Anda di halaman 1dari 21

ANALISA PENERAPAN FILSAFAT ILMU DALAM

TEORI MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON


DENGAN PENDEKATAN ALIRAN EMPIRISME

(Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Filsafat Ilmu Keperawatan)

Disusun Oleh :

ANISKA INDAH FARI

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas
rahmat dan karunianya kami dapat menyusun makalah yang mengangkat
tentang Analisa Penerapan Filsafat Ilmu Dalam Teori Model Keperawatan
Jean Watson Dengan Pendekatan Aliran Empirisme.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tentu saja penulis mengalami
banyak permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai
pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dan telah membimbing kami dalam proses
penyusunan makalah ini kepada:
1. Dr. Tri Kurniati, SKp, M.Kep selaku Ketua Program Studi Magister
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta
2. Miciko Umeda, S.Kp., M.Biomed selaku dosen pengajar mata ajar
Filsafat Ilmu Keperawatan
3. Rekan rekan mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang
telah memberikan dukungan dalam penyelesaian makalah ini
.Penulis menyadari makalah ini masih belum sempurna, maka dari itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih apabila ada kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, Januari 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI.... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....
B. Tujuan Penulisan ..............................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Filsafat Ilmu Keperawatan .................................................................
B. Konsep Keperawatan Menurut Jean Watson ...................................................
C. Pandangan Jean Watson Dalam Filosofi Dasar Filsafat ..................................
D. Hubungan Filsafat Ilmu dengan Keperawatan Menurut Jean Watson ...........
E. Aliran Empirisme dalam Filsafat Ilmu ...........................................................

BAB III APLIKASI KONSEP MODEL


A. Aplikasi Kasus Pada Teori Jean Watson Dalam Aliran Empirisme ..............
B. Analisa Kasus .................................................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .......................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berfikir radikal dalam arti mulai dari
radix suatu gejala dari akar suatu hal yang hendak dimasalahkan, dan
dengan jalan penjajagan yang radikal filsafat berusaha untuk sampai kepada
kesimpulanyang universal.
Filsafat ilmu sangat penting peranannya terhadap penalaran manusia
untuk membangun ilmu. Sebab, filsafat ilmu akan menyelidiki, menggali
dan menelusuri sedalam, sejauh dan seluas mungkin semua tentang hakikat
ilmu. Dalam hal ini, kita bisa mendapatkan gambaran bahwa filsafat ilmu
merupakan akar dari semua ilmu dan pengetahuan dan berpengaruh
terhadap ilmu ilmu kesehatan khususnya dalam merawat seseorang yang
membutuhkan pertolongan disaat seseorang menderita sebuah penyakit atau
sakit.
Filsafat ilmu keperawatan merupakan telaah kefilsafatan yang ingin
menjawab pertanyaan mengenai hakikat khususnya dalam ilmu kesehatan.
Dengan demikian filsafat ilmu kesehatan sangatlah penting peranannya bagi
pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan. Tentu juga filsafat ilmu
kesehatan sangat bermanfaat bagi manusia untuk menjalani berbagai aspek
kehidupan dalam ilmu keperawatan.
Filsafat dan ilmu keperawatan adalah merupakan cara berfikir atau
keingintahuan seseorang secara mendalam yang berfikir secara radikal dan
menyeluruh sampai ke hal yang mendasar yanng mendorong untuk
mengkaji ilmu yang didapatnya untuk diterapkan dalam keperawatan,
sehingga dapat menjadikan pemikiran untuk seseorang lebih mendasar
tentang apa yang telah didapat dan menjadikannya suatu pemahaman yang
tidak mungkin ditempat lain dan memberikan pandangan hidup yang
mendasar dan sikap budi untuk diaplikasikan ke dalam masyarakat.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Filsafat Ilmu (Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi) Teori
Jean Watson.
2. Mengetahui Konsep Utama Filosofi Human Caring dari Jean Watson.
3. Dapat mengetahui hubungan teori watson dengan aliran empirisme pada
filsafat ilmu
4. Dapat mengaplikasikan teori Jeans Watson Pada tatanan pelayanan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Filsafat Ilmu Keperawatan


