Anda di halaman 1dari 4

Pengembangan empiris tentang teori/model konseptual

Katharine Kolcaba
Teori kenyamanan pertama kali dikenal sekitar tahun 1990 oleh seorang tokoh
bernama Katharine Kolcaba . Kolcaba lahir di Ceverland, Ohio pada tanggal 8
desember 1944, beliau adalah seorang dokter keperawatan yang menerima
sertifikat sebagai perawat spesialis gerontologi dengan fokus penelitian pada
perawatan paliatif dan perawatan jangka panjang di rumah. Sejak tahun 1900-
1929, sebenarnya kenyamanan klien sudah merupakan tujuan utama dari profesi
perawat dan dokter, karena kenyamanan dianggap sangat menentukan proses
kesembuhan klien. Namun setelah dekade tersebut, kenyamanan kurang
mendapatkan perhatian khusus dari pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan lebih
difokuskan pada tindakan pengobatan medis untuk mempercepat kesembuhan
klien. Kathrine Kolcaba merupakan tokoh keperawatan yang kemudian membawa
kembali konsep kenyamanan sebagai landasan utama dalam memberikan
pelayanan kesehatan dalam sebuah teori yaitu “Comfort Theory and Practice : A
Vision for Holistik Health Care and Research”. Saat ini Kolcaba bekerja sebagai
Associate Professor of Nursing di fakultas keperawatan Universitas Akron dan
terus mengembangkan teori kenyamanan ini secara emipiris (March, A & MC
Cornack D, 2009).

Menurut Katharine Kolcaba (Kolcaba, 2003), aspek kenyamanan terdiri dari:

a. Kenyamanan fisik berkenaan dengan sensasi tubuh yang dirasakan oleh


individu itu sendiri.

b. Kenyamanan psikospiritual, yang berkenaan dengan kesadaran internal diri,


yang meliputi konsep diri, harga diri, makna kehidupan, seksualitas hingga
hubungan yang sangat dekat dan lebih tinggi.

c. Kenyamanan lingkungan, yang berkenaan dengan lingkungan, kondisi dan


pengaruh dari luar kepada manusia seperti temperatur, warna, pencahayaan,
kebisingan, dan lain-lain.

d. Kenyamanan sosiokultural, yang berkenaan dengan hubungan antar personal,


keluarga, dan sosial atau masyarakat (keuangan, perawatan kesehatan, kegiatan
religius, tradisi keluarga/masyarakat dan sebagainya).

Kolcaba juga menjelaskan 3 (tiga) tingkatan kenyamanan, yaitu:

a. Relief, yaitu level kenyamanan paling dasar, dimana tubuh dalam kondisi bebas
dari rasa sakit apapun.
b. Ease, adalah tingkatan kenyamanan yang lebih tinggi, dimana tidak hanya
tubuh yang merasakan kenyamanan, tetapi juga kenyamanan secara pikiran atau
psikologis.

c. Transcendence, adalah kenyamanan tertinggi, dimana kenyamanan dirasakan


sampai pada tingkat spiritual atau rohani.

A. Konsep Teori “ Kenyamanan” Kolcaba


Dalam teori Kolcaba, alat ukur pencapaian kenyamanan melingkupi penerima,
pasien, siswa, tahanan, pekerja, dewasa lanjut,  komunitas dan institusi:

1. Kebutuhan Perawatan Kesehatan


Kebutuhan perawatan kesehatan didefinisikan sebagai kebutuhan untuk
memperoleh kenyamanan dan dapat bangkit dari situasi stres yang tidak dapat
dicapai melalui sistem dukungan yang bersifat umum atau tradisional. Kebutuhan
disini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial, dan lingkungan yang
diperoleh melalui monitoring, laporan verbal, laporan non verbal, kebutuhan yang
berhubungan dengan parameter patofisiologi, kebutuhan pendidikan dan
dukungan, serta kebutuhan konseling dan intervensi finansial (Kolcaba, 2003).
2. Intervensi Rasa Nyaman
Intervensi untuk rasa nyaman adalah tindakan keperawatan dan ditunjukkan untuk
mencapai kebutuhan rasa nyaman pasien, kebutuhan tersebut terkait dengan
fisiologis, sosial, budaya, ekonomi, psikologis, spiritual, lingkungan, dan juga
intervensi fisik (Kolcaba, 2001)
3. Varibel yang mengintervensi
Didefinisikan sebagai interaksi kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi  persepsi
resipien tentang kenyamanan secara total dan penuh. Variabel ini terdiri atas
pengalaman masa lalu, umur, afektif, status emosional, latar belakang budaya,
sistem pendukung, prognosis penyakit, keuangan, dan pengalaman resipien secara
keseluruhan (Kolcaba, 1994). Variabel-variabel intervensi ini akan memberikan
dampak terhadap pencapaian target dalam melaksanakan intervensi perawatan
pada pasien.
4. Kenyamanan
Didefinisikan sebagai kondisi yang dialami oleh resipien berdasarkan pengukuran
kenyamanan, atau sebuah kondisi yang dirasakan oleh klien terhadap intervensi
kenyamanan yang diperoleh dari tenaga medis. Menurut Kolcaba (1994) Ada tiga
tipe kenyamanan (kelegaan, ketentraman dan transcendence) serta empat konteks
pengalaman (fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan).
5. Perilaku Pencari Kesehatan (Health-seeking Behaviors/HSBs)
Suatu keadaan yang menggambarkan secara luas menjabarkan tujuan hasil yang
ingin dicapai dari sebuah kondisi sehat. Dihubungkan dengan pencari kesehatan
serta ditetapkan oleh resipien pada saat konsultasi dengan perawat. Perilaku
pencari kesehatan dapat dikategorikan secara internal, eksternal, atau meninggal
dengan penuh kedamaian.
6. Institusi yang Terintegrasi
Kolcaba menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan integritas institusi adalah
sebuah institusi yang memiliki integritas kelembagaan, misalnya kelompok,
komunitas, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, panti asuhan, yang memiliki
kualitas atau tempat yang lengkap, jumlah, suara, jujur, kasih, tulus, dan sungguh-
sungguh. Saat sebuah institusi menunjukkan hal tersebut maka akan dapat
menciptakan dasar praktik dan kebijakan yang sesuai (Kolcaba, 2001)
7. Praktik Keperawatan Terbaik
Penggunaan intervensi pelayanan kesehatan berdasarkan bukti klinis yang terukur
secara empiris untuk mendapatkan hasil capaian terbaik pada pasien dan keluarga
pasien dalam kualitas pelayanan keperawatan untuk pasien dan keluarga
8. Kebijakan Terbaik
Kebijakan institusional atau regional akan mengawali sebuah prosedur/protokol
pelaksanaan pelayanan keperawatan dan kondisi medis untuk dengan mudah
mengakses dan mendeterminasi bahwa pelayanan kesehatan diketahui sebagai
suatu kebijakan yang terbaik. .

