Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MK: KONSEP DAN TEORI DALAM KEPERAWATAN

Dosen : Kusrini Kadar, S.Kp.MN.,Pd.D

Philosophical Theories, Grand Theories & Conceptual


Models, Nursing Theories dan Middle Range Nursing
Theories

By ; Team
Dartiana
Reginus Malara
Sariama
Suhirman
Nunung Iriani M. Nur Doa
Juhelnita Bubun
Nursamsi
Suharno Usman

PRODI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat, Hidayah-Nya sehingga dapat
terselesaikan tugas makalah Konsep Dan Teori Dalam Keperawatan dapat dengan lancar dan
baik. Makalah ini disusun dari berbagai macam refensi yang terdiri dari literatur wajib,
Artikel.
Makalah kami dapat terselesaikan oleh karena kerja sama kelompok, ketekunan
mengumpulkan refensi kemudian dibahasakan menjadi suatu karya tulis tentang
“Philosophical Theories, Grand Theories & Conceptual Models, Nursing Theories dan Middle
Range Nursing Theories”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga
kami berharap saran dan masukan demi penyempurnaan dimasa yang akan datang. Dan tidak
lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Fasilitaror dan Rekan- rekan yang
telah membantu hingga dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Akhirnya, kami berharap Makalah ini bisa menjadi sumber referensi bagi insan
akademik dan memberikan manfaat bagi para pembaca. Amin.

Oktober 2017

Team Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk


pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya
ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian
juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. (Kozier, Erb, Berman, &
Snyder, 2010)
Perkembangan ilmu pengetahuan keperawatan mengembangkan berbagai konsep
model teori keperawatan untuk memberikan arah bagi perawat dalam melaksanakan
kegiatan praktik keperawatan. Penerapan konsep model praktik bagi perawat dapat diambil
atau diadaptasi dari berbagai sumber model yang berkembang dan dikombinasikan oleh
para pakar keperawatan, sehingga konsep dan teori dari pakar keperawatan bisa
dimanfaatkan sebagai panduan dan acuan dalam dunia keperawatan. Kenyamanan sebagai
salah satu konsep model teori yang diletakkan digaris depan pelayanan keperawatan,
dengan menghadirkan sebuah teori yang lain.(Arifuddin & Burhanudin, 2015)

B. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


1. Menjelaskan model konseptual Katharine Kolcaba
2. Menjelaskan asuhan keperawatan pada kasus model konseptual Katharine Kolcaba
3. Menganalisis kasus berdasarkan model konseptual Katharine Kolcaba
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

