Anda di halaman 1dari 6

Mengenal Teori Kenyamanan Katharine

Kolcaba
1 April 2017 Gusti 2550 Views Nursing Care, Nursing Theorithist, Perawat

Gustinerz.com | Era teori telah mengantarkan percepatan ketika karya para ilmuwan
keperawatan mulai diakui sebagai teori, dan telah dikembangkan sebagai kerangka acuan untuk
kurikulum dan panduan bagi memajukan praktik keperawatan (Alligood, 2014).

Pengembangan teori keperawatan merupakan suatu komponen yang sangat penting untuk
meningkatkan pengeahuan dalam ilmu keperawatan. Suatu profesi dapat diakui secara resmi jika
dibangun berdasarkan pada kemampuannya untuk menghasilkan dan menerapkan teor (Alligood,
2014).

Salah satu pakar teori yang dikenal dikalangan akademisi atau praktisi keperawatan adalah
Katharine Kolcaba (Teori Kenyamanan). Tahun 1965 Kolcaba menyelsaikan gelar diploma
keperawatan dan menjadi perawat keperawatan medikal bedah, long-term care, home care.
Kolcaba bergabung dengan fakultas keperawatan University of Akron yang telah menyelesaikan
studi magister keperawatan.Kolcaba melanjutkan studi doktoralnya utuk mengembangkan dan
menyelesaikan teorinya.

Pada tahun 1991 Kolcaba mempublikasikan analisis konsep mengenai kenyamanan yang dibantu
juga oleh suaminya yang seorang filosof. Diagram aspek kenyamanan sebagai pencapaian
kenyamanan sebagai dasar tujuan asuhan keperawatan, kontekstual kenyamanan dalam middle-
range theory tahun 1994, dan penerapan teori dalam pemberian intervensi tahun 1999.

Sumber-sumber teoritis dari teori Kolcaba antara lain Nigtingale yang mengungkapkan
“kenyaman seharusnya tidak boleh lepas dari observasi atau tujuan utama. Hal ini bukan mejadi
suatu hal yang tidak berguna, melainkan untuk menyelamatkan kehidupan dan untuk
meningkatkan status kesehatan dan kenyamanan”. Mcllveen & Morse, 1995 mengungkapkan
kenyaman merupakan tujuan utama keperawatan dan kedokteran, melalui kenyamanan, proses
kesembuhan dapat tercapai. Kenyamanan pasien merupakan pertimbangan pertama dan terakhir
perawat. Perawat yang baik memiliki tujuan untuk mencapai kenyamana pasine, dan pandangan
atas pencapaian kenyamanan adalah faktor yang penting dimiliki oleh perawat (Akiens, 1908
dalam Alligood, 2014).

Asuhana keperawatan berfokus untuk memberikan “lingkungan yang nyaman,” dan asuhan
keperawatan individu pasien mencakup “kebahagiaan, kenyamanan, dan meringankan, fisik dan
mental, selain itu istirahat dan tidur, nutrisi, kebersihandan eliminasi (Harmer, 1926 dalam
Alligood, 2014).

Kolcaba mengidentifikasi jenis kenyaman menurut analisis konsep dari tiga teori yakni Orlando
(1961), Henderson (1966) dan Paterson dan Zderad (1975).
1. Relief (kelegaan): arti kenyamanan dari hasil penelitian Orlando yang mengemukakan
bahwa perawat meringankan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien.
2. Ease (ketentraman): arti kenyamanan dari hasil penelitian Henderson, yang
mengungkapkan ada 14 fungsi kebuthan dasar manusia yang harus dipertahankan selama
pemberian asuhan.
3. Transcendence: hasil penelitian Paterson dan Zderad yang menjelaskan bahwa perawat
membantu pasien dalam mengatasi kesulitannya.

Struktur Taksonomi Kenyamanan, Kolcaba & Fisher (1996)


Empat konteks kenyamanan berdasarkan asuhan yang diberikan berasal dari literature
keperawatan. Konteks fisilogis, psikospritual, sosiokultural dan lingkungan. Struktur taksonomi
memberikan peta konten ranah mengenai kenyamanan.

