Anda di halaman 1dari 36

TUGAS KEPERAWATAN PALIATIF DAN MENJELANG AJAL

Konsep Teori Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kondisi


Terminal Illness ( Paliatif Care ) Teori Kenyamanan ( Teori Of
Comfort) Dari KOLCABA
Dosen Pengampu : Ns. Komang Yogi Triana, M.Kep.,Sp.Kep.An

OLEH:
KELOMPOK 3

Putu Yudiarta C1118070


Desak Putu Muliani Purnama Dewi C1118081
Ni Putu Ayuk Chandra Verghinia C1118084
Ni Luh Putu Rustiningsih C1118094
Kadek Desi Fajar Yanti C1116146

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES BINA USADA BALI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Teori Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Kondisi Terminal Illness (Paliatif Care), Teori
Kenyamanan (Teori Of Comfort) Dari KOLCABA” dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah mengalami berbagai hal baik suka
maupun duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai
dengan lancar dan tepat waktu anpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari
berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya maklah ini, maka dengan tulus
kami sampaikan terimakasi kepada pihak-pihak yang turut membantu.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan penyempurnaan pembuatan makalah ini. Akhir kata, kami
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat diterapkam
dalam, menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul makalah ini.

Badung, 27 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................ii
Daftar Isi .................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Konsep Utama Teori Kolcaba……………………………………………….3
2.2. Type Of Comfort Kolcaba……………………………………………………4
2.3. Konsep Teori Kenyamana Kolcaba………………………………………….. 6
2.4. Kerangka Kerja Teori Kolcaba ……………………………………………....8
2.5. Asumsi Utama Dalam Paradigma ……………………………………………9
2.6. Bentuk Logis Teori Kenyamanan …………………………………………..10
2.7. Aplikasi Teori Kolcaba ……………………………………………………..12

2.8. Pembahasan Kasus Teori Dari Kolcaba ……………………………………13


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................17
3.2 Saran................................................................................................................17
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori membantu pengetahuan untuk memperbaiki praktik dengan cara
menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan mengendalikan fenomena. Teori
keperawatan merupakan produk kreatif dari para perawat yang mencari dengan penuh
pertimbangan untuk menggambarkan banyak aspek dari keperawatan dalam cara yang
bisa dipelajari, dievaluasi dan digunakan oleh perawat-perawat lainnya. Teori akan
memberikan struktur dan paduan dalam meningkatkan praktik profesional keperawatan,
aktifitas pendidikan dan pengajaran serta riset keperawatan yang menuntun kearah
perkembangan ilmu keperawatan itu sendiri.
Para ahli telah mengembangkan teori dari tingkat phylosophical theory, grand
theory, middle range theory dan practice theory. Setiap teori ini menjelaskan suatu
fenomena mulai dari bersifat abstrak sampai kongkrit. Pemahaman perawat tentang
teori keperawatan menjadi pedoman dalam pemberian pelayanan yang profesional dan
terarah. Salah satu diantara yaitu teori comfort oleh Katharine kolcaba. Penyediaan
kenyamanan telah menjadi bagian integral profesi keperawatan sejak awal.
Kenyamanan sudah dilihat secara holistik, diakui sebagai keadaan fisik dan mental yang
bergantung pada interaksi antara dua aspek, bahkan Florence Nightingale telah
menegaskan bahwa pentingnya kenyamanan untuk keperawatan sejak tahun 1859 dan
menulis tujuan observasi bukanlah untuk mencatat fakta menarik atau informasi yang
tidak berguna namun untuk menyelamatkan hidup dan meningkatkan kesehatan dan
kenyamanan pasien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Utama Teori Kolcaba ?
2. Bagaimana Type Of Comfort Kolcaba ?
3. Bagaimana Konsep Teori Kenyamana Kolcaba ?
4. Bagaimana Kerangka Kerja Teori Kolcaba ?
5. Bagaimana Asumsi Utama Dalam Paradigma ?

1
6. Bagaimana Bentuk Logis Teori Kenyamanan ?
7. Bagaimana Aplikasi Teori Kolcaba ?
8. Bagaimana Pembahasan Kasus Teori Dari Kolcaba ?

1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan khusus
1. Mahasiswa memahami bagaimana konsep utama Teori Kolcaba.
2. Mahasiswa memaahami bagaimana type of comfort Kolcaba.
3. Mahasiswa memahami bagaimana konsep teori kenyamanan
Kolcaba.
4. Mahasiswa mengetahui bagaimana kerangka kerja Teori
Kolcaba.
5. Mahasiswa mengetahui bagaimana asumsi utama dalam
paradigma Kolcaba.
6. Magasiswa mengetahui bagaimana Bentuk Logis Teori
Kenyaman Kolcaba.
7. Mahasiswa mengetahui bagaimana aplikasi teori kenyamanan
Kolcaba.
8. Mahasiswa memahami pembahasan dari kasus teori Kolcaba.
1.3.2. Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui konsep utama teori dari kolcaba,
sehingga bisa mengaitkan kasus tersebut sesuai dengan teori kolcaba.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Utama Teori Colcaba


Dari tahun 1990 – 1929, kenyamanan adalah tujuan utama keperawatn dan medis
karena melalui kenyaman, pemulihan dapat tercapai (Mcllvee & Morse, 1995 dalam
Alligood 2014). Perawat berkewajiban untuk mempengaruhi kenyamanan pasien.
AIkens (1908) mengusulkan bahwa cukup kecil atau tidak ada untuk mengabaikan
tentang kenyamanan pasien. Kenyaman pasien adalah timbangan pertaman dan terakhir
perawat. Seorang perawat yang bagus dapat membuat pasien nyaman, dan menyediakan
kenyamanan adalah factor utama kemampuan dan karakter perawat (Aiken, 1908).
Harmer (1926) menyatakan bahwa asuhan keperawatan memberikan suasana
kenyamanan dan perawatan pribadi pasien termasuk kebahagiaan, kenyamanan dan
kemudahan, fisik dan mental, disamping istirahat dan tidur, gizi, kebersihan dan
eliminasi. Goodnow (1935) mengabadikan sebuah bab dalam bukunya teknik
keperawatan, kenyamanan pasien. Goodnov menulis, “Seorang perawat adalah seorang
hakim yang selalu dengan kempuannya dapat membuat pasiennya merasa nyaman.
Kenyamaman itu baik fisik dan mental dan tanggung jawab seorang perawaat tidaklah
berakhir pada perawatan fisik”. Dalam buku teks tahun 1904, 1914 dan 1919,
kenyamanan emosional disebut juga kenyamanan mental dan kebanyakan dicapai
dengan menyediakan kenyaman fisik dan modifikasi lingkungan passion (Mcllveen dan
Morse, 1995). Dalam contoh ini, kenyamannan adalah positif dan dicapai dengan
bantuan daari perawat dan dalam beberapa kasus menunjukan peningkatan keadaan atau
kondisi sebelumnya. Intuisi kenyamanan dikaitkan dengan memelihara aktivitas.
Kolcaba (1991) menggunakan ide dari 3 teori awal keperawatan untuk dapat
mendefinisikan tipe-tipe kenyamanan dalam suatu konsep analisis yaitu :
1. Relief (kelegaan)
Fase relief dalam teori Kolcaba disintesa dari teori Orlando (1961) dimana
pada fase ini perawat dapat mengidentifikasi apa yang dibutuhkan oleh

3
seorang pasien kepada dirinya. Perawat meringankan kebutuhan yang
diperlukan oleh pasien.
2. Ease (ketentraman)
Fase ease disintesa dari teori Henderson (1966) yang mendeskripsikan 13
fungsi dasar manusia yang harus diseimbangkan dalam masa perawatan.
3. Transcendence
Fase Transcendence disintesa dari Paterson dan Zderad (1975) yang
menyediakan pemahaman bahwa pasien mampu mengatasi kesulitan mereka
dengan bantuan dari perawat.
Struktur taksonomi juga dibuat oleh Kolcaba dalam menggambarkan pengalaman
pasien dalam mencapai kenyamanan dengan bantuan empat konteks dalam kenyamanan
yang didapat oleh Kolcaba melalui studi literatur keperawatan. Konteks yang mendukung
kenyaman tersebut antara : physical, psychospiritual, sociocultural, dan environmental.
Keempat konteks tersebut kemudian digabungkan dengan tiga tipe kenyamanan menjadi
suatu struktur taksonomi yang akan menggambarkan upaya pencapaian kenyamanan
(Comfort) yang akan dilakukan oleh perawat kepada pasien. Tujuan dari taksonomi ini
adalah untuk  menjadi kerangka acuan dalam menyediakan konten kenyamanan pada
seorang pasien oleh seorang perawat. Taksonomi ini juga dapat digunakan untuk membuat
desain instrumen lainnya di masa yang akan datang seperti pengembangan quisioner untuk
end-of-life (Kolcaba, Steiner, & Mitzel, 2004).

