Kolcaba mulai membuat bagan teorinya dengan melakukan analisa konsep dari
berbagai disiplin ilmu, yaitu keperawatan, medis, psikologi, psikiatri, ergonomik dan bahasa
inggris. Dalam berbagai artikelnya, Kolcaba memaparkan tentang teori kenyamanan dengan
menelusuri catatan sejarah penggunaan kenyamanan dalam keperawatan. Sebagai contoh,
Kolcaba menggunakan teori Nightingale (1859) yang menekankan Tidak akan pernah
melihat apa yang diobservasi dan untuk apa. Bukan untuk menabrak bermacam-macam
informasi atau fakta yang tidak benar, tetapi untuk kepentingan menyelamatkan hidup dan
meningkatkan kesehatan dan kenyamanan (Tomey dan Alligood, 2006: 727).
A.
1.
2.
Pengukuran Kenyamanan
Pengukuran kenyamanan didefinisikan sebagai intervensi keperawatan untuk mengetahui
kebutuhan kenyamanan resipien secara spesifik meliputi fisiologi, sosial, finansial, psikologi,
spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik (Kolcaba, 1994 dalam Tomey dan Alligood, 2006:
728).
3.
Varibel-variabel Intervensi
Didefinisikan sebagai interaksi kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persepsi resipien
tentang kenyamanan total. Variabel ini terdiri atas pengalaman masa lalu, umur, sikap, status
emosional, sistem pendukung, prognosis penyakit, keuangan, dan pengalaman resipien secara
keseluruhan (Kolcaba, 1994 dalam Tomey dan Alligood, 2006: 728).
4.
Kenyamanan
Didefinisikan sebagai kondisi yang dialami oleh resipien berdasarkan pengukuran
kenyamanan. Ada tiga tipe kenyamanan (dorongan, ketentraman dan transcendence) serta
empat konteks pengalaman (fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan). Tipe-tipe
kenyamaman didefiniskan sebagai berikut (Kolcaba, 2001 dalam Tomey dan Alligood, 2006:
728):
a. Dorongan (relief): kondisi resipien yang membutuhkan penanganan yang spesifik dan
segera.
b. Ketenteraman (ease): kondisi yang tenteram atau kepuasan hati.
c. Transcendence: kondisi dimana individu mampu mengatasi masalahnya (nyeri).
Empat konteks kenyamanan adalah (Kolcaba, 2003 dalam Tomey dan Alligood, 2006:
728; Kolcaba 1991 dalam Peterson dan Bredow, 2004: 258):
a. Fisik : berkaitan dengan sensasi jasmani.
b. Psikospiritual : berkaitan dengan kesadaran diri, internal diri, termasuk penghargaan,
konsep diri, seksual dan makna hidup; berhubungan dengan perintah yang terbesar atau
kepercayaan.
c. Lingkungan : berkaitan dengan keadaan sekitarnya, kondisi-kondisi, dan pengaruhnya.
d. Sosial : berkaitan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
5.
6.
Kolcaba (2001) dalam Tomey dan Alligood (2006: 729) menjelaskan tentang konsep
metaparadigma sebagai berikut:
1.
Keperawatan
Keperawatan adalah pengkajian yang sengaja dilakukan untuk pemenuhan kenyamanan,
merancang pengukuran kenyamanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dan mengkaji
ulang tingkat kenyamanan pasien setelah implementasi serta membandingkannya dengan
target sebelumnya. Pengakajian awal dan pengkajian ulang dapat bersifat subjektif atau
intuitif atau kedua-duanya. Pengkajian dapat dicapai melalui administrasi analog visual atau
daftar pertanyaan, atau kedua-duanya. Menurut Kolcaba dalam Tomey dan Alligood (2006:
734), untuk memberikan kenyamanan pasien setidaknya memerlukan tiga jenis intervensi
kenyamanan, yaitu:
a.
b.
Pembinaan (coaching), termasuk intervensi yang didesain untuk membebaskan rasa nyeri
dan menyediakan penenteraman hati dan informasi, membangkitkan harapan, mendengar,
dan membantu perencanaan yang realistis untuk pemulihan, integrasi, atau meninggal sesuai
budayanya.
c.
Comfort Food untuk jiwa, meliputi intervensi yang tidak dibutuhkan pasien saat ini
tetapi sangat berguna bagi pasien. Intervensi kenyamanan ini membuat pasien merasa lebih
kuat dalam kondisi yang sulit diukur secara personal. Target intervensi ini adalah
transcendence meliputi hubungan yang mengesankan antara perawat dan pasien, keluarga,
atau kelompok. Sugesti kenyamanan ini dapat diberikan dalam bentuk pijatan, lingkungan
yang adaptif yang menciptakan kedamaian dan ketenangan, guided imagery, terapi musik,
mengenang masa lalu, dan sentuhan terapeutik.
2.
Pasien
Pasien adalah penerima perawatan, dapat perorangan, keluarga, lembaga, atau komunitas
yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
3.
Lingkungan
Lingkungan adalah semua aspek luar (fisik, politis, kelembagaan, dan lain-lain) dari pasien,
keluarga, lembaga yang dapat dimanipulasi oleh perawat atau seseorang yang dicintai untuk
meningkatkan kenyamanan.
4.
Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimum yang diperlihatkan oleh pasien baik individu, keluarga,
kelompok, atau komunitas.
1.
2.
3.
4.
Kolcaba (1994) dalam Peterson dan Bredow (2004: 259) mengemukakan beberapa
asumsi tentang kenyamanan antara lain:
Manusia mempunyai respon yang holistik terhadap stimulus yang kompleks.
Kenyamanan adalah suatu hasil holistik yang diharapkan yang berhubungan dengan disiplin
keperawatan.
Manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan kenyamanannya secara aktif.
Kenyamanan adalah lebih dari tidak adanya nyeri, cemas, dan ketidaknyamanan fisik lainnya.
C.
Type of Comfort
Ease
Transcendence
Physic
Psychospiritual
Environmental
Social
D.
BENTUK LOGIS
Kolcaba menyatakan teori kenyamanan meliputi tiga tipe alasan logis:
1.
Induction
Induksi terjadi setelah terjadi proses generalisasi dari pengamatan terhadap objek yang
spesifik (Bishop & Hardin, 2006). Ketika perawat mendalami tentang praktek keperawatan
dan keperawatan sebagai disiplin, perawat menjadi familiar dengan konsep implisit atau
eksplisit, term, proposisi, dan asumsi yang mendukung praktik keperawatan.
Pada akhir 1980, Kolcaba menjabat sebagai kepala unit Alzheimer. Pada saat itu
beliau menemukan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan praktek pada perawatan
demensia seperti: lingkungan yang mendukung, ketidakmampuan yang berlebih (excess
disability), dan fungsi optimal. Ketika beliau mencoba menggambarkan hubungan antara
ketiga istilah tersebut, beliau menyadari bahwa ketiganya tidak dapat menggambarkan
praktik secara menyeluruh. Menurut beliau, ada bagian yang kurang lengakap dalam
keperawatan, yaitu bagaimana perawat mencegah disabilitas dan penilaian apakah intervensi
yang diberikan berhasil. Fungsi optimal diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan
aktivitas, misalnya menata meja, menyiapkan makanan dan lain-lain. Akan tetapi, istilah
ketidakmampuan berlebih tidak mampu mendefinisikan clarity secara menyeluruh. Oleh
karena itu, Kolcaba (1) menggolongkan excess disability menjadi disabilitas fisik dan mental,
(2) mengenalkan konsep comfort (3) menjelaskan hubungan non-recursive antara comfort
dan fungsi optimal. Proses ini menandai langkah awal dari teori comfort Kolcaba dan
pemikiran tentang kompleksitas terhadap teori tersebut (Kolcaba, 1992).
2.
Deduction
Deduksi merupakan proses penyimpulan prinsip atau premis yang bersifat general
menjadi kesimpulan yang lebih spesifik (Bishop & Hardin, 2006). Tahapan deduktif dari
perkembangan teori menghasilkan hubungan comfort dengan konsep lain untuk
menghasilkan sebuah teori. Pendapat dari ketiga theorist disertakan dalam teori comfort, oleh
karena itu Kolcaba mencari bentuk dasar yang dibutuhkan untuk menyatukan ketiga konsep
dasar: relief, ease, dan transcendence. Sesuatu hal yang diinginkan adalah suatu kerangka
konsep general yang mampu menjelaskan comfort menjadi istilah yang lebih mudah
dipahami dan mengurangi tingkat abstraksinya (Tomey & Alligood, 2010).
Teori dari seorang psikolog bernama Henry Murray, dianggap sesuai untuk
mendukung teori comfort Kolcaba. Teori Murray menjelaskan tentang human needs, yang
diaplikasikan pada pasien yang mendapatkan banyak stimulus dalam kondisi pemberian
pelayanan kesehatan yang penuh dengan stressor. Teori Murray menginspirasi pendapat
Kolcaba bahwa meskipun comfort diaplikasikan secara spesifik, akan tetapi ketika comfort
diberikan kepada pasien secara terus-menerus maka kenyamanan pasien secara keseluruhan
dapat ditingkatkan (Tomey & Alligood, 2010).
Dalam tahap deduktif ini, Kolcaba memulai dengan abstrak, teori konstruksi umum,
dan proses sosiologis dari pengurangan untuk mengurangi keabstrakan dari teori comfort
dalam praktek keperawatan.
3.
Retroduction
Retroduction digunakan untuk menyeleksi fenomena yang sesuai untuk dikembangkan
lebih luas untuk kemudian diuji kembali. Tipe ini diaplikasikan dalam area yang hanya
memiliki beberapa teori (Bishop & hardin, 2006). Kolcaba menambahkan konsep integritas
institusional dalam middle range theory. Kolcaba menambahkan line 4 dalam kerangka teori
Murray, antara lain: kekuatan penghambat membutuhkan perawatan kesehatan, kekuatan
fasilitasi adalah intervensi keperawatan, kekuatan interaksi merupakan variabel-variabel yang
mempengaruhi intervensi keperawatan. Hasil yang diharapkan dari pemberian intervensi
keperawatan adalah diperolehnya kenyamanan pasien yang dapat dilihat dari persepsi yang
dikemukakan oleh pasien.
Dalam kerangka kerjanya tersebut Kolcaba menguraikan tentang teori kenyamanan
sebagai berikut:
1. Adanya kebutuhan perawatan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang
spesifik yang timbul dalam suatu situasi perawatan kesehatan.
2. Kebutuhan kenyamanan tersebut membutuhkan intervensi keperawatan yang
membutuhkan komitmen dalam perawatan kenyamanan pasien.
3. Dalam pemberian intervensi kenyamanan akan dipengaruhi oleh variabel-variabel
intervensi seperti level dari staf keperawatan, insentif yang diterima oleh perawat, dan
patient acuity.
4. Tujuan dari pemberian intervensi adalah akan didapatkan kenyamanan pasien. Untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya kenyamanan pasien maka dilakukan pengukuran
dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan dari struktur taksonomi.
5. Kenyamanan pasien akan menentukan perilaku pasien dalam mencari kesehatan (health
seeking behaviors of patient), yang ditunjukkan dengan perilaku internal, eksternal
ataupun kematian dengan damai.
6. Health seeking behaviors of patient melibatkan institusi yang terintegrasi yang memiliki
sistem nilai positif, tujuan yang jelas terkait dengan kenyamanan resipien, perbaikan
kesehatan, dan kelangsungan finansial.
7. Hasil akhir yang diharapkan dalam kerangka kerja penelitian ini adalah adanya kepuasan
dari resipien yang dilihat dari status fungsional resipien atau Health Seeking Behaviors
(HSB) yang lain, dan berdasarkan hasil survey dari perawatan kenyamanan.
A.
memenuhi kebutuhan sosial untuk transisi perpindahan perawatan dari rumah sakit ke rumah.
Misalnya diskusi tentang rencana pemakaman dan membantu dengan berkabung dalam
situasi khusus klien (kolcaba dan Dimarco, 2005., Wong, 2009).
Kebutuhan kenyamanan lingkungan meliputi ketertiban, ketenangan, perabotan yang
nyaman, bau yang minimal dan keamanan. Kebutuhan ini juga termasuk perhatian dan saran
pada klien dan keluarga untuk beradaptasi dengan lingkungan kamar rumah sakit. Ketika
perawat tidak mampu untuk menyediakan lingkungan benar-benar tenang, perawat dapat
membantu klien dan keluarga untuk mampu menerima kekurangan dari pengaturan yang
ideal. Namun perawat harus mampu untuk melakukan upaya mengurangi kebisingan, cahaya
lampu dan gangguan istirahat tidur dalam rangka memfasilitasi lingkungan yang
meningkatkan kesehatan klien (kolcaba dan Dimarco, 2005., Wong, 2009).
4. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan setelah implementasi. Beberapa instrumen telah
dikembangkan untuk mengukur pencapaian tingkat kenyamanan. Perawat dapat
menggunakan bebebrapa instrumen untuk menilai peningkatan kenyamanan klien seperti
behaviors cheklist ataupun childrens comfort disiases sesuai dengan usia klien (kolcaba dan
Dimarco, 2005., Wong, 2009).
E.
Intervensi keperawatan
Diagnosa keperawatan terkait resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient dengan tujuan tidak terjadi penurunan berat
badan.
Intervensi kenyamanan
Standard comfort
Tindakan keperawatan
Kaji ulang pola makan klien sebelum sakit dan sesudah sakit
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diit klien
selama sakit dan setelah kembali ke rumah
Timbang berat badan klien setiap hari dengan neraca
timbangan yang sama
Coahing
Ajarkan pada keluarga untuk membuat jadwal makan kklien
selama di rumah
Kenalkan kepada keluarga bahan makanan yang baik untuk
pertumbuhan klien
Comfort food for the Dampingi keluarga untuk menyusun menu sesuai dengan
soul
anjuran ahli gizi
Ciptakan suasana yang menyenangkan pada saat makan
Berikan kebebasan pada klien untuk memilih menu makanan
sesuai daftar anjuran.
Diagnosa keperawatan terkait mual berhubungan dengan iritasi intestinum dengan
tujuan rasa mual berkurang, tidak mengganggu aktifitas makan.
Intervensi kenyamanan
Tindakan keperawatan
Standard comfort
Kaji ulang intensitas mual, faktor yang memperberat mual dan
meringankan mual
Berikan acran injeksi 3x25 mg (IV)
Berikan tricefin 2x1 gr (drip dekstrose 5% 100cc)
Coaching
Jelaskan pada anak penyebab munculnya mual
Comfort food for the Ajarkan pada klien teknik imagery guidance
soul
Libatkan keluarga dalam latihan imagery guidance
Diagnosa keperawatan terkait intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum
dengan tujuan klien mampu beraktivitas sesuai toleransi.
Intervensi kenyamanan
Tindakan keperawatan
Standard comfort
Kaji ulang aktifitas klien sebelum dan sesudah sakit
Ukur nadi, frekuensi pernafasan, tekanan darah sebelum dan
sesudah melakukan aktifitas
Pembatasan aktifitas klien;bedrest
Coaching
Ajarkan pada anak untuk mengukur nadi sebelum dan sesudah
aktifitas
Ajarkan pada keluarga tanda-tanda intoleransi aktifitas
Comfort food for the Dampingi anak melakukan aktifitas yang digemari yang dapat
soul
dilakukan diatas tempat tidur
Diagnosa keperawatan terkait gangguan proses keluarga berhubungan dengan krisis
perkembangan.
Intervensi kenyamanan
Tindakan keperawatan
Standard comfort
Kaji ulang hubungan ayah dan klien
Kaji ulang pola asuh orang tua
Coaching
Jelaskan pada keluarga perkembangan remaja yang sedang
ANALISIS KASUS
Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman fisik
Pengkajian rasa nyaman terkait dengan pengalaman fisik klien dapat dilakukan dengan
wawancara dan pemeriksaan fisik. Secara umum perawat mengobservasi keadaan klien,
mengamati sikap tubuh klien, perilaku yang menunjukan ketidaknyamanan. Observasi
dilakukan dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan hemodinamik juga dapat memberikan
gambaran rasa tidak nyaman klien. Pengkajian secara menyeluruh dapat dilakukan dengan
pemeriksaan head to toe. Data antropometri melengkapi data pemeriksaan head to toe.
Pemeriksaan ini mendukung masalah ketidaknyamanan fisik klien.
Anak yang dirawat di rumah sakit datang dengan keluhan utama. Keluhan ini dapat terkait
dengan riwayat kesehatan masa lalunya. Gangguan kesehatan anak dapat pula disebabkan
karena penurunan fungsi imunitas sehingga perlu dikaji riwayat imunisasi anak. Pergeseran
status kesehatan anak dapat terjadi karena gangguan fungsi fisiologis sistem maupun organ.
Gangguan ini dapat diperiksa dengan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium, foto rontgen dan pemeriksaan penunjang lainnya. Hasil pemeriksaan penunjang
dapat memperkuat dugaan penyebab rasa tidak nyaman anak secara fisik
B. Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman psikospiritual
Pengkajian rasa nyaman terkait psikospiritual mencakup kepercayaan diri, motivasi dan
kepercayaan terhadap Tuhan. Pengkajian psikospiritual pada anak disesuaikan dengan tahap
perkembangan anak. Pencapaian tahap perkembangan psikoseksual termasuk dalam
pengalaman psikospiritual karena akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri anak. Pada
kasus ini remaja dikaji tahap perkembangan pubertasnya, gambaran diri dan nilai diri.
Remaja mengalami masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa sehingga terjadi
perubahan psikoseksual. Perubahan bentuk fisik sebaiknya dapat diterima dengan baik oleh
anak sehingga terbentuk rassa percaya diri dan gambaran diri yang baik. Remaja yang sakit
dan dirawat dirumah sakit dapat terganggu privasinya karena harus berbagi kamar dengan
orang lain. Bila perubahan ini tidak dapt diterima oleh anak maka dapat menimbulkan rasa
tidak nyaman.
C. Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman sosiokultural.
Pengkajian sosiokultural mencakup perkembangan sosial anak baik interpesonal maupun
intrapersonal. Lingkungan sosial yang banyak berinteraksi dengan anak adalah keluarga.
Kondisi hubungan dalam keluarga banyak dikaji dalam aspek ini. Masalah yang muncul
antara pemberi asuhan dengan anak akan menimbulkan rasa tidak nyaman secara sosial. Anak
remaja mengalami perubahan dalam menjalin hubungan. Remaja tidak lagi banyak terikat
dengan hubungan orang tua dan anak tetapi lebih banyak terlubat hubungan dengan
kelompoknya yang mempunyai nilai-nilai tersendiri.
Nilai yang dianut oleh remaja dan kelompoknya tidak selalu sama dengan nilai yang dapat
diterima oleh masyarakat secara umum. Mungkin saja nilai tersebut sejalan atau bertentangan
dengan nilai kultural. Perubahan ini sebaiknya dapat diantisipasi oleh keluarga dan
masyarakat. Sehingga tidak muncul ketegangan peran pemberi asuhan dan ketegangan di
lingkungan masyarakat. Apabila timbul ketegangan-ketegangan maka dapat menimbulkan
masalah ketidaknyamanan sosiokultural.
A.
D.
E.
F.
G.
Remaja yang dirawat di rumah sakit akan terpisah dari kelompoknya untuk sementara
waktu. Perpisahan dengan kelompoknya ini akan menimbulkan rasa isolasi pada diri remaja.
Isolasi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman secara sosial pada diri anak. Remaja
menjadi lebih sedih berpisah dengan teman-temannya daripada berpisah dengan keluarganya.
Keluarga mengalami perubahan terkait perawatan anak dirumah sakit. Ibu yang biasanya
berperan sebagai ibu rumah tangga harus meninggalkan rumah untuk menunggu anak yang
sakit di rumah sakit. Ayah yang mencari nafkah terganggu rutinitasnya karena anak dirumah
sakit. Perubahan sementasra pada remaja yang Menjalani perawatan di rumah sakit dapat
mengakibatkan adanya ketidaknyamanan secara sosiokultural.
Pengkajian rasa nyaman terkait pengalaman lingkungan.
