Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesionalisme seorang perawat tidak bisa dilepaskan dari pemahamannya
tentang substansi dasar yang terkandung dalam profesi tersebut, antara lain
falsafah keperawatan, paradigma keperawatan, model konseptual serta teori-
teori keperawatan. Falasafah keperawatan memberikan keyakinan, pemikiran,
atau landasan mendasar untuk mengkaji tentang penyebab yang mendasari
suatu fenomena keperawatan yang terjadi dan paradigma keperawatan menjadi
dasar penyelesaian suatu fenomena keperawatan yang ditinjau dari pendekatan
konsep manusia, kesehatan, keperawatan, dan lingkungan. Dalam hal ini
terdapat suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara falsafah, paradigm
dengan model konseptual atau teori keperawatan (Tomey & Alligood,2010).

Salah satu tokoh keperawatan yang mengembangkan konsep teori pada tingkat
middle range teori adalah Katherine Kolcaba dengan teori
kenyamanan.Kolcaba menganggap penerapan teori kenyamanan bersifat
universal da bisa diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan klien secara
holistik (biologis, psikologis, social, spiritual).Berdasarkan ini perawat perlu
memahami hubungan antara falsafah, paradigma dengan theory keperawatan
yang dikembangkan oleh Kolcaba dengan tujuan mampu menerapkan teori
tersebut di lingkup praktik dan penelitian untuk meningkatkan kualitas hidup
klien berdasarkan salah satu kebutuhan dasarnya, yaitu kenyamanan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui biografi dari Katharine Kolcaba
2. Mengetahui bagaimana konsep utama Katharine Kolcaba
3. Mengetahui Paradigma Keperawatan Katharine Kolcaba
4. Mengetahui bagaimana asumsi teori comfort Katharine Kolcaba

1
5. Mengetahui bagaimana penerapan teori Katharine Kolcaba dalam proses
keperawatan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Biografi Katharine Kolcaba


Comfort theory merupakan teori yang pertama kali di kembangkan tahun 1990
oleh Katharine Kolcaba. Katharine Kolcaba lahir dan dididik di Cleveland,
Ohio, pada tahun 1965, ia menerima diploma di bidang keperawatan
dan praktik paruh waktu selama bertahun-tahun dalam keperawatan medical
bedah, perawatan jangka panjang, dan home care sebelum
kembali melanjutkan pendidikan. Pada tahun 1987, ia lulus RN pada kelas
MSN di Case Western Reserve University (CWRU) Frances Payne Bolton
Scholl of nursing, dengan spesialisasi di gerontology. Sementara sekolah
Kolcaba bekerja juga sebagai kepala ruangan di unit Dimensia.dalam konteks
praktik inilah dia mulai memikirkan teori tentang kenyamanan pasien.

Kolcaba bergabung dengan University of Akron College of Nursing setelah


lulus dengan gelar master dalam keperawatan. Dia memperoleh dan
mempertahankan gerontolonginya di American Nurses Assosiation (ANA)
Certification.Dia kembali ke CWRU untuk mengejar gelar doctor di bidang
keperawatan secara paruh waktu sambil terus mengajar. Selama 10 tahum ke
depan, dia menggunakan program kerja dalam program doctor untuk
mengembangkan dan mengutarakan teorinya. Kolcaba
mempublikasikasikan konsep analisis kenyamanan dengan suaminya yang ahli
filsafat (Kolcaba,1991 dalam Alligood 2014), dalam diagram aspek pada
kenyamanan, kenyamanan dioperasionalkan sebagai hasil dari perawatan
(Kolcaba,1992 dalam Alligood 2014). Setelah itu kontekstual kenyamanan
dipublikasikan dalam Middle-range Theory oleh Kolcaba pada tahun 1994,
dan menguji teori dalam studi intervensi bersama Fox pada tahun 1999.

Saat ini, Dr Kolcaba adalah professor emeritus asosiasi keperawatan di


University of Akron College of Nursing, dimana dia mengajar teori kepada
siswa DNP di perguruan tinggi Ursuline di ketinggian Mayfielg, Ohio.Tujuan

3
dia termasuk intervensi dalam perubahan dan dokumentasi kenyamanan untuk
praktik keperawatan berdasarkan evidence base.

B. Konsep Utama Teori Katharine Kolcaba


Kolcaba memulai teoritis praktik keperawatannya diawal studi doctor al.Ketika
Kolcaba menyajikan kerangkanya untuk perawatan demensia muncul
pertanyaan, apakah Kolcaba sebelumnya telah melakukan analisis konsep
kenyamanan. Kolcaba menjawab bahwa dia tidak melakukannya tapi itu akan
menjadi langkah berikutnya. Pertanyaan ini memulai investigasi panjangnya ke
dalam konsep kenyamanan.

Langkah pertama, analisis konsep yang dijanjikan, dimulai dengan tinjauan


ekstensif dari literatur tentanf kenyamanan dari disiplin ilmu keperawatan,
kedokteran, psikologi, psikiatri, ergonomic dan inggris (khusus penggunaan
Shakespeare tentang kenyamanan dan kamus Oxford English [OED]). Dari
OED, Kolcaba belajar bahwa defenisi asli dari kenyamanan adalah “untuk
mempererat”. Defenisi ini memberikan alasan yang bagus bagi perawat untuk
memberikan kenyamanan kepada pasien sehingga pasien akan lebih baik dan
perawat akan merasa lebih puas. Catatan sejarah tentang kenyamanan dala
keperawatan sangatlah banyak. Kolcaba mengembangkan teori kenyamanan
diinspirasi dari pernyataan Nightingale yang menyatakan apa yang kita lihat
itu harus kita lihat atau diamati akan hilang, tetapi apa yang dilihat itu harus
dapat menyelamatkan kehidupan dan meningkatkan kesehatan serta
kenyamanan hidup (Alligood,2014).

Dari tahun 1900-1929, kenyamanan adalah tujuan utama keperawatan dan


medis karena melalui kenyamanan, pemulihan dapat dicapai (Mcllveen &
Morse, 1995 dalam Alligood 2014).Perawat berkewajiban untuk memberikan
kenyamanan pasien.Ankens (1908) mengusulkan bahwa cukup kecil atau tidak
ada untuk mangabaikan tentang kenyamanan pasien.Kenyamanan pasien
adalah pertimbangan pertama dan terakhir perawat.

4
Seorang perawat yang dapat membuat pasien nyaman, dan menyediakan
kenyamanan adalah faktor penentu utama kemampuan dan karakter perawat
(Aiken,1908). Harmer (1926) menyatakan bahwa asuhan keperawatan
memberikan suasana kenyamanan dan perawatan pribadi pasien termasuk
kebahagiaan, kenyamanan dan kemudahan, fisik dan mental, disamping
istirahat dan tidur, gizi, kebersihan dan eliminasi. Goodnow (1935)
mengabadikan sebuah bab dalam bukunya teknik keperawatan, kenyamanan
pasien. Goodnow menulis “seorang perawat adalah seorang hakim yang selalu
dengan kemampuannya dapat membuat pasiennya merasa nyaman.
Kenyamanan itu baik fisik dan mental dan tanggung jawab seorang perawat
tidaklah berakhir pada perawatan fisik”.Dalam buku teks tahun 1904, 1914,
dan 1919, kenyamanan emosional disebut juga kenyamanan mental dan
kebanyakkan dicapai dengan menyediakan kenyamanan fisik dan modifikasi
lingkungan pasien (Mcllveen & Morse, 1995). Dalam contoh ini, kenyamanan
adalah positif dan dicapai dengan bantuan dari perawat dan dalam beberapa
kasus, menunjukkan peningkatan dari keadaan atau kondisi sebelumnya,
intuisi, kenyamanan dikaitkan dengan memelihara aktivitas.

Dari asal kata, Kolcaba mengutarakan fitur penguatannya, dari ergonomic,


hubungan langsung terhadap prestasi kerja.Namun sering maknanya implicit,
tersembunyi dalam konteks dan ambigu. Konsep bervariasi yaitu sebagai kata
kerja, kata benda, kata sifat, kata keterangan, proses dan hasil. Kolcaba
menggunakan tiga teori keperawatan untuk mensintesis atau mendapatkan jenis
kenyamanan dalam analisis konsep (Kolcaba 1991 dalam Alligood 2014) yaitu:
1. Relief (bantuan/dorongan) adalah sintesis dari karyanya Orlando (1961) ,
yang mengemukakan bahwa perawat lega akan kebutuhan yang di
ungkapkan oleh pasien.
2. Ease (kemudahan) adalah sintesis dari karya Henderson (1966), yang
menggambarkan 14 fungsi dasar manusia yang harus di jaga selama
perawatan.
3. Transcendence (kelebihan) dalah berasal dari Peterson (1966), yang
mengusulkan bahwa bertambahnya kesulitan pasien butuh bantuan perawat.

5
Empat konteks kenyamanan, dialami oleh mereka yang menerima perawatan,
berasal dari literatur keperawatan (Kolcaba, 2003).Konteksnya adalah fisik,
psychospiritual, social budaya dan lingkungan.Keempat konteks yang
dibandingkan dengan tiga jenis kenyamanan, menciptakan struktur taksonomi
(matrix) yang mempertimbangkan kompleksitas kenyamanan sebagai hasil.

Konteks dimana kenyamanan terjadi


1. Fisik : berkaitan dengan sensasi tubuh
2. Psikospiritual: berkaitan dengan kesadara internal diri, termasuk harga diri,
konsep seksualitas dan makna dalam kehidupan seseorang; hubungan
seseorang dengan tatanan yang lebih tinggi .
3. Lingkungan: berkaitan dengan lingkungan eksternal, kondisi dan pengaruh.
4. Sosial: berkaitan dengan interpersonal, keluarga dan hubungan social.

Stuktur taksonomi menyediakan peta domain pada konten kenyamanan. Ini


mengantisipasi bahwa peneliti akan merancang instrumen dimasa depan seperti
kuesioner yang dikembangkan dari taksonomi untuk akhir dari kehidupan
instrument (Kolcaba, Dowd, Steiner, & Mitzel, 2004). Kolcaba memasukkan
langkah-langkah di websitenya untuk adaptasi dari kuesioner kenyamanan
oleh peneliti dimasa depan.

Di dalam teori Kolcaba, mereka menerima tindakan kenyamanan dapat disebut


sebagai penerima (recipients), pasien, mahasiswa, tahanan, pekerja, orang
dewasa yang lebih tua, komunitas dan instiusi.Beberapa konsep utama dalam
teori Kolcaba Pentingnya perawatan kesehatan. Kebutuhan perawatan
kesehatan merupakan kebutuhan kenyamanan yang timbul dari situasi stress
pada kesehatan yang tidak bisa dipenuhi oleh sistem pendukung tradisional
penerima. Kebutuhanini mungkin fisik, psikospiritual, social budaya atau
lingkungan. Mereka menjadi jelas melalui pemantauan, laporan verbal atau
nonverbal, parameter patofiologi, pendidikan dan dukungan dan konseling
keuangan dan intervensi (Kolcaba, 2003)

6
C. Bagan Model Konsep Teori Katharine Kolcaba

Dalam perspektif pandangan Kolcaba Holistic comfort didefinisikan sebagai


suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan
melalui kebutuhan akan pengurangan relief, ease, and transcendence yang
dapat terpenuhi dalam empat konteks pengalaman yang meliputi aspek fisik,
psikosipiritual, sosial dan lingkungan (Ruddy, 2007).

Asumsi-asumsi lain yang dikembangkan oleh Kolcaba bahwa Kenyamanan


adalah suatu konsep yang mempunyai suatu hubungan yang kuat dengan ilmu
perawatan. Perawat Menyediakan kenyamanan ke pasien dan keluarga-
keluarga mereka melalui intervensi dengan orientasi pengukuran kenyamanan.
Tindakan penghiburan yang dilakukan oleh perawat akan memperkuat pasien
dan keluarga-keluarga mereka yang dapat dirasakan seperti mereka berada di
dalam rumah mereka sendiri. Kondisi keluarga dan pasien diperkuat dengan
tindakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat dengan melibatkan
perilaku (Tomey, Alligood, 2006).

Peningkatan Kenyamanan adalah sesuatu hasil ilmu perawatan yang


merupakan bagian penting dari teori comfort. apalagi, ketika intervensi

7
kenyamanan dikirimkan secara konsisten dan terus-menerus, maka mereka
secara teoritis dihubungkan dengan suatu kecenderungan ke arah kenyamanan
yang ditingkatkan setiap saat, dan dengan sendirinya klien akan mencapai
kesehatan yang diinginkan dalam mencari kesembuhan (HSBS).

D. Intervensi Kenyamanan Teori Katharine Kolcaba


Intervensi kenyamanan adalah tindakan keperawatan dan dirancang untuk
memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik pada penerima, termasuk
fisiologis, social, budaya, keuangan, psikologis, agama, limgkungan dan
intervensi fisik (Kolcaba, 2001). Pelatihan atau coaching untuk meredakan
kecemasan, memberikan jaminan dan informasi, menanamkan harapan,
mendengarkan, dan membantu merencanakan pemulihan. Comfort for the soul
(tindakan untuk menenangkan bagi jiwa), hal-hal yang menyenangkan yang
dilakukan perawat untuk membuat anak atau keluarga merasa diperhatikan.
1. Intervensi variabel
Intervensi variabel adalah interaksi yang mana dapat mempengaruhi
persepsi penerima untuk kenyamanan. Merkaa terdiri dari pengalaman masa
lalu, usia, sikap, kadaan emosional, sistem pendukung, prognosis, keuangan,
pendidikan, latar belakang budaya dan totalitas unsure dalam pengalaman
penerima (Kolcaba, 1994). Variabel intervensi berdampak pada perencenaan
dan keberhasilan intervensi perawatan pasien.
2. Kenyamanan
Kenyamanan adalah keadaan yang dialami oleh penerima intervensi
kenyamanan. Hal itu adalah langsung, pengalaman holistic diperkuat ketika
kebutuhan seseorang ditujukan untuk tiga jenis kenyamanan (lega,
kemudahan, dan transendensi) dalam empat konteks (fisik, psikospiritual,
social budaya, lingkungan) ( Kolcaba,1994).
3. Perilaku mencari-kesehatan
Perilaku mencari-kesehatan menyusun kategori yang luas dari hasil yang
terkait untuk mencapai kesehatan seperti yang didefenisikan oleh penerima
yang berkonsultasi dengan perawat. Kategori ini disintesis oleh Schlotfeldt

8
(1975) dan di usulkan menjadi internal, eksternal atau kematian yang
damai.
4. Integritas kelembagaan
Perusahaan, masyarakat, sekolah, rumah sakit, regional, negara dan kota
yang memiliki kualitas yang lengkap, utuh, suara, jujur, menarik, etika dan
tulus memiliki integritas kelembagaan .ketika institusi menampilkan jenis
integritas, menghasilkan bukti praktik terbaik dan kebijakan terbaik
(Kolcaba, 2001).
5. Praktik terbaik
Penggunaan intervensi kesehatan berdasarkan bukti-bukti untuk
menghasilkan kemungkinan hasil yang terbaik pada pasien dan keluarga
(kelembagaan) dikenal sebagai praktik terbaik.
6. Kebijakan terbaik
Institusi tau kebijakan daerah mulai dari protocol untuk prosedur dan
kondisi medis untuk mengakses dan pemberian perawatan kesehatan yang
dikenal sebagai kebijakan terbaik.

E. Paradigma Keperawatan Katharine Kolcaba


1. Keperawatan
Keperawatan adalah kegiatan yag dimaksudkan untuk mengkaji kebutuhan
rasa nyaman, merencanakan intervensi untuk memenuhi rasa nyaman, dan
mengkaji ulang tingkat kenyamanan setelah dengan sebelumnya.
2. Pasien
Pasien adalah penerima perawatan bisa individu, keluarga, institusi,
komunitas yang membutuhkan pelayanan keperawatan.Perawat mungkin
juga bisa sebagai resipien yang membutuhkan rasa nyaman, yaitu terkait
peningkatan kenyamanan kerja ketika ada inisiatif untuk memperbaiki
kondisi kerja
3. Lingkungan
Lingkungan adalah berbagai aspek dari pasien, keluarga atau aturan institusi
yang bisa dimanipulasi oleh perawat, institusi untuk meningkatkan
kenyamanan.

9
4. Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal dari pasien, keluarga, penyedia layanan
kesehatan atau komunitas yang diartikan oleh pasien atau kelompok.

F. Asumsi Teori Comfort Menurut Katharine Kolcaba


1. Clarity (kejelasan)
Teori ini memandang pasien sebagai makhluk holistic yang memiliki respon
kompleks terhadap stimulus untuk meningkatkan kenyamanan dalam
konteks pengalaman fisik, psikospititual, social cultural dan
lingkungan.Kolcaba menjelaskan semua konsep teorinya secara teoritis,
operasional dan jelas sehingga mudah untuk dipahami.
2. Simplicity (kesederhanaan)
Teori ini sederhana karena rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar
manusia dan variabel-variabel rasa nyaman ini dapat dijadikan tolak ukur
keberhasilan pemberian intervensi keperawatan.Dimana dasar utama dalam
teori ini adalah pemberian asuhan keperawatan difokuskan pada kebutuhan
holistic pasien. Teori ini menggunakan teknologi yang rendah, namun pada
perkembangannya dapat juga diaplikasikan menggunakan teknologi tinggi.
3. Generality (keumuman)
Teori ini mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman pasien
menurut tingkat relief, ease, dan transcendence yang terintegrasi ke dalam
empat konteks pengalaman holistic yang terdiri dari fisik, psikospiritual,
sosiokultural dan lingkungan.
Teori comfort mudah dipahami dan dapat diaplikasikan pada semua
kelompok usia dan diterapkan diberbagai jenis praktik keperawatan. Teori
comfort dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk meningkatkan
kenyamanan perawat di dalam lingkungan praktik. Pada institusi perawatan
yag fasilitasnya tidak lengkap dan rasio jumlah perawat yang rendah dari
jumlah pasien menyebabkan penerapan teori kenyamanan tidak dapat
dilaksanakan secara optimal.
4. Accessbility (Aksesbilitas)

10
Kolcaba telah melakukan banyak penelitian diberbagai kalangan umur dan
berbagai jenis praktik keperawatan dan telah mengembangkan berbagai
tools tentang comfort seperti general comfort questionnare, Visual Analog
Scale, radiation therapy comfort questionare, hospice comfort questionare
dan comfort behaviors checklist yang dapat dikembangkan melalui
penelitian lanjutan.Kuesioner yang dimunculkan Kolcaba telah tersedia
dalam berbagai bahasa seperti bahasa Spanyol, Portugis, Italia, Turki dan
Persia sehingga mudah diakses.Kuesioner dapat dengan mudah digunakan
perawat untuk melakukan pengkajian serta intervensi terkait
kenyamanan.Teori kenyamanan juga dapat diterapkan pada kasus onkologi,
pasien yang mendapat terapi radiasi, pasien dengan penyakit terminal.
5. Derivable Consequence
Teori comfort dapat digunakan sebagai kerangka untuk penilaian pasien,
baik menggunakan Verbal Rating Scales (dalam klinis) dan comfort
questionnaires (dalam penelitian).

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu tokoh keperawatan yang mengembangkan konsep teori pada tingkat
middle range teori adalah Katherine Kolcaba dengan teori kenyamanan.
Kolcaba menganggap penerapan teori kenyamanan bersifat universal dan bisa
diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan klien secara holistik (biologis,
psikologis, social, spiritual). Kolcaba menggunakan tiga teori keperawatan
untuk mensintesis atau mendapatkan jenis kenyamanan dalam analisis konsep
(Kolcaba 1991 dalam Alligood 2014) yaitu, Jenis kenyamanan: Relief
(bantuan): keadaan pasien yang memiliki kebutuhan khusus, Ease
(kemudahan): keadaan tenang atau kepuasaan, Transcendence (kelebihan) :
keadaan dimana permasalahan seseorang bertambah sakit. Konteks dimana
kenyamanan terjadi pada : Fisik : berkaitan dengan sensasi tubuh,
Psikospiritual: berkaitan dengan kesadara internal diri, termasuk harga diri,
konsep seksualitas dan makna dalam kehidupan seseorang; hubungan
seseorang dengan tatanan yang lebih tinggi, Lingkungan: berkaitan dengan
lingkungan eksternal, kondisi dan pengaruh, Sosial: berkaitan dengan
interpersonal, keluarga dan hubungan social.

B. Saran
Diperlukannya pengembangan penelitian keperawatan sesuai model konseptual
atau teori guna meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan. Dalam
menganalisis kasus keperawatan perlunya penggunaan pendekatan teori
keperawatan yang sesaui dengan mempertimbangkan kondisi klien.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kasron, dkk. (2016). Teori Keperawatan dan Tokohnya. Jakarta: Cv. Trans info
media
Tomey and Alligood (2010). Nursing Theorist and Their Work. St, Louis: Mosby
Elsevier.
Kolcaba, K. (2005 ). Comfort theory and Its Application to Pediatric Nursing
http://ejournal ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah%20UPN/bw-vol23-no4-
jun2012/191-197.pdf
Kolcaba, K. (2010). Comfort Theory and Practice. New York, NY: Springer
Publishers. http://thecomfortline.com/files/pdf/2014.

13

Anda mungkin juga menyukai