Berikut kerangka konsep teori kenyamanan (Kolcaba, 2007)

1. Kebutuhan perawat kesehatan: kebuthan kenyaman yag berkembang dari situasi stress
dalam asuhan kesehatan yang tidak dapat dicapai dengan sistem dukungan penerima
secara umum (tradisional). Kebutuhan manusia dapat berupa kebutuhan fisiologis,
psikospritaul, sosiokultural, atau lingkungan.
2. Intervensi untuk rasa nyaman: tindakan keperwaatn dan dditujukan untuk mencapai
kebutuhan kenyamanan penerima asuhan, mencakup fisiologis, sosial, ekonomi,
psikologis, lingkungan dan intervensi fisik.
3. Variabel intervensi: interaksi yang mempengaruhi persepsi penerima mengenai
kenyamaamn sepenuhnya. hal ini mencakup pengalaman sebelumnya, usia, sikap, status
emosional, latar belakang budaya, sistem pendukung, prognosisi, ekonomi edukasi, dan
keseleuruhan elemen lainya dari pengalaman penerima.
4. Rasa nyaman: status yang diungkapkan atau dirasakan penerima terhadap intervensi
kenyamanan yang diberikan.
5. Perilaku mencari bantuan: tujuan hasil yang ingin dicapai tentang makna sehat yakni
sikap penerima berkonsultasi mengenai kesehatanya dengan perawat.
6. Integritas institusional: perusahan, komunitas, sekola, rumah sakit, yang memiliki
kualitas lengkap, utuh, berkembang, etik dan tulus akan memiliki integritas
kelembangaan.
7. Praktik terbaik: intervensi yang diberikan petugas kesehatan sesuai dasar keilmuan dan
praktik untuk mendapatkan hasil yang terbaik untuk pasien dan keluarga.
8. Kebijakan terbaik institusi atau kebijakan regional dimulai dari adanya protokol prosedur
dan medis yang mudah untuk diakses, diperoleh, dan diberikan

Pengertian Kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan seseorang yang merasa nyaman
berdasarkan persepsi masing-masing individu. Sedangkan nyaman merupakan suatu keadaan
telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat individual akibat beberapa faktor
kondisi lingkungan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, nyaman memiliki arti 1) segar; sehat, 2) sedap; sejuk;
enak. Sedangkan kenyamanan adalah keadaan nyaman; kesegaran; kesejukan.

Kenyamanan (comfort) sebenarnya sangat sulit untuk diartikan karena bersifat individu dan
tergantung kepada kondisi perasaan orang yang mengalami situasi tersebut. Rangsangan yang
berasal dari kondisi lingkungan berupa suara, cahaya, bau, suhu dan lain-lain masuk melalui
melalui syaraf indera manusia kemudian dicerna oleh otak untuk dinilai. Otak akan memberikan
nilai nyaman atau tidak rangsangan tersebut.
Keterkaitan Dengan Kenyamanan

Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungannya.
Dengan demikian, orang tidak dapat dapat menyimpulkan secara langsung hanya dengan melihat atau
observasi bahwa orang lain itu merasa nyaman atau tidak. Untuk mengetahui kenyamanan yang
dirasakan bisa dengan cara menanyakan langsung kepada orang tersebut meskipun terkadang jawaban
bukan yang sebenarnya dengan alasan tertentu. Biasanya ditandai sebuah jawaban seperti: nyaman,
kurang nyaman, sangat tidak nyaman, mengganggu, atau mengkhawatirkan.

Keterkaitan dengan rasa nyaman, menurut Kolcaba (2003) kenyamanan terkait dengan:

 Kenyamanan fisik terkait dengan sensasi tubuh yang dirasakan oleh individu itu sendiri.
 Kenyamanan psikospiritual terkait dengan kesadaran internal diri, yang meliputi konsep diri,
harga diri, makna kehidupan, seksualitas hingga hubungan yang sangat dekat dan lebih tinggi.

 Kenyamanan lingkungan terkait dengan lingkungan, kondisi dan pengaruh dari luar kepada
manusia seperti temperatur, warna, suhu, pencahayaan, suara, dll.

 Kenyamanan sosial kultural terkait dengan hubungan interpesonal, keluarga, dan sosial atau
masyarakat (keuangan, perawatan kesehatan individu, kegiatan religius, serta tradisi keluarga).

Ketidaknyamanan di satu kondisi tertentu dapat ditutupi oleh kondisi nyaman yang lain. Dengan
demikian kenyamanan dapat terpenuhi sehingga menyebabkan perasaan sejahtera pada diri individu
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai