi politik
Pancasila ditandai hancurnya ekonomi nasional, maka timbullah berbagai gerakan
masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa cendekiawan dan masyarakat sebagai
gerakan moral politik yang menuntut adanya reformasi di bidang politik, ekonomi dan
hokum (Kaelan, 2000)
Saat Orde Baru tumbang, muncul fobia terhadap Pancasila, sebagai Dasar
Negara untuk sementara waktu awalnya tidak tampak suatu dampak negative tapi
semakin hari semakin terasa dan sangat total terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara terjadi komflik-komflik horizontal dan vertical.
Disebut juga
Ideologi berasal dari kata ‘idea’ = gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita.
‘logos’= ilmu. Kata idea berasal dari kata bahasa Yunani ‘eidos’=bentuk.
‘Idein’=melihat. Jadi, Secara harfiah, Ideologi adalah ilmu pengetahuan tentang ide-ide
(the science of ideas), atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Ideologi
menurut Kamus Umum Bhs Indonesia adalah keyakinan yang dicita-citakan sebagai
dasar pemerintahan negara.
tujuan negara
penyelenggaraan/pengelolaan negara
Negara modern dijalankan atas dasar hukum, disebut juga dengan negara
hukum (rechtstsaat). Negara hukum (rechtsstaat) bertumpu kepada nilai-nilai yang
menjadi dasar berdirinya negara. Dasar bagi Indonesia sebagai negara hukum adalah
Pancasila, artinya nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan
Keadilan menjadi sumber hukum bagi seluruh tatanan hukum di Indonesia. Bahwa
segala peraturan perundang- undangan yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan
Pancasila atau tidak bertentangan dengan Pancasila.
1. PENGERTIAN IDEOLOGI
Secara harfiah, ideologi berarti ilmu mengenai pengertian dasar, ide. Definisi
ideologi berkembang menjadi:Kumpulan gagasan, ide, keyakinan, dan kepercayaan
yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut dan mengatur tingkah laku
sekelompok manusia tertentu dalam berbagai bidang kehidupan.
Prof. Padmo Wahyono, SH., Ideologi diberi makna sebagai pandangan hidup
bangsa, falsafah hidup bangsa, berupa seperangkat tata nilai yang dicita-citakan dan
akan direalisir di dalam kehidupan berkelompok. Ideologi ini akan memberikan
stabilitas arah dalam hidup berkelompok dan sekaligus memberikan dinamika gerak
menuju ke yang dicita-citakan.
Dr. Alfian, Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh
dan mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap
benar dan adil, mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.
1. Ideologi Partikular
3. Ideologi Komprehensif
1. IDEOLOGI LIBERAL
Latar belakang : Sebagai respons terhadap kekuasaan negara yang absolut dan otoriter
yang membatasi kebebasan dan hak-hak warga negaranya.
Landasan : Manusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi, tanpa harus
diterapkannya aturan-aturan ketat yang bersifat mengekang.
Ciri-ciri :
Latar belakang : Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan
Friedrich Engels, sebuah manuskrip politik yang mengusung pertentangan kelas social
(kaum proletar dan kaum borjuis)
Landasan : Penolakan kondisi masa lampau, analisa yang cenderung negatif terhadap
situasi dan kondisi yang ada, resep perbaikan untuk masa depan, dan rencana tindakan
jangka pendek yang memungkinkan tercapainya tujuan yang berbeda-beda.
Ciri-ciri :
Pemerintahan otoriter
C. AGAMA DAN PANCASILA
Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama masingmasing.
Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena hakikatnya manusia
berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan.
Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan inter
pemeluk agama serta antar pemeluk agama.
Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketakwaan itu bukan hasil
paksaan bagi siapapun juga.
A. PENGERTIAN FILSAFAT
FILSAFAT (Philosophia)
B. MANFAAT FILSAFAT
Untuk menjajagi kemungkinan adanya pemecahan terhadap problema filsafat.
Pengkajian filsafat dapat membawa pada perubahan keyakinan dan nilai-nilai dasar
seseorang, yang dapat mempengaruhi arah kehidupan pribadi maupun profesinya
Pengkajian filsafat dapat membuahkan kebebasan dari dogmatisme, toleransi terhadap
pandangan berbeda, serta kemandirian secara intelektual
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang meyelidiki hakikat sesuatu atau tentang
ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Dasar
ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memiliki hakikat mutlak
yaitu monopluralis, atau monodualis, karena itu juga disebut sebagai dasar antropologis.
Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia.
Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar
aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga
merupakan suatu kesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas
tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang
artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Aksiologi
adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik. Bidang yang
diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai. Nilai
(value dalam Inggris) berasal dari kata Latin valere yang artinya kuat, baik, berharga.
Dalam kajian filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikan
sebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan” (goodness). Nilai itu sesuatu yang
berguna. Nilai juga mengandung harapan akan sesuatu yang diinginkan
1. DASAR FILOSOFIS
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa
Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena
itu sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hirarkhis dan sistematis.
Dalam pengertian itu maka Pancasila merupakan suatu sistem filsafat sehingga kelima
silanya memiliki esensi makna yang utuh. Dasar pemikiran filosofisnya adalah sebagai
berikut : Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mempunyai
makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta
kenegaraan harus berdasarkan nilai nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan dan Keadilan. Titik tolaknya pandangan itu adalah negara adalah suatu
persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan manusia.
Nilai pancasila sebagai nilai sumber dari segala sumber hukum Negara
Indonesia (Hukum Dasar Tap MPRS No.XX/MPRS/1966). Nilai-nilai pancasila
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki kedudukan sebagai
pokok kaidah Negara yang fundamental. Pembukaan UUD 1945 mengandung 4 pokok
pikiran yaitu :
Pokok pikiran kedua : menyatakan bahwa Negara hendak mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Sila 5)
Pokok pikiran keempat : menyatakan bahwa Negara berdasarkan atas keTuhanan Yang
Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab (Sila 1 dan 2)
Etika teleologis adalah teori yang menyatakan bahwa hasil dari tindakan moral
menentukan nilai tindakan atau kebenaran tindakan dan dilawankan dengan kewajiban.
2. Etika Deontologis
Etika deontologis adalah teori etis yang bersangkutan dengan kewajiban moral
sebagai hal yang benar dan bukannya membicarakan tujuan atau akibat. Kewajiban
moral bertalian dengan kewajiban yang seharusnya, kebenaran moral atau kelayakan,
kepatutan.
3. Etika Keutamaan
Nilai adalah suatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin dan
menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang
berfungsi mendorong dan mengrahkan sikap dan perilaku manusia. Tiga kategori nilai:
Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melakukan aktivitas.
Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai Dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan
representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.
Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai
dasar (Pancasila).
Nilai Praksis adalah pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai
instrumental.
Moral berasal dari kata mos (mores) yang berarti kesusilaan, tabiat, kelakuan.
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku
dan perbuatan manusia.
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan
sehari-hari berdasarkan motivasi tertentu. Norma memiliki kekuatan untuk dapat
dipatuhi, yang dikenal dengan sanksi, misalnya:
Norma kesusilaan, sanksinya rasa malu dan menyesal terhadap diri sendiri.
Norma hukum, sanksinya berupa penjara atau kurungan atau denda yang
dipaksakan oleh alat negara.
Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk
pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan
dan keadilan. Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan
dengan nilai-nilai dalam Pancasila, namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai
Pancasila tersebut. Menilik nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka
Pancasila dapat menjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya
bersifat mendasar, namun juga realistis dan aplikatif.
Pancasila sebagai dasar negara dan ideology negara tidak terbentuk secara
mendadak dan tidak hanya diciptakan oleh seseorang saja. Akan tetapi terbentuknya
Pancasila melalui proses yang panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Secara kualitas,
asal mula Pancasila dibedakan menjadi dua yaitu,asal mula pancasila secara langsung
dan asal mula pancasila secara tidak langsung
Asal mula bahan ( kausa materialis ): Yaitu Pancasila dalam kepribadian dan
pandangan hidup bangsa Indonesia
Asal mula bentuk ( kausa formalis ): Yaitu Pancasila yang diprakarsai Ir. Soekarno
bersama Moh. Hatta serta anggotaBPUPKI lainnya merumuskan dan membahas
Pacasila terutama dalam hal bentuk, rumusan serta nama Pancasila
Asal mula karya ( kausa efisien ) : Yaitu Pancasila oleh PPKI sebagai pembentuk
negara dan atas kuasa pembentuk negara yang mengesahkan Pancasila menjadi dasar
negara yang sah, setelah dilakukan pembahasan, baik dalam sidang BPUPKI maupun
panitia Sembilan.
Asal mula tujuan ( kausa finalis ) : Yaitu Pancasila oleh anggota BPUPKIdan
panitiasembilan termasuk Soekarno dan Moh. Hatta yang menentukan tujuan
dirmuskannya Pancasila setelah ditetapkan oleh PPKI sebagai dasar negara yang sah.
ASAL MULA TIDAK LANGSUNG
Asal mula Pancasila yang tidak langsung secara kausalitas yaitu asal mula
sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945,artinya nilai
Pancasila sejak dahulu sudah terdapat dalam adat-istiadat,kebudayaan dan nilai-nilai
agama bangsa Indonesia.
Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara yang didirikan
dalam pelaksanaan dan penyelenggaraannya harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa, di Indonesia terdapat 6 agama yang telah diakui diantaranya Islam, Kristen,
Katolik, Budha, Hindu, dan Konghucu. Sila pertama inilah yang mendasari dan
menjiwai keempat sila lainnya bahwa dengan dasar agama dan keyakinan menjadi
sebuah integritas yang tinggi pada diri masing-masing pribadi.
3. Persatuan Indonesia
Dalam sila persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara
elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras, maupun kelompok.
Oleh karena itu perbedaan merupakan kodrat manusia dan ciri khas elemen-elemen
yang membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu,
mengikat diri dalam persatuan yang dilukiskan dalam suatu Bhineka Tunggal Ika.
Perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan
diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam
kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama sebagai bangsa.
Dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus
dilaksanakan dalam hidup bernegara.
1. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap
masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena perbedaan
merupaan suatu bawaan kodrat manusia.
5. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras,
suku, maupun agama.
Upaya lain dalam mewujudkan pancasila sebagai sumber nilai adalah dengan
menjadikan nilai dasar Pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik (norma
moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai pancasila
adalah nilai moral. Oleh karena itu, nilai pancasila juga dapat diwujudkan kedalam
norma-norma moral (etik). Norma-norma etik tersebut selanjutnya dapat digunakan
sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Bangsa indonesia saat ini sudah berhasil merumuskan
norma-norma etik sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku. Norma-norma
etik tersebut bersumber pada pancasila sebagai nilai budaya bangsa. Rumusan norma
etik tersebut tercantum dalam ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika
Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Bermasyarakat.
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan.
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi
pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.
Paradigma adalah sebuah asumsi asumsi dasar dan teoritis umum dan dijadkan
sumber hukum,metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga menentukan
sifat,ciri,serta karektiristik ilmu pengetahuan itu sendiri.
Menurut Perkembangan;
Selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku politik bukan
sekadar objek politik
Sistem politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu
menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat
Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem
politik demokrasi bukan otoriter Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus
dikembangkan atas asas kerakyatan (sila IV Pancasila).
Rakyat tidak hanya sebagai objek namun menjadi subjek politik dalam upaya di
bidang politik. contohnya adalah sistem politik Demokrasi yang meletakkan rakyat
sebagai kekuasaan tertinggi.
Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem ekonomi liberal
yang hanya menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia
lain.Sistem ekonomi demikian juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem
sosialis yang tidak mengakui kepemilikan individu
Sistem ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang
berasaskan kekeluargaan
Sistem dan pembangunan ekonomi berpijak pada dasar moralitas ketuhanan dan
kemanusiaan sehingga menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan
Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat
dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab
Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan
seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan
Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(sishankamrata).
Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah,
dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah
dan diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman
b. Tantangan Kelembagaan Jika kita sudah mempunyai kesamaan visi dan faham
mengenai sila-sila tersebut diatas, bagaimana menuangkannya ke dalam sistem politik
dan sistem kenegaraan kita ? Ringkasnya, dimensi kelembagaan Pancasila perlu
memberikan jawaban terhadap kebutuhan kita memperoleh efek sinergi
sebesar-besarnya dari persatuan dan kita sebagai bangsa, sambil menekan
sekecil-kecilnya dampak negatif yang bisa terjadi pada demikian besarnya akumulasi
sumber daya nasional di tangan mereka yang sedang memegang tampuk kekuasaan
pemerintah, baik di tingkat pemerintah pusat maupun di tingkat daerah.
Dalam arti yang luas : konstitusi adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan
dan ketentuan (hukum) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara.
Dalam arti tengah : konstitusi adalah hukum dasar, yaitu keseluruhan aturan dasar, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis
Dalam arti sempit : konstitusi adalah Undang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa
dokumen yang memuat aturan-aturan yang bersifat pokok.
