BAB I
PENDAHULUAN
Dalam disiplin ilmu keperawatan, pengetahuan ilmiah terdiri atas prinsip, teori,
dan model konseptual, serta temuan penelitian dari keperawatan dan disiplin
terkait (Parker, 2001). Pengetahuan tentang proses pengembangan teori
merupakan dasar untuk pemahaman terhadap karya teoritis tentang disiplin ilmu
keperawatan. Struktur hirarki ilmu keperawatan dibedakan atas 4 komponen dari
ilmu keperawatan menurut tingkat abstraksinya. Hirarki terdiri dari komponen-
komponen yang bersifat menyeluruh. Komponen disusun dari yang paling abstrak
sampai yang paling konkrit dalam urutan sebagai berikut: metaparadigma,
filosofi, model konseptual dan teori-teori (Fawcett, 1997, 2006). Keperawatan
mengikuti arah dari konsep ke kerangka kerja konseptual ke model-model teori,
kemudian ke teori middle-range, yang mana dalam middle-range theory terdapat
intervensi yang dapat diaplikasikan menjadi practice theory (Alligood, 2014).
Tipe teori-teori tersebut dalam keperawatan mulai dari yang paling abstrak
sampai yang paling konkrit, grand teori mengidentifikasi teori-teori yang abstrak,
practice theory yang paling konkrit dan middle range theory diantara grand teori
dan practice teori.
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum :
Mampu memahami, menjelaskan, dan menganalisa pengembangan empiris
tentang model konseptual dan teori keperawatan serta hubungannya dengan
falsafah, dan paradigma keperawatan dengan model konseptual (Grand theory,
middle-range theory, and practice theory).
1.2.2 Tujuan Khusus :
Makalah ini dibuat dengan tujuan :
1. Menjelaskan pengembangan empiris tentang model konseptual dan teori
keperawatan.
2. Menjelaskan tingkatan pengembangan teori keperawatan.
3. Menganalisa hubungan model konseptual atau teori keperawatan (Grand
theory, middle-range theory, and practice theory) dengan falsafah dan
paradigma keperawatan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Teori keperawatan adalah suatu rangkaian asumsi, interpretasi, prinsip, atau dalil
yang membantu menjelaskan atau mengarahkan tindakan keperawatan (Young,
Taylor, dan Renpenning, 2001 dalam McEwen & Wills, 2011). Teori keperawatan
merupakan turunan dari falsafah keperawatan ataupun model konseptual, dimana
menghubungkan konsep yang mengajukan hasil yang lebih spesifik dan dapat
diuji kebenarannya. Teori keperawatan telah tersusun dalam beberapa kategori
dan tipe. Secara umum tipe teori keperawatan meliputi grand theory, middle range
theory, dan practice theory. Penjelasan teori diatas akan dibahas sebagai berikut:
1. Grand Theory
Grand theory merupakan teori yang cakupannya luas dan kompleks,
terdiri dari kerangka kerja konseptual umum yang mendefinisikan
perspektif praktik keperawatan dan melibatkan perbedaan cara dalam
melihat fenomena keperawatan, memuat konsep yang menggabungkan
teori-teori dengan cakupan lebih kecil (Tomey & Aligood, 2010). Grand
theory memiliki cakupan paling luas yang menyajikan konsep dan dalil
secara umum. Teori pada tingkatan ini mencerminkan dan memberikan
wawasan yang berguna untuk praktik keperawatan namun tidak dirancang
untuk pengujian empiris (Parker, 2001).
Model konseptual merupakan seperangkat konsep yang relatif abstrak dan
umum yang membahas fenomena khusus untuk suatu disiplin, proposisi
non-relasional yang secara luas mendefinisikan konsep-konsep tersebut,
dan proposisi relasional yang menyatakan hubungan yang relatif abstrak
dan umum antara dua atau lebih konsep (Fawcett , 2000 dalam Fawcett
2001). Setiap model konseptual menyediakan kerangka acuan yang jelas
sebuah “cakrawala harapan” (Popper, 1965, dalam Fawcett 2001 ) dan
“cara berpikir terpadu dan terpadu secara internal tentang peristiwa dan
proses” (Frank, 1968, dalam Fawcett 2001). Dengan demikian, setiap
model konseptual menyediakan orientasi kognitif yang berbeda-beda
untuk melihat fenomena yang berada dalam domain penyelidikan disiplin
tertentu.