MODEL KONSEPTUAL KATHARINE KOLCABA : TEORI KENYAMANAN

1. KONSEP UTAMA TEORI


"Di dunia teknologi saat ini, misi utama keperawatan untuk memberikan
kenyamanan kepada pasien dan anggota keluarga sangat penting. Kenyamanan
menghalangi stresor yang muncul dalam situasi perawatan kesehatan saat ini, dan saat
kenyamanan meningkat, pasien dan keluarga diperkuat untuk tugas di depan. Selain
itu, perawat merasa lebih puas dengan perawatan yang mereka berikan (Arifuddin &
Burhanudin, 2015). Kolcaba memulai Studi Teorinya berdasarkan praktik
keperawatannya di awal studi doktoral. Ketika kolcaba mempresentasikan kerangka
konsep dalam perawatan demensia peserta saat itu bertanya, apakah kolcaba sudah
pernah menganalisis konsep kenyamanan sebelumnya. Inilah awal mulah Kolkaba
melakukan investigasi ke dalam konsep Kenyamanan (Alligood, 2014).
Kolcaba menerbitkan analisis konsep kenyamanan dengan suaminya yang seorang
filsuf (Kolcaba & Kolcaba, 1991), Diagram aspek kenyamanan (Kolcaba, 1991),
dimana kenyamanan dioperasionalkan sebagai hasil perawatan (Kolcaba, 1992a),
Kontekstual kenyamanan dalam teori middle-range (Kolcaba, 1994), dan menguji teori
tersebut dalam sebuah studi intervensi (Kolcaba &Fox, 1999). Dalam teori
kenyamanan, kata kenyamanan menyatakan kata benda atau kata sifat dan hasil yang
disengaja, berfokus pada pasien / keluarga, perawatan berkualitas. Meskipun
Keakraban setiap orang dengan ide kenyamanan, Ini adalah istilah kompleks yang
memiliki beberapa arti dan penggunaan bahasa sehari-hari (Smith, M. & Parker, 2015)
Menurut Oxford English Dictionary (OED), Kolcaba mempelajari bahwa definisi
asli dari kenyamanan adalah "untuk Mempererat." Dengan Definisi dapat menjadi
Alasan yang bagus bagi perawat untuk memberikan kenyamanan kepada pasien
sehingga pasien akan merasa lebih baik dan Perawat akan merasa lebih puas (Alligood,
2014)
Menurut Kolcaba (1994) Kenyamanan dalam praktik keperawatan sebagai
"kepuasan” (secara aktif, pasif, atau kooperatif) dari kebutuhan dasar manusia untuk
kelegaan, kemudahan, atau transendensi yang timbul dari situasi perawatan kesehatan
yang penuh tekanan (McEwen, 2014). Catatan Sejarah tentang kenyamanan dalam
keperawatan sangatlah banyak. Dengan mengunakan Teori kenyamanan dari Flore
Natingael yang menyatakan apa yang kita lihat atau amati akan hilang tapi apa yang
harus dilihat itu harus dapat menyelamatkan kehidupan dan meningkatkan status
kesehatan dan kenyamanan hidup (Alligood, 2014)
Kolcaba mengungkapkan bahwa kebutuhan kenyamanan klien timbul dari situasi
stimulus yang dapat menyebabkan ketegangan negatif dengan Meningkatnya
kenyamanan bisa menimbulkan berkurangnya ketegangan negatif dan terjadilah
ketegangan positif. Artinya bahwa Kenyamanan dipandang sebagai hasil perawatan
yang dapat mempromosikan atau memfasilitasi perilaku pencarian kesehatan. Hal ini
mengemukakan bahwa peningkatan Kenyamanan dapat meningkatkan perilaku
pencarian kesehatan (McEwen, 2014).
Dari tahun 1900 sampai 1929, kenyamanan adalah tujuan utama Keperawatan dan
Kedokteran karena, melalui kenyamanan, proses pemulihan dapat tercapai (McIlveen
& Morse, 1995). Menurut Aikens (1908) bahwa ada sikap yang mengabaikan tentang
kenyamanan pasien. Kenyaman pasien adalah pertimbangan pertama dan terakhir
perawat. Seorang perawat yang terampil dalam membuat pasien memperoleh
kenyamanan dan menyedikan kenyamaman adalah faktor utama penentu kemampuan
dan karakter perawat (Alligood, 2014)
Menurut Hamer (1962) menyataan bahwa fokus asuhan keperawatan memberikan
suasana kenyamamanan dan asuhan keperawatan individu antara lain kebahagiaan,
kenyamanan dan kemudahan, fisik dan mental di samping istirahat dan tidur, gizi,
kebersihan dan eliminasi. Dari contoh kenyamanan yang di kemukan oleh para ahli di
definikan kenyamanan dapat secara positif dan dicapai dengan bantuan dari perawat
dan dalam beberapa kasus, menunjukan peningkatan dari keadaan atau kondisi
sebelumnya. Intuisi kenyaman dikaitkan dengan memelihara aktifitas (Alligood, 2014).
Kolcaba menggunakan gagasan dari tiga ahli teori keperawatan awal untuk
mensintesis atau mendapatkan jenis kenyamanan dalam analisis konsep (Kolcaba &
Kolcaba, 1991) (Alligood, 2014).
 Relief (Bantuan/Dorongan) adalah disintesis dari karya Orlando (1961), yang
mengemukakan bahwa perawat lega akan kebutuhan diungkapkan oleh
pasien.
 Ease (Kemudahan) disintesis dari karya Henderson (1966), yang
menggambarkan 13 fungsi dasar manusia yang harus dijaga selama
perawatan.
 Transendensi (Kelebihan) berasal dari Paterson dan Zderad (1975), yang
mengusulkan agar pasien dapat mengatasi kesulitan mereka dengan bantuan
perawat.
Empat Konteks kenyamanan, dialami oleh mereka yang menerima perawatan
besarsal dari literatur keperawatan. Konteksnya adalah fisik, psychospiritual, sosial
budaya dan lingkungan. Keempat konteks yang di bandingkan dengan tiga jenis
kenyamanan, menciptkan struktur taksonomi (matriks) yang mempertimbangkan
kompleksitas kenyamanan sebagi hasil (Arifuddin & Burhanudin, 2015)

Gambar 2.1 Taxonomic structure of comfort (Alligood, 2014)


Keterangan :
Jenis kenyamanan:
a. Relief (bantuan) :Keadaan dimanapasien memiliki kebutuhan khusus.
b. Ease (Kemudahan): Keadaaan tengan atau kepuasan
c. Transcendece (kelehihan): Keadaan dimana permasalahan seseorang bertambah
atau sakit.
Konteks dimana kenyamanan terjadi:
a. Fisik: Berkaitan dengan sensasi tubuh
b. Psikospiritual: Berkaitan dengan kesadaran internal diri, termasuk harga diri,
konsep, seksualitas dan makna dalam kehidupan seseorang; hubungan sesorang
dengan tatanan yang lebih tinggi.
c. Lingkungan : Berkaitan dengan lingkungan eksternal, kondisi, dan pengaruh.
d. Sosial: Berkaitan dengan intrapersonal, keluarga, dan hubungan sosial (Keuangan,
pengajaran, petugas kesehatan), tradisi keluarga, ritual dan praktek keagamaan.