SIFAT KONSTITUSI
1. Kaku, apabila konstitusi hanya dapat diubah melalui prosedur yang berbeda
dengan prosedur pembuatan undang-undang biasa.
2. Supel, jika dapat diubah dengan prosedur yang sama dengan prosedur
pembuatan undang-undang
KONSTITUSI BERFUNGSI
SUBSTANSI/ISI KONSTITUSI
Prinsip-prinsip dasar yang ada di negara agar menjadi operasional maka harus
dijabarkan ke dalam berbagai aturan hukum di negara yang bersangkutan. Penjabaran
dasar negara itu dilakukan melalui konstitusi. Keterkaiatan dasar Negara dengan
konstitusi negara sangat erat, sebab pokok-pokok pikiran yang ada dalam dasar negara
akan tampak terjabar secara lebih rinci dalam konstitusinya. Pokok pikiran pembukaan
UUD 1945, dijelmakan dalam pasal UUD 1945 atau meliputi suasana kebatinan UUD.
Sila ketiga, dijabarkan di pasal 18, pasal 35, pasal 36 UUD 1945
untuk setia kepada suara batin yang hidup dalam kalbu rakyat kita.
B. HUBUNGAN ANTARA PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN BATANG
TUBUH UUD 1945
Pembukaan yang telah dirumuskan secara padat dan khidmat dalam empat
alinea itu, setiap alinea kata-katanya mengandung arti dan makna yang sangat dalam,
mempunyai nilai-nilai yg universal dan lestari.
Jadi kesimpulan yang kita dapat ambil dalam hubungan proklamasi dengan
pembukaan UUD 1945 yaitu :
KONSTITUSI
Dalam arti yang luas : konstitusi adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan
dan ketentuan (hukum) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara.
Dalam arti tengah : konstitusi adalah hukum dasar, yaitu keseluruhan aturan dasar, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis
Dalam arti sempit : konstitusi adalah Undang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa
dokumen yang memuat aturan-aturan yang bersifat pokok.
hampir semua negara di dunia mempunyai konstitusi tertulis, kecuali Inggris dan
Kanada.
SIFAT KONSTITUSI
3. Kaku, apabila konstitusi hanya dapat diubah melalui prosedur yang berbeda
dengan prosedur pembuatan undang-undang biasa.
4. Supel, jika dapat diubah dengan prosedur yang sama dengan prosedur
pembuatan undang-undang
KONSTITUSI BERFUNGSI
SUBSTANSI/ISI KONSTITUSI
KONSTITUSI INDONESIA
1. Indonesia adalah negara berdasar atas hukum yang dicantumkan dalam penjelasan.
3. Kedaulatan berada di tangan rakyat yang sepenuhnya dilakukan oleh MPR. Oleh
karena itu MPR dan DPR yang memilih presiden.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah tertinggi dibawah MPR, sehingga
presiden adalah bertanggung jawab pada MPR.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab terhadap
DPR. Jadi, presiden memiliki hak kewenangan mutlak untuk mengangkat dan
memberhentikan seorang menteri.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Maksudnya, karena kata tidak tak
terbatas dikatakan terbatas tapi sebenarrnya tidak terbatas dan dikatakan tidak
terbatas, tetapi dibatasi oleh hukum dan konstitusi.
1. Indonesia adalah negara hukum, yang dicantumkan dalam batang tubuh pada pasal
1 ayat 3.
3. Kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh karena itu, saat ini pemilihan Presiden
dilakukaN langsung oleh rakyat.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab terhadap
DPR. Jadi, presiden memiliki hak kewenangan mutlak untuk mengangkat dan
memberhentikan seorang menteri.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Maksudnya, karena kata tidak tak
terbatas dikatakan terbatas tapi sebenarrnya tidak terbatas dan dikatakan tidak
terbatas, tetapi dibatasi oleh hukum dan konstitusi.
10. Sistem Pemerintahan
Sistem = suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai
hubungan fungsional.
Pemerintahan=
Ajaran Plato
Aristokrasi, adalah bentuk negara yang pemerintahannya dipegang oleh para cerdik
pandai dan berpedoman pada keadilan yang berusaha mewujudkan kesejahteraan
umum (rakyat)
Oligarki, adalah pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang yang kaya dan
mempunyai kecenderungan ingin lebih kaya lagi
Demokrasi, adalah pemerintahan yang dipegang oleh rakyat dan kepentingan umjm
lebih diutamakanDalam pemerintahan demokrasi prinsip yang diutamakan adalah
kemerdekaan dan kebebasan.