5
3. Practice Theory
Practice theory dapat berkembang dari middle range theory, pengalaman
praktik keperawatan dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat
dapat menjadi sumber utama untuk pengembangan practice theory
keperawatan. Practice theory juga dikenal sebagai mikro teori, memiliki
cakupan dan tingkat abstraksi yang lebih sempit. Teori ini dikembangkan
untuk digunakan pada situasi keperawatan. Pengembangan teori ini
memiliki dampak langsung pada praktik keperawatan bila dibandingkan
dengan teori yang lebih abstrak. Practice theory menyediakan kerangka
kerja untuk intervensi keperawatan dan dapat memprediksi hasil atau
pengaruh dari intervensi keperawatan, sehingga teori ini dapat
dikembangkan dari pertanyaan, tindakan, dan prosedur keperawatan
(Mckenna, Pajnkihar, & Murphy, 2014; Parker, 2001).
Practice theory memiliki keterkaitan dengan Middle range theory,
dikatakan bahwa practice theory merupakan hasil deduktif dari middle
range theory. Practice theory lebih spesifik dibanding middle range
theory karena pada practice theory ini merupakan pengaplikasian dari
middle range theory. Practice theory menentukan tindakan atau intervensi
keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu dalam
melaksanakan asuhan keperawatan, fokus pada fenomena keperawatan
yang spesifik dengan memberikan arahan langsung pada praktek
keperawatan (Peterson & Bredow, 2004).
Practice theory dapat diturunkan melalui model grand dan middle theory.
Untuk dapat menggunakan grand atau middle theory ke dalam practice
theory perawat harus dapat melihat keterkaitan antara teori dan kasus atau
tindakan yang akan dilakukan. Salah satu contoh grand theory adalah
Orem, yang terkenal dengan teori self care. Perawat menemui klien dengan
masalah ginekologi dan abortus, sangat tidak tepat jika perawat
menggunakan teori self care Orem. Karena fokus utama perawat adalah
keselamatan klien dalam menghadapi tindakan prosedur operasi.
10
Oleh karena itu perawat mentolerir kemampuan self care klien sampai
klien bisa mandiri dan perawat kembali merencanakan untuk
meningkatkan kemampuan self care klien (Mckenna, Pajnkihar, &
Murphy, 2014).
Pada contoh kasus ini, akan sangat tepat bila perawat menggunakan model
middle range theory Swanson. Teori Swanson lebih difokuskan pada
kebutuhan psikologis klien yang mengalami masalah, dalam hal ini
masalah ginekologi dan abortus. Teori Swanson mengarahkan perawat
untuk fokus dan caring pada kebutuhan emosional klien, mendengarkan
klien, dan konseling klien.
Dari contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa practice theory dapat
berangkat dari middle atau grand theory. Perawat harus dapat melihat
keterkaitan antara teori dengan kasus atau tindakan yang dihadapi dan
dilakukan pada klien. Sehingga terjadi kesinambungan yang nantinya
bermanfaat dan efektif dalam mengatasi masalah klien.
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis hubungan falsafah dan paradigma dengan model konseptual dan
teori keperawatan (Grand, Middle & Practice theory)
Metaparadigma merupakan konsep global untuk mengidentifikasi fenomena yang
terkait disiplin ilmu, dan secara umum digunakan sebagai dasar dalam
menggambarkan hubungan antar beberapa konsep. Falsafah tidak mengikuti garis
metaparadigma dan juga tidak mendahului model konseptual (Fawcett, 2005).