1. Ontologi (apa itu ilmu keperawatan)
lmu keperawatan dapat didefinisikan dalam beberapa pendapat.
Calilista Roy (1976) mendefinisikan bahwa keperawatan merupakan
definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang
memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada
klien. Sedangkan Florence Nightingale (1895) mendefinisikan
keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien
dalam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak. Dari
beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah
upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan expert,
holistic berdasarkan ilmu dan kiat, serta standart pelayanan dengan
berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat expert secara
mandiri atau melalui upaya kolaborasi.
2. Epistemiologi (bagaimana lahirnya ilmu keperawatan berkaitan
dengan kehidupan dahulu)
Secara naluriah keperawatan lahir bersamaan dengan penciptaan
manusia. Orang-orang pada zaman dahulu hidup dalam keadaan original.
Namun demikian mereka sudah mampu memiliki sedikit pengetahuan
dan kecakapan dalam merawat atau mengobati. Perkembangan
keperawatan dipengaruhi oleh semakin majunya peradaban manusia
maka semakin berkembang keperawatan. Pekerjaan merawat
dikerjakan berdasarkan naluri (instink) mother instinct (naluri keibuan)
yang merupakan suatu naluri yang bersendi pada pemeliharaan jenis
(melindungi anak, dan merawat orang lemah).
Diawali oleh seorang Florence Nightingale yang mengamati
fenomena bahwa pasien yang dirawat dengan keadaan lingkungan yang
bersih ternyata lebih cepat sembuh dibanding pasien yang dirawat dalam
kondisi lingkungan yang kotor. Hal ini membuahkan kesimpulan bahwa
perawatan lingkungan berperan dalam keberhasilan perawatan pasien
yang kemudian menjadi paradigma keperawatan berdasarkan lingkungan.
Sehingga semenjak itu banyak pemikiran baru yang didasari dengan
berbagai tehnik untuk mendapatan kebenaran baik dengan cara Revelasi
(pengalaman pribadi), otoritas dari seorang yang ahli, intuisi (diluar
kesadaran), dump common sense (pengalaman tidak sengaja), dan
penggunaan metode ilmiah dengan penelitian-peneltian dalam bidang
keperawatan. Misalnya Peplau (1952) menemukan teori interpersonal
sebagai dasar perawatan. Orlando (1961) menemukan teori komunikasi
sebagai dasar perawatan. Roy (1970) menemukan teori adaptasi sebagai
dasar perawatan. Johnson (1961) menemukan stabilitas sebagai tujuan
perawatan dan Rogers (1970) menemukan konsep manusia yang unik.
3. Aksiologi (untuk apa ilmu keperawatan digunakan)
Aksiologis diatas dapat dijelaskan bahwa ilmu keperawatan
digunakan sebagai ilmu, pedoman, dan dasar dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien dengan berbagai tingkatan dari
individu, keluarga, kelompok bahkan sampai masyarakat luas guna
meningkatkan derajat kesehatan pasien tersebut. Sehingga bisa merubah
kondisi seseorang atau sekelompok orang dari kondisi sakit menjadi
sembuh dan yang sudah sehat dapat mempertahankan atau
mengoptimalkan derajat kesehatannya.

B. Konsep Keperawatan Menurut Jean Watson


Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah
Human Science and Human Care. Watson percaya bahwa fokus utama
dalam keperawatan adalah pada faktor care / perhatian pada perawatan yang
berasal dari humanistic perspective dan dikombinasikan dengan dasar ilmu
pengetahuan. Teori Jean Watson ini merupakan salah satu dari kebutuhan
manusia dalam merawat klien. Jean Watson dalam memahami konsep
keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat
manusia dan tolak ukur pandangan Watson didasari pada unsur teori
kemanusiaan.
Caring Science merupakan suatu orientasi human science dan
kemanusiaan terhadap proses, fenomena, dan pengalaman human caring.
Caring science meliputi seni dan kemanusiaan. Jean Watson (1999)
menggambarkan tentang Hubungan Transpersonal Caring yang dijadikan
sebagai landasan dari teorinya karena ia mengakui bahwa kesatuan dalam
hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang
konsentrik dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia,
pada planet bumi, pada alam semesta. Hubungan manusia yang bersifat
caring sehingga dapat bersatu dengan orang lain dengan cara menghargai
sesorang.
Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari
sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual
karena menurut Jean Watson bahwa caring adalah ideal moral dari
keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat
ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi,
kekuatan dari dalam diri serta intuitif. Caring sebagai esensi dari
keperawatan berarti adanya pertanggungjawaban hubungan antara perawat
dan klien, dimana perawat membantu partisipsi klien serta membantu klien
dalam memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan. Watson
memberikan penekanan aspek kualitas interpersonal dan transpersonal yang
meliputi empati, keselarasan dan kehangatan.

1. Konsep Utama menurut Jean Watson


Pandangan teori menurut Jean Watson memahami bahwa manusia
memiliki empat cabang kebutuhan yang saling berhubungan diantaraanya
sebagai berikut :
a. Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup)
meliputi kebutuhan makan dan cairan, kebutuhan eliminasi, dan
kebutuhan ventilasi
b. Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Fungsional)
meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, serta kebutuhan sexualitas.
c. Kebutuhan Dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi)
meliputi kebutuhan untuk berprestasi dan berorganisasi
d. Kebutuhan Dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk
Pengembangan)
meliputi kebutuhan aktualisasi diri

2. Faktor Karatif menurut Teori Jean Watson


Adapun 10 (sepuluh) faktor karatif yang menjadi fokus dari teori
Jean Watson adalah sebagai berikut :
a. Membentuk Sistem Nilai Humanistik Alturistik (Humanistic-
Altruistic System Values)
b. Membangkitkan Keyakinan Harapan (Faith and Hope)
c. Menanamkan Kepekaan Terhadap Diri Sendiri dan Orang Lain
(Sensitivity to self and others)
d. Mengembangkan Hubungan Saling Membantu dan Rasa Percaya
e. Meningkatkan dan Menerima Ungkapan Perasaan Postif maupun
Negatif
f. Menggunakan Metode Pemecahan Masalah Secara Sistematis Untuk
Pengambilan Keputusan (Creative problem-solving caring process)
g. Meningkatkan Pengajaran dan Pembelajaran Interpersonal
(Interpersonal teaching learning)
h. Menyediakan Lingkungan Psikologis, Fisik, Sosial Budaya dan
Spiritual yang Mendukung, Melindungi dan Memperbaiki
i. Membantu Pemenuhan Kebutuhan Manusia (Human needs
assistance)
j. Mengizinkan Kekuatan Eksistensial Dan Fenomologis

Jean Watson percaya bahwa perawat memiliki tanggung jawab untuk


melakukan untuk melakukan lebih dari 10 faktor karatif sehingga klien
dalam area promosi kesehatan melalui tindakan preventif. Tujuan ini
dapat dicapai dengan mengajarkan klien terhadap perubahan diri untuk
meningkatkan kesehatan, memberikan dukungan sesuai situasi,
mengajarkan cara menyelesaikan masalah serta mengetahui kemampuan
adaptasi dan koping terhadap kehilangan.

C. Pandangan Jean Watson Dalam Filosofi Dasar Filsafat


1. Ontologi Keilmuan Keperawatan
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada
asumsi bahwa human science and human care merupakan domain utama
dan menyatukan tujuan keperawatan.Sebagai human science keperawatan
berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetia,
humanities dan kiat/art (Watson,1985). Sebagai pengetahuan tentang
human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi
inti keperawatan, seperti dinyatakan oleh Watson (1985) human care is
the heart of nursing atau Leininger (1984) yang menekankan caring is
the central and unifying domain for the body of knowledge and practices
of nursing.
Menurut Watson (1988), kata perawat adalah kata benda dan kerja.
Baginya keperawatan terdiri dari pengetahuan, pemikiran, nilai, filosofi,
komitmen, dan tindakan, dengan disertai gairah. Watson berpendapat
bahwa fokus utama dalam keperawatan ada di faktor carative. Dia
percaya bahwa bagi perawat untuk mengembangkan filsafat humanistik
dan sistem nilai, seorang liberal dengan latar belakang seni yang kuat
diperlukan. Sistem filsafat dan nilai memberikan fondasi yang kokoh
bagi science of caring.
2. Epistemiologi Keilmuan Keperawatan
Jean Watson menggabungkan ilmu pengetahuan dengan kemanusiaan
sehingga perawat memiliki latar belakang liberal dan seni yang kuat serta
dapat memahami budaya lain sebagai prasyarat untuk menerapkan ilmu
caring dan kerangka pikiran tubuh-spiritual. Ia percaya bahwa studi-studi
kemanusiaan memperluas wawasan dan meningkatkan kemampuan pikir
dan pertumbuhan pribadi.
Jean Watson membandingkan status keperawatan dengan mitologi
Yunani Danaides, yang berusaha mengisi bejana yang bocor dengan air,
hanya untuk melihat bahwa air akan mengalir melalui retakan bejana
tersebut. Ia percaya bahwa studi ilmu pengetahuan dan kemanusiaan
dibutuhkan untuk menutup retakan bejana semacam itu sebagai dasar
ilmiah dari ilmu keperawatan (Watson, 1981, 1997). Dalam filosofinya,
Watson melihat keperawatan sebagai human science yang memiliki
simbol, konsep dan bahasa berbeda dengan jenis keilmuwan yang
lainnya. Hal ini diungkapkannya science is empphasized in a human
science context (Watson:1985).
Pandangan ini didasarkan pada nilai human care dan human caring
dan asumsi-asumsi yang terkait dengannya. Berikut beberapa asumsi
Watson tentang keperawatan:
a. Human caring merupakan moral ideal dan peran utama perawat
b. Caring merupakan essence keperawatan dan paling sentral dan fokus
utama praktik keperawatan
c. Pengetahuan dan tindakan caring merupakan ontologi serius, etika,
epistemik dan pragmatis dalam disiplin ilmu keperawatan
d. Sebagai suatu disiplin, keperawatan memiliki tanggung jawab etik,
sosial dan lingkungan terhadap perkembangan teori baru dan
pengatahuan caring, penyembuhan dan praktik kesehatan untuk
mengajarkannya dalam pendidikan dan mengimplementasikannya
dalam perawatan klinik.
e. Karena fenomena keperawatan merupakan fenomena manusia dan
kehidupan, aspek multiple seseorang, intuisi, etika, empiris, estetika
dan dimensi spiritual disetujui sebagai dasar matrik epistomologis dan
ontologis dari disiplin dan profesi
f. Human caring dapat didemonstrasikan dan dipraktikkan secara efektif
melalui hubungan interpesonal
g. Praktik transpersonal caring-healing membutuhkan pengembangan
epistomologi dan pengetahuan transformatif
3. Aksiologi Ilmu Keperawatan
Jean Watson memandang ilmu keperawatan dapat memberikan
faedah dalam kehidupan yaitu :
a. Membentukan sistem humanistic dan alturistic
Pembentukan sistem nilai humanistic dan alturistic dalam diri
seseorang dapat dinilai pada usia dini. Dimana nilai nilai ini
didapatkan dari orang tua. Sistem nilai humanistic alturistic
ditingkatkan melalui pengalaman hidup seseorang, proses
pembelajaran dan paparan terhadap nilai nilai kemanusiana. Ilmu
keperawatan dimulai membentuk sistem nilai humanistic dan
alturistik dengan promosi kesehatan.
b. Menanam (melalui pendidikan) faith hope
Merupakan hal yang sangat penting dalam pelayanan keperawata.
Perawat perlu selalu memiliki positif thingking sehingga dapat
menularkan kepada klien yang akan membantu meningkatkan
kesembuhan dan kesejahteraan klien.
c. Pengembangan sensitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain
Pikiran dan emosi seseorang adalah jendela jiwa. Ilmu keperawatan
mengembangkan kepekaan diri kepada orang lain dalam pelayanan
keperawatan hingga tumbuh rasa empati.
d. Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling
percaya (A Helping Trust Relationship)
Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai lindungan
yang memfasilitasi untuk penerimaan perasaan positif dan negatif
yang termasuk dalam hal ini yaitu kejujuran, empati, kehangatan dan
komunikasi efektif. Pelayanan keperawatan yang komprehensif
membutuhkan helping trust relationship.
e. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi
perasaan, baik menggunakan metode ilmiah dan menyelesaikan
masalah dan pengambilan keputusan
f. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang
bersifat interpersonal
g. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan
meningkatkan atau memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural dan
lingkungan spritual
h. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias
(kebutuhan kebutuhan survival, fungsional, integratif dan grup)
i. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic
j. Praktek keperawatan caring ditujukan untuk perawatan kesehatan
yang ekspresi perasaan positif maupun negatif
k. Holistik dalam meningkatkan kontrol, pengetahuan dan promosi
kesehatan

