Anda di halaman 1dari 102

STRETEGI PELAKSANAAN PASIEN DENGAN RISIKO BUNUH DIRI

SP 1 PASIEN:

Mengidentifikasi beratnya masalah risiko bunuh diri: isyarat, ancaman, percobaan, untuk
melindungi diri dari percobaan bunuh diri.

ORIENTASI

a. Salam terapeutik
”Selamat Pagi (nama pasien) kenalkan saya adalah perawat (nama perawat) yang
bertugas di ruang mawar ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi sampai 2 siang.”
b. validasi/Evaluasi
”Bagaimana perasaan (nama pasien) hari ini?”
c. Kontrak
1. Topik
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang (nama pasien) rasakan
selama ini.
2. Waktu
“10-20 menit sepertinya cukup untuk kita berbincang-bincang”?
“Apakah (nama pasien) bersedia”?
3. Tempat
“Dimana dan berapa lama kita bicara?”

KERJA

“Bagaimana perasaan (nama pasien) setelah bencana ini terjadi? Apakah dengan bencana ini
(nama pasien) merasa paling menderita di dunia ini? Apakah (nama pasien) kehilangan
kepercayaan diri? Apakah (nama pasien) merasa tak berharga atau bahkan lebih rendah daripada
orang lain? Apakah (nama pasien) merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah
(nama pasien) sering mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah (nama pasien) berniat untuk
menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau berharap bahwa (nama pasien) mati? Apakah (nama
pasien) pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang (nama
pasien) rasakan?” Jika pasien telah menyampaikan ide bunuh dirinya, segera dilanjutkan dengan
tindakan keperawatan untuk melindungi pasien, misalnya dengan mengatakan: “Baiklah,
tampaknya (nama pasien) membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk
mengakhiri hidup”. ”Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan tidak ada
benda-benda yang membahayakan.”

”Nah (nama pasien), Karena (nama pasien) tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat
untuk mengakhiri hidup (nama pasien), maka saya tidak akan membiarkan(nama pasien)
sendiri.”

”Apa yang (nama pasien) lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau keinginan itu
muncul, maka untuk mengatasinya A harus langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan
ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi (nama pasien) jangan sendirian ya,
katakan pada perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan”.

”Saya percaya (nama pasien) dapat mengatasi masalah, OK?”

TERMINASI

a. Evaluasi respon pasien


1. Evaluasi subjektif
”Bagaimana perasaan (nama pasien) sekarang setelah mengetahui cara mengatasi
perasaan ingin bunuh diri?”
2. Evaluasi objektif
”Coba (nama pasien) sebutkan lagi cara tersebut”
”Saya akan menemani (nama pasien) terus sampai keinginan bunuh diri hilang”
( jangan meninggalkan pasien )
”pastikan keadaan pasien sudah mulai tenang dan tidak ada tanda-tanda dari
keinginan bunuh diri muncul”
b. Rencana tindak lanjut
“baik (nama pasien) kegiatan diskusi kita hari sudah selesai bagaimana kalau besok kita
akan melakukan kembali sesi diskusi atau sekerdar mengobrol.
c. Kontrak waktu yang akan datang
“ baik besok saya akan datang kemari hanya untuk sekedar berbicang-bincang, apakah
(nama pasien) bersedia dan untuk waktunya mau jam berapa?, tempatnya dimana?
Bagaimana kalau kita melakukan kegitan di tempat ini saja, baik jadi besok kita akan
melakukan kegiatan pada jam dan tempat ini. Saya permisi dulu yaa terimakasi atas
waktunya.

SP 2 PASIEN:

Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar aspek positif, berfikir positif
yang dimiliki.

ORIENTASI

a. Salam terapeutik
”Selamat Pagi (nama pasien), masih ingat dengan saya kan”?
b. validasi/Evaluasi
”Bagaimana perasaan (nama pasien) hari ini?”
c. Kontrak
1. Topik
”Jadi (nama pasien) merasa tidak perlu lagi hidup di dunia ini. Apakah (nama pasien)
ada perasaan ingin bunuh diri?, Baiklah kalau begitu, hari ini kita akan membahas
tentang bagaimana cara mengatasi keinginan bunuh diri.
2. Waktu
Mau berapa lama?
“Apakah (nama pasien) bersedia”?
3. Tempat
Dimana?”Disini saja yah”

KERJA
“Baiklah, tampaknya (nama pasien) membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan
untuk mengakhiri hidup”.

”Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar ini untuk memastikan tidak ada benda-benda yang
membahayakan (nama pasien).”
”Nah , karena (nama pasien) tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri
hidup (nama pasien), maka saya tidak akan membiarkan B sendiri.”

”Apa yang (nama pasien) lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau keinginan itu
muncul, maka untuk mengatasinya (nama pasien) harus langsung minta bantuan kepada perawat
atau keluarga dan teman yang sedang besuk. Jadi usahakan (nama pasien) jangan pernah
sendirian ya..”.

“(nama pasien) apakah ada kegiatan yang yang anda sukai”?

”Fasilitasi hal positif yang akan dilakukan pasien”

”Berikan reforcemen positif ”

TERMINASI
a. Evaluasi respon pasien
1. Evaluasi subjektif
”Bagaimana perasaan (nama pasien) sekarang setelah kita melakukan kegiatan yang
anda sukai ini?”
” Bagimana Masih ada dorongan untuk bunuh diri? Kalau masih ada perasaan /
dorongan bunuh diri, tolong panggil segera saya atau perawat yang lain. Kalau sudah
tidak ada keinginan bunh diri”
2. Evaluasi objektif
”Coba (nama pasien) sebutkan lagi cara tersebut”
”pastikan keadaan pasien sudah mulai tenang dan tidak ada tanda-tanda dari
keinginan bunuh diri muncul”
b. Rencana tindak lanjut
“baik (nama pasien) kegiatan diskusi kita hari sudah selesai bagaimana kalau besok kita
akan melakukan kembali sesi diskusi atau sekedar mengobrol.
c. Kontrak waktu yang akan datang
“Baik besok saya akan datang kemari hanya untuk untuk membicarakan cara
meninngkatkan harga diri apakah (nama pasien) bersedia dan untuk waktunya mau jam
berapa?, Bagaimana kalau kita melakukan kegitan di tempat ini saja, baik jadi besok kita
akan melakukan kegiatan pada jam dan tempat ini”.
”lanjutkan kegiatan positif yang anda sukai”
”Saya permisi dulu yaa terimakasi atas waktunya”.

SP 3 PASIEN:

Mendiskusikan harapan dan meningkatkan harga diri pasien

ORIENTASI
a. Salam terapeutik
”Selamat Pagi (nama pasien)
b. validasi/Evaluasi
”Bagaimana perasaan (nama pasien) hari ini?”
c. Kontrak
1. Topik
”Masih adakah dorongan mengakhiri kehidupan? Baik, sesuai janji kita yang kemarin
sekarang kita akan membahas tentang rasa syukur atas pemberian Tuhan yang masih
(nama pasien) miliki”
Waktu
Mau berapa lama?
“Apakah (nama pasien) bersedia”?
2. Tempat
Dimana?”Disini saja yah!

KERJA
Apa saja dalam hidup (nama pasien) yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih dan
rugi kalau (nama pasien) meninggal. Coba (nama pasien) ceritakan hal-hal yang baik dalam
kehidupan (nama pasien). Keadaan yang bagaimana yang membuat (nama pasien) merasa puas?
Bagus. Ternyata kehidupan (nama pasien) masih ada yang baik yang patut (nama pasien)
syukuri.Coba (nama pasien) sebutkan kegiatan apa yang masih dapat B lakukan selama
ini”.Bagaimana kalau B mencoba melakukan kegiatan tersebut, Mari kita latih.”

TERMINASI
a. Evaluasi respon pasien
1. Evaluasi subjektif
” Bagaimana perasaan (nama pasien) setelah kita bercakap-cakap?”
2. Evaluasi objektif
” Bisa sebutkan kembali apa-apa saja yang (nama pasien) patut syukuri dalam hidup
(nama pasien)? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan (nama pasien)
jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan. Tindakan keperawatan pada keluarga ).
Bagus (nama pasien). Coba (nama pasien) ingat-ingat lagi hal-hal lain yang masih
(nama pasien) miliki dan perlu disyukuri!”
b. Rencana tindak lanjut
“baik (nama pasien) kegiatan diskusi kita hari sudah selesai bagaimana kalau besok kita
akan melakukan kembali sesi diskusi atau sekedar mengobrol.
c. Kontrak waktu yang akan datang
“Baik besok saya akan datang kemari hanya untuk untuk membicarakan cara
meninngkatkan harga diri apakah (nama pasien) bersedia dan untuk waktunya mau jam
berapa?, Bagaimana kalau kita melakukan kegitan di tempat ini saja, baik jadi besok kita
akan melakukan kegiatan pada jam dan tempat ini”. Jika ada perasaan-perasaan yang
tidak terkendali segera hubungi saya ya!”

SP 4 PASIEN:

Meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pada pasien bunuh diri.

ORIENTASI
a. Salam terapeutik
”Selamat Pagi (nama pasien)
b. validasi/Evaluasi
”Bagaimana perasaan (nama pasien) hari ini?”
c. Kontrak
1. Topik
” Masihkah ada keinginan bunuh diri? Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri?
Bagus! Sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah
yang selama ini timbul.”
2. Waktu
”Mau berapa lama?
3. Tempat
Dimana?”Disini saja yah!

KERJA
« Coba ceritakan situasi yang membuat (nama pasien) ingin bunuh diri. Selain bunuh diri,
apalagi kira-kira jalan keluarnya. Wow banyak juga yah. Nah coba kita diskusikan keuntungan
dan kerugian masing-masing cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang paling
menguntungkan! Menurut (nama pasien) cara yang mana? Ya, saya setuju. (nama pasien) bisa
dicoba!”Mari kita buat rencana kegiatan untuk masa depan.”

TERMINASI

a. Evaluasi respon pasien


1. Evaluasi subjektif
” Bagaimana perasaan (nama pasien) setelah kita bercakap-cakap?”
2. Evaluasi objektif
” Apa cara mengatasi masalah yang (nama pasien) akan gunakan? Coba dalam satu
hari ini, (nama pasien) menyelesaikan masalah dengan cara yang dipilih (nama pasien)
tadi”
b. Rencana tindak lanjut
“baik (nama pasien) kegiatan diskusi kita hari sudah selesai bagaimana kalau besok kita
akan melakukan kembali sesi diskusi atau sekedar mengobrol.
c. Kontrak waktu yang akan datang
“Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi disini untuk membahas pengalaman
(nama pasien) menggunakan cara yang dipilih”.

SP 1 KELUARGA:

Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien

ORIENTASI
a. Salam terapeutik
”Selamat pagi bapak/Ibu, perkenalkan saya (nama perawat) yang merawat putra/putri
bapak dan ibu di rumah sakit ini”.
b. validasi/Evaluasi
”Bagaimana perasaan (nama pasien) hari ini?”
c. Kontrak
1. Topik
” Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara menjaga agar (nama pasien)
tetap selamat dan tidak melukai dirinya sendiri dan masalah yang mungkin mucul saat
keluarga merawat pasien. Bagaimana kalau disini saja kita berbincang-bincangnya
Pak/Bu?”
2. Waktu
” waktu yang saya butuhkan kurang lebih 20-30 menit ya bapak/ibu”
3. Tempat
Bagaimana jika diruangan ini saja kita melakukan perbincangan.

KERJA
”Bapak/Ibu, (nama pasien) sedang mengalami putus asa yang berat karena kehilangan, akibat
bencana yang lalu, sehingga sekarang (nama pasien) selalu ingin mengakhiri hidupnya. Karena
kondisi (nama pasien) yang dapat mengakiri kehidupannya sewaktu-waktu, kita semua perlu
mengawasi (nama pasien) terus-menerus. Bapak/Ibu dapat ikut mengawasi ya. Jika dalam
kondisi serius seperti ini (nama pasien) tidak boleh ditinggal sendidrian sedikitpun”

”Bapak/Ibu bisa bantu saya untuk mengamankan barang-barang yang dapat digunakan (nama
pasien) untuk bunuh diri, seperti tali tambang, pisau, silet, tali pinggang. Semua barang-barang
tersebut tidak boleh ada disekitar (nama pasien)”.

” Selain itu, jika bicara dengan (nama pasien) fokus pada hal-hal positif, hindarkan pernyataan
negatif.

”Selain itu sebaiknya (nama pasien) punya kegiatan positif seperti melakukan hobbynya supaya
tidak sempat melamun sendiri”
TERMINASI
a. Evaluasi respon pasien
1. Evaluasi subjektif
” Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah mengetahui cara mengatasi perasaan
ingin bunuh diri?”
2. Evaluasi objektif
”Coba bapak dan ibu sebutkan lagi cara tersebut” Baik, mari sama-sama kita temani
(nama pasien), sampai keinginan bunuh dirinya hilang dan selalu berikan hal positif
yang bisa (nama pasien) lakukan.
Rencana tindak lanjut
“baik bapak/ibu kegiatan diskusi kita hari sudah selesai bagaimana kalau besok kita
akan melakukan kembali sesi diskusi atau sekedar mengobrol.
b. Kontrak waktu yang akan datang \
“Besok pada jam yang sama kita akan bertemu lagi disini untuk membahas pengalaman
(nama pasien) menggunakan cara yang dipilih”. Baik karena sudah waktunya saya
permisi dulu ya bapak/ibu atas waktunya terimakasi”

SP 2 KELUARGA:

Menjelaskan keluarga cara merawat pasien dengan risiko bunuh diri

ORIENTASI
a. Salam terapeutik
”Selamat pagi bapak/Ibu,
b. validasi/Evaluasi
”Bagaimana keadaan anak Bpk/Ibu?”
c. Kontrak
1. Topik
” Hari ini kita akan mendiskusikan tentang tanda dan gejala bunuh diri dan cara
melindungi dari bunuh diri.
2. Waktu
” Berapa lama Bapak/Ibu punya waktu untuk diskusi?”
3. Tempat
Dimana kita akan diskusi.Bagiaman kalau di ruangan?”

KERJA
”Apa yang Bapak/Ibu lihat dari perilaku atau ucapan (nama pasien)?”

”Bapak/Ibu sebaiknya memperhatikan benar-benar munculnya tanda dan gejala bunuh diri. Pada
umumnya orang yang akan melakukan bunuh diri menunjukkan tanda melalui percakapan
misalnya “Saya tidak ingin hidup lagi, orang lain lebih baik tanpa saya. Apakah (nama pasien)
pernah mengatakannya?”

”Kalau Bapak / Ibu menemukan tanda dan gejala tersebut, maka sebaiknya Bapak / Ibu
mendengarkan ungkapan perasaan dari (nama pasien) secara serius. Pengawasan terhadap (nama
pasien) ditingkatkan, jangan biarkan dia sendirian di rumah atau jangan dibiarkan mengunci diri
di kamar. Kalau menemukan tanda dan gejala tersebut, dan ditemukan alat-alat yang akan
digunakan untuk bunuh diri, sebaiknya dicegah dengan meningkatkan pengawasan dan memberi
dukungan untuk tidak melakukan tindakan tersebut. Katakan bahwa Bapak/Ibu sayang pada
(nama pasien). Katakan juga kebaikan-kebaikan (nama pasien)!”

”Usahakan sedikitnya 5 kali sehari bapak dan ibu memuji (nama pasien) dengan tulus”

”Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri, sebaiknya Bapak/Ibu mencari bantuan orang
lain. Apabila tidak dapat diatasi segeralah rujuk ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan perawatan yang lebih serius. Setelah kembali ke rumah, Bapak/Ibu perlu
membantu agar (nama pasien) terus berobat untuk mengatasi keinginan bunuh diri.

TERMINASI
a. Evaluasi respon pasien
1. Evaluasi subjektif
” Bagaimana Pak/Bu? Ada yang mau ditanyakan?”
2. Evaluasi objektif
” Bapak/Ibu dapat ulangi kembali cara-cara merawat anggota keluarga yang ingin
bunuh diri?”
b. Rencana tindak lanjut
“baik bapak/ibu kegiatan diskusi kita hari sudah selesai bagaimana kalau besok kita akan
melakukan kembali sesi diskusi atau sekedar mengobrol.
c. Kontrak waktu yang akan datang
“Jangan lupa pengawasannya ya! Jika ada tanda-tanda keinginan bunuh diri segera
hubungi kami. Kita dapat melanjutkan untuk pembicaraan yang akan datang tentang cara-
cara meningkatkan harga diri (nama pasien) dan penyelesaian masalah”

SP 3 KELUARGA:

Melatih cara meningkatkan harga diri pasien dengan memberikan pujuan positif dan memberikan
dukungan.

ORIENTASI
a. Salam terapeutik
”Selamat pagi bapak/Ibu, sesuai janji kita minggu lalu kita sekarang ketemu lagi”’
b. validasi/Evaluasi
”Bagaimana keadaan anak Bpk/Ibu dan juga (nama pasien)?”
c. Kontrak
1. Topik
” Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan
minggu lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke (nama pasien)
ya?”
2. Waktu
“Berapa lama bapak dan ibu mau kita latihan?”
3. Tempat
Dimana kita akan diskusi.Bagiaman kalau di ruangan?”
KERJA

“Sekarang anggap saya (nama pasien) yang sedang mengatakan ingin mati saja, coba bapak dan
ibu praktekkan cara bicara yang benar bila (nama pasien) sedang dalam keadaan yang seperti ini”

“Bagus, betul begitu caranya”

“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada (nama pasien) ”

“Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi (nama pasien) minum obat dan melakukan kegiatan
positifnya sesuai jadual?”

“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat (nama pasien) ”

“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada (nama pasien) ?”

(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)

TERMINASI

a. Evaluasi respon pasien


1. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat (nama pasien)?
2. Evaluasi objektif
” Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak
dan ibu membesuk (nama pasien) ”
b. Rencana tindak lanjut
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan mencoba lagi cara merawat (nama pasien) sampai bapak dan ibu lancar
melakukannya”
c. Kontrak waktu yang akan datang
“Jangan lupa pengawasannya ya! Jika ada tanda-tanda keinginan bunuh diri segera
hubungi kami. Kita dapat melanjutkan untuk pembicaraan yang akan datang tentang cara-
cara meningkatkan harga diri (nama pasien) dan penyelesaian masalah”
SP 4 KELUARGA:

Membuat perencanaan followup ke RSJ tanpa kambuh

ORIENTASI
“Permisi pak, bu, hari ini (nama pasien) sudah boleh pulang, maka sebaiknya kita membicarakan
jadwal (nama pasien) selama dirumah ”Berapa lama kita bisa diskusi?, baik mari kita
diskusikan.”

KERJA

“Pak, bu, ini jadual (nama pasien) selama di rumah sakit, coba perhatikan, dapatkah dilakukan
dirumah?’ tolong dilanjutkan dirumah, baik jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh (nama
pasien) selama di rumah. Kalau misalnya (nama pasien) terus menerus mengatakan ingin bunuh
diri, tampak gelisah dan tidak terkendali serta tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum
obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, tolong bapak dan ibu segera
hubungi, puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak.agar puskesmas dapat membantu ibu dan
bapak dalam merawat (nama pasien) dengan segera, puskesmas yang akan memantau
perkembangan (nama pasien).

TERMINASI
“Bagaimanpak/bu? Ada yang ingin dianyakan lagi?” Ini jadwal kegiatan harian (nama pasien)
untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat (nama perawat) di rumah sakit. Jangan
lupa kontrol ke kerumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tanpak. Silahkan
seloesaikan administrasinya.

“baik bapak/ibu kalau sudah tidak ada lagi yang ditanyakan saya permisi dulu yaa bapak/ibu.
TUGAS SPSK
“RESIKO PERILAKU KEKERASAN(RPK)”
KEPERAWATAN JIWA II

Dosen Pengampu : Ns. Ni Putu Dita Wulandari, M.Kep., Sp. Kep.J


Oleh :
Kelompok 2
1. Ni Luh Putu Intan Pertiwi Pande (C1119002)
2. Ni Luh Gede Kasih Lestari (C1119006)
3. Ratih Indrayani (C1119007)
4. Ni Nyoman Nancy Sulistyawati (C1119010)
5. Ika Salsabila Putu Wardani (C1119012)
6. Putu Ayu Puspawati (C1119013)
7. I Komang Satria Indrayana (C1119014)
8. Ni Putu Rica Juniantari (C1119015)
9. Ni Wayan Ade SariSastrawati (C1119016)
10. Ni Kadek Novi Surya Lestari (C1119019)
11. Ida Ayu Aseri Disnayani (C1119022)
12. Luh Putu Sri Octa Dewiarini (C1119025)
13. Ni Luh Pande Asriani (C1119028)
14. Luh Putu Sukma Wirnayanti (C1119030)
15. Ni Made Mira Anjani (C1119034)
16. Nerlyn Vitryani Ndaomanu (C1319167)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA USADA BALI
2021/2022
STRATEGI PELAKSANAAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

Pertemuan : 1 (SP 1)
Hari /tanggal : Senin, 6 Desember 2021
Dx : Resiko perilaku kekerasan
Ruangan : Janger
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
- Klien mengatakan merasa orang lain mengancam
- Klien mengatakan orang lain jahat
- Klien mengatakan ingin memukul atau merusak apapun didekatnya jika marah
- Klien mengatakan dendam dan jengkel
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
Data Objektif
- Klien terlihat matanya merah, pandangan tajam
- Nada suara tinggi, keras dan berteriak
- Klien terlihat wajah tegang
- Klien terlihat mengepalkan tangan
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
a. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
c. Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dialaminya
d. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasanya
4. Tindakan Keperawatan (sesuai SP)
SP 1 :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Identifikasi perasaan marah

1
c. Tanda dan gejala yang dirasakan
d. Perilaku kekerasan yang sering dilakukan
e. Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik tarik nafas dalam.

B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam
Assalamualaikum/Selamat pagi ibu ’S”, masih ingat bu dengan saya? Baiklah
karena ibu lupa saya perkenalkan lagi nama saya Rischa desy pratiwi biasa
dipanggil perawat rischa, saya mahasiswi keperawatan dari Universitas
Muhammadiyah Pringsewu yang akan berjaga pada hari ini pukul 08.00
sampai 14.00.
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana kabar ibu hari ini? dan bagaimana perasaan ibu saat ini ? Apakah
tidur ibu “S” nyenyak?
c. Kontrak dan Tujuan
Baiklah seperti janji kita kemarin hari ini kita akan berbincang-bincang
kembali tentang perasaan marah yang ibu rasakan. Ibu ingin berbincang -
bincang dimana? Baiklah disini saja ya. Berapa lama ibu mau berbincang-
bincang? Bagaimana kalau 15 menit? Baiklah ibu tujuan kita berbincang
bincang hari ini adalah untuk mengetahui penyebab dan tanda-tanda ibu marah
dan belajar latihan cara mengontrol marah ibu .
2. Fase Kerja
Sebelumnya saya ingin mengetahui apa yang menyebabkan ibu marah? Apakah
sebelumnya ibu selalu ingin marah marah seperti saat ini? Terus apa yang
menyebabkan ibu selalu ingin marah? Apakah sama dengan yang sekarang?
Apakah ibu merasa kesal, kemudian dada ibu berdebar-debar, mata melotot, dan
tangan mengepal dan ingin melukai diri sendiri atauorang lain? Ketika perasaan
marah ibu muncul apa yang ibu lakukan? Apakah dengan ibu marah-marah,
keadaan jadi lebih baik? Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik selain
marah-marah? Maukah ibu belajar mengungkapkan rasa marah dengan baik tanpa

2
menimbulkan kerugian? Baiklah ibu ada beberapa cara untuk mengendalikan rasa
marah yaitu dengan latihan fisik, minum obat, latihan berbicara dengan baik dan
spriritual.
Nah hari ini kita belajar cara-cara mengendalikan rasa marah dengan latihan fisik.
Begini bu, kalau tanda-tanda dan perasaan marah ibu muncul, cara yang pertama
yaitu ibu duduk dengan rileks lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu
keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan,
coba sekarang ibu ikuti dan lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali ibu sudah dapat
melakukan nya. Cara yang kedua yaitu melampiasakan rasa marah dengan
memukul bantal atau kasur, nah disaat rasa marah ibu muncul ibu bisa
melampiaskannya dengan cara memukul bantal dan kasur, sepeti ini saya
contohkan dan bisa ibu ulangi ? bagus sekali ibu bisa melakukannya. Nah
sebaiknya latihan ini ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa
marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya. Baiklah latihan hari ini
kita masukan ke jadwal kegiatan untuk latihan fisik ya bu.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dan belajar cara
mengendalikan marah ibu?
b. Evaluasi Objektif
Baiklah ibu masih ingat tidak kita tadi berbincang bincang dan belajar apa?
Coba ibu sebutkan penyebab ibu marah dan apa yang ibu lakukan untuk
mengendalikan rasa marah ibu? Coba contohkan kembali bagaimana cara
mengontrol rasa marah ibu ? Bagus sekali ibu, ibu masih mengingatnya dan
bisa melakukannya .
c. Rencana Tindak Lanjut
Sekarang kita buat jadwal latihan nya ya bu, berapa kali sehari ibu mau latihan
nafas dalam ? dan jika rasa marah ibu muncul ibu bisa melakukan tarik nafas
dalam dan melampiaskannya dengan memukul kasur dan bantal ya bu.

3
d. Kontrak yang akan datang
Baiklah bagaimana kalau besok kita mengobrol kembali dan latihan cara
kedua untuk mengontrol marah yaitu dengan minum obat? Besok saya akan
kembali lagi sekitar pukul 09.00, tempatnya ibu mau dimana? baiklah disini
saja ya bu. Waktunya ibu mau berapa lama bagaimana sama sepert tadi 15
menit. Kalau begitu saya permisi dulu ya buu.

4
Pertemuan : 2 (SP 2)
Hari /tanggal : Selasa, 7 Desember 2021
Dx : Resiko perilaku kekerasan
Ruang : Janger
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif
- Klien mengatakan sudah bisa mengontrol marah
- Klien mengatakan sudah mengetahui penyebab perasaan marah
Data objektif
- Klien terlihat lebih tenang
- Nada suara tinggi dan keras
- Kontak mata perawat dan klien terjalin
- Klien tampak kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
Mampu mengontrol/mencegah perilaku kekerasan dengan minum obat
4. Tindakan Keperawatan (sesuai SP)
a. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik
b. Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat

B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam
Assalamualaikum/Selamat pagi ibu ’S”, masih ingat dengan saya kan? Coba
siapa? Iyaa benar sekali.
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan ibu saat ini ? Apakah tidur ibu “S” nyenyak? Bagaimana
bu, sudah makan siang apa sudah minum obat? Apakah ibu sudah melakukan

5
cara yang saya ajarkan kemarin untuk mengontrol marah ibu ? ibu masih ingat
cara latihan fisik yang kemarin kan?
c. Kontrak dan Tujuan
Baiklah bu seperti janji kita kemarin hari ini kita mengobrol kembali ya bu
dan latihan tentang cara lain mengontrol rasa marah ibu yaitu dengan minum
obat. Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat
yang kemarin kita mengobrol? ibu mau berapa lama kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau 15 menit?
2. Fase Kerja
Sebelumnya saya ingin bertanya apakah ibu masih ingat dan sudah melakukan
cara yang saya ajarkan kemarin untuk mengontrol rasa marah ibu? Ibu sudah
melakukannya berapa kali ? Coba ibu praktikan kembali cara mengontrol marah
ibu dengan latihan fisik? Bagus sekaliai bu , ibu suda bisa melakukannya. Baiklah
ada cara lain yang dapat mengontrol rasa marah ibu yaitu dengan minum obat.
Sebelumnya ibu sudah dapat obat dari dokter atau perawat? Berapa macam obat
yang ibu minum? warnanya apa saja? Bagus, jam berapa di minum? Bagus.
Baiklah ibu cara lain mengontrol rasa marah bisa dengan minum obat. Obatnya
ada 3 macam, yang warnanya orange namanya CPZ (Chlopromazine) gunanya
agar pikiran tenang, yang putih namanya THP (Trihexyphenidile) gunanya agar
rileks dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini namanya HLP (Haloperidol)
gunanya agar rasa marah berkurang. Semuanya ini harus diminum 3x sehari jam
7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Bila nanti setelah minum obat mulut bapak
terasa kering, untuk membantu mengatasinya ibu bias makan permen, dan bila
terasa berkunang-kunang ibu sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu.
Nanti sebelum minum obat minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah
benar obatnya. Nah coba sekarang ibu sebutkan lagi obat apa saja yang diminum,
gunanya untuk apa saja, berapa kali diminum dalam sehari dan bagaimana cara
minumnya? Bagus sekali ibu . Sekarang kita masukkan waktu minum obat
kedalam jadwal ya.

6
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah mengobrol dan belajar cara mengontrol
marah dengan cara minum obat?
b. Evaluasi Objektif
Baiklah ibu masih ingat tidak kita tadi berbincang bincang dan belajar apa?
Coba ibu sebutkan lagi jenis jenis obat yang dimunim, bagaiman cara minum
obat yang benar? Bagus sekali, ibu masih mengingatnya. Nah, sudah berapa
cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?”
c. Rencana Tindak Lanjut
Sekarang kita tambahkan ke jadwal kegiatan dengan minum obat. Jangan lupa
laksanakan semua dengan teratur ya bu.
d. Kontrak yang akan datang
Baiklah cukup sampai disini dulu kita mengobrol, besok kita ketemu lagi
besok kita akan belajar latihan cara yang ketiga untuk mengontrol rasa marah
ibu yaitu dengan verbal atau berbicara dengan mengungkapkan, menolak dan
meminta dengan baik. Besok saya akan kembali lagi sekitar jam 09:00,
bagaimana kalo besok kita berbincangbincang lagi disini? Waktunya sama
seperti yang tadi 15 menit ?

7
Pertemuan : 3 (SP 3)
Hari /tanggal : Rabu, 8 Desember 2021
Dx : Resiko perilaku kekerasan
Ruang : Janger
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
- Klien mengatakan pernah ingin melukai sesorang
- Klien mengatakan jengkel dan kesal
Data Objektif
- Klien tampak tegang saat bercerita
- Klien tampak, pandangan tajam
- Nada suara keras dan tinggi
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
- Klien dapat mengevaluasi latihan nafas , pukul bantal dan minum obat
- Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan cara ke ketiga yaitu
Melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik,
meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
- Klien dapat memasukan jadwal pada kegiatan fisik, minum obat dan verbal
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat
b. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan secara verbal yaitu dengan
mengungkapkan, menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik.
c. Memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, dan verbal

8
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam
Assalamualaikum/Selamat pagi ibu ’S”, sesuai dengan janji saya kemarin
sekarang kita ketemu lagi, masih ingat nama saya bu? Coba siapa? Iyaa benar
sekali.
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah melakukan latiahan fisik
untuk mengontrol rasa marah ibu seperti yang saya ajarkan? Ayo sudah berapa
cara yang sudah diajarkan untuk mengontrol marah ibu? Apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur bu? Apakah ibu masih ingat dengan
macam-macam obat bu?
c. Kontrak dan Tujuan
Baiklah bu seperti janji kita kemarin hari ini belajar cara ke tiga mengontrol
rasa marah ibu yaitu dengan latihan cara bicara yang baik untuk mencegah
marah. Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat
yang kemarin kita mengobrol? Ibu mau berapa lama kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau 15 menit? Tujuan kita latihan cara bicara yang baik untuk
mencegah marah ibu adalah mengungkapkan rasa marah secara verbal:
menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan
dengan baik.
2. Fase Kerja
Sebelum kita belajar cara latihan bicara yang baik saya ngin bertanya apakah ibu
masih ingat ada berapa cara yang sudah diajarkan untuk mengontrol rasa marah
ibu ? coba sebutkan apa saja? Bagus sekali ibu, ternyata ibu masih mengingatnya
dan melakukannya, kemudian apa ibu masih ingat dengan cara cara minum obat
dan jenis-jenis obat untuk megurangi rasa marah ibu? Sebutkan apasaja obat yang
diminum? Iya hebat sekali, bu masih mengingatnya.
Sekarang kita latihan cara bicara baik untuk mencegah marah ya bu? Kalau marah
sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah
lega, maka kita perlu bicara baik dengan orang yang membuat kita marah. Ada

9
tiga caranya: 1.Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah
dengan kata tolong serta tidak menggunakan kata-kata yang kasar. Contohnya
seperti “ Tolong ambilkan barang itu”. Coba ibu praktekkan? Bagus sekali ibu. 2.
Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan ibu tidak ingin melakukannya
bisa dengan kata maaf, contohnya “maaf saya tidak bisa melakukannya karena
sedang ada kerjaan”. Coba ibu praktekkan ? Bagus ibu. 3. Mengungkapkan
perasaan kesal ibu dengan baik, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
contohnya ibu dapat mengatakan “ Saya jadi ingin marah karena perkataan mu
itu”. Coba praktekkan. Bagus sekali ibu. Kita masukan ke jadwal latihan verbal
ya bu?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah mengobrol dan belajar cara mengontrol
marah dengan latihan verbal berbicara yang baik?
b. Evaluasi Objektif
Baiklah ibu masih ingat tidak cara bicara yang baik nah coba ibu sebutkan lagi
cara bicara yang baik yang telah kita pelajari. Bagus sekali ibu sekarang mari
kita masukkan dalam jadwal ya bu.
c. Rencana Tindak Lanjut
Berapa kali sehari ibu mau latihan bicara yang baik? bisa kita buat jadwalnya?
Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta obat,
makanan dll. Bagus nanti dicoba ya bu
d. Kontrak yang akan datang
Baiklah cukup dulu kita mengobrol, bagaimana kalau besok kita latihan cara
mengatasi rasa marah ibu yang ke empat yaitu dengan ibadah. Besok saya
akan kembali lagi sekitar jam 10:00, mau dimana bu? Disini lagi? Baik sampai
bertemu besok ya bu, kalu begitu saya permisi dulu ya buu.

10
Pertemuan : 4 (SP 4)
Hari /tanggal : Kamis, 9 Desember 2021
Dx : Resiko perilaku kekerasan
Ruang : Janger
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
- Klien mengatakan sudah melakukan cara nafas dalam
- Klien mengatakan sudah bisa mengontrol emosi
- Klien mengatakan lebih tenang dan lega
Data Objektif
- Klien tampak tenang memperagakan cara mengontrol amarahnya dengan cara
nafas dalam
- Klien tampak dan lebih tenang tenang
- Nada suara keras tetapi tidak tinggi
- Klien kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
a. Klien dapat mengontrol mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dan verbal
b. Klien dapat mengontrol marah dengan latihan berdoa/ sholat
c. Klien dapat memasukan jadwal kegiatan berdoa / sholat
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi kegiatan latihan fisik, obat dan verbal
b. Latihan cara mengontrol marah dengan spiritual yaitu berdoa dan sholat
c. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat,verbal dan
spiritual

11
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam
Assalamualaikum/Selamat pagi ibu ’S”, masih ingat nama saya bu? Coba
siapa? Iyaa benar sekali.
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana bu, latihan apa saja yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaiman rasa
marahnya? Coba masih ingat tidak berbicara yang baik untuk mengntrol
marah ibu?
c. Kontrak dan Tujuan
Baiklah bu seperti janji kita kemarin hari ini belajar cara ke empat mengontrol
rasa marah ibu yaitu dengan beribadah. Dimana enaknya kita berbincang-
bincang? Bagaiman kalau ditempat biasa seperti kemarin? Berapa lama mau
kita berbincang-bincang bu? Bagaimana kalau 15 menit? mari bu. Tujuan kita
latihan mengontrol marah ibu dengan beribadah adalah agar ibu lebih bisa
dekat dengan Allah SWT dengan cara sholat, bias lebih tenang dan selalu
meminta perlindungan dengan berdoa dalam keadaan apapaun.
2. Fase Kerja
Sebelum kita belajar cara mengontrol marah dengan beribadah, nah saya mau
tanya apa ibu masih ingat ada berapa cara yang sudah diajarkan untuk mengontrol
rasa marah ibu ? coba sebutkan apa saja? Bagus sekali ibu, ternyata ibu masih
mengingatnya dan melakukannya, dan apa ibu masih ingat kemarin kita latihan
apa? Coba ibu sebutkan ? Iya bagus sekali, bu masih mengingatnya.
Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa ibu lakukan. Nah, baikalah sekarang
ibu bias megontrol rasa marah ibu dengan beribadah yaitu bias dengan sholat.
Kalu ibu sedang marah coba langsung duduk dan langsung tarik nafas dalam. Jika
tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil
air wudhu kemudian sholat. Ibu bisa melakukan sholat secara teratur untuk
meredakan kemarahan. Coba ibu sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang
mana? Coba sebutkan caranya? Bagus sekali bu. Kemudian ibu bisa

12
mengontrolmarah dengan cara berdoa , ibu tau gimna caranya? Iyabagus sekali
bu. nah cara ini bisa mengurangi marah ibu dan membuat ibu lebih tenang.
Baiklah kita masukan ke jadwal kegiatan beribadahya bu
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah mengobrol dan belajar cara mengontrol
marah dengan cara yang keempat ini yaitu dengan beribadah?
b. Evaluasi Objektif
Baiklah coba ibu sebutkan lagidan ulangi cara ibadah yang ibu lakukan bila
sedang marah, bagus sekali bu. Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang
kita pelajari? Wah hebat sekali ibu.
c. Rencana Tindak Lanjut
Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan ibu. Mau berapa
kali ibu sholat dan berdoa. Setelah ini coba ibu lakukan sholat sesuai jadwal
yang telah kita buat tadiya bu.
d. Kontrak yang akan datang
Baiklah besok kita ketemu lagi untuk melihat sejauh mana ibu melaksanakan
kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah. Besok saya akan
kembali lagi sekitar jam 10:00, mau dimana bu? Disini lagi ya? Baik sampai
bertemu besok ya bu, kalu begitu saya permisi dulu ya buu.

