FAKULTAS KEDOKTERAN
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap disiplin ilmu memiliki fokus yang unik dalam pengembangan ilmu
pengetahuan yang menerangkan hasil penelitiannya serta membedakannya dari
bidang studi lainnya.Pengetahuan yang merupakan disiplin memiliki beberapa
aturan.Memahami aturan ini atau struktur disiplin tersebut adalah penting bagi
mereka yang terlibat dalam mempelajari teori-teori disiplin dan bagi pengetahuan
yang berkembang untuk memperluas disiplin. Mungkin kebutuhan ini lebih genting
dalam keperawatan karena perkembangan praktik profesional berdasarkan atas
praktik dan pengetahuan dari bidang ilmu lain mendahului munculnya pengetahuan
substansial tentang disiplin ilmu tersebut. Pengetahuan keperawatan meliputi
banyak hal yaitu filosofi, teori, penelitian, dan praktik disiplin pengetahuan.Sebagai
suatu disiplin profesional, pengetahuan ini penting untuk mengawasi praktik.Teori
yang terarah, evidence-based-practice adalah ciri khas setiap disiplin ilmu
profesional (Smith, 2014).
Tingkat teori dalam disiplin berdasarkan luas dan kedalaman fokus dan
tingkat abstraksi diwakili.Teori berasal dari kata Yunani, theoria, yang berarti
"melihat." Sebuah teori memberikan cara yang khas untuk melihat fenomena yang
menjadi perhatian disiplin. Teori adalah pola gagasan yang memberi cara untuk
melihat fenomena secara terorganisir. Walker dan Avant (1995) menggambarkan
tingkat teori ini sebagai teori metatheory, grand theory, middle range theory, and
practice theory (Smith, 2014).Salah satu contoh middle range theory adalah
self-efficacy theory oleh Barbara Resnick. Self-efficacy didefinisikan sebagai
penilaian kemampuan individu untuk mengatur dan melaksanakan program
intervensinya. Inti teori self-efficacy berarti bahwa orang dapat mempengaruhi apa
yang mereka lakukan. Melalui pemikiran reflektif, penggunaan pengetahuan dan
keterampilan generatif untuk melakukan perilaku tertentu, dan alat penggerak diri
lainnya, seseorang akan memutuskan bagaimana berperilaku (Bandura, 1997).
Untuk menentukan self-efficacy, seseorang harus memiliki kesempatan untuk
melakukan evaluasi diri atau kemampuan untuk membandingkan keluaran
individual dengan semacam kriteria evaluatif. Proses evaluasi komparatif ini
memungkinkan seseorang menilai kemampuan kinerja dan menetapkan harapan
self-efficacy.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai salah satu teori yang
dikembangkan oleh Barbara Risnick. Teori ini dapat membantu perawat secara
langsung dan berperan dalam memberikan motivasi kepada individu yang sedang
menjalani kegiatan promosi kesehatan seperti latihan rutin, penyapihan rokok,
penurunan berat badan, dan skrining kanker.
B. UlasanSingkatHasil Review
Teori self-efficacy terdiri dari dua konsep dasar yaitu harapan self-efficacy
dan harapan hasil. Teori self-efficacy menyatakan bahwa semakin kuat harapan
akan self-efficacy dan harapan individu untuk suatu aktivitas, semakin besar
kemungkinan dia untuk memulai dan mempertahankan aktivitas itu. Teori ini
berperan dalam memberikan motivasi kepada individu yang sedang menjalani
kegiatan promosi kesehatan seperti latihan rutin, penyapihan rokok, penurunan
berat badan, dan skrining kanker.Salah satu contoh Resnick dan rekan
penelitiannya telah menggunakan teori efikasi diri sebagai dasar dari program yang
menyediakan kegiatan latihan, dan aktivitas fisik untuk orang dewasa.
1. Pertanyaan Klinis
Berdasarkan PICO diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan klinis sebagai
berikut “Apakah self efficacy dapat meningkatkan motivasi/perubahan perilaku
pada pasien (untuk menciptakan gaya hidup sehat)?”