Pengkajian lingkungan pada teori kenyamanan ini mencakup respon adaptasi anak dan
keluarga terhadap lingkungan fisik di rumah sakit. Lingkungan yang berbeda ini dapat
menjadi suatu stressor tersendiri bagi anak dan keluarga . stressor ersebut dapat berupa
cahaya lampu kamar, kebisingan atau suara suara yang tidak bisa didengar seperti suara
mesin, suara alat alat kesehatan, suhu yang mungkin dingin atai terlalu panas/ apabila anak
dan keluarga tidak dapat beradapasi maka akan timbul rasa tidak nyaman terhadap
lingkungan ( Peterson dan Bredow. 2004., Kolbaca, 2003 )
Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan dapat dianalisa dari sruktur taksonomi kenyamanan. Analisa
dilakukan terhadap ketiga tingkat kenyamanan yang dikaitkan dengan pengalaman fisik,
pskikospiritual, sossiokulural dan lingkungan anak dan keluarga. Daa yang meniunjukkan
perubahan homeostatis dan respon fisiologi anak termasuk didalam diagnosis rasa tidak
nyaman fisik pada level relief karena nakan merasa pusing, mual, lemas, dan konjungtiva
anemis .
Pengalamna psikospiritual anak mengalami rasa tidak nyaman pada level ease karena
anak merasa sedih berpisah dengan teman temannya. Rasa nyaman meningkat pada level
transcendence ketika teman teman klien menengok ke rumah sakit. Klien merasa senang
ditengok oleh teman- temannya. Anak belum dapat berkumpul beraktifitas speri biasa
bersama kelompoknya tetapi nakan sudah merasa sengat sennag dengan ditengok temantemannya.
Pengalaman sosiokultural nakan mengalami masalah pada level transcendence karena
anak merasa tidak sedih berpisah dengan ayahnya, hal ini menunjukkan bahwa hubungan
anakd dengan ayahnya tidak dekat. Ketidak eratan hubungan ini dapat disebabkan karena
orang tua belum siap menghadapi perubahan anaknya yang beranjak remaja. Kondisi ini
beresiko terhadap ketegangan pemberi asuhan. Anak dan keluraga mengalami rasa nyaman
pada levcel trancedence karena anak dan keluraga ingin segara pulang kerumah. Anak dfan
kelurga sudah mulai erbiasa dengan lingkungan kamar.
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan berfokus pada peningkatan rasa nyaman nakn dan keluarga.
Pengkajian keperawatan menggunakan taksonomi. Kenyamanan tidak memerlukan waktu
yang lama untuk merngkaji sehingga perawat mempunyai waktu yang lama untuk mengkaji
sehingga perawat mempunyai waktu luang untuk melakukan intervensi. Intervensi
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis intervensi yaitu intervensi standar, pendampingan atau
pelatihan dan tindakan kenyamanan ekstra perawat. Masing masing pengalaman
kenyamanan berbeda focus intervensinya. Pengalaman fisik lebih banyak tindakan
standardaripada kedua tindakan lainnya salah satu contoh tindakan standar adalah
mempertahankan hemeostatis. Pengalaman sosiokultural lebih banyak tindakan
pendampingan atau pelatihan daripada kedua tindakan lainnya
Implementasi & Evaluasi
A.
DAFTAR PUSTAKA
Kolbaca, Katharine., DiMarco, Marguerite. 2005. Comfort theory and its application to
pediatric nursing . A Pediatric nursing . 31, 187 94.
Kolbaca Katharine. 2003. Comfort theory and practice: a vision for holistic helath care and
research. New York : Springer Publishing Company
Peterson, Sandra. J., Bredow, Timothy S/ 2004. Midle ranger theoriesapplication to nursing
research. Philadelphia : Lippincott Williamas & Wilkins
Sitzman, Katheleen L., Eichelberger, Lisa Wrigh. 2011. Understanding the work of nurse
theorist : a creative beginning. Ed 2nd. Ontario: Jones and Bartlett Publisher
Wong, Donna L., Eaton, Maryln Hockenberry, dkk. 2009.wong buku ajar keperawatan
pediatric vil 1. Jakarta. EGC
https://www.scribd.com/archive/plans?doc=145057126&metadata={%22context%22%3A
%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action
%22%3A%22download_promo%22%2C%22platform%22%3A%22web%22%2C
%22logged_in%22%3Atrue}