B. Hubngan falsafah dan paradigma model konseptual pada teori keperawatan


Kathrine Kolcaba secara empiris
Falsafah keperawatan memberikan keyakinan, pemikiran atau landasan
mendasar untuk mengkaji tentang penyebab yang mendasari suatu fenomena
keperawatan yang terjadi dan paradigma keperawatan menjadi dasar penyelesaian
suatu fenomena keperawatan yang ditinjau dari pendekatan konsep manusia,
kesehatan, keperawatan dan lingkungan. Paradigma dengan model konseptual
atau teori keperawatan mempunyai suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan lainnya. (Tomcy & Alligod, 2010).
Kolcaba memandang teori keperawatan sesuai dengan falsafah dan
paradigma keperawatan. Dalam teorinya kolcaba menyampaikan asumsi dasar
bahwa manusia memiliki respon yang holistik terhadap stimulus yang kompleks
(nyaman atau tidak nyaman). (Kolcaba, 1994). Kenyamanan merupakan
kebutuhan dasar seorang individu yang bersifat holistik, meliputi kenyamanan
fisik, psikospritual, sosiokultural dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan falsafah
keperawatan yang memandang bahwa keperawatan berfokus pada kebutuhan
dasar manusia sebagai makhluk holistik.
Kolcaba mendefinisikan konsep metaparadigma keperawatan sesuai
dengan teori kenyamanan yang dikembangkannya. Hal ini bisa dilihat dari
pandangan kolcaba tentang keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan
yang saling mendukung satu dengan lainnya untuk memberi rasa nyaman pada
klien. Menurut Kolcaba keperawatan merupakan proses mengkaji tingkat
kenyamanan klien menyusun dan mengimplementasikan intervensi terapeutik
untuk meningkatkan respon nyaman, dan mengevaluasi tingkat kenyamanan klien
secara holistik. Manusia dijelaskan sebagai individu, keluarga institusi atau
masyarakat yang mampu merasakan suasana nyaman dan tidak nyaman serta
membutuhkan tindakan untuk meningkatkan rasa nyaman. Lingkungan
merupakan faktor eksternal yang bisa didefinisakan untuk menimbulkan rasa
nyaman pada klien. Kesehatan merupakan fungsi optimal yang bisa dicapai oleh
klien, dimana salah satunya ditentukan oleh faktor kenyamanan.

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori “Kenyamanan” Kolcaba


1. Kelebihan Teori “Kenyamanan” Kolcaba
Dalam bidang pendidikan, teori Kolcaba dapat diaplikasikan dalam kurikulum
pendidikan tinggi keperawatan. Teori Kolcaba memberi kemudahan bagi educator
dalam memberikan pemahaman kepada mahasiswa keperawatan dan
melaksanakan metode efektif dalam pembelajaran tentang level kenyamanan pada
seorang pasien (Goodwin, Sener, & Steiner, 2007). Robinson & Kish (2001) juga
mengatakan bahwa dengan teori Kolcaba, maka mahasiswa di berbagai setting
klinis dapat mengaplikasikan intervensi nyeri yang dibuat dalam Comfort Care
Plan yang dibuat oleh Kolcaba.
Dalam bidang penelitian, Kolcaba menciptakan suatu instrumen penelitian dalam
melakukan pengukuran level kenyamanan pada seorang pasien dan menyatakan
pentingnya pengukuran level kenyamanan pada seorang pasien sebagai suatu tolak
ukur capaian seorang perawat (Kolcaba, 2006). Kolcaba (2001) menggunakan
skala pengukuran level kenyamanan pada rumah sakit besar dan  lingkup home
care untuk mengembangkan teori dan literatur dari kenyamanan.
2. Kekurangan Teori “Kenyamanan” Kolcaba
Teori Kolcaba memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah Teori Kolcaba
dinilai sederhana karena teori comfort masih rendah dalam pemanfaatan teknologi
akan tetapi masih memiliki peluang untuk dapat digunakan pada teknologi
canggih.
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut
dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal
melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga
evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving  yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai