PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan
kaidah ilmu keperawatan serta model konsep teori keperawatan yang
merupakan pedoman dalam pemberian asuhan keperawatan. Ada empat
konsep yang secara umum menjadi titik pusat yang dipertimbangkan dalam
mengembangkan konsep keperawatan yaitu manusia, lingkungan,
keperawatan, dan kesehatan. Pada penerapannya, penekanan dari setiap model
keperawatan sangatlah bervariasi.
Middle range theory merupakan tingkatan teori yang memiliki kriteria,
lingkup tingkat abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara luas. Dalam
lingkup dan tingkatan abstrak, Middle range theory cukup spesifik dalam
memberikan petunjuk riset dan praktik. Salah satu contoh dari Middle range
theory yang akan dibahas adalah teori kenyamanan yang dikembangkan oleh
Katharine Kolkaba. Dalam prespektif pandanagn Kolkaba ini, holistic comfort
di definisikan sebgai suatu pengalam yang menjadi sebuah kekuatan melalui
kebutuhan akan pengurangan (relief), (ease), dan (transcendendence) yang
dapat dipenuhi dalam empat konteks pengalaman yang meliputi aspek fisik,
psikospiritual, sosial dan lingkungan .
1.3 Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Falsafah Keperawatan
2. Mempelajari konsep teori Comfort yang dikembangkan oleh Katharine
Kolkaba
1
3. Mengidentifikasi hubungan teori Comfort yang dikembangkan oleh
Katharine Kolkaba dengan paradigma keperawatan.
1.4 Manfaat
a. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta
didik dalam memahami konsep Kolkaba.
Sebgai bahan untuk mahasiswa dalam memahami konsep Kolkaba
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Mengetahui konsep Kolkaba mengenai Comfort Teori
Mempraktekkan Comfort Teori
c. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan mengenai konsep Kolkaba mengenai Comfort
Teori.
Membantu mahasiswa menerapkan konsep Kolkaba.
Mengenalkan mahasiswa tentang Comfort Teori.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Kolkaba
Katharine Kolkaba lahir di Cleveland, Ohio dan menghabiskan
sebagian hidupnya di kota tersebut. Pada tahun 1956 Kolkaba mendapat
gelar diploma dari St. Luke’s Hospital School of Nursing di Cleverland. Ia
memperoleh gelar Master of Science dalam Keperawatan dari Case
Western Reserve University pada tahun 1987 dan PhD dari sekolah yang
sama pada tahun 1997. Latar belakang keperawatan Kolkaba meliputi
pekerjaan diruang operasi, perawatan bedah, kesehatan dirumah dan
perawatan jangka panjang. Ia menjadi tertarik pada kenyamanan sebagai
konstruksi teoris pada saat bekerja untuk pasien dimensia.
3
6. Integeritas institusi didasarkan oleh orientasi sistem nilai penerima
asuhan. Sama pentingnya orientasi terhadap promosi kesehatan,
asuhan holistik dalam konteks keluarga dan pemberi asuhan.
2.3 Tingkat Kenyamanan
Kolkaba menggunakan idenya dari 3 teori keperawatan sebelumnya untuk
mensintesis atau mengidentifikasi henis kennyamanan menurut analisis
konsep. Ada 3 tingkat kenyamanan menurut Kolkaba (Iimiasih, Nurhaeni dan
Wiluyanti, 2015 ; Alligood, 2017) :
1. Relief (kelegaan)
Merupakan arti kenyamanan dari hasil penelitian Orlando, yang
menggunakan bahwa perawat meringankan kebutuhan yang diperlukan
oleh pasien. Disini pasien memerlukan kebutuhan kenyamanan yang
spesifik.
2. Ease (ketentraman)
Terbebas dari rasa ketidaknyamanan atau meningkatkan rasa nyaman.
Merupakan arti kenyamanan dari hasil penelitian Henderson, yang
mendeskripsikan ada 14 fungsi dasar menusia yang harus dipertahankan
selama pemberian asuhan.
3. Trancendence
Yaitu mampu mentoleransi atau dapat beradaptasi dengan
ketidaknyamanan. Ini dijabarkan dari hasil penelitian Paterson dan Zderat,
yang menjelaskan bahwa perawat membantu pasien dalam mengatasi
kesulitannya.