2.2. Type Of Confort Kolcaba


1. Tipe kenyamanan
a. Kelegaan / relief
Suatu pernyataan pasien yang menyatakan memiliki suatu kebutuhan yang
spesifik telah terpenuhi.
b. Ketentraman / ease
Suatu pernyataan pasien tentang ketenangan dan kepuasan.

4
c. Transendensi/Transcendence
Suatu pernyataan terhadap satu kondisi pasien diatas satu masalah / nyeri.
Sebuah pernyataan dari pasien telah melampaui kesakitan/permasalahannya.
2. Konteks dimana kenyamanan muncul
a. Physical /Fisik
Berhubungan dengan sensasi dalam tubuh.Apa yang dirasakan secara fisik atau
jasmaniah.
b. Psychospiritual
Berhubungan dengan psikologi pasien atau kesadaran diri sendiri, seperti rasa
percaya diri, harga diri,  konsep diri, seksualitas,  dan arti dari suatu kehidupan.
c. Environtmental
Berhubungan dengan sumber daya eksternal, suatu kondisi, dan suatu pengaruh
lingkungan yang menyebabkan perubahan kenyamanan.
d. Social
Berhubungan dengan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial.

Penjelasan diatas menjelaskan tentang struktur taksonomi dari teori kenyamanan


Kolcaba, yang terdiri dari tiga tipe kenyamanan, yaitu relief, ease, dan transcendence;
dan meliputi empat konteks kenyamanan, antara lain fisik, psikospiritual, lingkungan
dan sosial. Adapun cara menggunakan tabel ini adalah (Aligood, 2017):
1. Relief 
Pernyataan tentang kondisi pasien yang membutuhkan tindakan perawatan
spesifik dan segera terkait dengan kenyamanan pasien, meliputi empat konteks
kenyamanan (fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial).
2.  Ease 
Pernyataan yang menjelaskan tentang bagaimana kondisi ketentraman dan
kepuasan hati pasien yang berkaitan dengan kenyamanan, meliputi empat
konteks kenyamanan (fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial).

5
3. Transcendence 
Pernyataan tentang bagaimana kondisi pasien dalam mengatasi masalah yang
terkait dengan kenyamanan, meliputi empat konteks kenyamanan (fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosial).

2.3. Konsep Teori Kenyamanan Kolcaba.


Dalam Teori Kolcaba, alat ukur pencapaian kenyamanan melingkupi penerima,
pasien, siswa, tahanan, pekerja, dewasa lanjut, komunitas dan institusi :
1. Kebutuhan Perawatan Kesehatan
Kebutuhan perawatan kesehatan didefinisikan sebagai kebutuhan untuk
memperoleh kenyamanan dan dapat bangkit dari situasi stres yang tidak dapat
dicapai melalui sistem dukungan yang bersifat umum atau tradisional. Kebutuhan
disini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial, dan lingkungan yang
diperoleh melalui monitoring, laporan verbal, laporan non verbal, kebutuhan yang
berhubungan dengan parameter patofisiologi, kebutuhan pendidikan dan dukungan,
serta kebutuhan konseling dan intervensi finansial (Kolcaba, 2003).
2. Intervensi Rasa Nyaman
Intervensi untuk rasa nyaman adalah tindakan keperawatan dan ditunjukkan
untuk mencapai kebutuhan rasa nyaman pasien, kebutuhan tersebut terkait dengan
fisiologis, sosial, budaya, ekonomi, psikologis, spiritual, lingkungan, dan juga
intervensi fisik (Kolcaba, 2001).
3. Varibel yang mengintervensi
Didefinisikansebagai interaksi kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi  persepsi
resipien tentang kenyamanan secara total dan penuh. Variabel ini terdiri atas
pengalaman masa lalu, umur, afektif, status emosional, latar belakang budaya, sistem
pendukung, prognosis penyakit, keuangan, dan pengalaman resipien secara
keseluruhan (Kolcaba, 1994). Variabel-variabel intervensi ini akan memberikan
dampak terhadap pencapaian target dalam melaksanakan intervensi perawatan pada
pasien.

6
4. Kenyamanan
Didefinisikan sebagai kondisi yang dialami oleh resipien berdasarkan
pengukuran kenyamanan, atau sebuah kondisi yang dirasakan oleh klien terhadap
intervensi kenyamanan yang diperoleh dari tenaga medis. Menurut Kolcaba (1994).
Ada tiga tipe kenyamanan (kelegaan, ketentraman dan transcendence) serta empat
konteks pengalaman (fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan).
Berdasarkan hasil studi, bahwa kenyamanan holistic secara natural yaitu
(Kolcaba & Steiner, 2000).
a. Kenyamanan adalah kondisi spesifik. 
b. Kenyaman adalah suatu hal yang sensitive berubah dari waktu kewaktu.
c. Intervensi keperawatan secara holistic yang diaplikasikan secara
konsisten mampu efektif untuk meningkatkan kenyamanan dari waktu
kewaktu.
d. Kenyamanan sepenuhnya adalah hal yang lebih besar dari bagian-
bagianya.
5. Perilaku Pencari Kesehatan (Health-Seeking Behaviors/HSB)
dicapai dari sebuah kondisi sehat. Dihubungkan dengan pencari kesehatan
serta ditetapkan oleh resipien pada saat konsultasi dengan perawat. Perilaku pencari
kesehatan dapat dikategorikan secara internal, eksternal, atau meninggal dengan
penuh kedamaian (Aligood, 2017).
6. Institusi yang Terintegrasi
Kolcaba menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan integritas institusi
adalah sebuah institusi yang memiliki integritas kelembagaan, misalnya kelompok,
komunitas, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, panti asuhan, yang memiliki
kualitas atau tempat yang lengkap, jumlah, suara, jujur, kasih, tulus, dan sungguh-
sungguh. Saat sebuah institusi menunjukkan hal tersebut maka akan dapat
menciptakan dasar praktik dan kebijakan yang sesuai (Kolcaba, 2001)
7. Praktik Keperawatan Terbaik

7
Penggunaan intervensi pelayanan kesehatan berdasarkan bukti klinis yang
terukur secara empiris untuk mendapatkan hasil capaian terbaik pada pasien dan
keluarga pasien dalam kualitas pelayanan keperawatan untuk pasien dan keluarga
(Aligood, 2017).
8. Kebijakan Terbaik
Kebijakan institusional atau regional akan mengawali sebuah
prosedur/protokol pelaksanaan pelayanan keperawatan dan kondisi medis untuk
dengan mudah mengakses dan mendeterminasi bahwa pelayanan kesehatan
diketahui sebagai suatu kebijakan yang terbaik (Aligood, 2017).

2.4. Kerangka Konsep Kerja Teori Kenyamanan Kolcaba

Dari kerangka kerja konsep teori kenyamanan di atas dapat dipahami bahwa biasanya
kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan dipadu dengan intervensi keperawatan dan
variabel-variabel intervensi (pengalaman sebelumnya, sikap, usia, status emosi,
sosiokultural, prognosis penyakit dll) akan menyebabkan peningkatan respon
kenyamanan yang dirasakan oleh klien. Namun tidak hanya itu, namun respon
kenyamanan juga mengalami sebuah hubungan timbal balik dengan variabel lain
misalnya perilaku mencari kesehatan (internal, eksternal, kedamaian akhir hayat) dan
integritas institusi (praktik dan kebijakan terbaik) yang nantinya akan menentukan
banyak sekali komponen di dalamnya dalam peningkatan respon nyaman pada pasien.

8
2.5. Asumsi Utama Dalam Paradigma Kesehatan
1) Keperawatan
Keperawatan adalah salah satu pengkajian kebutuhan kenyaman yang
intensif, intervensi yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan, dan
evaluasi tingkat kenyamana setelah implemnetasi diberikan kemudian
dibandingkan dengan tujuan hasil yang diinginkan.Pengkajian dan evaluasi
dapat berupa intuisi atau subjektif atau keduanya.  Pengkajian diperoleh melalui
skala tingkatan verbal (klinis) atau kuesioner mengenai tingkat kenyamanan
yang menggunakan instrumen dari studi Kolcaba (Kolcaba, 2003).
2) Pasien
Penerima asuhan mungkin dapat berupa individu, keluarga, institusi atau
komunitas yang membutuhkan asuhan keperawatan. Perawat dapat berperan
sebagai penerima intervensi terkiat kenyamanan di lingkungan tempat bekerja
ketika adanya inisiatif untuk meningkatkan kondisi kerja dibawah tekanan,
seperti untuk meningkatkan magnet status (Kolcaba, 2006).
3) Lingkungan
Lingkungan adalah segala aspek pasien, keluarga, atau institusi yang dapat
dimanipulasi oleh perawat, orang dicintai atau institusi untuk meningkatkan
kenyamanan (Aligood, 2017).
4) Kesehatan
Kesehatan adalah status fungsi optimal seorang pasien, keluarga, pemberi
asuhan kesehatan, atau komunitas dalam konteks individu atau kelompok
(Aligood, 2017).
Sehingga dari asumsi – asumsi tersebut kolcaba dapat berasumsi sebagai barikut:
1) Setiap individu menunjukkan respon holistik terhadap stimulus kompleks yang
diterima (Kolcaba, 1994).

9
2) Kenyamanan adalah hasil holisitk yang ingin dicapai oleh setiap individu dan
 

erat kaitannya dengan disiplin keperawatan (Kolcaba, 1994).


3) Kenyamanan adalah kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan dan harus
dipenuhi oleh setiap individu. Hal ini merupakan usaha aktif (Kolcaba, 1994).
4) Pencapaian kenyamanan seorang individu memberikan kekuatan bagi pasien
dalam membentuk sikap kesadaran terkiat kesehatan dirinya (Kolcaba, 1994).
5) Pasien yang menunjukkan kesadaran terkait kesehatan dirinya tinggi cendrung
memiliki kepuasaan tersedniri dengan asuhan yang diperoleh (Kolcaba, 2001).
6) Integritas institusi didasarkan oleh orientasi sistem nilai penerima asuhan. Sama
 

pentingnya orientasi terhadap promosi kesehatan (Kolcaba, 2001).

2.6. Bentuk Logis Teori Kenyamanan Kolcaba


1. Induksi
Induksi terjadi ketika generalisasi dibangun pada beberapa momen spesifik
pada objek yang diobesrvasi. Ketika perawat melakukan praktik keperawatan  dan
praktik keperawatan tersebut diakui sebagai sebuah disiplin ilmu, maka perawat
perlu familiar dengan konsep-konsep, istilah-istilah, dalil-dalil, dan asumsi-asumsi
implisit dan eksplisit yang menjadi dasar praktik mereka. Kolcaba merupakan
kepala perawat pada unit alzeimer dan mengenal beberapa istilah yang digunakan
untuk menjelaskan praktik keperawatan demensia pada masa tersebut, seperti
lingkungan yang memfasilitasi, banyak disabilitas, dan fungsi optimal. Namun
demikian, ketika ia menarik garis hubungan di antara ketiga hal tersebut, ia
mengakui bahwa tiga hal tersebut, ia mengakui bahwa tiga hal tersebut tidak
menjelaskan praktik yang dilakukan secara menyeluruh.
Satu bagian penting dari keperawatan hilang, dan ia memikirkan apa yang
dilakukan perawat untuk mencegah bertambahnya disabilitas (selanjutnya disebut
sebagai intervensi) dan bagaimana menilai apakah intervensi tersebu efektif. Fungsi
optimal telah dikonsepkan sebagai kemampuan untuk melakukan aktivias khusus
dalam unit tersebut. Aktivitas tersebut membuat peserta merasa positif terhadap diri

10
mereka sendiri, seakan aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang tepat dilakukan
pada waktu yang tepat.
Poin penting induksi pada pemikiran Kolcaba adalah (Kolcaba, 1992):
a. Membagi bertambahnya disabilitas menjadi disabilitas fisik dan mental.
b. Memasukkan konsep kenyamanan dalam diagram asli, karena kata
tersebut dapat menyampaikan keadaan yang diharapkan dari pasien
ketika mereka tidak terlibat dalam aktivitas-aktivitas khusus. Perlu
dicatat hubungan non rekursif antara kenyamanan dan berfungsi secara
optimal.
c. Pemikiran tersebut menandai langkah pertama menuju sebuah teori
kenyamanan dan memikirkan kompleksitas konsep tersebut
2. Deduksi
Deduksi terjadi ketika suatu kondisi spesifik didapatkan dari prinsip atau
dasar umum. Tahapan deduksi dari pengembangan teori menghubungkan
kenyamanan dengan konsep lain untuk menghasilkan teori. Karena karya dari 3
pencetus teori keperawatan terdapat dalam definisi kenyamanan, Kolcaba mencari
teori lain yang menjadi dasar yang diutuhkan untuk menyatukan kelegaan atau
keluasan (relief), ketentraman (ease), dan transendensi (tiga konsep besar). Apa
yang dibutuhkan adalah kerangka konsep yang lebih abstrak dan umum sesuai
dengan teori kenyamanan dan mengandung sejumlah kontruksi yang sangat abstrak.
Tahap deduktif dari pengembangan teori, Kolcaba memulai dari kontruksi teoritis
yang abstrak dan umum dan menggunkaan proses sosiologis untuk subtruksi untuk
mengidentifikasi konsep yang lebih spesifik untuk digunakan dalam praktik
keperawatan.
3. Retroduksi
Retroduksi berguna untuk memilih fenomena yang dapat dikembangkan
lebih jauh dan diuji. Jenis pemikiran ini diterapkan pada bidang yang hanya
memiliki beberapa teori. Dengan menggunakan retroduksi, Kolcaba menambahkan
konsep ntegritas institusional ke dalam teori kenyamanan pada level middle range.
Penambahan istilah tersebut memperluas teori yang dibutuhkan untuk

11
mempertimbangkan hubungan antara perilaku mencari bantuan dan integritas
institusional.

2.7. Aplikasi Teori Kenyamanan Kolcaba


Pada dasarnya aplikasi konsep kenyamanan sudah ada sejak tahun 1980 an, hal ini
ditandai dengan adanya konsep kenyamanan secara holistik (Aligood, 2017) :
a. Kenyamanan dapat dilihat dari perspektif pasien itu sendiri, dalam hal ini
Hamilton mewawancarai pasien dengan perawatan lama dan memfasilitasi
makna kenyamanan, makna tersebut lebih banyak diartikan terkait perasaan
terbebas dari rasa sakit, tetapi pasien juga mengidentifikasi posisi yang tepat dan
perasaan mandiri, dibutuhkan, didukung dan berguna. Hamilton menyimpulkan
kenyamanan merupakan multidimensi, memiliki arti yang berbeda menurut
setiap individu (Hamilton, 1989).
b. Kenyamanan memandang bahwa pengkajian keperawatan adalah pengkajian
yang intens tentang kebutuhan kenyamanan, perawat harus merancang dalam
mengatasi kebutuhan tersebut kemudian mengevaluasi hasil sebelum dan
sesudah dilakukan tindakan dengan membandingkan hasilnya sehingga
penerima asuhan mungkin dapat berupa individu, keluarga, institusi atau
komunitas yang membutuhkan asuhan keperawatan. Semua aspek tersebut dapat
dimanipulasi oleh perawat, orang terdekat atau institusi untuk meningkatkan
kenyamanan. Konsep teori kenyamanan adalah kebutuhan kenyamanan,
intervensi kenyamanan, peningkatan kenyamanan dan integritas
instutisional.Seluruh konsep tersebut terkait dengan pasien dan keluarga
(Sitzment & Eichelberger, 2011).
c. Kolcaba mengidentifikasi jenis kenyamanan menurut analisis konsepnya yaitu
Relief  (kelegaan) merupakan keadaan seorang pasien yang kebutuhan
spesifiknya terpenuhi, Ease (ketenteraman) merupakan keadaan tenang atau
puas dan Trancendence (transendensial) dimana seseorang berhasil melampaui
masalah atau kesakitannya (Kolcaba, 2003).

12
d. Kebutuhan rasa nyaman (comfort) tersebut, Kolcaba juga menjelaskan bahwa
teori ini memiliki konteks nyaman, seperti yang telah dijelaskan dalam struktur
toksonomi kenyamanan yaitu; fisik, lingkungan, sosial dan
psikospritual.Konteks fisik berkenaan dengan sensasi tubuh dan homeostasis.
Konteks lingkungan berkaitan dengan latar belakang eksternal individu.
Konteks sosial berkaitan dengan hubungan interpersonal, sosial, tradisi keluarga
dan ritual. Konteks psikospritual berkenaan dengan kesadaran internal akan diri,
harga diri, seksualiti dan makna hidup (Aligood, 2017).

2.8. Pembahasan Kasus Teori Of Comfort Kolcaba


Contoh kasus :
Seorang anak perempuan bernama An.Aq berusia 9 bulan dengan diagnosa
Meningitis Tuberkulosa. Saat pengkajian didapatkan keadaan umum anak lemah,
pengukuran tingkat kesadaran apatis dengan GCS 12 (G3M5V4), sesak nafas dan
auskultasi suara napas ronchi ada. Hasil pengukuran tanda-tanda vital pada anak adalah
nadi 170 x/menit, suhu 38ºC dan frekuensi pernapasan 58 x/menit terpasang O2 (1 L/
menit nasal kanul). Pengukuran tinggi badan didapatkan 70 cm dan berat badan 6600
gram dengan status gizi kurang. Kedua ekstremitas terlihat spastik. Pada hidung anak
terpasang Naso Gastric Tube (NGT) dan nasal kanul. An. Aq juga terpasang intravena
kateter dengan pemberian Nutrimix 31,5 cc/jam. Pada anak juga terpasang kateter.

Pembahasan kasus :
Pada kasus diatas An. Aq didiagnosa Meningitis Tuberkulosa saat pengkajian kesadaran
anak apatis dengan GCS 12 (G3M5V4), sesak napas dan auskultasi suara napas ronchi
ada. Hasil pengukuran tanda-tanda vital pada anak adalah nadi 170 x/menit, suhu 38ºC
dan frekuensi pernapasan 58 x/menit terpasang O2 (1 L/menit nasal kanul). Dan pada
hidung anak Aq terpasang NGT dan kateter

Pada teori comfort terdapat tiga bentuk kenyamanan yaitu relief, ease. dan
trancedence
1. Relief

13
Tentang kondisi pasien yang membutuhkan tindakan perawatan spesifik dan segera
terkait dengan kenyamanan pasien dimana fase ini perawat dapat mengidentifikasi
apa yang dibutuhkan oleh seorang pasien kepada dirinya. Perawat meringankan
kebutuhan yang diperlukan oleh pasien. Pada kasus diatas anak Aq mengalami
sesak nafas dan auskultasi suara nafas ronchi sehingga anak diberikan O2 (1L/
menit ) ,anak Aq terpasang NGT pada hidung dan terpasang kateter anak Aq
mengalami ketidaknyamanan dikarenakan terpasang NGT maupun kateter,suhu
ruangan yang panas, suara pengunjung yang ramai sehingga anak Aq merasa
tidaknyaman dan anak Aq mengalami rewel.
2. Ease
Pernyataan yang menjelaskan tentang bagaimana kondisi ketentraman dan
kepuasan hati pasien, pada kasus diatas anak Aq terlihat gelisah dan rewel sehingga
orang tua anak Aq mengalami kecemasan karena kurangnya pengetahuan dan
informasi tehadap penyakit anaknya dan merasa khawatir terharap penyakit
anaknya.
3. Transcendence
Suatu pernyataan terhadap satu kondisi pasien diatas satu masalah / nyeri.Sebuah
pernyataan dari pasien telah melampaui kesakitan/permasalahannya dan pernyataan
pasien tentang bagaimana kondisi pasien dalam mengatasi masalah. Pada kasus
diatas dengan anak Aq.mengalami sesaknafas dan terpasang NGT maupun kateter
sangat membutuhkan lingkungan yang tenang dan tidak rewel setelah anak Aq.
Tenang dan tidak rewel perwat memberitahu tentang kondisi anak Aq pada orang
tuanya.
4. Intervensi
Intervensi yang dilakukan secara standar (tehnikal) untuk mengatasi kebutuhan rasa
nyaman fisik, pelatihan/ajakan (coaching) untuk kenyamanan sosiokultural,
intervensi comforting untuk kebutuhan rasa nyaman psikospiritual dan lingkungan.
Tindakan sebagai upaya untuk mengurangi gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi melalui tindakan kolaborasi yaitu. terapi farmakologi dan non
farmakologi diantaranya adalah pemberian oksigen, inhalasi, fisioterapi dada dan

14
suction. Secara tidak langsung tindakan tersebut membuat anak mengalami
ketidaknyamanan. Salah satu prinsip atraumatic care pada anak yang dapat
dilakukan adalah meminimalkan dan mencegah trauma pada anak.

Manual procedure struktur


konteks nyaman Relief ease trancendence
Fisik - Kesadaran apatis, - Gelisah cemas - Suhu ruangan
sesak nafas dan rewel yang panas
terpasang O2, - Klien ingin selalu
status gizi kurang. berada di dekat
Kedua orangtuanya
ekstremitas
terlihat spastik.
Pada hidung anak
terpasang naso
gastric tube
(NGT) dan
kateter.
Psikospiritual - Cemas dan - kurangnya - pasien
gelisah pengetahuan membutuhkan
dan informasi keadaan
tehadap lingkungan yang
penyakit tenang dan selalu
anaknya dan berada di dekat
merasa orangtuanya
khawatir
terharap

15
penyakit .
Lingkungan - ruangan pasien - lingkungan - pasien
yang panas dan yang nyaman membutuhkan
bising dan berisikan 2 ruangan yang
bed dengan tidak panas ,
didampingi bising dan selalu
orang tua berada didekat
pasien orangtuanya
Sosiokultural - banyak keluarga - orang tua - butuh dukungan
pasien sehingga pasien keluarga lainnya
menyebabkan menemani dan iformasi dan
kebisisngan sang anak konsultasi
setipa saat dan
perawat
memberikan
iformasi
prosedur
tindakan

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kenyamanan adalah tujuan sentral dari keperawatan karena melalui rasa
nyaman tahap recovery klien akan tercapai. Teori Kolcaba menjelaskan tentang
seorang individu dapat merasakan kondisi nyaman dan tidak nyaman, yang
dipengaruhi oleh aspek yang bersifat holistik, meliputi fisik, psikospiritual,
sosiokultural, dan lingkungan. Ketidaknyamanan yang dirasakan dapat
mempengaruhi status kesehatan seseorang, Oleh karena itu, perawat sebagai
pemberi pelayanan kesehatan perlu memahami dan mengaplikasikan model
konseptual teori kenyamanan untuk meningkatkan status kesehatan klien. Dalam
konteks perawatan neonatus dengan resiko tinggi diperlukan stabilitas dan
kenyamanan dari seluruh aspek guna menunjang asuhan perkembangan bayi secara
optimal.

3.2. Saran
Dalam praktik keperawatan hendaknya level kenyaman klien terus
dievaluasi sehingga kesembuhan klien lebih cepat tercapai. Bagi perawat anak
hendaknya dalam memberikan asuhan keperawatan anak menggunakan evidence
based practice terbaru yang menunjang pelayanan atraumatic care dan family center
care. Dalam clinical neonates setting, perawat hendaknya lebih peka terhadap situasi
dan kondisi klien sehingga mampu menerapkan teori mana yang cocok yang
menunjang dalam pemberian asuhan keperawatan holistik.

17
Daftar Pustaka

sira, r. w. (17 Desember 2018). makasar: KATHARINE KOLCABA : Theory of Comfort.


Yeni, R. I. (2017). Application of Kathrine Kolcaba’s Comfort Theory on Children Fulfillment of
Oxygenation Need in Treatment Rooms, 9.
Yuminah. (2014). universitas indonesia jakarta : aplikasi teori of comfort KATHERINA
KOLCABA dalam asuhan keperawatan .

18
Volume 8, Nomor 1, Januari 2017 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view

APLIKASI TEORI COMFORT KATHERINE KOLCABA PADA ANAK DALAM


PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
DI RUANG PERAWATAN

Application of Kathrine Kolcaba’s Comfort Theory on Children Fulfillment of


Oxygenation Need in Treatment Rooms

Roza Indra Yeni 1


1
Akademi Keperawatan RS Jakarta Jalan
Garnisun No 1 Jakarta Selatan 12930
1
e-mail: rozaindrayeni@yahoo.com

ABSTRAK
Konsep utama teori comfort adalah melakukan penilaian terhadap struktur taksonomi antara tiga
kenyamanan dikaitkan dengan empat pengalaman kenyamanan. Kebutuhan oksigen merupakan
kebutuhan fisiologis bagi manusia. Pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan fungsi sistem
pernapasan dan sistem kardiovaskuler. Gangguan kedua sistem tersebut menyebabkan
ketidaknyamanan pada anak karena kebutuhan oksigen terganggu. Perawat perlu membantu anak
supaya kebutuhan oksigen terpenuhi agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal
tersebut sesuai dengan prinsip comfort dari Kolcaba. Fokus bahasan adalah penggunaan teori
comfort dalam memenuhi kebutuhan oksigenasi. Asuhan keperawatan dilakukan dengan proses
keperawatan comfort. Terdapat lima kasus yang dibahas. Hasil akhir dari penerapan comfort
mampu mengidentifikasi pengalaman kenyamanan anak dihubungkan dengan tipe kenyamanan.

Kata kunci: Oksigenasi, teori Comfort Kolcaba

ABSTRACT
The main concept of comfort theory is assessing the taxonomic structure between three comfort that
associated with four comfort experience. Oxygen requisite is a physiological necessity for humans.
The fulfillment of oxygen is a function of the respiratory sand cardiovascular system. Disruption of
both systems cause discomfort to the child because of the oxygen requisite is interrupted. Nurses
need to help children to fulfill the oxygen requisite so the children can grow and develop properly.
This is as the principles of comfort of Kolcaba. The focus of the discussion is the use of the comfort
theory is to fulfill the oxygenation requisite. Nursing care is done with comfort nursing process.

19
There are five cases discussed. The final result of the comfort application is able to identify children
experience that associated with the type of comfort.

Keywords: Oxygenation, Comfort Kolcaba, theory

PENDAHULUAN kematian terbesar nomor dua setelah diare.


Menurunkan angka kematian
Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada anak balita merupakan tujuan
(ISPA) merupakan penyebab kematian kesehatan sesuai dengan target Millenium
pertama pada kelompok bayi dan balita. Development Goals (MDG’S) empat,
Said (2010) mengatakan pneumonia tahun 2015 melalui pencegahan dan
merupakan salah satu jenis Infeksi pengobatan penyakit. Indonesia
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu negara berkembang
penyumbang terbesar penyebab kematian yang berupaya mencapai target Millenium
balita di negara yang sedang berkembang. Development Goals (MDG’S) empat
Pada tingkat dunia, pneumonia untuk menurunkan
merupakan penyebab

20
P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900 issue/view
Volume 8, Nomor 1, Januari 2017

angka kematian pada balita yang dapat tua dan ketakutan anak. Oleh karena itu,
dijadikan sebagai indikator derajat kenyamanan juga dapat mempengaruhi
kesehatan di masyarakat disamping keberhasilan asuhan keperawatan yang
angka kesakitan. Indikator derajat dilakukan pada anak sehingga hasil yang
kesehatan suatu negara dan kualitas didapatkan adalah kebutuhan
hidup masyarakat ditentukan oleh tinggi oksigenisasi anak terpenuhi sesuai
rendahnya angka kematian dengan yang dibutuhkan. (Wong,
Infeksi mikroorganisme pada Hockenberry, Wilson, Winkelstein &
saluran napas menyebabkan reaksi Schwartz, 2009).
inflamasi dengan memproduksi mukus Untuk mencapai kenyamanan
yang banyak sehingga kebutuhan maka pemenuhan kebutuhan oksigen
oksigenisasi terganggu. Kebutuhan pasien harus seimbang antara oksigen
oksigenisasi merupakan kebutuhan yang masuk dan karbondiksida yang
fisiologis dasar bagi semua manusia dikeluarkan. Kenyamanan harus menjadi
untuk kelangsungan hidup sel dan perhatian bagi perawat dalam
jaringan serta metabolisme tubuh. memberikan asuhan keperawatan pada
Selanjutnya dikatakan kebutuhan pasien yang mengalami gangguan
oksigen pada anak lebih tinggi dari pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
orang dewasa, pemenuhan kebutuhan Asuhan keperawatan yang berfokus
oksigen sangat ditentukan oleh pada kenyamanan perlu dikembangkan
keadekuatan sistem pernapasan dan dengan berpedoman pada teori
sistem kardiovaskuler. Wilson (2006) keperawatan. Salah satu teori
mendefiinisikan pneumonia merupakan keperawatan dengan fokus pada
peradangan pada daerah parenkim paru kenyamanan adalah model Comfort
yang biasanya berasal dari suatu proses Katherine Kolcaba.
infeksi. Akibat terjadinya peradangan Kolcaba dalam teori tentang
akan terjadi penumpukan eksudat dan kenyamanan mensintesis tiga tipe
apabila tidak dikeluarkan akan kenyamanan dalam analisis konsepnya.
menyebabkan gangguan pada saluran Tiga tipe kenyamanan itu adalah: relief
pernapasan dan menganggu kebutuhan yang berarti ketika kenyamanan spesifik
oksigenasi. yang dibutuhkan klien terpenuhi, ease
Anak yang menderita berarti ketika klien merasa tenang dan
pneumonia berat memerlukan puas, dan yang terakhir adalah
hospitalisasi. Hospitalisasi merupakan transcendence ketika klien berhasil
suatu proses yang harus dilalui anak melampaui kebutuhan rasa nyaman
untuk mendapatkan berbagai tindakan (Tomey & Alligood, 2010). Selanjutnya
sesuai dengan masalah fisik maupun tiga tipe kenyamanan tersebut dapat
psikologis. Dampak hospitalisasi pada terlihat melalui kenyamanan fisik
anak membutuhkan asuhan keperawatan (sensasi tubuh, mekanisme homeostatik,
dengan melibatkan orang tua pada saat fungsi kekebalan tubuh), psikospiritual
melakukan tindakan (Family Centered (kesadaran diri, identitas seksual, makna
Care) (Wong, Hockenberry, Wilson, hidup seseorang), sosiokultural
Winkelstein & Schwartz, 2009). Asuhan (hubungan interpersonal , keluarga,
keperawatan dengan melibatkan orang tradisi keluarga, ritual dan praktek
tua akan sangat berguna bagi anak yang keagamaan), dan lingkungan (suhu,
mengalami gangguan pemenuhan cahaya, suara, bau, warna, furniture).
kebutuhan oksigenasi akibat infeksi Asuhan keperawatan merupakan
saluran pernapasan yang menimbulkan
sesuatu yang positif dan kriteria holistik
penumpukan sputum pada jalan nafas.
Selain itu keberhasilan tindakan yang penting untuk mengukur keefektifan dari
dilakukan pada dasarnya dapat strategi kenyamanan tersebut. Gangguan
dipengaruhi oleh kondisi anak juga pemenuhan kebutuhan oksigenasi
lingkungan termasuk dukungan orang menimbulkan dampak stress dan
21
ketidaknyamanan pada kondisi Risiko kerusakan integritas kulit, 6)
keseluruhan pasien dan keluarga. Kecemasan orang tua.

METODE PENELITIAN Intervensi yang telah dilakukan


kepada An. Ek diantaranya adalah
Penelitian ini menggunakan memonitor tanda-tanda vital dan status
neurologis, memonitor kepatenan
desain studi kasus. Kasus yang di ambil
penggunaan oksigen, mengatur posisi
sebanyak 5 kasus. Tempat diadakan semi fowler, mengauskultasi suara
penelitian di ruang perawatan infeksi napas, memonitor tanda-tanda dehidrasi,
anak. Penelitian dilakukan dari mulai memonitor intake dan output,
Mei sampai dengan Juni 2014. Sampel melibatkan keluarga dalam memantau
dalam penelitian ini adalah anak yang di asupan cairan dan nutrisi, memberikan
rawat di ruang infeksi dengan gangguan terapi sesuai dengan program,
memonitor pemeriksaan laboratorium
pemenuhan kebutuhan oksigenasi
dan menciptakan lingkungan yang
diantaranya kasus pneumonia, nyaman bagi anak.
Meningitis TB, Bronkhiolitis, Pada hari perawatan kedua belas
pneumonia dan HIV dan kasus pasien telah sadar penuh, GCS 15, tidak
pneumonia dengan PDA. Data ada sesak napas, batuk dan demam.
didapatkan dari hasil observasi, catatan Tanda-tanda vital dalam batas normal,
keperawatan dan observasi klien. tidak ada tanda-tanda kekurangan
cairan, BAB normal, intake dan output
seimbang, Anak mengalami peningkatan
HASIL DAN PEMBAHASAN berat badan secara berkala, respon
verbal anak sudah terlihat dan orang tua
Kasus 1, An. Ek, laki-laki, usia sangat senang melihat kondisi anaknya.
1 tahun 6 bulan didiagnosis pneumonia. Dengan kondisi tersebut, pada tanggal
Saat pengkajian pada tanggal 21 April 29 April 2014 dokter sudah
2014, keadaan umum An. Ek lemah, memperbolehkan anak pulang ke rumah
tingkat kesadaran kompos mentis dan dengan lama perawatan dua belas hari.
napas sesak. Auskultasi suara napas Kasus 2, An. Aq usia 9 bulan
vesikuler, ronchi di kedua paru dan perempuan dengan diagnosa Meningitis
retraksi pada dinding dada suprasternal. Tuberkulosa. Saat pengkajian pada
An. Ek terpasang O2 3 L/mnt nasal tanggal 24 Februari 2014, didapatkan
canul, naso gastric tube (NGT) dan keadaan umum anak lemah, pengukuran
IVFD di tangan kanan N5 + KCL = 19 tingkat kesadaran apatis dengan GCS 12
ml/jam, AS 6%= 8,3 ml/jam. Hasil (G3M5V4), napas sesak dan auskultasi
pengukuran tanda-tanda vital adalah suara napas ronchi ada. Hasil
tekanan darah 95/60 mmHg, suhu pengukuran tanda-tanda vital pada anak
37,8ºC, frekuensi nadi 112 x/menit dan adalah nadi 170 x/menit, suhu 38ºC dan
frekuensi napas 36x/menit. Berat badan frekuensi pernapasan 58 x/menit
10 kg dan panjang badan 81 cm dengan terpasang O2 1 L/menit nasal kanul.
status gizi cukup. Skor resiko jatuh Pengukuran tinggi badan didapatkan 70
total 12 dan terpasang kateter. cm dan berat badan 6600 gram dengan
Masalah keperawatan yang status gizi kurang. Kedua ekstremitas
dirumuskan pada An. Ek yaitu; 1) terlihat spastik. Pada hidung anak
Bersihan jalan napas tidak efektif; 2) terpasang naso gastric tube (NGT) dan
Pola napas tidak efektif; 3) Risiko defisit nasal kanul. An. Aq juga terpasang
volume cairan, 4) Risiko perubahan intravena kateter dengan pemberian
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, 5) Nutrimix 31,5 cc/jam. Pada anak juga
terpasang kateter.

22
Perkembangan anak saat ini napas, batuk., terdengar suara ronchi pada
tidak sesuai dengan usia karena sebelum kedua paru.
sakit anak baru bisa duduk. Untuk Dari hasil pengukuran tanda-
pemberian nutrisi sebelum dirawat anak tanda vita didapatkan data nadi 120
diberikan ASI ditambah susu formula x/menit, suhu 36,7ºC, frekuensi
dan saat ini diberikan progestimil 4x60 pernapasan 55x/menit, saturasi oksigen
ml ditambah 4x75ml. Pengobatan yang 97%, berat badan 2655 gram dan
didapatkan saat anak dirawat melalui panjang badan 48 cm dengan status gizi
oral adalah INH 1x50 mg, Rifampisin cukup.. Pada hidung terpasang O2: 1½
1x100 mg, Pirazinamide 1x150 mg, L/menit dan naso gastric tube (NGT).
Etambutol 1x100 mg, Fenobarbital 1x15 Pada kaki kiri An. Fe terpasang IVFD
mg, Vit E 1x150 mg dan melalui intra KN 1B : 5 ml/jam.
vena yaitu Ranitidine 3x5 mg, An. Fe lahir prematur berat
Cefotaxime subactan 4x400 mg, badan 1500 gram dan panjang badan 40
Farmadol 1x75 mg, Flukorazol 1x90 mg cm dengan seksio sesaria, langsung
serta pemberian inhalasi Ventolin 1 menangis dengan APGAR skor 9/10 di
resp+NaCl 0,9% setiap 8 jam. RSCM dan selanjutnya dirawat di ruang
Masalah keperawatan yang perinatogi selama tiga minggu.
dirumuskan pada An. Aq adalah; 1) Imunisasi belum diberikan. Hasil
Gangguan perfusi jaringan serebral, 2) pemeriksaan laboratorium tanggal 26
Tidak efektifnya bersihan jalan napas, 3) Maret 2014, didapatkan Hb 9,2 gr/dl,
Gangguan keseimbangan cairan dan Echo didapatkan kesan tidak ada
elektrolit, 4) Risiko gangguan kelainan jantung bawaan. Pengobatan
pertumbuhan dan perkembangan, 5) yang didapatkan selama An. Fe dirawat
Risiko injuri, 6) Kecemasan orang tua, adalah Ampisilin 4x70 mg (IV)),
7) Gangguan pengaturan suhu tubuh. Klorofenikol 4x50 mg (IV),
Intervensi keperawatan yang telah Dexametason 3x0,4 mg (IV) dan
dilakukan residen diantaranya Inhalasai Ventolin 4x1 resp+NaCl 0,9%.
memonitor tanda-tanda vital, memonitor Anak mendapatkan susu Formula BBLR
status neurologi, membantu anak 8x60 ml melalui NGT.
mengeluarkan sputum, mengatur posisi Masalah keperawatan yang
anak, memberikan kompres hangat, dirumuskan pada An. Fe adalah; 1)
memonitor keseimbangan cairan , Tidak efektifnya bersihan jalan napas, 2)
memonitor intake dan output, Pola napas tidak efektif, 3) Risiko
mengajarkan orang tua untuk perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
mestimulasi perkembangan anak, tubuh, 4) Risiko gangguan pertumbuhan
menjelaskan kepada orang tua prosedur dan perkembangan, 5) Kecemasan orang
yang dilakukan kepada anaknya, tua. Intervensi keperawatan yang telah
memberikan terapi sesuai program dan dilakukan residen diantaranya
menciptakan lingkungan yang nyaman memonitor tanda-tanda vital, membantu
bagi anak. anak mengeluarkan sputum, mengatur
Pada hari perawatan ke tiga posisi anak, menjelaskan pentingnya
puluh empat An. Aq sadar penuh, tidak nutrisi yang adekuat bagi anak kepada
demam, ekstremitas masih mengalami orang tua, mengajarkan orang tua untuk
spastik. Dokter sudah memperbolehkan mestimulasi perkembangan anak,
An. Aq pulang dengan tindak lanjut menjelaskan kepada orang tua prosedur
pengobatan ke poly klinik anak sesuai yang dilakukan kepada anaknya,
dengan jadwal. memberikan terapi sesuai program dan
Kasus 3, An. Fe usia 7 minggu menciptakan lingkungan yang nyaman
laki-laki didiagnosa bronkiolitis. Saat bagi anak.
dilakukan pengkajian pada tanggal 31 Pada hari perawatan ke delapan
Maret 2014, didapatkan anak sesak An. Fe sudah diperbolehkan pulang oleh

23
dokter dengan kondisi napas sudah tidak menjelaskan kepada orang tua prosedur yang
sesak dan suara napas bersih. dilakukan kepada anaknya, memberikan
Kasus 4, An. Mu 3,5 bulan laki- terapi sesuai program dan menciptakan
laki didiagnosa pneumonia disertai lingkungan yang nyaman bagi anak.
PDA. Pada saat dilakukan pengkajian Pada hari perawatan ke delapan
pada tanggal 8 April 2014, didapatkan dokter menginformasikan An. Mu alih
anak sesak napas, batuk, suara napas ada rawat kardiologi karena masalah
ronchi dan suara jantung ada murmur. respirasi sudah selesai.
Dari hasil pengukuran tanda- Kasus 5, An. Me usia 2 tahun 5
tanda vital An. Mu didapatkan data nadi bulan perempuan didiagnosa
120 x/menit, suhu 36ºC, pernapasan pneumonia, HIV disertai GBM. Pada
44x/menit, saturasi oksigen 98%, berat saat dilakukan pengkajian pada tanggal
badan 4800 gram dan panjang badan 62 5 Mei 2014, didapatkan anak sesak napas,
cm dengan status gizi normal. Pada batuk dan terdengar suara ronchi pada
hidung terpasang O2: 2 L/menit dan kedua paru.
naso gastric tube (NGT). Pada tangan Dari hasil pengukuran tanda-
kiri An. Mu terpasang IVFD tanda vital An. Me didapatkan data nadi
N5+KCL=20 ml/jam. 100 x/menit, suhu 36,4ºC, frekuensi
An.Mu lahir normal berat badan pernapasan 36x/menit, saturasi oksigen
3100 gram, panjang badan 49 cm dan 98%, berat badan 7,2658 kg dan panjang
langsung menangis. Imunisasi sudah badan 75 cm denagn status gizi buruk.
diberikan DPT 1, Polio 1, Hepatitis 1 Pada hidung terpasang O2: 2 L/menit
dan BCG. Hasil pemeriksaan dan naso gastric tube (NGT). Pada kaki
laboratorium tanggal 7 April 2014, kiri anak terpasang stopper.
didapatkan Hb 9,42 gr/dl, pemeriksaan An. Me lahir normal berat badan
Echo tanggal 8 April 2014 didapatkan 3000 gram, panjang badan 50 cm dan
kesan moderate PDA ada kelainan langsung menangis dan imunisasi
jantung bawaan dan rongent torak kesan lengkap. Hasil pemeriksaan
infiltrat di kedua paru. Pengobatan yang laboratorium tanggal 30 April 2014,
didapatkan selama An. Mu dirawat didapatkan Hb 10 gr/dl, pemeriksaan
adalah Ceftazidin 3x125 (IV), tanggal 22 Januari 2014 didapatkan CD3
Paracetamol 3x60 mg (IV), Furosemid 85%, CD4 1%. Dan rongent torak kesan
2x2 mg (PO), Catopril 2x1,5 mg (PO), infiltrat di kedua paru.
Inhalasai Combiven 4x1 resp+NaCl Masalah keperawatan yang
,9%. Anak mendapatkan susu Formula dirumuskan pada An. Me adalah; 1)
BBLR 4x90 ml melalui NGT dan ASI. Tidak efektifnya bersihan jalan napas, 2)
Masalah keperawatan yang Pola napas tidak efektif, 3) Perubahan
dirumuskan pada An. Mu adalah; 1) nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, 4)
Tidak efektifnya bersihan jalan napas, 2) Gangguan pertumbuhan dan
Resiko penurunan cardiac output, 3) perkembangan, 5) Perubahan proses
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan kelurga. Intervensi keperawatan yang
tubuh, 4) Risiko gangguan pertumbuhan telah dilakukan diantaranya memonitor
dan perkembangan, 5) Perubahan proses tanda-tanda vital, membantu anak
keluarga. Intervensi keperawatan yang mengeluarkan sputum, mengatur posisi
telah dilakukan residen diantaranya anak, menjelaskan pentingnya nutrisi
memonitor tanda-tanda vital, menilai yang adekuat bagi anak kepada orang
cafillary refill, membantu anak tua, ,mengkaji pertumbuhan dan
mengeluarkan sputum, mengatur posisi perkembangan anak sesuai dengan
anak, memberikan waktu istirahat bagi grafik, mengajarkan orang tua untuk
anak, menjelaskan pentingnya nutrisi menstimulasi perkembangan anak,
yang adekuat bagi anak kepada orang menjelaskan kepada orang tua prosedur
tua, mengajarkan orang tua untuk yang dilakukan kepada anaknya,
mestimulasi perkembangan anak,
24
memberikan terapi sesuai program dan 36x/menit. Kelima anak tersebut
menciptakan lingkungan yang nyaman menggunakan oksigen nasal antara 2-3
bagi anak. L/menit dan mendapatkan terapi
Pada hari perawatan ke delapan inhalasi. Gambaran data 1 anak
An. Me sudah diperbolehkan pulang mengalami frekuensi pernapasan cepat
oleh dokter dengan kondisi napas sudah yaitu anak Aq. Peningkatan frekuensi
tidak sesak. pernapasan selain disebabkan karena
Asuhan keperawatan yang peradangan di saluran pernapasan juga
dilakukan pada 5 kasus kelolaan, disebabkan gangguan penurunan
semuanya memiliki masalah infeksi kesadaran yang menimbulkan gangguan
saluran pernapasan yang menyebabkan perfusi jaringan otak yang
terjadinya gangguan pemenuhan mempengaruhi terjadinya pertukaran O2
kebutuhan oksigenisasi. Gangguan dan CO2 di jaringan otak.
Pemeriksaan penunjang yang
pemenuhan kebutuhan oksigenasi ini
dibutuhkan sebagai pengguat adanya
berdampak pada ketidaknyamanan fisik, rasa tidak nyaman fisik pada anak
gangguan psikospiritual yang tersermin dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
pada kekhawatiran keluarga terhadap oksigenasi diantaranya adalah hasil
kondisi anak, gangguan sosiokultural pemeriksaan laboratorium dan radiologi.
dan lingkungan. Ke lima kasus kelolaan menunjukkan
Berdasarkan data yang kesan adanya infiltrat pada kedua paru
berdasarkan pemeriksaan radiologi
diperoleh melalui observasi dan
torak.
wawancara dengan orang tua pada ke 5 Pengkajian ketidaknyamanan
kasus kelolaan bervariasi terlihat dari terkait pengalaman psikospiritual
usia anak dan tingkat kesadaran anak. mencakup kepercayaan diri, motivasi
Anak Aq yang mengalami penurunan dan kepercayaan terhadap tuhan
kesadaran (apatis) dan An. Fe, Mu yang disesuaikan dengan tahap perkembangan
berusia kurang dari 1 tahun. Akibat anak. Hal ini karena dapat
mempengaruhi kepercayaan diri anak.
kondisi tersebut data terkait Pada ke lima kasus tidak dapat
pengalaman kenyamanan fisik tidak dilakukan pengkajian kebutuhan rasa
didapatkan. . Data didapat dari orang ketidaknyamanan psikospiritual secara
tua, juga membandingkan perubahan mendalam, dikarenakan anak mengalami
kondisi dan tingkat kenyamanan dengan penurunan kesadaran dan usia kurang
melihat gambar (Instrumen Children´s dari 1 tahun (Infant). Penurunan
kesadaran terjadi pada anak Aq dan usia
Comfort Daisies) dari Kolcaba.
kurang 1 tahun pada anak Fe dan Mu.
Pengkajian keperawatan Pengkajian kenyamanan
dilakukan secara menyeluruh dengan sosiokultural dilihat dari sosial anak
pemeriksaan head to toe dan meliputi hubungan interpersonal dan
difokuskan pada masalah gangguan intra personal. Lingkungan sosial yang
pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang banyak berinteraksi dengan anak adalah
kemungkinan timbul akibat dari infeksi keluarga. Mengkaji kondisi anak dengan
pada saluran pernapasan. Data keluarga merupakan hal yang penting
berdasarkan hasil pengukuran frekuensi selain hubungan antara pemberi asuhan
pernapasan yang dilakukan pada saat dengan anak. Masalah tersebut dapat
pengkajian adalah sebagai berikut: An. menimbulkan ketidaknyamanan sosial
Ek frekuensi pernapasan 36x/menit An. pada anak.
Aq frekuensi pernapasan 58 x/menit, Dari kelima kasus yang dikelola
An. Fe frekuensi pernapasan 55x/menit, pada umumnya orang tua mengalami
An. Mu frekuensi pernapasan 44x/menit kecemasan karena kurangnya
dan An. Me frekuensi pernapasannya
25
pengetahuan dan informasi tehadap