13
Pertemuan : 5 (SP 5)
Hari /tanggal : Jumat, 10 Desember 2021
Dx : Resiko perilaku kekerasan
Ruang : Janger
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data Subjektif

- Pasien mengatakan sudah tidak emosi lagi

- Pasien mengatakan sudah bisa meredam emosinya


Data Objektif

- Pasien tampak kooperatif

- Kontak mata terjalin

- Pasien tidak terlihat tegang

- Pasien terlihat santai


2. Diagnosis Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan

- Pasien dapat melakuakan kegiatan fisik dan minum obat sesuai dengan
program yang telah diterapkan
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik 1,2, obat, verbal, dan spiritual
b. Beri pujian
c. Menilai kemampuan yang telah mandiri
d. Menilai apakah PK terkontrol

14
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam
“Assalamualaikum/Selamat pagi ibu ’S”, masih ingat nama saya bu? Coba
siapa? Iyaa benar sekali.
b. Evaluasi/validasi
“ Bagaimana perasaan ibu hari ini? ” “ Oh iya, tadi pagi ibu bangun jam
berapa? Kegiatan apa saja yang sudah ibu lakukan?”
c. Kontrak : topik, waktu, tempat Topik
Topik : “saya ingin mengobrol dengan ibu, saya akan menanyakan
mengenai latihan yang telah kita lakukan kemarin, dan saya akan mengajarkan
latihan lain yang dapat ibu lakukan, apakah ibu bersedia ? ”
Waktu : “kita ngobrolnya sebentar saja sekitar 15 menit ya, apakah ibu
bersedia?”
Tempat : “ibu mau kita ngobrol dimana? Atau mau disini saja? ”
2. Fase kerja
“Baiklah Bu kita mulai saja ya perbincangan kali ini , sebelumnya coba saya lihat
jadwal kegiatan harian ibu..apakah ibu masih ingat latihan yang pertama cara
mengontrol rasa marah bagaimana? Lalu latihan yang kedua bagaimana bu ?. coba
ibu praktekan latihan-latihan yang sudah kita pelajari kemarin..Bagus sekali.. lalu
apakah ibu tahu apa manfaat minum obat? Kalau ibu tidak minum obat secara
teratur bagaimana? Apakah ibu masih ingat 5 benar minum obat? Wahh bagus
sekali. Ibu juga sudah berbincang bincang baik dengan oranglain dan bersikap
sangat baik serta tahu cara meminta maaf kepada oranglain . Bagaimana dengan
sholat dan berdoanya bu, sudah ibu lakukan hari ini? Wahhh bagus sekali ya bu..
Baik bu, saya lihat ibu semakin bagus sekali dan ada peningkatan dari hari ke hari
Ibu juga sudah dapat melakukan apa yang saya ajarkan dan ibu lakukan secara
mandiri yaa.. untuk keseluruhan saya menilai ibu sudah bisa menerapkannya dan
mampu mengontrol rasa marah dengan benar. Hebat sekali ya ibu”

15
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan ibu L setelah kita berbincangbincang tadi? ”
b. Evaluasi objektif
“Jadi sudah ada berapa cara yang kita latih untuk mengontrol rasa ingin marah
dan kegiatan yang sudah diajarkan? Coba ibu sebutkan. Bagus sekali bu.”
c. Rencana tindak lanjut
“Baiklah selanjutnya coba ibu praktikan cara yang kita diskusikan tadi ketika
rasa ingin marah itu muncul kembali dan jangan lupa untuk melakukan cara-
cara yang sudah diajarkan tadi agar rasa ingin marah yang ibu rasakan bisa
terkontrol dengan benar ”
d. Kontrak yang akan datang
“Ibu nanti kita jadwalkan kembali untuk waktunya bersama tim kesehatan
lainnya untuk ibu konsultasi dan tempatnya nanti bisa disini saja serta bisa
direncanakan kembali perihal masalah ibu ” “ Bagus sekali ibu hari ini
kerjasamanya” “ wassalamualaikum Bu ”

16
STRATEGI PELAKSANAAN DENGAN PASIEN WAHAM

SP 1 PASIEN

TINDAKAN
1. Identifikasi tanda dan gejala waham
2. Bantu orientasi realitas: panggil nama, orientasi waktu, orang dan tempat/lingkungan.
3. Diskusikan kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi.
4. Bantu pasien memenuhi kebutuhannya yang realistis.
5. Masukkan pada jadual kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan

STRAGTEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi bapak/ibu, perkenalkan nama saya …. Saya perawat yang akan merawat
bapak/ibu pada hari ini. Boleh saya tau nama bapak/ibu siapa?”
b. Validasi/ Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak/ibu hari in?”
c. Kontrak
1) Topik
“bagaimana kalua kita berbincang-bincang mengenai apa yang bapak/ibu
rasakan hari ini?”
2) Waktu
“untuk waktunya sebentar saja bapak/ibu ya sekitar 15 menit saja. Sekarang jam
09.00 di jam tangan saya, nanti kita berbincang-bincang sampai jam 09.15.
bagaimana apakah bapak/ibu bersedia?”
3) Tempat
“Dimana kita akan mulai berbincang-bincangnya bapak/ibu?”
“apakah bapak/ibu bersedia?”
2. Fase Kerja
“Apa bapak/ibu masih ingat nama lengkap? Iya benar. Sekarang bapak/ibu tau berada
dimana? Bapak/bu ingat ya hari ini hari apa dan tanggal berapa? Tidak ingat ya bapak/ibu,
hari ini hari Kamis tanggal 23 Desember 2021. Bapak/ibu mengenal siapa mereka itu?
Tidak kenal ya bapak/ibu? Mereka adalah perawat yang berjaga di ruang ini dan merawat
bapak/ibu selama di rumah sakit”

“Tampaknya bapak/ibu gelisah dan bingung ya, bisa bapak/ibu ceritakan apa yang ibu
rasakan sekarag?”

“Jadi seperti itu, bapak/ibu takut jika nanti diatur-atur leh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri bapak/ibu ya?”

“Jadi suami/istri bapak/ibu ya yang terlalu mengatur-ngatur diri bapak/ibu? Kalua


bapak/ibu sendiri maunya seperti apa? Oh… bagus sekali bapak/ibu sudah punya rencana
dan jadwal seperti itu. Jadi setiap harinya bpak/ibu ingin ada kegiatan diluar rumah ya,
seperti menanam bunga atau membeersihkan halaman rumah agar bapak/ibu tidak merasa
bosan karena di dalam rumah terus. Kita masukan ke dalam jadwal pemenuhan kebutuhan
bapak/ibu ya. Bapak/ibu maunya jam berapa? Sekarang sudah jam 09.15 waktu
kesepakatan kita tadi di awal habis ya bapak/ibu”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“bagaimana bapak/ibu perasaannya setelah berbincang-bincang tadi?”
b. Evaluasi objektif
“Apa saja tadi yang telah kita bicarakan bapak/iu?” “iya benar sekali”
c. Rencana tindak lanjut
“Bagaimana kalua jadwal yang telah kita bicarakan tadi bapak/ibu coba lakukan, setuju
bapak/ibu?” “iya nanti bapak/ibu lakukan ya kegiatan yang ada jadwal”
d. Kontrak yang akan dating
Topik : “ besok kita bertemu kembali ya bapak/ibu untuk membicarakan tentang
kemampuan yang bapak/ibu miliki”
Tempat : “untuk tempatnya bapak/ibu maunya dimana? Disini saja ya bapak/ibu”
Waktu : “besok saya kembali lagi jam 09.00 ya bapak/ibu”

“Baiklah kita cukupkan saja ya bapak/ibu untuk hari ini, bapak/ibu tadi sudah sangat
bagus sekali sudah mau menceritakan tentang perasaan bapak/ibu kepada saya. Saya
permisi ya bapak/ibu, selamat pagi”

SP 2 PASIEN

TINDAKAN
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien dan berikan pujian.
2. Diskusikan kemampuan yang dimiliki.
3. Latih kemampuan yang dipilih dan berikan pujian.
4. Masukkan pada jadual pemenuhan kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih.

STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam teraeutik
“Selamat pagi bapak/ibu, masih ingat dengan saya bapak/ibu?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana kabar bapak/ibu hari ini/”
“Apakah bapak/ibu masih ingat dengan apa yang kita jadwalkan kemarin? Sudah
dilakukan bapak/ibu? Bagus sekali”
c. Kontrak
Topik : “ sesuai janji kita kemarin bapak/ibu, bahwa hari ini kita akan menggali
kemampuan yang bapak/ibu miliki”
Waktu : “ untuk waktunya sebentar saja bapak/ibu sekitar 15 menit saja. Sekarang
jam 09.00 di jam tangan saya, nanti kita berbincang-bincang sampai jam 09.15.
bagaimana apakah bapak/ibu bersedia?”
Tempat : “sesuai dengan rencana kita juga kemarim tempatnya disini saja ya
bapak/ibu”
2. Fase Kerja
“Kalau saya boleh tau kemampuan apa saja yang sekarang bapak/ibu miliki, bapak/bu
senangi dan yang masih dapat dilakukan dirumah sakit?”
“Jadi bapak/ibu suka menanam dan membersihkan halaman ya? Itu bagus sekali bapak/ibu,
dan menurut saya itu dapat diakukan di rumah sakit ini di waktu kosong bapak/ibu”
“Sebelumnya apakah bapak/ibu sudah tau bagaimana caranya menanam dan
membersihkan halaman dengan benar? Bisa dicontohkan bapak/ibu?”
“Bagus sekali bapak/ibu, itu sudah benar apa yang tadi bapak/ibu lakukan. Bagaimana
kalua latihan ini kita masukan ke dalam jadwal harian bapak/ibu? Bapak/ibu maunya jam
berapa? Jadi pagi hari setelah bapak/ibu membersihkan kamar tidur dan makan pagi ya
bapak/ibu”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana bapak/ibu perasaannya setelah berbincang-bincang dan latihan tadi?”
b. Evaluasi objektif
“Apa saja tadi yang telah kita latih hari ini bapak/ibu?” “ iya benar sekali. Bagus sekali
bapak/ibu”
c. Rencana tindak lanjut
“Jadi sekarang bapak/ibu sudah dapat menjalankan latihan yang tadi sesuai jadwal ya
bapak/ibu, setuju bapak/ibu?”
d. Kontrak yang akan datang
Topik : “besok kita bertemu lagi ya bapak/ibu untuk membicarakan tentang cara
mengkonsumsi obat yang nantinya akan bapak/ibu konsumsi”
Tempat : “untuk tempatnya apakah disini saja bapak/ibu?”
Waktu : “besok kita bertemu jam 09.00 lagi ya bapak/ibu”

“Baiklah kita cukupkan saja ya bapak/ibu untuk hari ini. Bapak/ibu tadi sudah sangat
bagus sekali sudah mau menceritakan perasaan dan latihan kegiatan bapak/ibu hari ini.
Saya permisi dulu bapak/ibu , selamat pagi”
SP 3 PASIEN

TINDAKAN
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang dilakukan pasien dan
berikan pujian.
2. Jelaskan tentang obat yang diminum (6 benar: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat)
3. Masukkan pada jadual pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih dan obat.

STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi bapak/ibu, masih ingat dengan saya bapak/ibu?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana kabrnya bapak/ibu hari ini?”
“Apakah bapak/ibu masih ingat dengan apa yang kita pelajari kemarin? Bagaimana
untuk memebersihkan halamannya dan menanam bunga, apakah sudah dilakukan?
Wahh bagus sekali bapak/ibu”
c. Kontrak
Topik : “sesuai janji kita kemarin bapak/ibu, bahwa hari ini saya membawa obat yan
biasa bapak/ibu minum untuk bapak/ibu, dan kita akan berlatih bagaimana cara minum
obat dengan benar”
Tempat : “sesuai permintaan bapak/ibu juga kemarin tempatnya disini saja ya
bapak/ibu”
Waktu : “untuk waktunya sebentar saja bapak/ibu sekitar 15 menit saja. Bagaimana
apakah bapak/ibu bersedia?”

2. Fase Kerja
“Apakah bapak/ibu sebelumnya sudah tau ini obat apa? Belum tau ya bapak/ibu, jadi ini
adalah obat yang nantinya harus bapak/ibu minum, ini jenis obat tablet bapak/ibu dimana
dengan obat ini nantinya dapat mempercepat proses penyembuhan bapak/ibu. Jadi
bapak/ibu minum obat ini sesudah makan ya bapak/ibu sebanyak 1 tablet dalam setiap
bungkusnya dan diminum kali sehari. Bapak/ibu bisa minum obat jam 06.00 pagi, jam
14.00 sian dan jam 22.00 malam ya bapak/ibu. Bisa juga dilihat dibagian labelnya ya
bapak/ibu, disana sudah tertera untuk aturan pakainya da obat ini harus diminum secara
teratur ya bapak/ibu. Bapak/ibu minum obatnya juga tidak boleh putus-putus yak karena
itu akan semakin memperpanjang proses penyembuhan. Saat bapak/ibu ingin meminum
obat bapak/ibu, bapak/ibu periksa dulu apakah nama yang tertera pada label obat adalah
nama bapak/ibu dan memeriksa kembali jumlah dan macam obat ya bapak/ibu. Apabila
ada yang bapak/ibu bingung atau ragu-ragu, sebaiknya bapak/ibu tanyakan kembali kepada
perawat yang jaga ya bapak/ibu. Bagaimana bapak/ibu apakah sudah bisa dipahami?
Sekarang bagaimana kalau kita masukan jadwal minum obat ini ke dalam jadwal harian
bapak/ibu? Ingat ya bapak/ibu harus diminum 3 kali dalam sehari sesudah makan”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“bagaimana bapak/ibu perasaannya setelah latihan untuk meminum obat tadi?”
b. Evaluasi objektif
“apa saja tadi yang telah kita latih hari ini bapak/ibu?” “iya benar sekali. Bagus seali
bapak/ibu”
c. Rencana tindak lanjut
“jadi sekarang bapak/ibu sudah tau bagaiman cara meminum obat yang benar, jadi
bapak/ibu dapat rutin meminum obatnya ya bu”
d. Kontrak yang akan datang
Topik : “besok kita bertemu kembali lagi ya bapak/ibu untuk membicarakan dan
melatih tentang pemenuhan kebutuhan bapak/ibu yang lain dan juga kemampuan
bapak/ibu selain menyapu halaman dan menanam bunga ya bapak/ibu”
Tempat :”untuk tempatnya apakah disini saja bapak/ibu?”
Waktu : :”besok kita bertemu kembali jam 09.00 ya bapak/ibu”
“baiklah kita cukupkan saja ya bapak/ibu untuk hari ini, bapak/ibu tadi sudah sangat
bagus sekali dalam lathannya. Saya permisi dulu ibu, terimakasih”

SP 4 PASIEN

TINDAKAN
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang telah dilatih dan minum
obat, Berikan pujian.
2. Diskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya.
3. Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang akan dilatih.Kemudian latih.
4. Masukkan pada jadual pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih dan obat.

STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“selamat pagi bapak/ibu, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi/ validasi
“Bagaimana perasaannya bapak/ibu hari ini?”
“apakah kebutuhan bapak/ibu sudah terpenuhi? Obatnya apakah sudah diminum sesuai
aturan bapak/ibu? Wahh bagus sekali ya bapak/ibu”
c. Kontrak
Topik : “sesuai janji kita kemarin bapak/ibu, bahwa hari ini melatih tentang pemenuhan
kebutuhan bapak/ibu yang lain da juga kemampuan bapak/ibu selain membersihkan
halaman dan menanam bunga ya bapak/ibu”
Tempat : “sesuai permintaan bapak/ibu juga kemarin tempatnya disini saja ya
bapak/ibu”
Waktu : “untuk waktunya sebentar saja bapak/ibu sekitar 15 menit saja. Apakah
bapak/ibu bersedia?”
2. Fase Kerja
“bapak/ibu kalau saya boleh tau, ada tidak kebutuhan bapak/ibu yang saat ini belum
terpenuhi? Apa itu bapak/ibu? Oh.. jadi bapak/ibu ingin mempunyai teman baru ya untuk
diajak ngobrol? Bagaimana kalau sekarang bapak/ibu berlatih untuk berbincang-bincang
kepada teman sekamar bapak/ibu. Bisa dengan menanyakan kabarnya hari ini, kegiatan apa
saja yang diikuti di rumah sakit? Bagaimana bapak/ibu, apakah bisa bapak/ibu praktekan
sekarang. Iya bapak/ibu seperti itu, bagus sekali bapak/ibu”
“untuk latihan yang kedua bapak/ibu kita akan berlatih untuk melakukan kemampuan apa
yang bapak/ibu miliki. Apakah ada bapak/ibu? Menyapu lanati ya bapak/ibu? Apakah
sebelumnya bapak/ibu masih ingat bagaimana caranya? Apakah bisa dipraktekan
bapak/ibu? Wahh bagus sekali bapak/ibu, ternyata bapak/ibu sangat bagus dalam menyapu
lantainya. Bagaimana kalau 2 latihan yang tadi kita tambahkan ke dalam jadwal harian
bapak/ibu?”
3. Fase Terminasi
1. Evaluasi subjektif
“bagaimana bapak/ibu perasaannya setelah berbincang-bincang dan berlatih tadi?”
2. Evaluasi objektif
“apa saja yang tadi telah kita latih hari ini bapak/ibu?” “ iya benar sekali. Bagus sekali
ba[k/ibu bisa mengingatnya”
3. Rencana tindak lanjut
“ jadi sekarang bapak/ibu sudah dapat melakukan 2 hal tersebut sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat, setuju bapak/ibu?
“apakah ada yng ditanyaka lagi bapak/ibu? Karena waktu berbincang-bincang kita
sudah habis saya permisi dulu ya bapak/ibu, terimakasih”

SP 1 KELUARGA

TINDAKAN
1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya waham (gunakan booklet).
3. Jelaskan cara merawat: tidak disangkal, tidak diikuti/diterima (netral).
4. Latih cara mengetahui kebutuhan pasien dan mengetahui kemampuan pasien.
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian

STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. “Selamat pagi bapak/ibu perkenalkan saya perawat.... yang merawat anak bapak/ibu di
rumah sakit ini. Kalau boleh tau nama bapak/ibu siapa?
b. Evaluasi/validasi
”Bagaimana perasaan anak bapak/ibu hari ini?”
c. Kontrak
1. Topik
”Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang apa yang dirasakan dalam
merawat pasien ya bapak/ibu?”
2. Waktu
”Untuk waktunya saya membutuhkan kurang lebih 20 menit. Bagaimana
apakah bapak/ibu bersedia?”
3. Tempat
“Bagaimana jika kita melakukan perbincangan di ruangan ini saja bapak/ibu?”

d. Fase Kerja
“apakah selama merawat pasien keluarga mengalami kesulitan, lalu bagaimana
perasaan keluarga saat merawat pasien, apakah merasa sedih, senang atau merasa
tertekan?”
“Jadi bapak/ibu waham merupakan gangguan dimana penderitanya memiliki rasa
realita yang berkurang atau terdistorsi dan tidak dapat membedakan yang nyata dan
yang tidak nyata, tanda gejalanya yaitu sulit menjalin hubungan interpersonal dengan
orang lain, rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak
apatis, suara menelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa
tidak tidak percaya kepada orang lain, gelisah. Jadi bapak/ibu proses terjadinya waham
itu ada beberapa fase yang pertama ada fase lack of human need yang dimana fase ini
di awali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan pasien baik secara fisik maupun
psikis, fase lack of self esteem yang dimana fase ini tidak adanya pengakuan dari
lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality(kenyataan
dengan harapan)serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar
lingkungan sudah melampauinya kemampuannya, kemudian ada fase control internal
eksternal dimana pasien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-
apa yang dikatakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan, kemudia ada fase environment support dimana adanya beberapa orang yang
mempercayai pasien merasa didukung, lama-kelamaan pasien menganggap sesuatu
yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya di ulang-ulang,
kemudian fase comforting ketika pasien merasa nyaman dengan keyakinan dan
kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai
dan mendukungnya, kemudian ada fase improving apabila tidak adanya konfrontasi
dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan
meningkat.
“Jadi keluarga dalam merawat pasien dimana pasien sedang mengalami gejala waham
sebaiknya pernyataan pasien tidak disangkal tetapi juga tidak diterima. Sebaiknya
keluarga mengajak pasien untuk bercakap-cakap bagaimana perasaan pasien dana pa
yang pasien perlukan. Bapak/ibu bisa mengingatkan tentang jadwal kegiatan pasien.
Jangan lupa juga selalu memberikan pujian juga disaat pasien mampu menyelesaikana
suatu kegiatan seperti, wahh hebat, wahh pintar”

e. Fase Terminasi
“Baiklah karena waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita
latih tadi? Bisa bapak/ibu ulangi kembali apa yang dimaksud waham dan tanda gejala
orang yang mengalami waham, proses terjadinya waham dan bapak/ibu bisa sebutkan
cara merawat, melatih kemampuan pasien dan membantu sesuai jadwal pasien. Bagus
sekali bapak/ibu nanti bapak/ibu bisa coba ke pasien. Baiklah bapak/ibu karna
waktunya sudah habis, saya akan kembali lagi besok untuk mengunjungi bapak/ibu
untuk melakukan sesi diskusi atau sekedar berbincang-bincang di jam yang sama pada
esok hari untuk membahas melatih cara memenuhi kebutuhan pasien. Baik karena
sudah waktunya saya permisi dulu ya bapak/ibu, terimakasih”

SP 2 KELUARGA

TINDAKAN
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien memenuhi kebutuhannya. Beri
pujian.
2. Latih cara memenuhi kebutuhan pasien.
3. Latih cara melatih kemampuan yang dimiliki pasien.
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.

STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi bapak/ibu, apaakah bapak/ibu masih ingat dengan saya? Iya benar
bapak/ibu
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana kondisi anak bapak/ibu?”
c. Kontrak
1) Topik
“hari ini kita akan melakukan diskusi tentang melatih cara memenuhi
kebutuhan pasien
2) Waktu
“kita akan melakukan diskusi kurang lebih sekitar 20 menit. Apakah bapak/ibu
bersedia?”
3) Tempat
“dimana kita akan melakukan diskusi? Bagaimana kalua diruang sini saja”

2. Fase Kerja
“jadi bagaimana bapak/ibu setelah bapak/ibu menanyakan mengenai kebutuhannya apakah
kebutuhan tersebut sudah terpenuhi? Wahh bagus bapak/ibu sudah bisa berdiskusi dan
memenuhi kebutuhan dari klien”
“baik bapak/ibu harus mengetahui kebutuhan klien dimana kebuuhan tersebut tidak
merugikan pasien”
“ bapak/ibu juga bisa melatih kemampuan dasar pasien seperti mencuci,menyapu”
“bapak/ibu dapat membantu pasien dalam melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal dan
selalu berikan pujian kepada pasien”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan bapak/ibu setelah melakukan diskusi tadi apakah ada yang
kurang dimengerti?”
b. Evaluasi objektif
“bagaimana bapak/ibu mengenai diskusi tadi apakah dapat dimengerti? Keluarga
pasien tampak mengangguk dan mengiyakan”
c. Rencana tindak lanjut
“baik bapak/ibu kegiatan diskusi pada hari ini sudah selesai bagaimana kalua besok
kita akan melakukan diskusi kembali”
d. Kontrak waktu yang akan datang
“besok pada jam sama kita akan bertemu kembali lagi untuk mendiskusikan bagaimana
cara memberika obat yang akan pasien dapatkan nantinya. Baik karena waktunya sudah
habis saya permisi ya bapak/ibu, terimakasih”

SP 3 KELUARGA

TINDAKAN
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing memenuhi kebutuhan pasien dan
membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih. Beri pujian.
2. Jelaskan obat yang diminum oleh pasien dan cara membimbingnya.
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian.

STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“selamat pagi bapak/ibu. Apakah masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi/validasi
“bagaimana kondisi anak bapak/ibu saat ini?”
c. Kontrak
1) Topik
“hari ini kita akan melakukan diskusi tentang bagaimana cara memberikan obat
yang akan pasien dapatkan nantinya”
2) Waktu
“bapak/ibu kita membutuhkan waktu diskusi kurang lebih 20 menit. Apakah
bapak/ibu bersedia?”
3) Tempat
“dimana kita akan melakukan diskusi? Bagaimana jika di ruangan ini saja?”

2. Fase Kerja
“jadi bagaiman bapak/ibu setelah bapak/ibu bertanya dan berusaha memenuhi kebutuhan
pasien? Apakah semua kebutuhan pasien dapat terpenuhi? Wah bapak/ibu bagus ya sudah
dapat memenuhi kebutuhan pasien”
“bapak/ibu untuk obat untuk yang dikonsumsi pasien digunakan untuk menghilagkan
gejala waham dan memperbaiki kualitas tidur pasien. Maka perlu diperhatikan dosisnya”
“bapak/ibu sebaiknya dalam pasien melakukan aktivitasnya sebaiknya keluarga dapat
mendampingi dan turut membantu pasien dan jangan lupa selalu memberikan pujian seperti
memuji kinerjanya dalam melakukan aktivitas”
3. Fase Terminasi
1. Evaluasi subjektif
“bagaimana bapak/ibu dari hal yang tadi kita diskusikan apakah bapak/ibu bisa
mengulangi kembali hal yang saya katakan?”
2. Evaluasi objektif
“apakah bapak/ibu dari yang kita diskusika tadi sudah dapat dimengerti?”
3. Rencana tindak lanjut
“baik bapak/ibu kegiatan diskusi kita hari ini sudah selesai bagaimana kalau besok kita
akan melakukannya kembali sesi diskusi”
4. Kontrak waktu yang akan datang
“besok pada jam sama kita akan bertemu kembali lagi untuk mendiskusikan tentang
menjelaskan follow up ke pkm. Baik karena waktunya sudah habis saya permisi ya
bapak/ibu, terimakasih

SP 4 KELUARGA

TINDAKAN
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing memenuhi kebutuhan pasien,
membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih dan minum obat. Beri
pujian.
2. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh dan rujukan.
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian.

STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“selamat pagi bapak/ibu. Apakah masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi/validasi
“bagaimana kondisi anak bapak/ibu saat ini?”
c. Kontrak
4) Topik
“hari ini kita akan melakukan diskusi tentang menjelaskan follow up ke pkm”
5) Waktu
“bapak/ibu kita membutuhkan waktu diskusi kurang lebih 20 menit. Apakah
bapak/ibu bersedia?”
6) Tempat
“dimana kita akan melakukan diskusi? Bagaimana jika disini saja?”

2. Fase Kerja
“bagaimana bapak/ibu apakah selama ini dapat membimbing pasien dalam memenuhi
kebutuhan pasien dalam melakukan kegiatan yang di latih dan obat yang diberikan. Apakah
keluarga sudah dapat mengawasi dalam kepatuhan pemberian obat? Bagus sekali
bapak/ibu sudah mampu memenuhi kegiatan yang dilakukan pasien dan sudah mampu
dalam memberikan obat”
“bapak/ibu sebaiknya sealalu mengkoordinasi perkembangan pasien pada PKM”
“bapak/ibu sebaiknya dalam pasien melakukan aktivitasnya sebaiknya keluarga dapat
mendampingi dan turut membantu pasien dan jangan lupa selalu memberikan pujian seperti
memuji kinerjanya dalam melakukan aktivitas”

3. Fase Terminasi
“bagaimana bapak/ibu ada yang ditanyain lagi? Ini untuk jadwal kegiatan harian pasien
untuk dibawa pulang. Ini untuk surat rujukan untuk perawat di rumah sakit. Jangan lupa
control kembali sebelum obat pasien habis atau apabila penyakit pasien kambuh bapak/ibu
dapat kembali lagi untuk memeriksakan keadaan pasien. Baiklah bapak/ibu jika tidak ada
ditanyakan lagi saya permisi dulu ya bapak/ibu, terimakasih”
 

Strategi Pelaksanaan Keperawatan


Jiwa : Defisit Perawatan Diri - DPD
PERAWATAN DIRI - DPD 
STRATEGI PELAKSANAAN : DEFISIT PERAWATAN

I.  MASALAH UTAMA : DEFISIT PERAWATAN DIRI


1.  Tindakan keperawatan pada klien 
A.  KONDISI KLIEN

Klien terlihat kotor, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki,


 bau, kuku panjang dan hitam,. Pakaian kotor, tidak
 bercukur, bab/ bak disembarang tempat.

B.  DIAGNOSA PERAWATAN

Diri  
Defisit Perawatan Diri

C.  TUJUAN KHUSUS / SP 1


a.  Klien apat membina hubungan saling percaya
 b.  Mengidentifikasi kebutuhan kebersihan diri
c.  Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
d.  Menjelaskan peralatan ang digunakan untuk
menjaga kebersihan
e.  Memasukkan kedalam jadual kegiatan
D.  TINDAKAN PERAWATAN
a.  Bina hubungan saling percaya
 b.  Identifikasi kebutuhan kebersihan diri
c.  Jelaskan pentingnya kebersihan diri
d.  Jelaskan peralatan ang digunakan untuk menjaga
kebersihan
e.  Masukkan kedalam jadwal kegiatan
 

SP1 Pasien: Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat


diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri

ORIENTASI
1.  Salam Terapeutik
Selamat pagi,
pagi, kenalkan saya perawat Rio” 
Rio” ”Namanya siapa, senang 
senang 
dipanggil siapa?” 
2.  Evaluasi Validasi
Bagaimana perasaannya hari ini ?   Dari tadi suster lihat mbak menggaruk -
garuk badannya, gatal ya ? 
3.  Kontrak : Waktu, Tempat, Topik
Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? Berapa lama kita

 berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya.


KERJA: Langkah-langkah tindakan keperawatan
keperawatan
“Berapa kali mbak mandi dalam sehari? Apakah mbak sudah
mandi hari ini? Menurut mbak apa kegunaannya mandi ?Apa alasan mbak
sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut mbak apa manfaatnya kalau
kita menjaga kebersihan diri? Kira - kira tanda - tanda orang yang tidak
merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa
lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa
menurut mbak yang bisa muncul ?” Betul ada 
ada  kudis, kutu...dsb.

“Apa yang mbak lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja
mbak menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau
tujuan sisiran dan berdandan?” 
berdandan?” 
“Berapa kali mbak makan sehari? ”Apa pula yang dilakukan setelah
makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah
setelah makan.” 
makan.”  “Di mana biasanya
mbak  berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya, kita kencing
dan berak harus di WC, Nach, itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa
membersihkan pakai
pakai air dan sabun”.  
sabun”. 
 

“Menurut mbak kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi
apa yang perlu kita persiapkan? Benar sekali. mbak perlu menyiapkan
 pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”. 
sisir”. 
”Bagaimana kalau sekarang
sekarang kita ke kamar mandi, saya akan
membimbing mbak melakukannya. Sekarang mbak siram seluruh tubuh
mbak termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada kepala mbak
sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali. Selanjutnya ambil
sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air
sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol. Giginya disikat mulai dari
arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi mbak mulai dari depan sampai
 belakang. Bagus, lalu kumur - kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi
seluruh tubuh mbak sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. mbak
 bagus sekali melakukannya. Selanjutnya mbak pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik.” 
baik.”  

TERMINASI

1.  Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


a.  Evaluasi subjek (klien)
“Bagaimana perasaan mbak setelah mandi dan mengganti pakaian ?  
b.  Evaluasi objek (perawat)
Coba mbak sebutkan lagi apa saja cara - cara mandi yang baik yang
sudah mbak lakukan
lakukan tadi ?”. ”Bagaimana perasaan mbak setelah kita
mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba
mbak ulangi lagi tanda - tanda bersih dan rapi
rapi 
2.  Rencana Tindak Lanjut
”Bagus sekali mau berapa kali mbak mandi dan sikat gigi...?dua
kali pagi dan sore, Mari...kita masukkan dalam jadwal aktivitas harian.
 Nach, lakukan ya mbak, dan beri tanda kalau sudah dilakukan Seperti M
( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan
 baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani? 
3.  Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat).
tempat).
 

Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan


mbak yang kedua. mbak mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
Tempatnya dimana mbak? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita
ketemu lagi disini jam 10 ya. Assalamualaikum mbak.

SP 2 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita 

e.  Berpakaian
f.  Menyisir rambut
g.  Berhias

ORIENTASI
1.  Salam Terapeutik
Selamat pagi ? perkenalkan saya perawat yang akan membimbing mbak.
Apakah mbak masih ingat ?
2.  Evaluasi Validasi
Bagaimana perasaaan mbak hari ini ?Bagaimana mandinya?”Sudah di
tandai dijadwal harian ?  
3.  Kontrak : Waktu, Tempat, Topik
“Hari ini kita akan
kita akan latihan berdandan supaya mbak tampak rapi dan cantik.
Mari mbak kita dekat cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstick).
Mau berapa lama kita berlatih mbak ? bagaimana kalau 15 menit saja ?
mbak mau dimana ? bagaimana kalo dikamar saja ? 
KERJA: Langkah-langkah tindakan keperawatan
keperawatan
“ Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….!
 Nach…sekarang disisir rambutnya dan cara memakai jilbab dengan baik
dan yang rapi, bagus…! Apakah mbak biasa pakai bedak?”
pakai bedak?” coba dibedakin
dibedakin
mukanya mbak, yang rata
rata dan tipis. Bagus sekali.” “ mbak, punya lipstik
mari dioles tipis. Nach…coba lihat dikaca ?
dikaca  ? 

TERMINASI

1.  Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


 

a.  Evaluasi subjek (klien)


Bagaimana perasaan mbak belajar berdandan ?  
b.  Evaluasi objek (perawat)
“Mbak jadi tampak segar dan cantik,. Coba mbak jelaskan lagi
 bagaimana cara berdandan seperti tadi ? Bagus sekali mbak  
2.  Rencana Tindak Lanjut
Mari masukkan dalam jadwalnya. Kegiatan harian, sama jamnya
dengan mandi. beri tanda kalau sudah dilakukan Seperti M ( mandiri )
kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru
dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani?  
3.  Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat).
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan mbak
yang ketiga. mbak mau jam berapa? Baik jam 8 pagi ya. Tempatnya
dimana mbak? bagaimana kalau diruang makan saja, jadi besok kita
ketemu lagi disini jam 8 ya. Assalamualaikum mbak.

SP 3 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri  

h.  Menjelaskan cara mempersiapkan makan


i.  Menjelaskan cara makan yang tertib
 j.  Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah
makan
k.  Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
ORIENTASI
1.  Salam Terapeutik
Selamat pagi mbak ? Apakah mbak ingat dengan saya ? ya benar sekali
2.  Evaluasi Validasi
Bagaimana perasaan mbak hari ini ? mbak tampak rapi dan cantik
sekali ?
3.  Kontrak : Waktu, Tempat, Topik
 

Hari ini kita akan berlatih bagaimana makan dengan baik. Seperti janji
kita kemari kita ketemu diruang makan pagi ini ya mbak ? Mbak mau
 berapa lama ? bagaimana kalau 15 menit saja ? baik mbak.

KERJA: Langkah-langkah tindakan keperawatan


keperawatan
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana
D imana
mbak makan?”
makan?”  
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita
 praktekkan! “Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum
disantap kita berdoa dulu. Silakan
Sil akan mbak yang pimpin!. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu - satu
dengan pelan -  pelan. Ya, Ayo, sayurnya dimakanya.” . “Setelah makan

kita bereskan piring, dan gelas yang kotor. Ya betul, dan kita akhiri dengan
cuci tangan. Ya bagus!”

TERMINASI

1.  Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


a.  Evaluasi subjek (klien)
Bagaimana perasaan mbak setelah kita makan bersama – 
bersama –  sama
 sama ?
b.  Evaluasi objek (perawat)

Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, coba
 jelaskan lagi ? bagus sekali.

Rencana Tindak Lanjut


Mari masukkan dalam jadwalnya. Kegiatan harian, sama jamnya
dengan mandi dan berdandan. Beri tanda kalau sudah dilakukan
Seperti M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan )
kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani?
 Nach, coba T lakukan seperti tadi setiap makan. 
Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat).
tempat).
 

Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan


mbak yang keempat. mbak mau jam berapa? Baik jam 8 pagi ya.
Tempatnya dimana mbak? bagaimana kalau dikamar mandi saja,
 jadi besok kita ketemu lagi disini jam 8 ya. Assalamualaikum
mbak.

SP 4 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara


mandiri 

.  Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai


a.  Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan
BAK
 b.  Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

ORIENTASI

1.  Salam Terapeutik


Selamat pagi mbak ? Apakah mbak ingat dengan saya ? ya benar sekali
2.  Evaluasi Validasi
Bagaimana perasaan mbak hari ini ? mbak tampak rapi dan cantik
sekali ?
3.  Kontrak : Waktu, Tempat, Topik

Hari ini kita akan berlatih bagaimana melakukan BAB/BAK dengan baik.
Seperti janji kita kemari kita ketemu dikamar mandi pagi ini ya mbak ?
Mbak mau berapa lama ? bagaimana kalau 20 menit saja ? baik mbak.
KERJA: Langkah-langkah tindakan keperawatan
keperawatan

“Cara
“C ara cebok yang
yang bersih setelah mbak berak yaitu
yaitu dengan menyiramkan
menyiramkan
air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya, …… Cara seperti ini
 berguna untuk mencegah masuknya kotoran / tinja yang ada di anus ke
 bagian
 bagian kemaluan kita”
 

“Setelah mbak selesai cebok, jangan lupa tinja / air kencing yang ada di
kakus / WC dibersihkan. Caranya siram tinja / air kencing tersebut
dengan air secukupnya sampai tinja / air kencing itu tidak tersisa di
kakus / WC. Jika mbak
mbak membersihkan tinja / air kencing seperti ini,
 berarti mbak ikut mencegah menyebarnya
men yebarnya kuman yang berbahaya yang
ada pada kotoran/ air kencing.
“Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC /
kakus, lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun

TERMINASI

1.  Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


a.  Evaluasi subjek (klien)

Bagaimana perasaan mbak setelah kita membicarakan


tentang cara BAK/BAB yang baik?” 

b.  Evaluasi objek (perawat)


Coba mbak jelaskan ulang tentang cara BAB? BAK yang
yang
 baik.” Bagus...! 
2.  Rencana Tindak Lanjut
Mari masukkan dalam jadwalnya. Kegiatan harian, sama jamnya
dengan mandi dan berdandan. Beri tanda kalau sudah dilakukan
Seperti M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan )
kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani?. 
3.  Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat).
 Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauh mana
mbak bisa
mbak bisa melakukan jadual kegiatannya.” 
 

DIALOG STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Suatu pagi di Rumah Sakit Jiwa Lawang, Perawat sedang melakukan SP 1


s/d SP 4 pada pasien dengan diagnosa defisit perawatan diri. Pasien tersebut
 bernama Nn. Wendy yang berusia 25th. Pasien merasa sedih dan malu karena
 pacarnya mengalami kecelakaan sehingga Nn. Wendy tidak jadi menikah. Klien
mengatakan bahwa ia selalu dicibir tetangga dan kerabat dekatnya terutama calon
mertuanya sebagai wanita pembawa sial dan tidak bisa apa-apa. Klien merasa
hidupnya tidak berguna lagi. Klien tampak tidak berinisiatif untuk berinteraksi
dengan orang lain dan tampak malas-malasan. Saat berinteraksi dengan perawat

klien tidak mau menatap perawat. Penampilan klien tampak tidak bersih. Klien
tampak menggaruk kepala dan badannya, klien juga tampak bau. Rambut klien
tampak kusut.

  STRATEGI PELAKSANAAN 1
  Perawat : aprilia dan maruf
  Pasien : putri
ORIENTASI
*Dikamar Pasien*

Perawat : Selamat pagi, Mbak. Perkenalkan nama saya Rio, saya perawat
yang jaga pagi ini. Nama Mbak siapa ? senang dipanggil apa ?
Pasien : Saya Choi Wendy, panggil saja Wendy.
Perawat : Bagaimana perasaan Mbak hari ini ?
Pasien : Baik
Perawat : Bagaimana Mbak bisa masuk rumah sakit ini ? Saya lihat tadi
mbak menggaruk nggaruk kepala ?
Pasien : Keluarga saya yang membawa kesini. Iya kepala dan badan saya
gatal.
 

Perawat : Baik lah bagaimana kalau kita membicarakan tentang kebersihan


diri ?
Pasien : Iya
Perawat : Setelah itu kita akan latihan cara membersihkan diri .Mau berapa
lama kita berbicang-bincang, mbak ? Bagaimana kalau 20
menit?
Pasien : Iya
Perawat : Dimana Mbak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau
dikamar sini saja.
Pasien : Iya
KERJA
Perawat : Sebelumnya saya ingin bertanya berapa kali mbak mandi dalam

sehari ? Apakah mbak sudah mandi ?

Pasien : Saya tidak pernah mandi, Sus.

Perawat : Menurut mbak apa kegunaan mandi itu ?

Pasien : Biar bersih, Sus.


Perawat : Apa alasan mbak sehingga tidak bisa merawat diri?
Pasien : Saya merasa malas dan tidak ada gunanya saya mandi.

Perawat : Menurut mbak apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan


diri
Pasien : Tidak gatal gatal kayak gini,Sus.
Perawat : Kira - kira tanda - tanda orang yang tidak merawat diri dengan
 baik seperti apa ya...?,
Pasien : Badan gatal dan bau, bau mulut, rambut kusut dan gatal.
Perawat : Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa
menurut mbak yang bisa muncul ?” 
?”  
Pasien : Bisa kutuan, kudis, Sus

Perawat : Apa yang mbak lakukan untuk merawat rambut dan muka?
 

Pasien : Saya tidak pernah merawat rambut dan muka saya,Sus.


Perawat : Kapan saja mbak menyisir rambut?
Pasien : Tidak Pernah
Perawat : Bagaimana dengan bedakan?
Pasien : Tidak pernah
Perawat : Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?” 
berdandan?” 
Pasien : Agar rapi dan cantik,Sus.
Perawat : Berapa kali mbak makan sehari?
Pasien : 3 kali sehari.
Perawat : Apa pula yang dilakukan setelah makan?” 
makan?” 
Pasien: K ita
ita harus sikat gigi setelah
setel ah makan.” 
makan.” 
Perawat : Di mana biasanya mbak berak/kencing?

Pasien : Di WC, Sus.

Perawat : Bagaimana membersihkannya?”. 


membersihkannya?”. 

Pasien : Tidak pernah saya bersihkan langsung saya pakai celana,Sus.

Perawat : Kan di WC ada sabun dan air jadi kita harus membersihkanya

dengan sabun.

Pasien : Iya

Perawat : Menurut mbak kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum

mandi apa yang perlu kita persiapkan?

Pasien : Kita perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi,

shampoo dan sabun serta sisir”. 


sisir”. 

Perawat : Benar sekali. Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, saya
 

akan membimbing mbak melakukannya ?

Pasien : Iya, Sus.

Perawat : Sekarang mbak siram seluruh tubuh mbak


mbak termasuk rambut lalu ambil
shampoo gosokkan pada kepala mbak sampai berbusa lalu bilas
sampai bersih. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh
tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan
lupa sikat gigi pakai odol. Giginya disikat mulai dari arah atas ke
 bawah. Gosok seluruh gigi mbak mulai dari depan sampai
 belakang. Bagus, lalu kumur - kumur sampai bersih. Terakhir
siram lagi seluruh tubuh mbak sampai bersih lalu keringkan
dengan handuk. mbak bagus sekali melakukannya. Selanjutnya
mbak pakai
mbak pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.” 
baik.” 

Pasien : Sudah,Sus.

Perawat : Bagus sekali.


TERMINASI
Perawat : Bagaimana perasaan mbak setelah mandi dan mengganti

 pakaian ?

Pasien : Saya merasa bersih dan segar,Sus.

Perawat : Sekarang coba mbak ulangi lagi tanda - tanda bersih dan rapi ?

Pasien : Badan tidak gatal dan wangi, tidak bau mulut, rambut tidak gatal

dan tidak kusut.

Perawat : Bagus sekali. Coba mbak sebutkan lagi apa saja cara – 
cara –  cara
 cara

mandi yang baik yang sudah mbak lakukan tadi ?”. 


?”. 
 

sien : Siram seluruh tubuh termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan
 pada kepala sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Selanjutnya
ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram
dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol. Giginya
disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi mbak
mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur - kumur
sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh sampai bersih lalu
keringkan dengan handuk.. Selanjutnya pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik.” 
baik.” 

Perawat : Bagus sekali. Bagus sekali mau berapa kali mbak mandi dan sikat
gigi...?

Pasien : 2 kali pagi dan sore.

Perawat : Bagus 2 kali pagi dan sore. Jika mbak melakukannya tanpa
diingatkan perawta mbak beri tanda M, tapi kalau mbak merapikan
tempat tidur dibantu atau diingatkan perawat mbak beri tanda B,
tapi kalau mbak tidak melakukannya mbak buat T.

Pasien : Baik

Perawat : Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan mbak

yang kedua. Mbak mau jam berapa?

Pasien : Jam 10

Perawat :Baik jam 10 pagi ya. Tempatnya


Tempatnya dimana mbak ? Bagaimana
Bagaimana kalau

dikamar lagi saja,

Pasien : Iya
 

Perawat : Jadi besok kita ketemu lagi disini jam 10 ya.

Pasien : Iya

Perawat : Baiklah selamat siang mbak

Pasien : Iya

STRATEGI PELAKSANAAN 2
Perawat : dian
Pasien : destiana
ORIENTASI

*Dikamar Pasien*
Perawat : Selamat pagi, Mbak. Perkenalkan saya perawat yang akan

membimbing mbak. Apakah mbak masih ingat ?

Pasien : Perawat Rio kan.


Perawat : Benar sekali. Bagaimana perasaan Mbak hari ini ?
Pasien : Baik
Perawat : Bagaimana mandinya?”Sudah di tandai dijadwal harian ? 

Pasien : Sudah, Sus.
Perawat : Hari ini kita akan latihan berdandan supaya mbak tampak rapi
dan cantik. Mari mbak kita dekat cermin dan bawa alat
alatnya( sisir, bedak, lipstick). Mau berapa lama kita berlatih
mbak ?
Pasien : Iya,

Perawat : bagaimana kalau 15 menit saja ?

Pasien : Iya
Perawat : Mbak mau dimana ? bagaimana kalo dikamar saja ?
 

Pasien : Iya
KERJA
Perawat : Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ?

Pasien : Sudah, Sus.

Perawat : Bagus….! Nach…sekarang disisir rambutnya dan cara memakai


 jilbab dengan baik dan yang rapi, bagus…!
Pasien : Iya, Sus.
Perawat : Apakah mbak biasa
mbak biasa pakai bedak?”
Pasien : Tidak.
Perawat : Coba dibedakin mukanya mbak, yang rata dan tipis
Pasien : Kayak gini,Sus.
Perawat : Bagus sekali.” “ mbak, punya lipstik mari dioles tipis.
Pasien : Sudah,Sus.
Perawat : Nach…coba lihat dikaca ?
: Nach…coba dikaca ?
Pasien : Cantik ya, Sus
Perawat : Cantik Sekali.

TERMINASI
Perawat : Bagaimana perasaan mbak belajar berdandan ? 

Pasien : Saya merasa cantik,Sus.

Perawat : Mbak jadi tampak segar dan cantik,. Coba mbak jelaskan lagi
 bagaimana cara berdandan seperti tadi ?

Pasien : Rambutnya disisir, pakai bedak tipis dan lipstik tipis.

Perawat: Bagus sekali. Mari masukkan dalam jadwalnya. Kegiatan harian, sama
 jamnya dengan mandi. beri tanda kalau sudah dilakukan
Seperti M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B

( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak )


 

tidak melakukani? 

Pasien : Iya

Perawat : Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan

mbak yang ketiga. mbak mau jam berapa?

Pasien : Jam 8

Perawat : Baik jam 8 pagi ya. Tempatnya dimana mbak? bagaimana kalau

diruang makan saja,

Pasien : Iya

Perawat : Jadi besok kita ketemu lagi disini jam 8 ya

Pasien : Iya

Perawat : Baiklah selamat siang mbak

Pasien : Iya

STRATEGI PELAKSANAAN 3
Perawat : gifari
Pasien : jesiska
ORIENTASI
*Diruang makan*
Perawat : Selamat pagi, Mbak. Perkenalkan saya perawat yang akan

membimbing mbak. Apakah mbak masih ingat ?

Pasien : Perawat Rio kan.

Perawat : Benar sekali. Bagaimana perasaan Mbak hari ini ? Mbak tampak
 

  rapi dan cantik sekali ?


Pasien : Baik, terima kasih
Perawat : Hari ini kita akan berlatih bagaimana makan dengan baik.
Seperti janji kita kemari kita ketemu diruang
dir uang makan pagi ini ya
mbak ? Mbak mau berapa lama ?
Pasien : Iya,

Perawat : bagaimana kalau 15 menit saja ?

Pasien : Iya

KERJA

Perawat : Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan?

Pasien : Saya biasa langsung makan, Sus.

Perawat : Dimana mbak makan?”


makan?”  
Pasien : Dikamar, Sus.
Perawat : Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari
kita praktekkan!
Pasien : Iya
Perawat : Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum

disantap kita berdoa dulu. Silakan mbak yang pimpin!.


Pasien : Iya,Sus.

Perawat : Bagus.. “Mari kita makan..


makan.. saat makan kita harus menyuap
makanan satu - satu dengan pelan - pelan. Ya, Ayo,
A yo, sayurny
sayurnyaa
dimakanya.”  
dimakanya.”

Pasien : Sudah,Sus.
Perawat : “Setelah makan kita bereskan piring, dan gelas yang kotor  
Pasien : Sudah, Sus
 

Perawat : Ya betul, dan kita akhiri dengan cuci tangan

Pasien : Sudah, Sus

Perawat : Ya Bagus
TERMINASI
Perawat : Bagaimana perasaan mbak setelah kita makan bersama – 
bersama –  
sama ?

Pasien : Saya merasa kenyang,Sus.

Perawat : Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, coba jelaskan

lagi ?

Pasien : Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Setelah
itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa
dulu. saat makan kita harus menyuap makanan satu - satu dengan
 pelan - pelan. Setelah makan kita bereskan piring, dan gelas yang
yang
kotor. dan kita akhiri dengan cuci tangan.

Perawat : Bagus sekali. Mari masukkan dalam jadwalnya. Kegiatan


harian, sama jamnya dengan mandi. beri tanda kalau sudah

dilakukan Seperti M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa


disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T
( tidak ) tidak melakukani? 

Pasien : Iya

Perawat : Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan

mbak yang keempat. mbak mau jam berapa?

Pasien : Jam 8
 

Perawat : Baik jam 8 pagi ya. Tempatnya dimana mbak? bagaimana kalau

dikamar mandi saja

Pasien : Iya

Perawat : Jadi besok kita ketemu lagi disini jam 8 ya

Pasien : Iya

Perawat : Baiklah selamat siang mbak

Pasien : Iya

STRATEGI PELAKSANAAN 4
Perawat : trise
Pasien : mimin
ORIENTASI

Perawat : Selamat pagi, Mbak. Perkenalkan saya perawat yang akan

membimbing mbak. Apakah mbak masih ingat ?

Pasien : Perawat Rio kan.


Perawat : Benar sekali. Bagaimana perasaan Mbak hari ini ? Mbak tampak
rapi dan cantik sekali ?
Pasien : Baik, terima kasih
Perawat : Hari ini kita akan berlatih bagaimana melakukan BAB/BAK
dengan baik. Seperti janji kita kemari kita ketemu dikamar
mandi pagi ini ya mbak ? Mbak mau berapa lama ?
Pasien : Iya,

Perawat : bagaimana kalau 20 menit saja ?


 

 
Pasien : Iya

KERJA
Perawat : Bagaimana kebiasaan mbak saat cebok setelah BAK/BAB ?

Pasien : Saya biasa langsung siram aja, Sus.

Perawat : Cara cebok yang bersih setelah mbak berak yaitu dengan
menyiramkan air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik
ya, …… Cara seperti ini berguna
ini berguna untuk mencegah masuknya
kotoran / tinja yang ada di
di anus ke bagian kemaluan kita” 
kita”  

“Setelah mbak selesai cebok, jangan lupa tinja / air kencing yang
ada di kakus / WC dibersihkan. Caranya siram tinja / air kencing
tersebut dengan air secukupnya sampai tinja / air kencing itu
tidak tersisa di kakus / WC. Jika mbak membersihkan tinja / air
kencing seperti ini, berarti mbak ikut mencegah menyebarnya
kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing.

Pasien : Iya, Sus.


Perawat : Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC
/ kakus,
Pasien : Iya

Perawat : lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun

Pasien : Iya,Sus.

TERMINASI
Perawat : Bagaimana perasaan mbak setelah kita membicarakan
tentang cara BAK/BAB yang baik?” 
 

Pasien : Saya jadi tau,Sus.

Perawat : Coba mbak  jelaskan ulang tentang cara BAB? BAK yang baik.”
baik.”
Pasien : Cara cebok yang bersih setelah berak yaitu dengan menyiramkan
air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik. Cara seperti ini
 berguna untuk mencegah masuknya kotoran / tinja yang ada di
anus ke bagian kemaluan kita” “Setelah selesai cebok, jangan 
jangan  
lupa tinja / air kencing yang ada di kakus / WC dibersihkan.
Caranya siram tinja / air kencing tersebut dengan air secukupnya
sampai tinja / air kencing itu tidak tersisa di kakus / WC. Jika
membersihkan tinja / air kencing seperti ini, berarti ikut
mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada
kotoran/ air kencing.
Perawat : Bagus sekali. Mari masukkan dalam jadwalnya. Kegiatan harian,

sama jamnya dengan mandi. beri tanda kalau sudah dilakukan

Seperti M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan )

kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani?  