2. Cara penelurusan Referensi
Pencarian referensi yang berhubungan dengan self efficacy di lakukan di
science direct, pubmed, nejm. Kemudian di persempit dengan pencarian self
efficacy model Barbara Resnick. Kemudian setelah melalui beberapa tahap
penyeleksian, maka di ambil jurnal yang berjudul “Testing the Senior Exerciese
Self-efficacy Project (SESEP) for Use With Urban Dwelling Minority Older
Adults”
Hasil penelitian menunjukkanbahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada penelitian ini yaitu pada kelompok intervensi memiliki ekspektasi hasil
yang secara signifikan lebih tinggi terkait dengan olahraga dan menghabiskan
lebih banyak waktu dalam berolahragadibandingkan kelompok kontrol. Tidak
ada perbedaan yang signifikan dalam harapan self-efficacy atau keseluruhan
aktivitas fisik (pada kedua kelompok.Ada gejala depresi yang lebih signifikan
pada kelompok intervensi setelah perlakuan 12 minggu bila dibandingkan
dengan kontrol. Pada latihan Chairs rise (naik turun dari kursi) hasilnya
mendekati signifikan, pada kelompok intervensisedikit waktu untuk bangkit
dari kursi. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang
mengikuti intervensi terkait nyeri, ketakutan akan jatuh, mobilitas, kesehatan
fisik dan kualitas hidup terkait kesehatan mental.
Hasil penelitian ini bisa diaplikasikan pada pasien usia lanjut baik di
Rumah sakit maupun dikomunitas, yaitu untuk meningkatkan motivasi diri
sebelum dilakukan terapi fisik dan olahraga.
BAB II
KONSEP DAN KRITIK TEORI
B. TUJUAN TEORI
1. Pendidikan
PhD, University of Maryland Baltimore, 1996
MSN, University of Pennsylvania, 1982
BSN with Distinction, University of Connecticut Storrs, 1978
2. Penelitian
Testing the Effectiveness of the Function Focused Care
Intervention in Trauma Patients. NINR 6/13-5/15
Dissemination of Function Focused Care in Assisted
Living. The Stulman Foundation
Testing the PRAISEDD-2 Intervention in Senior Housing.
Evaluation Outcomes of the Patient Centered Hospital
Discharge Program.
Genetic Variability in Physical Resilience Among Older Adults.
Exploring Volunteer Behavior Among Older Adults.
Testing the effectiveness of the Res-Care-AL Intervention.
Robert Wood Johnson Foundation's Interdisciplinary Nursing
Quality Research Initiative. 9/08 to 9/10.
Pilot Testing of Res-Care-Acute Care. University of Maryland
Medical Systems and the University of Maryland School of
Nursing Research funding. 9/08 to 9/09.
Effects of a Hip Fracture Prevention Website for Seniors. (Nahm,
E.S., Principal Investigator; Resnick, B., Co-investigator).
Funded by the National Institute of Aging. Grant No. R21
AG026013. 2/15/06-1/31/08.
Hip Fracture Recovery in Males. (Magaziner, J., Principal
Investigator; Resnick, B., Co- Investigator, among many others)
9/05-9/10.
Claude D. Pepper Older Americans Independence Center
(OAIC) . (Goldberg, A., Magaziner, J., Principal Investigators;
Resnick, B. Co-investigator). Funded by National Institute of
Aging Grant P60 AG12583. 07/01/06-06/30/11
The National Tuberculosis Curriculum Consortium (NTCC).
(Catanzaro, A., Principal Investigator, University of California,
San Diego; Resnick, B., Co-investigator). Funded by the
National Heart Lung and Blood Institute. 2004 -2009.
Health Promotion Activities of the Older Adult. (Resnick, B.,
Principal Investigator). 9/98-ongoing.
3. Publikasi
Resnick B, Galik E, Gruber-Baldini A, Zimmerman
S. Understanding Dissemination and Implementation of a New
Intervention in Assisted Living Settings: The Case of Function
Focused Care. J of Applied Gerontology, In press.
Resnick, B., Michael, K, Griffith, K, Klinedinst, J, & Galik
E. (in press). The Impact of PRAISEDD on Adherence and
Initiation of Heart Health Behaviors in Senior Housing. Public
Health Nursing.
Resnick, B., Wells, C., Brotemarkle, R. (in press). Older
Trauma Patients Exposure to Therapy and Factors that Influence
Therapy Opportunities. Physical Therapy.
Resnick, B., Galik, E., Boltz, M., Wells, C. (2013). Physical
Capability Scale: Psychometric Testing. Clinical Nursing
Research 22(1), 7-29.
Resnick, B., Klinedinst J, Dorsey S, Holtzman L, Abuelhiga SL.
(2013). Volunteer Behavior and Factors that Influence
Volunteering Among Residents in Continuing Care Retirement
Communities. Journal of Housing for the Elderly.
Resnick B, Galik E, Boltz M. (2013). Function Focused Care
Approaches: Literature Review of Progress and Future
Possibilities. Journal of the American Medical Directors
Association
Resnick B. Antipsychotic Use in Nursing Homes: Response to
the Editorials by Dr. Morley and Dr. Volicer. Journal of the
American Medical Directors Association, 14(3):222-224.
Resnick B, Galik E, Gruber-Baldini A, Zimmerman
S. (2012). Falls and Fall-Related Injuries Associated With
Function-Focused Care. Clinical Nursing Research, 21 (1),
34-54.
Resnick B, Galik E, Gruber-Baldini AL, Zimmerman S.
(2012). Falls and fall-related injuries associated with
function-focused care. Clinical Nursing Research, 21(1), 43-63.
Yu-Yahiro J, Resnick B, Orwig D, et al. (2009) Design and
Implementation of a Home-Based Exercise Program Post-Hip
Fracture: The Baltimore Hip Studies Experience. Physical
Medicine & Rehabilitation.
Resnick, B., Gruber-Baldini A., Zimmerman S., Galik E,
Pretzer-Aboff I, Russ K, Hebel R. (2009). Nursing Home
Resident Outcomes from the Res-Care Intervention. Journal of
the American Geriatrics society.
Resnick B. (2009). Promoting exercise for older adults. J Am
Acad Nurse Pract. 21(2), 77-8.
Galik EM, Resnick B, Pretzer-Aboff I. (2009). Knowing what
makes them tick': motivating cognitively impaired older adults
to participate in restorative care. Int J Nurs Pract., 15(1), 48-55
Young, Y. & Resnick, B. (2009). Don't worry and be positive:
what helps the most in functional recovery one year after hip
fracture? An exit interview. Rehabilitation Nursing.
Resnick, B. (2008). Utilization of pen devices can improve
diabetes treatment for LTC residents.Annal of long-term care.
16(11), 28-32.
4. Aktivitas Profesional dan akademik
1978-Sekarang: American Nurses Association
1982-Sekarang: National Gerontological Nursing Association
1995-Sekarang: National Conference of Gerontological Nurse
Practitioners
1996-Sekarang: American Geriatrics Society
1996-Sekarang: Gerontological Society of America
1998-Sekarang: American Academy of Nurse Practitioners
1998-Sekarang: American Medical Directors Association
1999-Sekarang: Society of Behavioral Medicine
1996-2007: Eastern Nursing Research Society
1995-1998: National Diabetes Education Program
2008: Southern Nursing Research Society
Pada tahun 1963, Bandura and Walters menulis mengenai Social Learning
and Personality Development yang diperluas pada teori pembelajaran sosial. Pada
tahun 1970-an, Bandura menggabungkan apa yang dia anggap sebagai komponen
yang hilang dari teori tersebut, yaitu mengenai self-efficacy, dan Bandura
mempublikasikan mengenai Self-efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavior
Change (Bandura, 1997). Keyakinan terhadap self-efficacy tersebut berdasarkan
pada penelitian yang menguji asumsi bahwa paparan terhadap kondisi pengobatan
dapat menyebabkan perubahan perilaku dengan mengubah tingkat dan kekuatan
self-efficacy individu. Pada penelitian awal yang dilakukan oleh Bandura, Adams,
dan Bayer (1977), Bandura, Reese dan Adams (1982), sebanyak 33 subjek yang
mengalami pobia ular secara acak dibagi menjadi tiga kondisi treatment yang
berbeda, yaitu : (1) enactive attainment (pencapaian enaktif) yang melibatkan
individu untuk menyentuh ular secara langsung, (2) role modelling atau melihat
orang lain memegang ular, dan (3) control grup. Hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa self-efficacy merupakan perilaku yang dapat diprediksi, dan
enactive attainment menghasilkan harapan self-efficacy yang lebih kuat dan lebih
umum (terhadap ular lain).