Oleh karena itu, intervensi kenyaman digunakan sebagai tindakan untuk mengurangi
kecemasan, juga bisa mengurangi penggunaan dosis analgesia yang dibutuhkan untuk
menghilangkan rasa sakit. Pada konsep kenyamanan secara terrus menerus, Konsep
kenyamanan total (sebanyak bisa diharapkan mengingat situasinya) adalah satu Akhir
yang ekstrem, dan penderitaan ada di ujung sana (Smith, M. & Parker, 2015).
Kolcaba menyakini bahwa perawat sudah tahu bagaimana dan ingin
mempraktikkan perawatan yang menenangkan dan yang dapat dengan mudah
dimasukkan ke dalam setiap tindakan keperawatan. Banyak perawat memberikan
kenyamanan peduli secara intuitif tapi tidak mendokumentasikannya (Smith, M. &
Parker, 2015).
Struktur taksonomi menyediakan peta domain pada konten kenyamanan. Ini
mengantisipasi bahawa peneliti akan merancang intrumen dimasa depan sperti
kuesioner yang dikembangnkan dari taksonomi untuk akhir dari kehidupan instrumen.
Dalam Teori Kolcaba mereka yang menerima tindakan kenyamana di sebut sebagai
penerima (recipients), pasien, mahasiswa, tahanan, pekerja, orang dewasa yang lebih
tua, komunitas dan Institusi. Beberapa konsep utama dalam teori ini adalah: (Smith,
M. & Parker, 2015)
A. Intervensi kenyamanan adalah tindakan keperawatan yang di rancang untuk
memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik pada penerima, termasuk fisiologis
sosial, budaya, keuangan, psikologis, agama, lingkungan dan intervensi fisik.
Dalam konteks pengalaman ini, Ada tiga jenis intervensi kenyamanan (dijelaskan
kemudian): teknis, pembinaan, dan kebutuhan kenyamanan untuk jiwa.
B. Intervensi Variabel adalah interaksi yang dapat mempengaruhi penerima unruk
kenyamamanan. Terdiri dari variabel-variabel seperti itu seperti pengalaman masa
lalu, usia, sikap, pusat emosional, sistem pendukung, prognosis, keuangan,
pendidikan, latar belakang budaya, dan totalitas elemen dalam pengalaman
penerima. Mereka tidak mudah dipengaruhi oleh perawat.
C. Kenyamanan adalah keadaan yang dialami oleh para penerima intervensi
kenyamanan
D. Perilaku mencari kesehatan menyusun kategori yang luas dari hasil terkait untuk
mencari kesehaatan seperti yang diartikan penerima yang berkonsultasi dengan
perawat. Konsep perilaku pencarian kesehatan itu dikembangkan oleh Dr. Rozella
Schlotfeldt (1975) dan mewakili kategori luas berikutnya hasil yang berkaitan
dengan pengejaran kesehatan. Schlotfeldt menyatakan bahwa Perilaku mencari
kesehatan bisa bersifat internal atau eksternal. Perilaku mencari kesehatan yang
realistik ditentukan oleh penerima perawatan bekerja sama dengan tim perawatan
kesehatan mereka.
E. Integrasi Kelembagaan seperti masyarakat, sekolah, rumah sakit, regional, negara
dan kota yang memiliki kualitas yang lengkap, utuh, suara, jujur, menarik, etika dan
tulus memiliki integritas kelembagaan.
F. Praktik terbaik berhubungan dengan penggunaan intervensi kesehatan berdasarka
bukti untuk menghasilkan kemungkinan hasil yang terbaik pada pasien dan keluarga
(kelembagaan).
G. Kebijakan Terbaik berkaitan dengan institusi atau kebijakan daerah mulai dari
protokol untuk prosedur dan kondisi medis untuk mengakses dan pemberian
perawatan kesehatan.
Berdasarkan konsep utama, maka dikembangkanlah kerangka konseptual dari teori
kenyamanan sebagai berikut.
Gambar 2.2 Conceptual framework for the Theory of Comfort (Alligood, 2014)
Kerangka Konseptual diatas, menurut Kolcaba (2001) dapat dijelaskan sebagi berikut:
a. Perawat mengindentifikasi kebutuhan kenyamanan pasien dan anggota keluarga.
b. Perawat menyusun intervensi untuk memenuhi kebutuhan
c. Variabel intervensi perlu di pertimbangkan ketika membuat sebuah intervensi
d. Ketika intervensi dimunculkan dalam cara merawat dan efektif dan apabilah
peningkatan kenyamanan telah tercapai, intervensi itu disebut alat ukur/pengukuran
kenyamanan (comfort measure).
e. Pasien dan perawat menyepakati perilaku mempertahankan kesehatan kesehatan
yang dapat dipertimbangkan dan realistis.
f. Jika Peningkatan kenyamanan tercapai, pasien dan anggota keluarga lebih
menyukai perilaku mempertahankan kesehatan untuk peningkatan kenyamanan
yang lebih jauh
g. Ketika pasien dan anggota keluarga diberikan perawatan kenyamanan dan
mengguanakan perilaku untuk mempertakan kesehatan, mereka akan merasa lebih
puas denga pelayanan kesehatan dan memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik.
h. Ketiak pasien keluarga dan perawat merasa puas dengan pelayanan kesehatan dalam
sebuah intitusi, Masyarakat akan mengakui kontribusi institusi terhadap pelayanan
kesehatan yang akan membantu mempertahankan kelangsungan dan perkembangan
institusi (Arifuddin & Burhanudin, 2015)
Setelah Kolcaba mengembangkan teorinya, dia menunjukkan perubahan
kenyamanan bisa diukur menggunakan desain eksperimental dalam disertasinya
(Kolcaba & Fox, 1999). Dalam penelitian ini, Kebutuhan perawatan kesehatana
dalah kebutuhan (kenyamanan) yang terkait dengan Diagnosis awal kanker
payudara. Intervensi holistik tentang Imajinasi terbimbing, danHasil yang
diinginkan adalah kenyamanan mereka. Hasil penelitian membuktikan perbedaan
yang signifikan kenyamanan dari waktu ke waktuantara wanita yang mendapat
imajinasi terbimbing dankelompok perawatan biasa (Kolcaba & Fox, 1999). Contoh
intervensi yang telah diuji meliputi:
 Imaginasi Terbimbing untuk pasien psikiatri (Apóstolo& Kolcaba, 2009)
 Sentuhan yang menyembuhkan (healing touch) dan dukungan untuk
pengurangan stres pada mahasiswa (Dowd, Kolcaba, Steiner, &Fashinpaur,
2007)
 Pijatan dengan tangan untuk Perawatan jangka panjang (Kolcaba, Dowd,
Steiner, & Mitzel, 2004; Kolcaba, Schirm, & Steiner, 2006)
 Pakaian hangat dengan suhu yang dapat diatur pasien untuk mengurangi
kecemasan dan meningkatkan kenyamanan pada pasien pra operasi (Wagner,
Byrne, & Kolcaba, 2006).

2. KONSEP UTAMA KEPERAWATAN MENURUT KOLCABA

Asumsi utama dari teori ini adalah: (Arifuddin & Burhanudin, 2015)
a. Keperawatan
Keperawatan adalah sebuah bentuk identifikasi untuk mengkaji kebutuhan rasa
nyaman, merencanakan intervensi untuk memenuhi rasa nyaman, dan
mengevaluasi tingkat kenyamanan setelah dilakukan implementasi dan
membandingkan dengan yang sebelumnya.
b. Pasien
Yang di maksud dengan pasien adalah penerima perawatan individu,
keluarga, institusi, komunitas yang membutukan pelayanan keperawatan.
Perawat meungkin juga bisa sebagai resepien yang membutukan rasa nyaman,
yaitu terkait peningkatan kenyamanan kerja ketika ada inisiatif untuk
memperbaiki kondisi kerja.
c. Lingkungan
Lingkungan adalah berbagai aspek dari pasie , keluarga, atau aturan
institusi yang bisa dimanipulasi oleh perawat, institusi untuk meningkatkan
kenyamanan.
d. Kesehatan
Ksehatan adalah fungsi optimal dari pasien, keluarga, penyedia layanan
kesehatan atau komunitas yang diartikan sebagai pasien atau kelompok.

3. ASUMSI TEORI COMFORT KOLCABA


a. Clarity (kejelasan)
Pasien di gambarkan sebagai Mahluk hidup holistik, yang memiliki respons
kompleks terhadap stimulus untuk meningkatkan kenyamanan dalam konteks
pengalaman fisik, psikospiritual, sosial kultural dan lingkungan
b. Simplicity (Kesederhanaan)
Rasa nyaman adalah kebutuhan dasar manusia dan komponen-komponen rasa
nyaman ini dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pemberian intervensi
keperawatan. Dimana teori ini menitiberatkan pada asuhan keperawatan yang
berfokus pada kebutuhan holitik pasien.
c. Generality (Keumuman)
Tujuan pemenuhan rasa nyaman pasien menurut tingkat Relief, Ease, dan
Transdence yang terintegrasi ke dalam empat konteks pengalaman holitik yang
terdiri dari fisik, psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan. Teori Kenyamanan
mudah dipahami dan dapat di aplikasikan pada semua kelompok usia dan
diterapkan diberbagai jenis praktik keperawatan.
d. Accesibilty (Aksessibilitas)
Kolcaba telah banyak melakukan penelitian di berbagai kalanganumur dan
jenis praktik keperawatn dan telah mengembangkan berbagai tools tentang
comfort seperti general comfort questionnare, visual analog scale, radiation
therapy comfort questionaner, urinari incontinence and frequency comfort
questionaner, hospice comfort questionaner and comfort behavior checklish yang
dapat dikembangkan melalui penelitian lanjutan.
e. Derivable Cosequence
Teori comfort dapat dijadkan sebagai kerangka konsep untuk penilaian pasien,
baik mengunakan verbal rating scale (dalam klinis) dan comfort questionaner
(dalam penelitian.
Teori Comfort telah dimasukan dalam sistem Klasifikasi Keperawatan seperti
NANDA, NIC, NOC sehingga dapat berpengaruh dalam pendidikan keperawatan
dengan mempelajari lebih lanjut tentang aplikasi rencana keperawatan Comfort.
struktur Taksonomi Comfort kebutuhan untuk studi kasus (Alligood, 2014)

Context of Comfort Relief Ease Transcendence


Pasien berpikir, "apa
yang akan terjadi
Kembali sakit Kegelisahan dan
Physical dengan keluarga
Awal Kontraksi Kuat kecemasan
saya dan bayi saya?"

Perlu dukungan
Kecemasan dan Ketidakpastian tentang emosional dan
Psychospiritual
ketegangan prognosis spiritual

Kebutuhan untuk
Kurangnya privasi unsur-unsur
Teman sekamar
Telepon di kamar lingkungan yang
adalah primigravida
Environmental Perasaan terkurun dengan tenang, akrab dan
Kamar kecil, bersih,
istirahat aksesibilitas
dan menyenangkan
gangguan

Perlunya dukungan
dari keluarga atau
Ketiadaan keluarga Keluarga tidak hadir orang penting
Sociocultural dan sensitif kultural
Hambatan bahasa lainnya.
perawatan
Kebutuhan informasi
dan konsultasi.

Tindakan dan Intervensi Asuhan Untuk Kenyamanan (Alligood, 2014)

Type of Comfort Care Action or Example


Intervention
standar Intervensi kenyamanan Tanda-tanda vital
Hasil Laboratorium
Pengkajian pasien
Pengobatatan dan perawatan
Pekerja sosial
Pembinaan Bantuan emosional
Kepastian
pendidikan
Mendengarkan
Rohaniwan
Kenyamanan makanan untuk jiwa Terapi energi seperti sentuhan
penyembuhan jika bisa diterima secara
budaya.
Terapi musik atau imajinasi terbimbing
(pilihan musik pasien).
Menghabiskan waktu
Koneksi pribadi
Pengurangan rangsangan lingkungan

4. APLIKASI TEORI KENYAMANAN


Aplikasi teori kenyamanan di area keperawatan menggunakan metode
pendekatan proses keperawatan. Proses keperawatan mencakup pengkajian,
penegakan diagnose keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, implementasi
dan evaluasi. (Kolcaba & DiMarco, 2005)
1. Pengkajian
Pengkajian ditujukan untuk menggali kebutuhan rasa nyaman klien dan
keluarga pada empat konteks pengalaman fisik, psikospiritual, sosialkultural dan
lingkungan. Kenyamanan fisik terdiri dari sensasi tubuh dan mekanisme
homeostasis. Kenyamanan psikospiritual mencakup kesadaran diri dan hubungan
manusia pada tatanan yang lebih tinggi. Kenyamanan lingkungan terdiri dari
lampu, bising, lingkungan sekeliling, cahaya, dan suhu

2. Diagnose keperawatan
Diagnose keperawatan didapatkan dari masalah klien, baik kenyamanan fisik,
psikospiritual dan kenyamanan lingkungan.
3. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan bertujuan meningkatkan rasa nyaman. Intervensi
kenyamanan memiliki tiga kategori :
a. Intervensi kenyamanan standar untuk mempertahankan homoestasis dan
mengontrol rasa sakit
b. Latihan untuk meredakan kecemasan, memberikan jaminan dan informasi,
menanamkan harapan, mendengarkan dan membantu merencanakan pemulihan
c. Tindakan yang menenangkan bagi jiwa
4. Implementasi keperawatan
Kebutuhan kenyamanan fisik termasuk deficit dalam mekanisme fisiologis
yang terganggu atau beresiko karena sakit atau prosedur invasive. Kebutuhan
fisik yang tidak jelas terlihat dan yang mungkin tidak disadari seperti kebutuhan
cairan atau keseimbangan elektrolit, oksigenasi atau termoregulasi. Kebutuhan
fisik yang terlihat seperti sakit, mual, muntah, menggigil atau gatal lebih mudah
ditangani dengan maupun tanpa obat. Standar kenyamanan intervensi di arahkan
untuk mendapatkan kembali dan mempertahankan homoestasis.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan setelah implementasi. Beberapa instrument
telah dikembangkan untuk mengukur pencapaian tingkat kenyamanan seperti
behaviors ceklist ataupun children comfort disiases sesuai dengan usia klien.

BAB III
PEMBAHASAN

APLIKASI TEORI KATHARINE KOLCABA : TEORI KENYAMANAN PADA


KASUS PASIEN ANAK DI RUANG RAWAT INAP NON BEDAH

A. Pengkajian kenyamanan pada konteks fisik


Klien adalah seorang anak berusia 15 tahun, perempuan, dirawat di Rumah Sakit
diruang rawat non bedah dengan diagnose medis demam typoid. Keluhan saat ini, klien
mengeluh mual, pusing, nyeri abdomen, dan lemas. Sebelumnya tidak pernah dirawat di
rumah sakit. Hasil pengukuran tanda-tanda vital: Tekanan darah 110/70mmHg, nadi 96
kali permenit, suhu 36,4©. Berat badan sekarang 43 kg, tinggi badan 155 cm.
pemeriksaan fisik didapatkan data konjungtiva tidak anemis, suara nafas vesikuler, bising
usus 8x/menit, hepar tidak teraba. Hasil pemeriksaan laboratorium: Hb 14,9, Ht 45,
trombosit 210.000, widal titer O 1/320, widal titer H 1/160. Saat ini mendapatkan terapi
cairan dekstrose 5% 100 cc , injeksi tricevin 2x1 gr/IV, Donperidon 3x1 cc

B. Pengkajian kenyamanan pada konteks psikospiritual


Ibu mengatakan klien adalah anak yang percaya diri dan mudah bergaul, mempunyai
banyak teman dan merasa sedih karena tidak dapat berkumpul dengan mereka selama
sakit. Klien merasa sangat senang ketika dijenguk oleh teman-temannya di rumah sakit.
Klien teratur melaksanakan ibadah agama dan berdoa dirumah. Tetapi sejak klien di rawat
di rumah sakit, klien tidak melaksanakan ibadah karena kondisi tubuh lemah, klien belum
menarche, informasi tentang pubertas didapatkan dari majalah dan cerita teman. Orang
tua memberikan penjelasan apabila klien bertanya.

C. Pengkajian kenyamanan pada konteks lingkungan


Ruangan kamar yang menggunakan AC dengan pengharum ruangan, satu kamar untuk
dua pasien dengan lampu penerangan masing-masing klien. Terdapat sofa untuk keluarga,
kamar mandi bersih daan nyaman. Anak dan keluarga merasa tidak nyaman karena
lingkungan hospitalisasi sehingga ingin segera pulang ke rumah.

D. Pengkajian kenyamanan pada konteks sosiokultural


Klien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Ayah tidak pernah menjenguk karena
bekerja sebagai supir di kedutaan besar. Anak tidak sedih berpisah dari ayah karena
ayahnya sudah terbiasa tidak dirumah karena bekerja. Klien lebih dekat dengan ibu dari
pada ayahnya.

Tabel 3.1 Struktur Taksonomi Comfort Kolcaba pada Kasus Anak dengan Demam
Typoid.
Tipe Kenyamanan Relief Ease Trancenden
Fisik Mual, pusing,
lemas, nyeri
abdomen
Psikospiritual Anak menyesal Anak senang dijenguk
berpisah dengan teman-temannya
teman-temannya
Lingkungan Klien merasa tidak Keluarga dan klien
nyaman dengan merasa nyaman
kondisi hospitalisasi,
anak dan keluarga
ingin segera pulang
Sosiokultural Anak tidak sedih berpisah
dengan ayahnya karena
ayahnya sudah terbiasa
tidak dirumah karena
bekerja

E. Klasifikasi data
a. Data subjective
Klien mengeluh mual, pusing, nyeri abdomen, dan lemas
Klien merasa sedih karena tidak dapat berkumpul dengan teman-temannya
selama sakit
klien tidak dapat melaksanakan ibadah karena kondisi tubuh lemah
klien dan keluarga merasa tidak nyaman karena lingkungan hospitalisasi
b. Data objective
Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi 96x/menit, suhu 36,40C,
BB: 43 kg, tinggi badan 155 Cm
Hasil pemeriksaan laboratorium: Hb 14,9, Ht 45, trombosit 210.000, widal
titer O 1/320, widal titer H 1/160
F. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi intestinum
2. Kelemahan berhubungan dengan proses penyakit
3. Ketidaknyaman berhubungan dengan proses hospitalisasi
4. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrisi

G. Intervensi keperawatan

 Diagnosa keperawatan Nyeri berhubungan dengan dengan iritasi intestinum.


Tujuan agar rasa mual berkurang, tidak mengganggu aktifitas makan.

Intervensi kenyamanan Tindakan keperawatan


Standard comfort Kaji ulang intestitas mual, factor yang
memperberat mual, dan meringankan
mual
Kolaborasi pemberian cairan
Kolaborasi pemberian obat Analgetik
Coaching Jelaskan pada anak penyebab
munculnya mual
Comfort food for the soul Ajarkan pada klien teknik imagery
guidance
Libatkan keluarga dalam latihan
imagery guidance

 Diagnosa keperawatan kelemahan berhubungan dengan proses penyakit . Tujuan


agar klien mampu beraktivitas sesuai toleransi

Intervensi kenyamanan Tindakan keperawatan


Standard comfort Kaji ulang aktifitas klien sebelum dan
sesudah sakit
Ukur nadi, frekuensi pernafasan, tekanan
darah seblum dan sesudah aktifitas
Pembatasan aktivitas klien
Coaching Ajarkan pada keluarga untuk memenuhi
ADL ditempat tidur
Ajarkan pada keluarga tanda-tanda
intoleransi aktifitas
Comfort food for the soul Damping anak melakukan aktivitas yang
digemari dan dapat dilakukan ditempat tidur

 Diagnosa keperawatan Ketidaknyamanan berhubungan dengan proses


hospitalisasi. Tujuan: Klien merasa nyaman dengan proses hopitalisasi/ prosedur
tindakan

Intervensi kenyamanan Tindakan keperawatan


Standard comfort Kaji lingkungan yang mempengaruhi
kenyamanan klien

Coaching Edukasi tentang penyakit dan prosedur


tindakan
Comfort food for the soul Keluarga mendampingi anak pada setiap
melakukan prosedur tindakan sampai
pemulihan

 Diagnosa keperawatan resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi. Tujuan agar tidak terjadi penurunan
berat badan

Intervensi kenyamanan Tindakan keperawatan


Standard comfort Kaji ulang pola makan klien sebelum
sakit dan sesudah sakit
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan diet klien selama sakit dan
setelah kembali ke rumah
Timbang berat badan klien setiap hari
dengan neraca timbangan yang sama
Coaching Ajarkan pada keluarga untuk membuat
jadwal klien selama dirumah
Kenalkan kepada keluarga bahan
makanan yang baik untuk pertumbuhan
klien
Comfort food for the soul Dampingi keluarga untuk menyusun
menu sesuai anjuran ahli gizi
Ciptakan suasana yang menyenangkan
pada saat makan
Berikan kebebasan pada klien untuk
memilih menu makanan sesuai daftar
anjuran
ANALISIS KASUS TEORI KATHARINE KOLCABA : TEORI KENYAMANAN
PADA KASUS PASIEN ANAK DI RUANG RAWAT INAP NON BEDAH
Analisis kasus teori Katharine Kolcaba pada kasus pasien berdasarkan (Kolcaba & DiMarco,
2005) yaitu :
A. Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman fisik
Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman fisik klien dapat dilakukan dengan cara
wawancara dan pemeriksaan fisik. Secara umum perawat mengobservasi keadaan klien,
mengamati sikap tubuh klien, perilaku yang menunjukkan ketidaknyamanan. Pengkajian
secara menyeluruh dapat dilakukan dengan pemeriksaan head to toe. Data antropometri
melengkapi data pemeriksaan head to toe. Pemeriksaan ini mendukung masalah
ketidaknyamanan fisik klien.
Anak yang dirawat di rumah sakit datang dengan keluhan utama. Keluhan ini dapat
terkait dengan riwayat kesehatan masa lalunya. Gangguan kesehatan anak dapat pula
disebabkan karena penyurunan fungsi imunitas sehingga perlu dikaji riwayat imunisasi
anak. Pergeseran status kesehatan anak dapat terjadi karena gangguan fungsi fisiologis
system maupun organ. Gangguan ini dapat diperiksa dengan pemeriksaan penunjang
seperti pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Hasil pemeriksaan
penunjang dapat memperkuat dugaan penyebab rasa tidak nyaman anak secara fisik.

B. Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman psikospiritual


Pengkajian rasa nyaman terkait psikospiritual mencakup kepercayaan diri, motivasi
dan kepercayaan terhadap Tuhan. Pengkajian psikospiritual pada anak disesuaikan dengan
tahap perkembangan anak. Pencapaian tahap perkembangan psikoseksual termasuk dalam
pengalaman psikospiritual karena akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri anak. Pada
kasus ini remaja dikaji tahap perkembangan pubertasnya, gambaran diri dan nilai diri.
Remaja mengalami masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa sehingga terjadi
perubahan psikoseksual. Perubahan bentuk fisik sebaiknya dapat diterima dengan baik oleh
anak sehingga terbentuk rasa percaya diri dan gambaran diri yang baik. Remaja yang sakit
dan dirawat di rumah sakit dapat terganggu karena harus berbagi kamar dengan orang lain.
Bila perubahan ini tidak dapat diterima oleh anak maka dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman.

C. Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman sosiokultural


Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman sosiokultural mencakup perkembangan
social anak baik interpersonal maupun intrapersonal. Lingkungan social yang banyak
berinteraksi dengan anak adalah keluarga. Masalah yang muncul antara pemberi asuhan
dengan dengan anak akan menimbulkan rasa tidak nyaman secara social. Anak remaja
mengalami perubahan dalam menjalin hubungan. Remaja tidak lagi banyak terikat dengan
hubungan orang tua dan anak tetapi lebih banyak terlibat hubungan dengan kelompoknya
yang mempunyai nilai-nilai tertentu.
Nilai yang dianut oleh remaja dan kelompoknya tidak selalu sama dengan nilai yang
dapat diterima oleh masyarakat umum. Mungkin saja nilai tersebut sejalan atau
bertentangan dengan nilai kultural. Perubahan ini sebaiknya di antisipasi oleh keluarga dan
masyarakat. Sehingga tidak timbul ketegangan-ketegangan yang dapat menimbulkan
masalah ketidaknyamanan sosiokultural.
Remaja yang dirawat di rumah sakit akan terpisah dengan kelompoknya untuk
sementara waktu. Perpisahan ini akan mengakibatkan klien menyendiri sehingga timbullah
rasa tidak nyaman pada anak. Remaja lebih bersedih berpisah dengan teman-teman
daripada berspisah dengan keluarga. Keluarga mengalami perubahan terkait perawatan
anak dirumah sakit, yang harus meninggalkan rumah dan menemani anak di selama sakit.
Sehingga semua dapat mengakibatkan adanya ketidaknyaman secara sosiokultural.

D. Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman lingkungan


Pengkajian lingkungan pada teori kenyamanan ini mencakup respon adaptasi anak dan
keluarga terhadap lingkungan fisik di rumah sakit. Lingkungan yang berbeda dengan
hospitalisasi pertama dapat menjadi suatu stressor tersendiri bagi anak dan keluarga,
stressor tersebut dapat berupa pencahayaan, kebisingan, suhu dan lain-lain.

E. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan dapat dianalisa dari struktur taksonomi kenyamanan yaitu fisik,
psikospiritual,, sosiokultural dan lingkungan anak dan keluarga. Yang menunjukkan
perubahan homoestasis dan respon fisiologis anak termasuk didalam diagnosis rasa tidak
nyaman fisik pada level relief karena klien merasa pusing, mual, lemas, dan konjungtiva
anemis.
Pengalaman psikospiritual anak mengalami rasa tidak nyaman pada level ease karena
anak merasa sedih berpisah dengan teman-temannya. Rasa nyaman meningkat pada level
ease ketika teman-teman klien menengok ke rumah sakit.
Pengalaman lingkungan anak mengalami masalah di level transcende karena anak dan
keluarga merasa tidak nyaman dengan hospitalisasi, dikarena anak baru pertama kali
dirawat.
Pengalaman sosiokultural anak mengalami masalah pada level transcendence karena
anak merasa tidak sedih berpisah dengan ayahnya, hal ini menunjukkan bahwa anak tidak
dekat dengan ayah. Ketidakeratan hubungan ini karena orang tua belum siap menghadapi
perubahan anaknya yang beranjak dewasa.

F. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan berfokus pada peningkatan rasa nyaman anak dan keluarga.
Pengkajian keperawatan dengan menggunakan taksonomi. Mengkaji kenyamanan tidak
memerlukan waktu yang lama untuk mengkaji sehingga perawat mempunyai waktu luang
untuk melakukan intervensi. Intervensi dikelompokkan menjadi tiga jenis intervensi yaitu
intervensi standard, pembinaan, dan tindakan kenyamanan ekstra perawat. Masing-masing
kenyamanan berbeda focus intervensinya.
G. Implementasi dan evaluasi
Intervensi keperawatan di implementasikan kemudian di evaluasi. Evaluasi
menggunakan instrument yang berbeda-beda antara klien tergantung dari tingkat
perkembangan anak. Kenyamanan klien yang telah tercapai akan dibandingkan dengan
tujuan tindakan keperawatan. Kemudian perawata akan menyusun kembali rencana
keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan kenyamanan yang telah sampai
pada level trancedence.

H. Aspek positif aplikasi teori kenyamanan pada area keperawatan anak


1. Teori kenyamanan sederhana sehingga dapat langsung di aplikasikan pada tingkat
praktik
2. Intrumen pengkajian kenyamanan telah disusun untuk mengukur level kenyamanan
klien sehingga membantu perawat menyusun intervensi comfort
3. Instrument kenyamanan berpusat pada keluarga
4. Intervensi kenyamanan bertujuan meningkatkan rasa nyaman sehingga tercapai tujuan
pada pelayanan keperawatan anak yaitu atraumatic care

I. Aspek negatif aplikasi teori kenyamanan pada area keperawatan anak


1. Tingkat perkembangan anak berbde-beda sehingga tidak semua instrument pengkajian
kenyamanan dapat digunakan disemua usia anak.
2. Diperlukan format pengkajian khusus

J. Implikasi aplikasi teori kenyamanan pada area keperawatan anak


1. Teori kenyamanan mempunyai kerangka kerja yang dapat menajdi panduan praktik
keperawatan yang holistic dan harus di dokumentasikan dengan baik
2. Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan untuk pencapaian yang lebih baik
3. Kerangka konseptual teori kenyamanan tidak akan tercapai tanpa dukungan dan
komitmen pelayanan kesehatan .
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asuhan keperawatan anak mempunyai filosofi asuhan keperawatan atraumatic care
dan asuhan keperawatan berpusat pada keluarga. Stressor yang terdapat di lingkungan
bedah dapat berupa stressor fisik yang muncul dari tindakan stressor lingkungan berupa
kebisingan maupun suhu ruangan dan stressor perpisahan orang tua. Masalah
keperawatan terkait kenyamanan diatasi dengan intervensi kenyamanan dikelompokkan
menjadi tiga yaitu intervensi kenyamanan standard untuk mempertahankan homoestasis
dan mengontrol rasa sakit, pembinaan/coaching untuk mendengarkan dan membantu
merencanakan pemulihan, dan tindakan yang menenangkan bagi jiwa, hal yang
menyenangkan yang perlu dilakukan oleh perawat untuk membuat anak dan keluarga
merasa diperhatikan. Dalam mengidentifikasi kenyamanan pasien ada 3 yaitu relief
(Kelegaan), ease (ketentraman), transcendence. Empat kontek kenyamanan dalam asuhan
keperawatan yaitu konteks fisiologis / fisik, psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan.

B. SARAN
Teori kenyamanan salah satu teori yang perlu dipahami bagi seorang perawat
professional khususnya dalam pembelajaran bagaimana asuhan keperawatan pada
kenyamanan. Sehingga pada hospitalisasi tidak terjadi atraumatic care pada pasien
khususnya pasien anak dan memberikan persepsi yang baik kepada profesi perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work. Elsevier Mosby.


https://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a
Arifuddin, & Burhanudin, B. (2015). TEORI ILMU KEPERAWATAN PARA AHLI “Teori dan
Aplikasi.” Indonesia.
Kolcaba, K., & DiMarco, M. A. (2005). Comfort theory and its application to pediatric
nursing. Pediatric Nursing, 31(3), 187–194.
Kozier, Erb, Berman, & Snyder. (2010). Buku Ajar FUNDAMENTAL KEPERAWATAN
Konsep, Proses, & Praktik. (L. H. Dwi Widiarti, Eka Annsa Mardilla, Nike Budi Subekti,
Ed.) (7th ed.). Jakarta: EGC.
McEwen, M. (2014). Theoretical basis for nursing (Edition 4). Wolters Kluwer Health |
Lippincott Williams & Wilkins.
Smith, M. & Parker, M. (2015). Choosing, Evaluating, and Implementing Nursing Theories
for Practice. Nursing Theories and Nursing Practice 4th Ed.

Anda mungkin juga menyukai