Pasien : Iya

Perawat : Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauh mana
mbak bisa
mbak bisa melakukan jadual kegiatannya.” 

Pasien : Iya

http://io-note.blogspot.co.id/2017/06/strategi-pelaksanaan-sp-defisit-perawatan-

diri-dpd-keperawatan-jiwa.html
STRATEGI PELAKSANAAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI

PADA PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

SP 1 PASIEN

TINDAKAN:

1. Identifikasi penyebab isolasi sosial, siapa yang serumah, siapa yang dekat,
yang tidak dekat, dan apa sebabnya.
2. Keuntungan punya teman dan bercakap-cakap.
3. Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap.
4. Latih cara bercakap-cakap dengan anggota keluarga dalam 1 kegiatan harian.
5. Masukkan dalam jadwal untuk kegiatan harian.

Strategi Komunikasi:

1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi bapak/ibu, perkenalkan sama saya ….., saya perawat
yang akan merawat bapak/ibu. Boleh saya tau nama bapak/ibu siapa?”
b. Validasi/Evaluasi
“ Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Apakah semalam tidurnya
nyenyak? Apakah hari ini bapak/ibu ada keluhan?”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang mengenai
perasaan bapak/ibu tentang keluarga dan teman bapak/ibu?”
2) Waktu
“Mau berapa lama kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalau 10 menit saja?”
3) Tempat
“Bapak/ibu mau dimana kita berbincang-bincang? Apa
disini?”
2. Fase Kerja
“Apa yang bapak/ibu rasakan selama dirawat disini? Siapa saja yang
bapak/ibu kenal di ruangan ini? Apa saja kegiatan yang biasa bapak/ibu
lakukan dengan teman-teman yang bapak/ibu kenal? Apa yang menghambat
bapak/ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan teman? Menurut
bapak/ibu ala saja keuntungan kalau kita mempunyai teman? Iya benar, ada
teman untuk diajak berbincang-bincang. Apa lagi? Kalau kerugian
mempunyai teman apa kira-kira bapak/ibu? Kalau begitu apakah bapak/ibu
ingin belajar bergaul dengan teman-teman yang lain?”
“Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain,
caranya begini, berkenalan dengan orang lain kita berjabat tangan, kemudian
Sebutkan nama kita dan nama panggilan yang kita sukai, lalu menyebutkan
asal dan hobi kita. Contoh: nama saya ......, senang dipanggil dengan ...... Asal
saya dari ....... Hobinya ......”
“Selanjutnya bapak/ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contoh: nama kamu siapa? Senang dipanggil siapa? Asalnya darimana atau
hobinya apa? Sekarang bapak/ibu coba! Misalnya saya belum kenal dengan
bapak/ibu. Cuma berkenalan dengan saya. Bagus bapak/ibu. Setelah
bapak/ibu berkenalan dengan orang tersebut, bapak/ibu bisa melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menurut bapak/ibu menyenangkan untuk
dibicarakan. Misalnya tentang hobi, cuaca, keluarga, pekerjaan dan lain
sebagainya”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Respon Pasien
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berbincang-
bincang?”
2) Evaluasi Objektif
“ Bisa bapak/ibu coba ulangi kembali cara berkenalan dengan
satu orang ke teman di ruangannya“
b. Rencana Tindak Lanjut
“Bapak/ibu kegiatan hari ini kita masukkan ke jadwal harian
bapak/ibu. Bapak/ibu ingin berapa kali melakukannya? Bagus
bapak/ibu.”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Bagaimana kalau besok kita berjumpa lagi dengan
membahas cara berkenalan 2 - 3 orang dalam satu kegiatan?”
2) Waktu
“Bagaimana kalau setelah senam pagi?”
3) Tempat
“Tempatnya disini saja ya bapak/ibu? Sampai jumpa besok
ya.

SP 1 KELUARGA

TINDAKAN:

A. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.


B. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya isolasi sosial
(gunakan booklet).
C. Jelaskan cara merawat pasien isolasi sosial.
D. Latih cara merawat: bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian.

Strategi Komunikasi:

1. Fase Orientasi
“Selamat pagi, bapak/ibu. Perkenalkan saya perawat …. Saya yang merawat
anak Ibu. Nama bapak/ibu siapa? Senang di panggil apa? Bagaimana perasaan
bapak/ibu hari ini? Bagaimana keadaan anak …. sekarang? Bagaimana kalau
kita berbincang-bincang tentang masalah anak bapak/ibu dan cara perawatan
nya? Kita diskusikan di sini saja ya? Berapaa lama bapak/ibu punya waktu?
Bagaimana kalau setengah jam?”
2. Fase Kerja
“Apa masalah yang bapak/ibu hadapi dalam merawat anak bapak/ibu? Apa
yang sudah di lakukan? Masalah yang di alami oleh anak bapak/ibu di sebut
isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala penyakit yang juga di alami oleh
pasien-pasien gangguan jiwa lain. Tanda-tandanya antara lain tidak mau
bergaul dengan orang lain,mengurung diri, kalaupun berbicara hanya sebentar
dengan wajah menunduk. Biasanya masalah ini muncul karena memiliki
pengalaman yang mengecewakan saat berhubungan denganorang lain,seperti
sering di tolak,tidak di hargai,atau berpisah dengan orang-orang terdekat.”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak di atasi maka seseorang dapat
mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang
sebetulnya tidak ada. Untuk menghadapi keadaan yang demikian bapak/ibu
dan anggota keluarga lainnya harus bersabar menghadapi pasien. Untuk
merawat pasien, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama keluarga
harus membina hubungan saling percaya dengan pasien yang caranya adalah
bersikap peduli dengan dengan pasien dan jangan ingkar janji. Kedua keluarga
perlu memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk dapat
melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang
wajar dan jangan mencela kondisi pasien. Selanjutnya jangan biarkan pasien
sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien misalnya
ibadah bersama, makan bersama, rekreasi bersama,cmelakukan kegiatan
rumah tangga bersama. Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk
melakukan semua cara itu? Begini contoh komunikasinya, bapak/ibu.
“Bapak/ibu lihat sekarang kamu sudah dapat bercakap-cakap dengan orang
lain. Perbincangan juga lumayan lama. Bapak/ibu senang sekali melihat
perkembangan kamu,Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan saudara yang
lain. Lalu bagaimana kamu kalau mulai sekarang kamu ikut beribadah. Kalau
di rumah sakit ini, kamu ibadah di mana? Kalau nanti di rumah, kamu ibadah
bersama-sama keluarga atau di tempat ibadah? Bagaimana, kamu mau coba
kan,nak?” Nah coba sekarang bapak/ibu peragakan cara komunikasi seperti
yang telah saya contohkan. Bagus, bapak/ibu. Bapak/ibu telah memperagakan
dengan baik sekali. Sampai sini ada yang ingin di tanyakan bapak/ibu?”
3. Fase Terminasi
“Baiklah waktunya sudah habis.Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita
latihan tadi? Coba bapak/ibu ulangi lagi apa yang di maksud dengan isolasi
sosial dan tanda-tanda orang yang mengalami isolasi sosial. Selanjutnya dapat
bapak/ibu sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak/ibu yang
mengalami masalah isolasi sosial. Bagus sekali bapak/ibu, bapak/ibu dapat
menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut. Nanti kalau ketemu
pasien coba bapak/ibu lakukan dan tolong ceritakan kepada semua keluarga
agar mereka juga melakukan hal yang sama. Bagaimana kalau kita bertemu
tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada anak bapak/ibu? Kita ketemu di
rumah ibu saja, pada pukul yang sama, selamat pagi”.

SP 2 PASIEN

TINDAKAN:

1. Evaluasi kegiatan bercakap-cakap (berapa orang). Beri pujian.


2. Latih cara bercakap-cakap dengan 2 orang lain dalam 2 kegiatan harian.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan bercakap-cakap dengan 2-3
orang: tetangga atau tamu, saat melakukan kegiatan harian.

Strategi Komunikasi:

1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi bapak/ibu. Apa masih ingat dengan saya?"*
b. Validasi/ Evaluasi
"Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Apa tidur semalam nyenyak?
Masih ingat bapak/ibu cara berkenalan? Coba bapak/ibu ulangi lagi,
bagus bapak/ibu. Apa bapak/ibu sudah bercakap-cakap dengan teman
di ruangan ini? Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah bercakap-cakap
dengan temannya di ruangan. Bagus bapak/ibu"
c. Kontrak
1) Topik
"Baiklah bapak/ibu sesuai kontrak kita kemarin, hari ini kita
berkenalan dengan 2-3 orang dalam 1 kegiatan".
2) Waktu
“Kita berbincang- bincang selama 10 menit ya bapak/ibu?”
3) Tempat
“Kita berbincang-bincang disini saja ya bapak/ibu”
2. Fase Kerja
"Baiklah bapak/ibu pada hari ini saya akan mengajarkan cara berkenalan
dengan 2-3 orang dalam kegiatan. Apa bapak/ibu sering mengikuti kegiatan
TAK. Senam, atau kegiatan lainnya di rehabilitas? Bagus bapak/ibu. Jadi
kalau kita mengikuti kegiatan, sebelum kegiatan dimulai kita perkenalan dulu
sebutkan nama, senang dipanggil apa dan hobi, setelah itu nanti bapak/ibu
tanya juga hal yang sama dengan teman dalam mengikuti kegiatan bersama
bapak/ibu. Bapak/ibu mari kita kumpul bersama teman bapak/ibu. Coba
bapak/ibu lakukan bagaimana kita berkenalan dalam mengikuti kegiatan.
Bagus bapak/ibu ".
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Respon Klien
1) Evaluasi Subjektif
"Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita melakukan cara
berkenalan dalam 1 kegiatan?"
2) Evaluasi Objektif
"Bisa bapak/ibu coba ulangi kembali cara berkenalan dalam
kegiatan. Bagus bapak/ibu ".
b. Rencana Tindak Lanjut
"Bapak/ibu kegiatan hari ini kita masukkan ke jadwal harian, mau
berapa kali dalam sehari bapak/ibu mempraktekkan cara berkenalan
dalam kegiatan? Nanti dilakukan ya bapak/ibu ".
c. Kontrak yang akan datang

1) Topik
"Baiklah kalau begitu bapak/ibu. sampai disini dulu
pertemuan kita. Untuk pertemuan selanjutnya, kita ketemu
besok saya akan mengajarkan bapak/ibu cara berkenalan
dengan 4-5 orang dalam kegiatan".
2) Waktu
"Bapak/ibu mau jam berapa? Bagaimana besok jam … saja?"
3) Tempat
"Bapak/ibu mau dimana? Disini saja ya bapak/ibu, baiklah
sampai jumpa besok bapak/ibu”

SP 2 KELUARGA

TINDAKAN:

A. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien bercakap-cakap


saat melakukan kegiatan harian. Beri pujian.
B. Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat melibatkan pasien bercakap-cakap
(makan, solat bersama).
C. Latih cara membimbing pasien bercakap-cakap dan member pujian.

Strategi Komunikasi:
1. Fase Orientasi
“Selamat pagi bapak/ibu, bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Bapak/ibu
masih ingat latihan merawat anak bapak/ibu seperti yang telah kita pelajari
beberapa hari yang lalu? Mari praktikan langsung ke anak bapak/ibu. Berapa
lama waktu bapak/Ibu? Baik kita akan coba 30 menit Sekarang mari kita
temui pasien.”
2. Fase Kerja
“Selamat pagi. Bagaimana perasaan (nama pasien) hari ini? Bapak/ibu , (nama
pasien) ingin bercakap-cakap. Beri salam! Bagus (nama pasien). Tolong
tunjukkan jadwal kegiatannya”
“Nah bapak/ibu, sekarang bapak/ibu dapat mempraktikan apa yang sudah kita
lakukan beberapa hari lalu.”
“Bagaimana perasaan (nama pasien) setelah berbincang-bincang dengan orang
tua (nama pasien)? Baiklah, sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat
dulu.
3. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita latihan tadi? Bapak/ibu sudah
bagus. Mulai sekarang bapak/ibu sudah dapat melakukan cara merawat tadi
kepada pasien, tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan
pengalaman bapak/ibu melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari.
Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang bapak/ibu Sampai jumpa”

SP 3 PASIEN

TINDAKAN:

1. Evaluasi kegiatan bercakap-cakap (berapa orang) saat melakukan 2 kegiatan


harian. Beri pujian.
2. Latih cara bercakap-cakap (4-5 orang) dalam 2 kegiatan harian baru.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan bercakap-cakap dengan 4-5
orang saat melakukan 4 kegiatan harian.

Strategi Komunikasi:

1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi bapak/ibu”
b. Validasi/ Evaluasi
"Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Apa tidur semalam nyenyak?
Apa bapak/ibu sudah bercakap-cakap dengan teman di ruangan ini?
Coba bapak/ibu ulangi lagi cara berkenalan dengan 2 orang dalam
kegiatan. Bagus bapak/ibu.”
c. Kontrak
1) Topik
"Baiklah bapak/ibu sesuai kontrak kita kemarin, hari ini kita
berkenalan dengan 4-5 orang dalam kegiatan".
2) Waktu
"Kita latihannya selama 10 menit ya bapak/ibu "
3) Tempat
"Tempatnya disini saja ya bapak/ibu”
2. Fase Kerja
"Baiklah bapak/ibu hari ini saya akan mengajarkan cara berkenalan dengan 4-
5 orang dalam kegiatan. Cara ini hampir sama dengan cara berkenalan 2-3
orang yang kemarin kita bahas. Apa bapak/ibu sering mengikuti kegiatan
TAK atau kegiatan lainnya? Bagus bapak/ibu. Jadi kalau kita mengikuti
kegiatan, sebelum kegiatan dimulai kita perkenalan dulu sebutkan nama,
senang dipanggil apa dan hobi, setelah itu nanti bapak/ibu tanya juga hal yang
sama dengan teman dalam mengikuti kegiatan bersama bapak/ibu. Bapak/ibu
mari kita kumpul bersama teman. Bapak/ibu bisa lihat saya. Coba bapak/ibu
lakukan bagaimana kita berkenalan dalam mengikuti kegiatan. Bagus
bapak/ibu”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Respon Klien
1) Evaluasi Subjektif
"Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita melakukan cara
berkenalan 4-5 orang dalam kegiatan?"
2) Evaluasi Objektif
"Bisa bapak/ibu coba ulangi kembali cara berkenalan 4-5 orang
dalam kegiatan. Bagus bapak/ibu"
b. Rencana Tindak Lanjut
"Bapak/ibu kegiatan hari ini kita masukkan ke jadwal harian, mau
berapa kali dalam sehari bapak/ibu mempraktekkan cara berkenalan
dengan 4-5 orang dalam kegiatan? Nanti dilakukan ya bapak/ibu”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
"Baiklah kalau begitu bapak/ibu, sampai disini dulu pertemuan
kita. Untuk pertemuan selanjutnya, kita ketemu besok saya
akan mengajarkan bapak/ibu cara berkenalan dalam mengikuti
kegiatan social".
2) Waktu
"Bapak/ibu mau jam berapa? Bagaimana besok jam….?"
3) Tempat
"Bapak/ibu besok kita ketemu disini lagi, baiklah sampai
jumpa besok bapak/ibu”

SP 3 KELUARGA

TINDAKAN:
A. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien bercakap-cakap
saat melakukan kegiatan harian dan rumah tangga. Beri pujian.
B. Jelaskan cara melatih pasien dalam melakukan kegiatan sosial, seperti
berbelanja, meminta sesuatu, dll.
C. Latih keluarga mengajak pasien belanja.

Strategi Komunikasi:

1. Fase Orientasi
“Selamat pagi bapak/ibu, apa kabar bapak/ibu hari ini? Apakah bapak/ibu
masih ingat tentang diskusi kita sebelumnya? Iya, bagus ya bapak/ibu kalau
sudah faham. Baik bapak/ibu, sekarang kita akan latih anak bapak/ibu dalam
berinteraksi dengan orang sekitar ya bapak/ibu kita akan berlatih selama 10
menit, gimana bapak/ibu setuju? Disini saja ya bapak/ibu, baik bapak/ibu kita
berlatih disini ya bapak/ibu?
2. Fase Kerja
“Nah bapak/ibu kan sudah tahu kondisi anak bapak/ibu saat ini, jadi anak
bapak/ibu perlu bimbingan bapak/ibu dalam bersosialisasi atau berkenalam
dengan orang disekitarnya. Apakah bapak/ibu sudah membantu anak
bapak/ibu berkenalan dengan orang disekitranya? Sudah berapa orang yang di
ajak kenalan bapak/ibu? Wah sudah beberapa orang ya bapak/ibu, bagus
sekali bapak/ibu. Sekarang latih anak bapak/ibu untuk terbiasa dengan orang
lain ya bapak/ibu, contohnya seperti berbelanja di warung, mengantarkan
makanan ke teman yang lain. Bagaimana bapak/ibu, apakah bapak/ibu dapat
memahaminya? Baik bapak/ibu”
3. Fase Terminasi
“Bagaiamana perasaan bapak/ibu setelah kita berbicara tentang hari ini? Bisa
bapak/ibu sebutkan apa yang harus bapak/ibu lakukan selanjutnya? Iya baik
bapak/ibu, untuk kegiatan selanjutnya jika anak bapak/ibu sudah bisa pulang.
bapak/ibu bisa latih pasien untuk lebih berinteraksi dengan tenagga di rumah
ya bapak/ibu, seperti berbincang, berbelanja di warung, dan sebagainya.
Untuk pertemuan hari ini cukup ya bapak/ibu, besok dilanjutkan lagi ,
bapak/ibu mau jam berapa? Jam … ? Baiklah bapak/ibu. Terimakasih ya
bapak/ibu”

SP 4 PASIEN

TINDAKAN:

1. Evaluasi kegiatan bercakap-cakap saat melakukan 4 kegiatan harian. Beri


pujian.
2. Latih cara bercakap-cakap dalam kegiatan sosial: belanja ke warung, meminta
sesuatu, menjawab pertanyaan
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan bercakap-cakap dengan >5
orang, orang baru, saat melakukan kegiatan harian, dan sosialisasi

Strategi Komunikasi:

1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi bapak/ibu”
b. Validasi/Evaluasi
"Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Apa tidur semalam nyenyak?
Coba bapak/ibu ulangi lagi cara berkenalan dengan 4-5 orang dalam
kegiatan. Bagus bapak/ibu”
c. Kontrak
1) Topik
"Baiklah bapak/ibu sesuai kontrak kita kemarin, hari ini kita
berkenalan dan berlatih berbicara dalam kegiatan social".
2) Waktu
"Kita latihannya selama 10 menit ya bapak/ibu”
3) Tempat
"Tempatnya disini saja ya bapak/ibu”
2. Fase Kerja
"Baiklah bapak/ibu hari ini kita akan berlatih melakukan kegiatan sosial.
Besok, kalau bapak/ibu sudah pulang ke rumah jadi bapak/ibu bisa melakukan
kegiatan sosial seperti berbelanja di warung dekat rumah. Bapak/ibu bisa lihat
saya, coba sekarang bapak/ibu praktekkan. Bagus bapak/ibu”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Respon Klien
1) Evaluasi Subjektif
"Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita melakukan
kegiatan tadi".
2) Evaluasi Objektif
"Bisa bapak/ibu coba ulangi kembali cara berkenalan dan
berbicara dalam kegiatan social".
b. Rencana Tindak Lanjut
"Bapak/ibu kegiatan hari ini kita masukkan ke jadwal harian, mau
berapa kali dalam sehari bapak/ibu mempraktekkan cara berbicara dan
berkenalan dalam kegiatan social"
c. Kontrak yang akan dating
1) Topik
"Baiklah kalau begitu bapak/ibu, sampai disini dulu
pertemuan kita. Untuk pertemuan selanjutnya, kita akan
evaluasi mengenai berkenalan sampai kegiatan sosial"
2) Waktu
"Bapak/ibu mau jam berapa? Bagaimana nanti jam …..?"
3) Tempat
"Bapak/ibu nanti kita ketemu disini lagi, baiklah sampai
jumpa nanti bapak/ibu”

SP 4 KELUARGA
TINDAKAN:

A. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien bercakap-cakap


saat melakukan kegiatan harian, RT, berbelanja. Beri pujian.
B. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh dan rujukan.
C. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian.

Strategi Komunikasi:

1. Fase Orientasi
“Selamat pagi bapak/ibu, bagaiaman kabarnya hari ini? Baik sesuai janji kita
kemarin hari ini saya akan melanjutkan kegiatan hari ini. Apakah bapak/ibu
masih ingat apa yang kita diskusikan semalam? Bagus bapak/ibu, nah sesuai
janji kita hari ini kita akan diskusi tentang kegiatan bersosialisasi di
lingkungan sekitar bapak/ibu,, bagaimana apakah bapak/ibu bersedia? Berapa
lama kita akan berbincang-bincang bapak/ibu? Baik bapak/ibu, disini saja ya
bapak/ibu,? Baik bapak/ibu”
2. Fase Kerja
“Coba bapak/ibu jelaskan sedikit apasih sosialisasi itu? Apa saja si
keuntungan dan kerugian kalau kita bersosialisasi? Coba bapak/ibu sebutkan
kegiatan bersosialisasi apa saja? Wah bagus sekali bapak/ibu, nah di luarsana
kan ada kerja bakti, jadi bapak/ibu bisa mengajak anak bapak/ibu untuk
bergabung disana, agar anak bapak/ibu bisa berinteraksi dengan orang
sekitranya”
3. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berdiskusi tadi, apakah bapak/ibu
mengerti apa yang kita bahas tadi? Iya baik bapak/ibu, Nah setelah anak
bapak/ibu mengikuti acara atau gotong royong jangan lupa dimasukkan ke
jadwal harian anak bapak/ibu ya , baik bapak/ibu hari ini sampai disini dulu,
apakah ada yang ingin ditanyakan? Baik bapak/ibu, besok kita ketemu lagi ya,
bapak/ibu bisa nya jam berapa? Baik, terimakasih ya bapak/ibu”
STRATEGI PELAKSANAAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI
HALUSINASI

DOSEN PENGAMPU : Ns. Ni Putu Dita Wulandari, M.Kep., Sp.Kep.J

OLEH :
KELOMPOK 1

1. NI PUTU YOANI KUMALA DEWI (C1119003)


2. NI PUTU LILI FEBRIANA (C1119008)
3. A.A AYU SINTA DEWI (C1119009)
4. NI KADEK VALENTINA ARI PUTRI (C1119011)
5. NYOMAN AMARA TRESNASARI (C1119017)
6. A.A KETUT NIKEN KUSUMANINGRUM (C1119018)
7. MAYDELINA AYU TABITA WABANG (C1119020)
8. I MADE DWI KARTIKA PUTRA (C1119021)
9. I PUTU BAGUS PRADHANA PUTRA (C1119027)
10. NI KOMANG TYA CAHYANI (C1119029)
11. I GEDE PUTU OKA (C1119035)
12. RIRIN SEPTIANA (C1119036)
13. LUH ERNA HANDAYANI (C1119037)
14. NI MADE RISMA YANTI (C1119038)
15. IDA AYU NYOMAN AGUNG DIAH RASTITI (C1119039)
16. NI LUH PUTU SRI ADNYANI (C1119040)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA USADA BALI
2021
STRATEGI PELAKSANAAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI
HALUSINASI

SP 1 PASIEN
1. Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon.
2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan kegiatan.
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik.

STRATEGI KOMUNIKASI (SP 1)

1) TAHAP ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
”Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa Stikes bina usada bali yang akan merawat bapak
Nama Saya ……….., bisa di panggil Sinta Nama ibu siapa? Ibu lebih senang dipanggil
dengan sebutan apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan tidak?”
c. Kontrak
1. Topik
“Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut ibu sebaiknya
kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang suara dan sesuatu yang
selama ini Ibu dengar dan lihat tetapi tidak tampak wujudnya?”
2. Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu maunya berapa menit? Bagaimana
kalau 10 menit? Bisa?”
3. Tempat
“Di mana kita akan bincang-bincang ???”
“Bagaimana kalau di ruang tamu saya ???”
2) TAHAP KERJA
“Apakah Ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
“Apa yang dikatakan suara itu?”
“Apakah Ibu melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk?”
“Seperti apa yang kelihatan?”
“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja?”
“Kapan paling sering Ibu melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut?”
“Berapa kali sehari Ibu mengalaminya?”
“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”
“Apa yang Ibu rasakan pada saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Ibu lakukan saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Ibu lakukan saat mendengar suara tersebut?”
“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan agar tidak
muncul?”
“Ibu ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Keempat, minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
“Caranya seperti ini:
1) Saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu bilang dalam hati, “Pergi Saya tidak mau
dengar … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara
itu tidak terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu………….. bagus! Coba lagi!
Ya bagus Ibu sudah bisa.”
2) Saat melihat bayangan itu muncul, langsung Ibu bilang, pergi Saya tidak mau
lihat………………. Saya tidak mau lihat. Kamu palsu. Begitu diulang-ulang sampai
bayangan itu tak terlihat lagi. Coba Ibu peragakan! Nah begitu……….. bagus! Coba
lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa.”
3) TAHAP TERMINASI
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu dengan obrolan kita tadi? Ibu merasa senang tidak dengan latihan
tadi?”
b. Evaluasi objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba Ibu simpulkan pembicaraan kita
tadi.”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan itu agar tidak muncul lagi.”
c. Rencana tindak lanjut
“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silakan Ibu coba cara tersebut!
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?”
(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien,
Jika ibu melakukanya secara mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya
dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak
melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu mengerti?).
d. Kontrak yang akan datang
1. Topik
“Ibu, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya berbicara dengan
orang lain saat bayangan dan suara-suara itu muncul?”
2. Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 WIB, bisa?”
3. Tempat
“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai jumpa
besok.
SP 2 PASIEN
1. Evaluasi kegiatan menghardik.
2. Beri pujian.
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas minum obat).
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat.

STRATEGI KOMUNIKASI (SP 2)

A. FASE ORIENTASI :
a. Salam terapeutik : ” Selamat pagi, ibu? Masih ingat saya ???
b. Evaluasi validasi : ” ibu tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini ? sudah siap
kita berbincang bincang? masih ingat dengan kesepakatan kita tadi, apa itu ? apakah ibu
masih mendengar suara- suara yang kita bicarakan kemarin?
c. Kontrak
1. Topik :
”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang obat-
obatan yang ibu minum.”
2. Tempat :
”dimana tempat yang menurut ibu cocok untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalu di ruang tamu? ibu setuju?”
3. Waktu :
”kita nanti akan berbincang kurang lebih ..... menit, bagaimana ibu setuju?”

B. FASE KERJA
”Baik ibu, sebelum saya memberikan dan menjelaskan tentang obatnya saya pastikan lagi ya
ibu, apakah ibu benar dengan Ibu X? Saya coba lihat kartu namanya ya ibu”
”Baik ibu, sudah benar. Jadi ini adalah jenis obat yang harus diminum oleh ibu setiap hari. Ini
Obat yang warnanya putih bulat ini namanya risperidone dosis awalnya 2 mg dan yang warna
putih lonjong dosis awalanya 1 mg nama obatnya clonazepam (Klonopin) kedua obat ini
diminum 2x dalam sehari siang dan malam, dan Obat citalopram (Celexa) yang warnanya
cream dengan dosis maksimumnya 40 mg perhari obat ini bisa ibu minum saat malam, obat
ini berfungsi untuk mengendalikan suara yang sering ibu dengar sedangkan yang warnanya
putih agar ibu tidak merasa gelisah. Kedua obat ini mempunyai efek samping diantaranya
mulut kering, mual, mengantuk, ingin meludah terus, kencing tidak lancar. Nanti ibu minum
obatnya pakai air minum ya ibu. Untuk kadaluarsa obatnya sampai tahun 2023. Sudah jelas
ibu? Tolong nanti ibu sampaikan ke dokter apa yang ibu rasakan setelah minum obat ini. Obat
ini harus diminum terus, mungkin berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun tergantung dengan
kondisi ibu. Kemudian ibu jangan berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter, gejala
seperti yang ibu alami sekarang akan muncul lagi, jadi ada enam hal yang harus diperhatikan
oleh ibu pada saat minum obat yaitu benar jenis obat, benar dosis, benar cara pemberian obat,
benar waktu, benar frekuensi, dan kontinuitas minum obat. Ingat ya ibu..?”
”Nanti ibu bisa buat jadwal harian untuk catat kapan ibu minum obat agar tidak lupa, Jika ibu
melakukannya secara mandiri bisa tulis huruf M, tulis huruf D jika ibu diingatkan, tulis huruf
TM bila ibu tidak minum obat”

C. FASE TERMINASI
• Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, saya senag sekali ibu
mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang?”
• Evaluasi obyektif : ”coba ibu jelaskan lagi obat apa yang diminum tadi? Kemudian berapa
dosisnya?
• Tindak lanjut : ”tolong nanti ibu minta obat ke perawat kalau saatnya minum obat.”
• Kontrak yang akan datang
Topik:
”bagaimana ibu kalau kita berbincang bincang lagi tentang apa yang biasanya ibu bayangkan”
Waktu :
”jam berapa ibu bisa? Bagaimana kalau jam 8 pagi ? ibu setuju?”
Tempat :
”Besok kita akan melakukan kegiatan di ruang makan. Terimakasih ibu sudah mau
berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”
SP 3 PASIEN
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan minum obat. Beri pujian.
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap saat terjadi halusinasi.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan bercakap-cakap.

STRATEGI KOMUNIKASI (SP 3)

A. FASE ORIENTASI
Selamat siang ibu, masih ingat dengan saya? Selama 30 menit kita akan bercakap- cakap
tentang masalah yang ibu rasakan di tempat ini ya ibu..
Baiklah ibu, bagaimana perasaan ibu hari ini? apakah ibu masih sering melihat bayangan ?
berapa kali ibu melihat bayangan hari ini? Saat kondisi apa? Apa yang ibu rasakan saat
bayangan itu datang? Apakah ibu sudah mempelajari apa yang sudah kita pelajari? Bagaimana
apakah dengan menghardik bayangan tersebut hilang? Apakah ibu sudah minum obat hari ini?
Baiklah ibu, tadi ibu sudah mengatakan kalau ibu sudah melakukan menghardik, sekarang coba
praktekkan kembali… bagus sekalii, coba sekarang perlihatkan pada suster jadwal kegiatan
latihan menghardiknya… bagus sekali.. hari ini ibu sudah minum obat, coba sebutkan lagi hari
ini ibu minum obat apa saja.. warnanya apa, berapa kali ibu minum obat setiap hari ?.. bagus
sekali. Baiklah hari ini akan belajar mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap,
tujuannya untuk mengurangi halusinasi ibu, di kursi depan?, 30 menit ya ibu.

B. FASE KERJA
Caranya begini ibu, ketika ibu melihat bayangan, coba ibu alihkan dengan mengajak orang lain
bercakap-cakap, topiknya bisa apa saja yang ibu sukai, dengan cara contohnya begini.. “tolong,
saya ingin bicara.. saya sedang melihat bayangan, ayo kita bercakap-cakap” kalau ibu sedang
dirumah dan melihat bayangan tersebut, ibu bisa mengajak keluarga di rumah untuk bercakap-
cakap, misalnya dengan ibu “ ibu saya melihat bayangan ayo kita bercakap-cakap” nah
bagaimana, ibu mengerti? coba sekarang ibu praktekkan cara yang sudah saya
ajarkan...bagus…bagus sekali Baik sekarang kita masukkan dalam jadwal harian kegiatan
ibu agar tidak lupa…berapa kali ibu mau berlatih bercakap-cakap? Coba ibu isi
jamnya…baguss.. nanti kalau ibu melakukannya secara mandiri bisa tulis huruf M, tulis huruf
D jika ibu diingatkan, tulis huruf TM bila ibu tidak minum obat”
C. FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berlatih tentang cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap?
Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol halusinasi? Coba sebutkan…baguss
Jangan lupa latihannya dikerjakan ya ibu !
Besok pagi kita akan bertemu lagi untuk melihat manfaat bercakap-cakap, dan berlatih cara
yang ke 4 untuk mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas, apa yang akan kita
lakukan? Oh merapikan tempat tidur, senam. mau jam berapa? Mau dimana? Baiklah sampai
bertemu besok ya, selamat pagi

SP 4 PASIEN
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik, obat dan bercakap-cakap. Beri pujian.
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan).
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan
kegiatan harian.

STRATEGI KOMUNIKASI (SP 4)

A. FASE ORIENTASI
Selamat pagi ibu, masih ingat dengan saya?
Baiklah ibu, bagaimana perasaannya hari ini? Apakah ibu masih melihat bayangan? berapa kali
ibu melihatnya hari ini?, saat kondisiapa melihat bayngan tersebut? Apa yang ibu rasakan saat
melihat bayangan tersebut?., apakah ibu sudah melakukan apa yang telah kita pelajari
sebelumnya? Bagaimana apakah dengan menghardik, bayangan itu berkurang? Apakah ibu
sudah minum obat hari ini?, lalu apakah ibu sudah mencoba latihan bercakap-cakap dengan
orang lain tentang bayangan yang dilihat.
Baiklah ibu, tadi ibu mengatakan kalau ibu sudah melakukan menghardik bayangan yang
datang, sekarang coba praktekkan kembali bagaimana R melakukannya?.. bagus sekali.. coba
sekarang perlihatkan pada suster jadwal latihannya. Hari ini ibu sudah minum obat? Berapa
obat yang ibu minum? Tolong sebutkan lagi warnanya., berapa kali ibu minum obat?
Baiklah, hari ini kita akan belajar cara keempat dari cara mengendalikan halusinasi yaitu
dengan cara melakukan aktivitas, tujuannya adalah agar bayangan tersebut berkurang

B. FASE KERJA
Caranya begini ibu, ketika ibu melihat bayangan, coba ibu alihkan dengan melakukan
kegiatan yang sudah rutin/terjadwal ibu lakukan, kegiatan bisa apa saja yang ibu suka,
dengan cara contohnya begini.. “ jika muncul suara-suara segera merapikan tempat tidur
sendiri atau membereskan meja makan” nah, bagaimana ibu mengerti? Coba sekarang ibu
praktikkan cara yang tadi sudah di ajarkan.. bagus.. bagus sekali.. ., baik sekarang kita
masukkan dalam jadwal harian kegiatan ibu agar tidak lupa…berapa kali ibu mau berlatih
kegiatan rutinnya, Coba ibu isi jamnya…baguss.. nanti kalau ibu melakukannya secara
mandiri bisa tulis huruf M, tulis huruf D jika ibu diingatkan, tulis huruf TM bila ibu tidak
minum obat”

C. FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan ibu setelah berlatih tentang cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan rutin/harian?
Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol halusinasi ?, coba sebutkan.. bagusss..
Jangan lupa latihannya dikerjakan ya ibu
Besok pagi kita akan bertemu lagi untuk melihat manfaat latihan untuk mengontrol halusinasi,
mau jam berapa? mau dimana? Baiklah sampai bertemu besok ya, selamat pagi
STRATEGI PELAKSANAAN HARGA DIRI RENDAH (HDR)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

 Mengkritik diri sendiri.


 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Penurunan produktifitas
 Penolakan terhadap kemampuan diri
 terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
 Berpakaian tidak rapih.
 Selera makan kurang
 tidak berani menatap lawan bicara.
 Lebih banyak menunduk.

2. Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Tujuan : Pasien mampu :

 Membina hubungan saling percaya


 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
 Menilai kemampuan yang dapat digunakan
 Menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
 Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
 Merencanakan kegiatan yang telah dilatih

4. Tindakan Keperawatan

1) Membina hubungan saling percaya dengan cara :

o Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien


o Perkenalkan diri dengan pasien
o Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
o Buat kontrak asuhan
o Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan
terapi
o Tunjukkan sikap empati terhadap klien
o Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien:


o Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar
kegiatan)
o Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang negatif setiap kali
bertemu dengan pasien

3) Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

o Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( pilih dari daftar kegiatan ) :
buat daftra kegiatan yang dapat dilakuakn saat ini
o Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan pasien

4) Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan daftar kegiatan yang


dilakukan

o Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat pertemuan


o Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan

5) Melatih kegiatan yang telah dipilih pasien sesuai kemampuan

o Latih kegiatan yang dipilih (alat atau cara melakukannya)


o Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatn untuk latihan dua kali/ hari
o Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan pasien

6) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun


rencana kegiatan

o Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan


o Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
o Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktifitas
o Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga
o Beri kesempatan klien untuk mengungkapakan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan
B. STRATEGI KOMUNIKASI SP

1 HARGA DIRI RENDAH (HDR)

1.Fase Orientasi

 Salam Terapeutik : selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Eka senang dipanggil Eka
saya mahasiswa keperawatan dari STIKES bina Usada Bali, saya akan merawat ibu dari
jam 8 pagi sampai jam 2 siang nanti. Nama ibu siapa?, senang dipanggil apa?
 Evaluasi/ Validasi : Bagaimana perasaan ibu pada pagi hari ini? saya merasa tidak
berguna kalau dirumah. oo jadi ibu merasa tidak berguna kalau dirumah?
 Kontrak :
 Topik : Baiklah bagaimana kalau kita membicarakan tentang perasaan ibu dan
kemampuan yang ibu miliki? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih
dapat ibu dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih beberapa kegiatan untuk kita
latih .
 Waktu : Mau berapa lama kita berbicang-bincang bu? bagaimana kalau 30 menit?
 Tempat : Dimana ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja.

2. Fase Kerja

Sebelumnya saya ingin menanyakan tentang penilaian ibu terhadap diri ibu, tadi ibu mengatakan
merasa tidak berguna kalau dirumah. Apa yang menyebabkan ibu merasa demikian? Jadi ibu
merasa telah gagal memenuhi keinginan orang tua ibu, apakah ada hal lain yang tidak
menyenangkan yang ibu rasakan?

Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga dan teman-teman setelah setelah ibu merasakan hidup
ibu yang tidak berarti dan tidak berguna?, oo jadi ibu menjadi malu, ada lagi bu?. Tadi ibu
mengatakan gagal dalam memenuhi keinginan orang tua. Sebenarnya apa saja harapan dan cita-
cita ibu? Bagaimana usaha ibu untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi? Agar dapat
mencapai harapan-harapan ibu, mari kita sama-sama menilai kemampuan yang ibu miliki untuk
dilatih dan dikembangkan. Coba ibu sebutkan kemampuan apa saja yang ibu pernah
miliki?membersihkan tempat tidur, menyapu, mencuci piring, bagus apalagi bu? Kegiatan rumah
tangga yang bisa ibu lakukan? Bagus, apalagi bu?

Wah bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki. Nah sekarang dari lima
kemampuan yang ibu miliki mana yang masih dapat dilakukan dirumah sakit? Coba kita lihat
yang pertama bisa bu? Yang kedua bu? ( sampai yang kegiatan yang kelima). Bagus sekali,
ternyata ada empat kegiatan yang masih dapat ibu lakukan dirumah sakit.

Nah dari keempat kegiatan yang telah dipilih untuk dikerjakan dirumah sakit, mana yang dilatih
hari ini?. Baik mari kita latihan merapikan tempat tidur, tujuannya agar ibu dapat meningkatkan
kemampuan merapikan tempat tidur dan merasakan manfaatnya. Dimana kamar ibu?
Nah kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya,
kemudian kita angkat seprainya dan kasurnya kita balik. Nah sekaramg kita pasang lagi
seprainya. Kita mulai dari arah atas ya bu. Kemudian bagian kakinya, tarik dan masukan, lalu
bagian pinggir dimasukan, sekarang ambil bantal, rapikan dan letakkan dibagian atas kepala.
Mari kita lipat selimut. Nah letakkan dibagian bawah. Bagus . Menurut ibu bagaiman perbedaan
tempat tidur setelah dibersihakan dibandingkan tadi sebelum dibersihakan?

3. Fase Terminasi

 Eavaluasi subjektif : Bagaimana perasaan ibu setelah kita latiahn merapikan tempat tidur?
 Evaluasi objektif : Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah merapikan tempat tidur?
Bagus.
 Rencana Tindak Lanjut Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau
berapa kali ibu melakukannya? Bagus 2 kali…pagi-pagi setelah bangun tidur dan jam 4
setelah istiraht siang. Jika ibu melakukannya tanpa diingatkan perawat ibu beri tanda M,
tapi kalau ibu merapikan tempat tidur dibantu atau diingatkan perawat ibu beri tanda B,
tapi kalau ibu tidak melakukannya ibu buat T.
 Kontrak
 Topik : Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang
kedua.
 Waktu : Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
 Tempat : Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu
lagi disini jam 10 ya ,Permisi ibu.

SP II HARGA DIRI RENDAH (HDR)

1. Fase orientasi

 Salam terapeutik Selamat Pagi ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai janji
saya kemarin saya datang lagi.
 Evaluasi / validasi : Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan perasaan
negatif yang ibu rasakan? Bagus sekali berarti perasaan tidak berguna yang ibu rasakan
sudah berkurang. Bagaimana dengan kegiatan merapikan tempat tidurnya?, boleh saya
lihat kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi sekali. Sekarang mari kita lihat jadwalnya,
wah ternyata ibu telah melaukan kegiatan merapikan tempat tidur sesuai jadwal, lalu apa
manfaat yang ibu rasakan dengan melaukan kegiatan merapikan tempat tidur secara
terjadwal?
 Kontrak :
 Topik : Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang kedua. Hari kita
mau latihan cuci piring kan?
 Waktu : Kita akan melakukan latihan cuci piring selamaa 30 menit bu
 Tempat : Dimana tempat mencuci piringnya bu?
2.Fase kerja

Baik, sebelum mencuci piring, kita persiapkan dulu perlengkapan untuk mencuci piring. Menurut
ibu apa saja yang kita perlu kita siapkan saat mencuci piring?, ya bagus, jadi sebelum mencuci
piring kita perlu menyiapkan alatnya yaitu sabun cuci piring dan spoons untuk mencuci piring.
Selain itu juga tersedia air bersih untuk membilas piring yang telah kita sabuni

Nah sekarang bagaimana langkah-langkah atau cara mencuci yang biasa ibu lakukan? Benar
sekali, tapi sebaiknya sebelum kita mencuci piring pertama kita bersihkan pirimng dari sisa-sisa
makanan dan kita kumpulkan disuatu tempat atau tempat sampah. Kemudian kita basahi piring
dengan air, lalu sabuni seluruh permukaan piring, dan kemudian dibilas hingga bersih sampai
piringnya tidak teras licin lagi. Kemudian kita letakkan pada rak piring yang tersedia. Jika ada
piring dan gelas, maka yang pertama kali kita cuci adalh gelasnya, setelah itu baru piringnya.
Sekarang bisa kita mulai bu. Bagus sekali, ibu telah mencuci piring dengan cara yang baik.
Menurut ibu bagaiman perbedaan setelah piring dicuci dibandingkan tadi sebelum piring belum
dicuci?

3.Fase terminasi

 Eavaluasi subjektif : Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan mencuci piring?
 Evaluasi objektif : Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah mencuci piring yang baik
bu? Bagus bu.
 Rencana Tindak Lanjut Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau
berapa kali ibu melakukannya? Bagus se kali…setelah selesei makan sarapan, siang dan
malam ya bu. Jika ibu melakukannya tanpa diingatkan perawat ibu beri tanda M, tapi
kalau ibu mencuci piring dibantu atau diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu
tidak melakukannya ibu buat T.
 Kontrak
 Topik : Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang
ketiga.
 Waktu : Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
 Tempat : Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu
lagi disini jam 10 ya ,Permisi ibu

SP III HARGA DIRI RENDAH (HDR)

1. Fase orientasi

 Salam terapeutik Selamat pagi ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai janji
saya kemarin saya datang lagi.
 Evaluasi / validasi : Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan perasaan
negatif yang ibu rasakan? Bagus sekali berarti perasaan tidak berguna yang ibu rasakan
sudah berkurang. Bagaimana dengan jadwalnya? Boleh saya lihat bu? Yang merapikan
tempat tidur sudah dikerjakan. Bagus sekali, boleh saya lihat kamar tidurnya? Tempat
tidurnya rapi sekali. Untuk cuci piringnya sudah dikerjakan sesuai jadwal, coba kita lihat
tempat cuci piringnya? B ersing sekali tidak ada piring dan gelas yang kotor, semua
sudah rapi di rak piring.wah ibu luar biasa smua kegiatan dikerjakan sesuai jadwal lalu
apa manfaat yang ibu rasakan dengan melaukan kegiatan secara terjadwal?
 Kontrak :
 Topik : Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang ketiga. Hari
kita mau latihan menyapu kan? Tujuan pertemuan pagi ini adalah untuk berlatih
menyapu sehingga ibu dapat menyapu dengan baik dan merasakan manfaat dari
kegiatan menyapu
 Waktu : Kita akan melakukan latihan menyapu selamaa 30 menit bu
 Tempat : Ibu mau menyapu dimana? Bagaimana kalau dikamar ibu bu?

2. Fase kerja

Baik menurut ibu, apa saja yang kita perlukan untuk menyapu lantai?, bagus sebelum mulai kita
menyapu kita perlu menyiapkan sapu dan pengki. Bagaimana cara menyapu yang biasa ibu
lakukan? Yah bagus jadi menyapu kita lakukan dari arah sudut ruangan. Menyapu juga
dilakukan dibawah meja dan kursi, bila perlu meja dan kursinya digeser, agar dapat menyapu
pada bagian lantainya dengan lebih bersih. Begitu juga untuk dibawah kolong tempat tidur perlu
disapu. Mari kita mulai berlatih bu?

Ya bagus sekali ibu menyapu dengan bersih. Menurut ibu bagaiman perbedaan setelah ruangan
ini disapu dibandingkan tadi sebelum disapu?

3. Fase terminasi

 Evaluasi subjektif : Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan menyapu?


 Evaluasi objektif : Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah menyapu yang baik bu?
Bagus bu.
 Rencana Tindak Lanjut Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau
berapa kali ibu melakukannya? Bagus 2 kali…jam berapa ibu mau melakukannya ,jadi
ibu mau melaukannya jam 8 pagi dan jam 5 sore. Jika ibu melakukannya tanpa
diingatkan perawat ibu beri tanda M, tapi kalau ibu mencuci piring dibantu atau
diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu tidak melakukannya ibu buat T.
 Kontrak
 Topik : Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang
keempat.
 Waktu : Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
 Tempat : Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu
lagi disini jam 10 ya ,Permisi ibu

SP IV HARGA DIRI RENDAH (HDR)

1. Fase orientasi

 Salam terapeutik selamat pagi ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai janji
saya kemarin saya datang lagi.
 Evaluasi / validasi : Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan perasaan
negatif yang ibu rasakan? Bagus sekali berarti perasaan tidak berguna yang ibu rasakan
sudah berkurang. Bagaimana dengan jadwalnya? Boleh saya lihat bu? Yang merapikan
tempat tidur sudah dikerjakan.
 Bagus sekali, boleh saya lihat kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi sekali. Untuk cuci
piringnya sudah dikerjakan sesuai jadwal, coba kita lihat tempat cuci piringnya? Bagus
bersih sekali tidak ada piring dan gelas yang kotor, semua sudah rapi di rak piring.
Bagaimana dengan menyapu? Bagus lantai kamar ibu juga sudah bersih, wah ibu luar
biasa smua kegiatan dikerjakan sesuai jadwal lalu apa manfaat yang ibu rasakan dengan
melaukan kegiatan secara terjadwal?
 Kontrak :
 Topik : Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang keempat. Hari
kita mau latihan mencuci pakaian kan? Tujuan pertemuan pagi ini adalah untuk
berlatih menyapu sehingga ibu dapat mencuci pakaian dengan baik dan merasakan
manfaat dari kegiatan menyapu
 Waktu : Kita akan melakukan latihan mencuci pakaian selamaa 30 menit bu
 Tempat : Mari bu kita ke kamar mandi?

2. Fase kerja

Baik menurut ibu, apa saja yang kita perlukan untuk mencuci pakaian?, bagus sebelum mulai
kita menyapu kita perlu menyiapkan ember, deterjen, gundar kain. Bagaimana cara mencuci
pakaian yang biasa ibu lakukan? Yah bagus jadi sebelum kita mencuci pakaian kita pisahkan
pakaian yang bewarna dengan pakain putih, kemudian masukan deterjen secukupnya disesuaikan
dengan jumlah baju dan tambahkan air sampai adanya busa, masukan pakaian yang kotor tadi
rendam 10-15 menit. Setelah 10-15 menit kucek pakaian sampai bersih, apabila ada noda yang
tidak mau dikucek maka ibu bisa mengunakan gundar. Kemudian bilas pakaian sampai busanya
hilang kemudian pakaian bisa dijemur. Ayo kita cobakn bu Ya bagus sekali ibu mencuci pakaian
dengan bersih. Menurut ibu bagaiman perbedaan pakaian setelah dicuci dibandingkan tadi
sebelum dicuci?

3.Fase terminasi

 Evaluasi subjektif : Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan mencuci pakaian?
 Evaluasi objektif : Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah mencuci yang baik bu?
Bagus bu.
 Rencana Tindak Lanjut Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau
berapa kali ibu melakukannya? Bagus 2 kali seminggu…hari apa saja ibu mau
melakukannya ,jadi ibu mau melaukannya hari rabu dan minggu?. Jika ibu melakukannya
tanpa diingatkan perawat ibu beri tanda M, tapi kalau ibu mencuci piring dibantu atau
diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu tidak melakukannya ibu buat T.
 Kontrak
 Topik : Baik, besok saya akan kembali lagi untuk berbicara tentang kebersihan diri
ibu ya.
 Waktu : Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
 Tempat : Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu
lagi disini jam 10 ya . Permisi ibu.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIS

Tindakan keperawatan pada keluarga Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga
diri rendah di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.

a. Tujuan :

1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien


2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan
memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien

b. Tindakan keperawatan :

1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien


2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji pasien atas
kemampuannya
4) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
5) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien dengan
harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah

SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di


rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan
cara merawat pasien dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk
mempraktekkan cara merawat

1. Orientasi :

“Selamat pagi , Perkenalkan saya Eka saya Mahasiswa STIKES Bina Usada Bali saya
perawat yang bertugas pada pagi hari ini,Boleh saya tau dengan ibu/bapak siapa ya!”

“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”

“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat Bapak? Berapa
lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
2.Kerja :

“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Bapak”

“Ya memang benar sekali Pak/Bu, Bapak itu memang terlihat tidak percaya diri dan
sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Bapak, sering menyalahkan dirinya
dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak
Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-
pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan Bapak ini terus menerus
seperti itu, Bapak bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya t jadi malu
bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”

“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”

“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”

“Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk Bapak”

”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga mengatakan hal
yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan Bapak)

” Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring.
Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan
Bapak untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. tolong bantu menyiapkan alat-
alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat.
Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.

”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu
memantau perkembangan Bapak. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak
tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa Bapak ke rumah sakit”

”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada Bapak”

”temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang
yang mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”

”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”

3. Terminasi :

”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”

“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi t dan bagaimana cara
merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu
kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”

“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi
pujian langsung kepada Bapak”

“Jam berapa Bapak/Ibu datang?o jam 9 ya, Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

SP 2 Keluarga :

Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah harga diri
rendah langsung kepada pasien

1. Orientasi:

“Selamat pagi Pak/Bu”

” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”

”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat anak BapakIbu seperti yang kita pelajari dua
hari yang lalu?”

“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada T.”

”Waktunya 20 menit”.

”Sekarang mari kita temui T”

2. Kerja

Selamat pagi ibu T. Bagaimana perasaan ibu T hari ini?”

”Hari ini saya datang bersama orang tua T. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya,
orang tua ibu T juga ingin merawat ibu T agaribu T cepat pulih.” (kemudian saudara
berbicara kepada keluarga sebagai berikut)

”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak Bapak/Ibu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah
dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).

”Bagaimana perasaan ibu T setelah berbincang-bincang dengan Orang tua ibu T?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua ibu T ke ruang perawat dulu” (Saudara dan
keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)

3. Terminasi:

“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?

” Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada T ,Tiga hari
lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melakukan cara
merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak/Bu ’’

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

1. Orientasi:

“Selamat pagi Pak/Bu”

”Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan jadwal
Bapak selama di rumah”

”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di ruangan

2. Kerja:

”Pak/Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah
semua dapat dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama Bapak
dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal
minum obatnya”

”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Bapak terus menerus menyalahkan diri sendiri
dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi rumah sakit atau
bawa bapak lansung kerumah sakit”

3.Terminasi:

”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Bapak. Jangan
lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan
selesaikan administrasinya!”
Sp Keluarga 4 : Melatih Keluarga memberti tanggung jawab kegiatan pertama yang
dipilih pasien serta membimbing kluarga merawat Harga Diri Rendah dan beri pujian

1. fase orientasi

 salam terapeutik : selamat siang ibu perkenalkan saya perawat dari Stikes Bina Usada
Bali
 Evaluasi validasi : bagaimana kondisi saat ini bagaimana kegiatan ibu dalam
membimbing klien merapikan tempat tidur mencuci piring dan
 Kontrak : sesuai kesepakatan Minggu lalu sekarang kita akan melatih klien mengepel
lantai pertemuan kita

2. Fase kerja

Apa saja alat dan perlengkapan yang telah ibu?

Seperti biasa nanti kita sama-sama dampingi klien mengepel lantai ya? Bu ibu ingatkan apa saja
yang harus ibu lakukan setelah klien selesai mengepel lantai?

Sekarang kita temui klien dan melatih mengepel lantai (perawat dan keluarga melatih klien
mengepel lantai)

Tadi kalian sudah mengepel lantai kalian ingin melakukan kegiatan mengepel lantai seminggu
sekali sesuai jadwalnya pantau pelaksanaannya ya Bu Iya Bu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan ibu menyampaikan kesalahan klien mengalami kemunduran atau tidak lagi
melakukan kegiatan yang telah dilatih tidak mau berinteraksi minum obat atau ibu kunjungi
Puskesmas walaupun belum waktunya kontrol namun jika belum teratasi maka kami akan
merujuk ke rumah sakit umum yang punya fasilitas pelayanan kesehatan kerja

3. Fase terminasi

 Evaluasi subjektif, bagaimana perasaan ibu setelah melatih klien?


 Evaluasi objektif, coba ibu sebutkan kondisi-kondisi klien yang perlu segera dilaporkan?
 Rencana tindak lanjut, ya bagus sekali jangan lupa ibu pantau jadwal client untuk
mengepel dan beri pujian ingatkan jika lupa
 Kontrak yang akan datang, baik ibu waktu kita sudah habis minggu depan kita sama-
sama mengevaluasi kemampuan klien Jam 11 ya Bu

Anda mungkin juga menyukai