2. Konsep teori
Orang dewasa tua (older) yang sangat meyakini bahwa mereka mampu
untuk mandi dan berpakaian secara mandiri karena mereka telah melakukan
aktivitas tersebut selama lebih dari 90 tahun tidak akan mengubah harapan
self-efficacy jika mereka jika mereka bangun dengan gejala artritis yang berat di
pagi hari sehingga mereka tidak mampu berpakaian secara mandiri. Kegagalan
yang terjadi berulang-ulang dapat mempengaruhi ekspektasi self-efficacy mereka.
6. Persuasi Verbal
Teori Efikasi Diri diturunkan dari teori sosial kognitif dan harus
dipertimbangkan dengan konteks penentuan timbal baliknya.Empat sumber
pengalaman (pengalaman langsung, pengalaman orang lain, penentuan dari orang
lain, dan turunan dari pengetahuan) yang dapat secara potensial mempengaruhi
efikasi diri dan ekspektasi hasilnya yang juga berinteraksi dengan karakteristik
individu dan lingkungannya.Idealnya, efikasi diri dan ekspektasi hasil diperkuat
oleh pengalaman dan kebiasaan yang dilakukan.Sejak efikasi diri dan ekspektasi
hasil sangat dipengaruhi oleh performa dan kebiasaan, sepertinya terdapat
hubungan yang saling timbale balik antara performa dan efikasi yang diharapkan.
Ukuran efikasi diri dikembangkan sebagai ukuran kertas dan pensil yang
menuliskan berbagai aktivitas dari yang mudah ke yang paling sulit di domain
kebiasaan yang spesifik.Pada penelitian Bandura, partisipan ditanya tentang
indikasi melakukan suatu kegiatan dan mengevaluasi tingkat kepercayaan dirinya
terhadap aktivitas yang diberikan.
Individu
Harapan Kebiasaan
Performa
Persuasi Verbal
Role Model
Timbal balik Psikologis Hasil yang
diharapkan
Lingkungan
Secara tradisional, pada perkembangan ukuran efikasi diri,
komponen-komponennya diturunkan berdasarkan pada kombinasi antara penelitian
kualitatif dan kuantitatif yang meneliti berbagai faktor yang mempengaruhi
kepatuhan pada suatu kebiasaan spesifik, misalnya latihan.Sebagai contoh, skala
efikasi diri untuk kegiatan latihan terdiri dari 9 komponen, dimana setiap
komponen merefleksikan tantangan dalam kegiatan latihan.Nilai 0 diberikan untuk
yang tidak memiliki kepercayaan diri, sedangkan nilai 10 diberikan kepada
individu yang sangat percaya diri.
Teori efikasi diri ini dapat membantu perawat secara langsung.Teori ini
berperan dalam memberikan motivasi kepada individu yang sedang menjalani
kegiatan promosi kesehatan seperti latihan rutin, penyapihan rokok, penurunan
berat badan, dan skrining kanker.Sebagai contoh, Resnick dan rekan penelitiannya
telah menggunakan teori efikasi diri sebagai dasar dari program yang menyediakan
kegiatan latihan, dan aktivitas fisik untuk orang dewasa. Diantara intervensi
tersebut, pendekatan Function Focus Care (FFC) telah diuji intensif dan akan
mendeskripsikannya sebagai sebuah eksemplar.
Untuk dewasa tua, pengalaman melakukan aktivitas fisik yang terjadi harus
bebas dari perasaan ketidaknyamanan dan ketakutan akan nyeri. Berikan informasi
pada mereka bahwa kejadian penyakit musculoskeletal berhubungan dengan nyeri
dan ketakutan akan terjatuh. Kita dapat berbicara pada mereka bahwa kita “tidak
ingin mereka jatuh” atau “tidak akan melakukan sesuatu yang bisa membuat
mereka merasa nyeri”. Obat anti nyeri dan penggunaan kompres dingin atau panas
pada sendi merupakan cara lain untuk mengatur nyeri sebelum diberikan aktivitas.
Teori self-efficacy bersifat spesisfik pada situasi tertentu saja, sehingga teori
ini sulit untuk digeneralisasikan pada perilaku antara invidu satu dengan individu
lainnya.Pengaruh ekspektasi self-efficacy dan outcome sebagaimana hal tersebut
berhubungan dengan kepatuhan jangka panjang dengan kepatuhan awal masih sulit
dipahami dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.Teori kognitif sosial dan teori
self-efficacy telah membantu penelitian keperawatan yang berhubungan dengan
perubahan perilaku.Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk membangun dan
menyatukan penelitian yang sudah dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu di negara dan dunia secara global.
Kritik terhadap teori Barbara Resnick
C. External Component
Kriteria Unit yang Critique
dianalisis
Personal Theorist Teori self-efficacy terdiri dari dua konsep dasar yaitu yang
Values dan Critic pertama harapan self-efficacy, yang merupakan kepercayaan
individu terhadap kemampuan mereka untuk melakukan
tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan; dan yang kedua
harapan hasil, yang merupakan keyakinan bahwa konsekuensi
tertentu akan dihasilkan oleh tindakan pribadi. Barbara myakini
bahwa self-efficacy expectation dan expectation outcome
berkaitan satu sam lain dan bisa dipisahkan untuk
mempengaruhi perilaku. Semakin kuat harapan akan
self-efficacy dan harapan individu untuk suatu aktivitas,
semakin besar kemungkinan dia untuk memulai dan
mempertahankan aktivitas itu.
Congruency Compleme Teori ini bersifat komplementer. Karena akan lebih optimal jika
With Other ntarity diaplikasikan dengan teori lain yang memberikan tindakan
Professional keperawatan secara holistik.
Values
Congruency Beliefs dan Peran perawat dan tindakan perawat kongruen dengan harapan
With Social Values masyarakat yang dibuktikan dengan aplikasi teori yang
Values memberikan perawatan tidak hanya focus padakondisi fisik
pasien tapi juga memperhatikan sisi psikologis pasien yang
akan mengoptimalkan health outcome patient
BAB III
ANALISA ARTIKEL
2. Peneliti
Penelitian ini di lakukan oleh Barbara Resnick, di publikasikan pada
tahun 2008.
3. Latar Belakang
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan dan
efektifitas dari metode proyek latihan “Senior Exerciese Self-efficacy
Project” (SESEP).
Etnis minoritas seperti orang Afrika Amerika, Hispanis Amerika,
dan penduduk asli amerika lebih sering menderita penyakit obesitas,
kecacatan kronis dan kerusakan pada fungsi tubuh serta lebih berresiko
tinggi terhadap penyakit kardiovaskuler dibandingkn dengan orang
pada ras kulit putih.
Senior Exerciese Self-efficacy Project (SESEP) adalah gabungan
aktifitas fisik dan peningkatan motifasi pada pasien dengan usia lanjut
yang tinggal didaerah perkotaan.
SESEP dirancang untuk menggunakan sumber informasi yang
diketahuidapat mempengaruhi harapan self-efficacy dan hasilnya.
Secara singkat, peserta dikaitkan dalam kelas yang melibatkan
olahraga, belajar tentang manfaat olahraga dan aktivitas fisik,
mendapat dorongan verbal dengan tujuan pengembangan, dan
mendiskusikan sensasi yang tidak menyenangkan yang terkait dengan
olahraga dan belajar bagaimana menghilangkan sensasi tidak
menyenangkan ini.misalnya rasa sakit dan ketakutan terjatuh).
hipotesa dalam penelitian ini adalah: (1) Peserta yang terpapar SESEP
akan memiliki harapan self-efficacy dan outcome yang lebih kuat dan
menghabiskan lebih banyak waktu dalam berolahraga dan aktivitas
fisik secara keseluruhan daripada yang diacak untuk dikontrol; dan (2)
Peserta yang terpapar SESEP akan memiliki kualitas hidup fisik dan
fisik yang lebih baik, memiliki lebih sedikit gejala depresi, sedikit rasa
sakit, kurang takut terjatuh, dan mobilitas dan kenaikan kursi yang
lebih baik dibandingkan dengan yang diacak untuk dikontrol.
4. Metode Penelitian
a. Desain penelitian
Metode atau design penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah randomize control trial.
b. Sampel dan Prosedur penelitian
Pada awal penelitian, jumlah sample yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 166 orang, yang terbagi dalam dua
kelompok yaitu kelomok intervensi dan kelompok kontrol.
Kelompok intervensi terdiri dari 100 orang yang terbagi kedalam 6
kelompok. Pada kelompok kontrol terdiri dari 66 orang yang terbagi
ke dalam 7 kelompok. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
pasien dengan usia 60 tahun atau lebih, mempunyai tekanan darah
sistolik < 200 mmhg dan diastolik < 100 mmhg, heart rate 60 - 120/
menit, tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, stroke ataupun
gangguan irama jantung selama 6 bulan terakhir.
Penelitian ini dimulai dari pengumpulan data dan pengambilan
sample, kemudian dilakukan screening kesehatan pada sample
untuk menentukan kriteria inklusi dan ekslusi. Kemudian penentuan
sample dilakukan secara acak. Pada kelompok intervensi diberikan
perlakuan motivasi dengan metode SESEP dan latihan fisik selama
12 minggu. Sedangkan pada kelompok kontrol di berikan
pendidikan nutrisi dan latihan fisik selama 12 minggu. Latihan
SESEP dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu dengan jumlah
masing-masing pertemuan selama 1-1,5 jam setiap pertemuan.`
c. Analisa Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini kemudian di analisa
menggunakan uji chi-square.
Tabel3.1.
Deskripsi Komponen Peningkatan Efektivitas Proyek Self-efficacy Latihan
Senior (SESEP)
Sumber informasi
Deskripsi aktivitas peningkatan kemanjuran di
self-efficacy
SESEP
6. Aplikasi Penelitian
Hasil penelitian ini bisa diaplikasikan pada pasien usia lanjut baik di
Rumah sakit maupun dikomunitas, yaitu untuk meningkatkan
motivasi diri sebelum dilakukan terapi fisik dan olahraga.
7. Kekurangan penelitian
a. Jumlah sample yang digunakan tidak sama antara kelompok
intervensi dengan kelompok kontrol. Kelompok intervensi terdiri
dari 100 orang (terdiri dari 6 kelompok) intervensi dan pada
kelompok kontrol 66 orang (terdiri dari 7 kelompok) .
b. Pada kelompok intervensi kehadiran peserta (sample) di evaluasi,
sedangkan pada kelompok kontrol tidak.
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Smith, MJ. et al. (2014). Middle Range Theory For Nursing : Third Edition.
Springer Publishing Company : New York.
Smith, Mary Janedan Patricia R. Liehr. 2003. Middle Range Theory for Nursing.
New York: Springer Publishing Company, Inc.
Smith, Mary Janedan Patricia R. Liehr. 2014. Middle Range Theory for Nursing
3rd Edition. New York: Springer Publishing Company, Inc.
https://primeinc.org/faculty/biography/371/Barbara_M_Resnick,_PhD,_CRNP,_F
AAN,_FAANP
http://www.nurses.info/nursing_theory_midrange_theories_barbara_resnick.htm