26
penyakit anaknya dan merasa khawatir pemberian oksigen, inhalasi, fisioterapi
terharap penyakit anaknya. dada dan suction. Secara tidak langsung
Pengkajian kenyamanan terkait tindakan tersebut membuat anak
pengalaman lingkungan mencakup mengalami ketidaknyamanan.
respon adaptasi anak dan keluarga Salah satu prinsip atraumatic
terhadap lingkungan fisik di rumah care pada anak yang dapat dilakukan
sakit. Lingkungan yang berbeda dapat adalah meminimalkan dan mencegah
menjadi stressor tersendiri bagi anak dan trauma pada anak (Hockenberry &
keluarga seperti cahaya lampu kamar, Wilson, 2009). Pada umumnya anak
kebisingan, suhu kamar yang memperlihatkan reaksi kecemasan dan
panas/dingin. Peterson dan Bredow sress pada waktu dilakukan tindakan
(2004): Kolcaba (2003) mengatakan tersebut. Kondisi anak pada saat
apabila anak dan keluarga tidak dapat dilakukan tindakan akan berdampak
beradaptasi maka akan timbul rasa terhadap efektivitas terapi yang
ketidaknyamanan terhadap lingkungan. diberikan. Kepatuhan anak dalam
Ketidaknyamanan terlihat pada menjalani terapi memberikan kontribusi
anak Aq dan Ek dan keluarga, untuk keberhasilan terapi pada anak
dikarenakan suhu ruangan yang dengan masalah infeksi pernapasan (Ari
terkadang panas dan suara pengunjung & Fink, 2011). Espokito, et al (2006)
yang ramai pada saat jam berkunjung juga mengatakan pemberian inhalasi
tiba. sebaiknya dilakukan pada kondisi anak
Merumuskan diagnosa keperawatan yang terjaga supaya anak tidak mengalami
dilakukan dengan mengidentifikasi trauma yang akan berdampak untuk
masalah berdasarkan struktur taksonomi pemberian selanjutnya.
comfort Kolcaba. Dengan melihat Implementasi yang dilakukan
batasan karakteristik masalah terkait kebutuhan kenyamanan fisik
keperawatan dibuat berdasarkan analisa anak adalah dengan melakukan
terhadap tiga tingkat kenyamanan melakukan penilaian status pernapasan
dikaitkan dengan empat pengalaman anak dengan tindakan inhalasi.
kenyamanan. Beman dan Synder 2012 Keefektivitas tindakan inhalasi dapat
yang merujuk pada NANDA (2012) ditingkatkan dengan meminimalkan
merumuskan masalah utama yang trauma pada anak. Hal ini dilakukan
muncul adalah gangguan pertukaran dengan memberikan edukasi kepada
gas, bersihan jalan napas tidak efektif, orang tua dan melibatkan orang tua
pola napas tidak efektif dan intoleransi dalam memberikan tindakan inhalasi.
aktivitas. Implementasi lain yang lakukan
Intervensi keperawatan untuk mengurangi penumpukan sputum
berpedoman kepada tiga tipe pada jalan napas adalah fisioterapi dada.
kenyamanan yang dikelompokkan Prasad (2010) menganjurkan dilakukan
berdasarkan kebutuhan rasa nyaman tindakan fisioterapi dada pada anak yang
pasien meliputi; 1) intervensi yang mengalami pemunpukan sputum dan
dilakukan secara standar (tehnikal) tidak mampu batuk efektif dengan
untuk mengatasi kebutuhan rasa nyaman tujuan membantu mengeluarkan sekret
fisik, 2) intervensi pelatihan/ajakan dari paru-paru.
(coaching) untuk kenyamanan Tindakan untuk memonitor
sosiokultural, 3) intervensi comforting adekuatnya asupan nutrisi. Asupan
untuk kebutuhan rasa nyaman nutrisi yang kurang dapat memperburuk
psikospiritual dan lingkungan. kondisi anak yang mengalami infeksi
Tindakan sebagai upaya untuk pada pernapasan (Ashraf, Chisty &
mengurangi gangguan pemenuhan Alam, 2010).
kebutuhan oksigenasi melalui tindakan Evaluasi pada kelima kasus
kolaborasi yaitu. terapi farmakologi dan kelolaan adalah dengan menggunakan
non farmakologi diantaranya adalah
27
empat tipe pengalaman kenyamanan

28
dibandingkan dengan tiga tingkat membuat An, Ek dan keluarga senang dan
kenyamanan anak (Kolcaba, 2005).
keluarga merasakan kepuasan dari
Setelah dilakukan intervensi untuk
kelima kasus kelolaan dan dievaluasi, pelayanan tenaga kesehatan yang
empat anak sudah diperbolehkan pulang memberikan perawatan.
dan satu diantaranya pulang dengan
menggunakan alat bantu pernapasan KESIMPULAN DAN SARAN
(nasal oksigen) untuk mencegah
gangguan pernapasan kembali. Dari Pemberian asuhan keperawatan
kelima kasus kelolaan untuk menilai bedasarkan teori comfort Kolcaba pada
tingkat kenyamanan sesuai dengan lima pasien dengan gangguan
tahapan usia perkembangan mempunyai pemenuhan kebutuhan oksigenasi secara
penilaian yang tidak sama karena tiga umum dapat diterapkan dengan baik.
anak pada tahap usia infant dan dua Memberikan rasa nyaman kepada pasien
anak usia todler dengan mencoba akan membantu proses penyembuhan
menggunakan instrumen Comfort pasien. Gangguan oksigenasi merupakan
Behaviurs Checklist dan Children’n salah satu faktor yang dapat
Comfort Daisies. menyebabkan ketidaknyamanan klien.
Melakukan pengkajian Pemberian oksigen dan membebaskan
keperawatan berdasarkan taksonomi jalan napas karena adanya penumpukan
comfort Kolcaba tidak membutuhkan sputum merupakan tindakan yang dapat
waktu yang lama. Kondisi ini bisa dilakukan untuk mengatasi masalah
dimanfaatkan untuk melakukan oksigenasi yang muncul pada klien. Hal
intervensi keperawatan. Kesulitan yang ini tidak terlepas dari adanya
dihadapi yaitu pada saat keterlibatan orang tua.dalam melakukan
mengelompokkan intervensi kedalam tindakan.
tiga jenis intervensi dan melakukan
evaluasi dalam menilai respon pasien Peran perawat sebagai pemberi
serta membedakan respon pasien dalam
asuhan keperawatan, advokat, konselor,
memenuhi kebutuhan kenyamanan
psikospiritual, sosiokultural dan edukator, kolaborator dan agen perubah
lingkungan. Kondisi tersebut berisiko telah dilakukan. Selama memberikan
terjadinya intervensi yang overlap. asuhan keperawatan tidak terlepas dari
Evaluasi dari kasus kelolaan adanya hambatan, namun semuanya
utama secara keseluruhan penerapan dapat teratasi dengan adanya dukungan.
proses keperawatan dengan teori
comfort Kolcaba dapat dilakukan sesuai
dengan struktur taksonomi yang telah
dibuat. Reliefe dimana An. Ek belum DAFTAR PUSTAKA
dapat menemukan keempat pengalaman
kenyamanan secara spesifik dari dirinya Ari, A., & Fink, J., B. (2011).
karena kodisi An. Ek masih sesak napas Guidelines for aerosol devices in
dan lemah. An. Ease yaitu kemajuan
kenyamanan An. Ek yang dapat dilihat Infant, Childrent & Adult.
dari kondisi An. Ek yaitu tidak Expert, Rev, Resp, Med, 5(4),
mengalami sesak napas dan anak sudah
berespon pada saat diajak bicara. 561-572.
Tingkat kenyaman transendence
dapat dicapai dengan melihat lama hari Ashraf, H., Chisti, J. M., & Alam, H. N.
rawat dan kondisi An. Ek sehingga (2010). Treatmen of chidhood
sudah diperbolehkan pulang. pneumonia in develoving
Perkembangan kesehatan An. Ek counyries. In K. Smigorski

29
(Ed.). Health Management, 59-
88.

30
31
Berman, A., & Snyder, S. 2012. Fundamentals of nursing: Concepts, process and practice. (9th
Ed.). NewYork: Pearson.

Esposito, at all (2006). Aerosol therapy by pressure matered-dose inhaler-spacer in sleeping


yaoung shildren. Chest Journal, 130(2), 487-492.

Hockenberry, M. J., Wilson, D. (2012). Wong Clinical Manual of Pediatric Nursing (8th Ed).
St.Louis: Elsevier Mosby

Kolcaba, K. & DiMarco, M. A. (2005) Comfort theory and ist application to pediatric
nursing. Pediatric Nursing, 31 (3), 187-
194.

NANDA International. (2008). Nanda international nursing diagnoses: Definition &


classification
2012- 2014. Philadelphia: John Wiley & Sons.Poston, B. 2009. An exercise in personal
exploration: Maslow´s Hierrachy of need. The surgical technologist.
Diambil dari http://www.ast.org/
/Journal%20Archive/2009/8
_August_2009/CE.pdf pada 12 Juni 2014

Peterson, Sandra. J., Bredow, Timothy S(2004). Midle ranger theories

32
application to nursing research. Philadelphia : Lippincott Williamas & Wilkins

Poston, B. (2009). An exercise in personal exploration:Maslow´s Hierrachy of need. The


surgical technologist. Diambil dari http://www.ast.org/Journal%20
Archive/2009/8_August_2009/C E.pdf pada tanggal 12 Juni 2014

Said, M. (2010). Pengendalian pneumonia anak balita dalam rangka pencapaian MDG4.
Buletin Jendela Epidemiologi, 3, 16-19.

Tomey, A. M., & Alligood, M. R. (2010). Nursing theory utilization and application. Missouri:
Mosby Elsevier.

Tomey, A. M., & Alligood, M. R. (2010). Nursing theorist and their work. St. Louis: Mosby
Elsevier.

Wilson, L., & Price, S. (2006) Konsep klinis proses- proses penyakit (Edisi 6). Jakarta: EGC.

Wong, L. D., Hockenberry, M. E., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. (2009).
Buku ajar keperawatan pediatrik. (6th Ed). Jakarta : EGC

33

Anda mungkin juga menyukai