4
Adalah kebutuhan penentraman hati, dukungan, bahasa tubuh yang positif
dan perawatan yang dilihat dari segi budaya. Kebutuhan ini dipenuhi
melalui coaching atau pemberian pendidikan kesehatan (informasi),
promosi, pelatiahn, mendapat informasi perkembangan yang berhubungan
dengan prosedur pulang dari rumah sakit dan rehabilitasi.
4. Kebutuhan rasa nyaman lingkungan (evionmental comfort)
Kebutuhan ini meliputi kerapian lingkungan, lingkungan yang sepi,
perabotan yang nyaman, bau lingkungan minimum dan keamanan
lingkungan. Tindakan yang dapat dilakukan perawat meliputi mengurangi
kebisingan, memberikan penerangan yang cukup dan mengurai gangguan
pada saat tidur.
5
4. Perilaku mencari bantuan perilaku mencari bantuan menjabarkan tujuan
hasil yang ingin dicapai tentang makna sehat, yakni sikap penerima
bekonsultasi mengenai kesehatannya dengan perawat.
5. Integeritas institusional, perusahaan, komunitas. Sekolah, rumah sakit,
regional, Negara bagian dan negara yang memeiliki kualitas eyang
lengkap, utuh, kembang, etik, dan tulus, akan memiliki integeritas
kelembagaan. Ketika institusi tersebut menunjukkan hal tersebut, hal ini
akan menciptakan dasar priktik dan kebijakan yang tepat.
6. Praktik terbaik. Diartikan dengan ontervensi yang diberikan oetugas
kesehatan sesuai dasar keilmuan dan praktik untuk mendapatkan hasil
yang terbaik untuk pasien dan keluarga.
7. Kabijakan terbaik. Kebijakan terbaik institusi atau kebijakan regional
dimulai dari adanya protocol prosedur dan madis yang mudah untuk
diakses, diperoleh dan diberikan.
6
2. Lingkungan yang dimaksud disini ada;ah segala aspek pasien, keluarga
atau institusi yang dapat dimanipulasi oleh perawat, orang yang dicintai,
atau institusi untuk meningkatkan kenyamanan.
3. Kesehatan
Yang dimaksud disini adalah status fungsi optimal seorang pasien
keluarga, pemberi asuhan kesehatan atau komunitas dalam konteks
individu atau kelompok.
4. Keperawatan
Yang dimaksud disini adalah salah satu pengkajian kebutuhan kenyamanan
yang intensif, intervensi yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan
kenyamanan, dan evaluasi tingkat kenyamanan satelah implementasi
diberikan kemudian dengan tujuan hasil yang diinginkan.
7
anak, memberikan mainan kesukaan anak dan distraksi dengan mamberikan
mainan kasukaan adak dan distraksi lainnya. Intervensi untuk mengurangi
kecemasan dilakukan dengan perawtan yang melibatkan kaluarga, melakukan
distraksu dengan bermain atau mendengarkan musik. Sedangkan kanyamanan
sosiokultural pada pasien difasilitasi dengan mendatangkan rohaniawan untuk
melakukan do’a bersama dengan keluarga.
Setelah dilakukan evaluasi didapatkan, terjadi penurunan skala nyeri
menjadi 0-1 (yang artinya tidak cemas – cemas ringan ). Kecemasan anak juga
dapat diatasi dengan dukungan orang tua yang selalu menunggui anak dan
dilakukan teknik bermain.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Comfort oleh Katharine Kolkaba memudahkan perawta
untuk mengidentifikasi semus kebutuhan kenyamanan baik yang
dikeluhkan klien maupun yang perawat analisa. Teori Comfort
Kolkaba membagi tioe kenyaman menjadi tiga yaitu relief, ease, dan
transcendence. Teori Comfort Kolkaba memepunyai tujuan akhir
untuk mengantarkan klien menuju kenyamanan yang utuh dan
menyeluruh. Kenyamanan yang dimaksud adalah tercapainya tingkat
kenyamanan tertinggi yaitu Transcendence di keempat area yaitu fisik,
psikospiritual, lingkungan, dan sosiokultural.
3.2 Saran
Mengingat ilmu keperawatan merupkan ilmu terapan yang selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman, pelayanan kesehatan di
Indonesia kedepan harus mampu memberikna pelayanan kepada
masyarakat secara professional sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan hal itu, penting bagi perawat untuk memehami berbagai
teori keperawatan termasuk teori Comfort yang dikemukakan oleh
Katharine Kolkaba. Malului teori ini perawat dapat memiliki
pengetahuan mengenai pentingnya penerapan proses keperawatan yang
disertai dengan pemberian kenyamanan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10