Bisa diartikan bahwa model konseptual maupun teori keperawatan yang didasari
falsafah juga sangat erat hubunganya dengan metaparadigma keperawatan.
Penerapan konsep maupun teori keperawatan harus selalu dikawal oleh
metaparadigma. Falsafah adalah dasar bagi formula lain seperti model konseptual,
grand theory dan middle range theory. Kredibilitas model konseptual ditentukan
oleh pengujian empiris middle range theory yang berasal dari model. Indikator
empiris secara langsung berhubungan dengan teori sebagai definisi operasional
untuk setiap konsep middle range theory. Tidak ada koneksi langsung antara
indikator empiris dengan model konseptual, falsafah, atau metaparadigma
sehingga tidak bisa diuji secara empiris. Alur dari metaparadigma keperawatan
hingga indikator empiris disebut dengan disiplin keperawatan. (Fawcett, 2005).
Marchuk (2014) menjelaskan bahwa falsafah keperawatan menitikberatkan pada
seni dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan dengan kasih sayang dan
mengedepankan martabat manusia. Filosofi didasarkan pada konsep paradigma
keperawatan yang mengutamakan pentingnya memberikan asuhan keperawatan
secara utuh kepada pasien dan keluarganya.
Model konseptual membahas tentang fenomena yang diidentifikasi oleh
metaparadigma keperawatan yang terdiri dari empat komponen antara lain :
manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan (Fawcett, 2005). Dalam
Practice Theory meskipun sebagai mikro teori, di dalamnya juga masih
mengandung dasar paradigma keperawatan, yaitu manusia, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan. Katharine Kolcaba merupakan salah satu pakar teori
dari middle-range theory, dimana dalam teorinya tersebut terdapat intervensi
12
Adapun contoh intervensi yang diuji dalam studi Kolcaba, sebagai berikut :
1. Guided imagery dapat digunakan pada pasien psikiatrik (Apostolo &
Kolcaba, 2009 dalam Alligood, 2014).
2. Sentuhan yang menyembuhkan (Healing touch) dan dukungan untuk
mengurangi stres pada mahasiswa (Dowd, Kolcaba, Steiner & Fashnipaur,
2007).
3. Pijat dengan tangan (hand massage) untuk pasien dengan lama perawatan
(Kolcaba, Dowd, Steiner & Mitzel, 2004; Kolcaba, Schirm & Steiner,
2006).
4. Pakaian hangat dengan suhu yang dapat dikendalikan pasien (patient-
controlled heated gowns) untuk mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kenyamanan pada pasien perioperatif (Wagner, Byrne, &
Kolcaba, 2006).
Teori middle range lain yang dapat diaplikasikan pada practice theory adalah
Cheryl Tatano Beck yang terkenal dengan teori depresi postpartum. Beck
memiliki asumsi berdasarkan paradigma keperawatan (Alligood, 2014), yaitu :
1. Manusia yang memiliki komponen bio, psiko, dan sosio.
2. Lingkungan sebagai suatu kejadian, situasi, budaya, ekosistem fisik, dan
sistem sosial politik
3. Kesehatan mencangkup sehat fisik dan mental
4. Keperawatan sebagai sosok yang caring terhadap sesama
Beck bersama rekannya mengembangkan teori depresi postpartum kedalam suatu
instrumen penilaian depresi postpartum yang dikenal dengan PDSS (Postpartum
Depresi Screening Scale). PDSS ini telah berkembang dan banyak digunakan
pada praktik keperawatan untuk menilai tingkat depresi Ibu postpartum.
Teori lain yakni milik Ramona T Mercer tentang paradigma yakni tentang
Keperawatan, Perawat adalah tenaga kesehatan profesional yang memiliki
interaksi yang berkesinambungan dengan perempuandalam siklus
maternal(Mercer 1995). Perawat memiliki tanggung jawab kesehat
mempromosikan kesehatan keluarga dan anak.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Falsafah keperawatan merupakan keyakinan tentang keperawatan yang mengkaji
tentang penyebab-penyebab dan hukum-hukum yang mendasari suatu fenomena
keperawatan yang terjadi. Hal ini memunculkan paradigma atau cara pandang
dimana manusia, lingkungan dan kesehatan serta keperawatan menjadi fokus
kajian dan dilihat dari berbagai konsep. Konsep-konsep tersebut kemudian
diuraikan dan dijelaskan secara lebih rinci kemudian dituangkan dalam suatu
model konseptual. Hubungan sebab akibat antara beberapa konsep akan
menghasilkan teori keperawatan berdasarkan tingkatannya.
Teori keperawatan meliputi grand, middle, dan practice telah dikembangkan oleh
pelopor keperawatan di dunia. Setiap teori keperawatan yang tercipta, terkandung
didalamnya paradigma keperawatan, yang mengartikan bahwa teori dipandang
dari 4 aspek yaitu: manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan. Setiap teori
ini terkandung nilai keyakinan atau yang disebut dengan filosofi. Teori dapat
diaplikasikan ke dalam praktik keperawatan dengan melihat keterkaitan teori
dengan kasus atau tindakan yang dihadapi perawat.
4.2 Saran
Sebagai tenaga profesional, perawat harus memiliki integritas dan didukung oleh
perkembangan ilmu keperawatan. Perawat dituntut untuk dapat mengembangkan
ilmu keperawatan secara ilmiah. Model konseptual keperawatan dianalisa dan
dievaluasi oleh perawat yang dipandang sebagai suatu karya ilmiah. Perawat juga
harus menjiwai falsafah-falsafah atau keyakinan-keyakinan terhadap nilai-nilai
keperawatan yang menjadi pedoman dalam pemberian asuhan keperawatan.
Perawat harus mampu memahami paradigma keperawatan yang menghubungkan
berbagai teori yang membentuk suatu susunan antara teori guna mengembangkan
model konseptual dan teori-teori sebagai kerangka kerja keperawatan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Aligood, Martha R & Tomey, Marriner A. (2014). Nursing Theorists and Their Work 8th
ed. St.Louis : Mosby Inc, USA.
Anonymous. (2010). Nursing philosophy; research conducted at mcmaster
university has provided new information about nursing philosophy. Health &
Medicine Week, 1, 18-38.
Blackwell, W. (2010). Mark, Risjord, nursing knowledge, science, practice and
philosophy. Theoretical Medicine and Bioethics, 32, 129-131.
Fawcett J dan Gigliotti, E. (2001). Using Conceptual Models of Nursing to Guide Nursing
Research : The Case of the Neuman System Model. Loyola University : Chicago
Fawcet, J. (2006). Contemporary and Evaluation of Nursing Models and Theorist 2th ed.
Philadelphia: F. A. Davis
Lasiuk, Ferguson. (2005). From practice to midrange theory and back again: Beck's
theory of postpartum depression. vol. 28: l27-136
Marchuk, A. (2014). A personal nursing philosophy in practice. Journal of
Neonatal Nursing. 20, 266-273.
Marriner, Ann. (1986). Nursing theorist and their works. Toronto: Comosby company
McEwen, Melanie & Wills, Evelyn M. (2011). Thereotical basis for nursing ed.3rd.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins
Mckenna., Pajnkihar., & Murphy. (2014). Fundamentals of nursing models,
theories and practice 2nd ed. West sussex: John Wiley & Sons, Ltd
Parker, Marilyn. (2001). Nursing theories and nursing practice. Philadelphia: F. A. Davis
Company
Peterson, Sandra J dan Timothy S Bredow. (2004). Middle Range Theories Aplication To
Nursing Research Second Edition. Philadelphia: Lippicott Williams & Wilkins.
Phillips, K. (2010). Roy Adaptation Model: Sister Callista Roy. Nursing Theorists and
Their Work, 129–140.
Theofanidis, D &Fountouki, A. (2008). Nursing theory: a discussion on an
ambiguous concept. International Journal of Caring Sciences, 1, 15-20.