Tirani adalah negara yang dipimpin oleh satu orang saja. Untuk menjaga supaya
tidak ada persaingan terhadap dirinya, seorang tirani tidak segan segan
menyingkirkan semua saingannya. Akibatnya bentuk pemerintahan tirani jauh dari
keadilan.
Ajaran Aristoteles
Monarki, adalah negaara yang pemerintahannya hanya dipegang oleh satu orang
dan ditujukan untuk kepentingan umum
Tirani, adalah negaara yang pemerintahannya dipegang oleh satu orang, tetapi
ditujukan untuk kepentingan sipenguasa itu sendiri.
Negara yang pemerintahannya diegang oleh beberapa orang dan kekuasaan negara
dipusatkan pada satu badan atau organ yangb terdiri atas beberapa orang,
Ajaran Polybios
Monarki adalah : pemerintahan oleh satu orang (seorang raja) guna kepentingan
seluruh rakyat. Cita-cita akan keadilan dan kesusilaan telah menyebabkan orang
pada mulanya sangat menghargai bentuk monarki. Dalam monarki, kekuasaan
Negara dipegang oleh satu orang tunggal yang berkuasa, berbakat dan mempunyai
sifat-sifat yang lebih unggul.
Tirani adalah : pemerintahan oleh satu orang untuk kepentingannya sendiri dan
bersifat sewenang-wenang.
Demokrasi adalah : pemerintahan dari orang-orang (rakyat) yang tidak tahu sama
sekali tentang soal-soal pemerintahan.
1. REPUBLIK
Republik merupakan bentuk pemerintahan yang kepala negaranya dipilih oleh rakyat
secara bebas untuk masa jabatan tertentu.
a. Republik Parlementer
Presiden sebagai kepala negara dan tidak dapat diiganggu gugat. Perdana menteri
sebagai kepala pemerimtahan bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam system
republic Parlementer, kekuasaan legislative lebih tinggi daripada kekuasaan eksekutif.
b. Republik Konstitusional
Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kekuasaan Presiden dibatasi
oleh konstitusi, sedangkan parlemen berfungsi sebagai pengawas.
c. Republik Absulut.
Bentuk pemerintahan tanpa ada pembatasan kekuasaan sehingga penguasa
mengabaikan konstitusi. Partai politik dipergunakan untuk menglegitimasi kekuasaan.
Dalam system ini parlemen tidak berfungsi.
Menurut Leon Duguit, Apa bila kepala negara ditunjuk berdasarkan keturunan, bentuk
pemerintahan disebut Monarki. Sebaliknya, apabila kepala negara ditunjuk tidak
berdasarkan keturunan tetapi dipilih maka bentuk pemrintahannya disebut Republic.
Monarki Mutlak (Absolud) adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang
raja ( ratu, kaisar, atau syeh ). Seluruh kekuasaan negara dipegang oleh raja dan segala
ucapannya merupakan undang-undang yang harus dipatuhi oleh semua rakyat. Contoh:
Perancis pada masa Louis XIV
b. Monarki konstitusional
Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang raja
dan kekuasaan dibatasi oleh Undang-undang Dasar (konstitusi)
c. Monarki parlementer
Monarki parlementer adalah pemerintahan yang dipimpin oleh seorang raja. Kekuasaan
tertinggi dipegang oleh parlemen, sedangkan kekuasaan eksekutif dipegang oleh
Perdana menteri dan bertanggung jawab kepada parlemen
Raja fungsinya hanya sebagai kepala negara kedudukannya tidak dapat diganggu gugat.
contoh; negara Belanda, Inggris.
Presiden tidak dipilih parlemen, tetapi dpilih secara langsung oleh rakyat mellaui
pemili atau oleh suatu badan khusus yang dikuasakan.
Hubungan atnara Presiden dan parlemen tidak dapat saling menjatuhkan, karena
presiden dan parlemen dpilih oleh rakyat melalui pemilihan umum, sehingga
keduanya bertanggung jawab kepada rakyat.
Tedapat hubungan yang erat antara badan eksekutif dengan legilatif. Hubungan
tersebut bersifat timbal balik dan saling mempengarhui.
C. Sistem semipresidensial
a. dari presidensial
1. Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih
langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
b. dari parlementer
Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi,
DPR tetap memiliki kewenangan mengawasi presiden meskipun secara tidak
langsung.