Apabila dilihat dari penjabaran diatas, filsafat keperawatan


merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi
keperawaan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek
keperawatan. Hakekat manusia sebagai mahluk biopsikososio dan
spriritual, pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat,
profesi yang berorientasi pada pelayanan, memiliki tingkat klien
(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) serta pelayanan yang
mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Adapun hakekat keperawatan sebagai berikut :
a. Sebagai ilmu dan seni merupakan suatu ilmu yang didalam
aplikasinya lebih kearah ilmu terapan
b. Sebagai profesi yang berorientasi kepada pelayanan mengatasi untuk
membantu manusia mengatasi masalah sehat dan sakit dalam
kehidupan untuk mencapai kesejahteraan
c. Sebagai pelayanan kesehatan yang memiliki tiga sasaran diantaranya
yaitu individu, keluarga dan masyarakat
d. Sebagai kolabolator dengan tim kesehatan lainnya. Dengan memiliki
program pembinaan kesehatan, pencegahan penyakit, penentuan
diagnosis dini dan penyembuhan serta rehabilitasi dan pembatasan
kecacatan
Sedangkan jika dipandang secara esesnsinya ilmu keperawatan
meliputi :
a. Memandang pasien sebagai mahluk yang utuh (holistik) yang harus
dipenuhi segala kebutuhannya baik biopsikososio dan spiritual yang
diberikan secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan secara
sepihak atau sebagian dari kebutuhannya
b. Bentuk pelayanan keperawatan harus diberikan secara langsung
dengan memperhatikan aspek kemanusiaan
c. Setiap orang berhak mendapatkan keperawatan tanpa memandang
perbedaan suku, kepercayaan, status sosial, agama dan ekonomi
d. Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari
sistem pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam
lingkup tim kesehatan bukan sendiri sendiri
e. Pasien adalah mitra aktif dalam pelayanan kesehatan bukan sebagai
penerima jasa yang pasif

D. Hubungan Filsafat Ilmu dengan Keperawatan Menurut Jean Watson


Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum hukum yang
mendasari realitas serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih
berdasarkan pada alasan logis dari pada metoda empiris.
Falsafah keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah
sebenarnya dapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan
alam semesta. Dalam hal ini pengetahuan keperawatan, sehingga falsafah
keperawatan adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang
mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam
keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada respons mereka terhadap
situasi.
Manfaatnya dari filsafat dalam keperawatan yaitu :
1. Alat untuk menelusuri kebenaran segala hal hal yang dapat disaksikan
dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
Dalam hal ini keperawatan merupakan suatu ilmu sehingga dapat
ditelusuri dan dibuktikan kebenarannya
2. Memberikan pengertian tentang cara hidup dan pandangan hidup.
Keperawatan merupakan ilmu yang memberika pelayanan kepada klien
dalam kondisi sehat maupun sakit, sehingga filsafat dapat memberikan
pandangan tentang cari hidup dan pandangan hidup yang sehat.
3. Panduan tentang ajaran moral dan etika. Dalam memberikan asuhan
keperawatan membutuhkan moral dan etika dalam pelaksanaannya
4. Sumber ilham dan panduan untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.
Ruang lingkup ilmu keperawatan adalah kaitan antara biopsikososiso
dan spritual sehingga filsafat dapat menjadi panduan.

E. Aliran Empirisme dalam Filsafat Ilmu


1. Pengertian Empirisme
Empirieme merupakan suatu aliran dalam filsafat yang berpendapat
bahwa empiri atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan.
Akal bukanlah sumber pengetahuan, akan tetapi akal berfungsi mengolah
data-data yang diperoleh dari pengalaman. Metode yang digunakan
adalah metode induktif. Jika rasionalisme menonjolkan aku yang
metafisik, maka empirisme menonjolkan aku yang empiris. Empirisme
adalah salah satu aliran dalam filosof yang menekankan peranan
pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu
sendiri, dan mengecilkan peranan akal. Istilah Empirisme diambil dari
bahasa Yunani yaitu emperia yang berarti coba- coba atau pengalaman.
Sebagai tokohnya adalah Francis Bacon , Thomas Hobbes, John Locker,
dan David Hume. Karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan dapat
dirasakan manfaatnya, pandangan orang terhadap filsafat mulai merosot.
Hal itu terjadi karena filsafat dianggap tidak berguan lagi bagi kehidupan.
Pada sisi lain ilmu pengetahuan yang bermanfaat, pasti, dan benar hanya
diperoleh lewat indra ( empiri) dan empirilah satu- satunya sumber
pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir dengan nama Empirisme
Empirisme merupakan aliran ilmu pengetahuan dan filsafat yang
berdasarkan metode empiris, yaitu bahwa semua pengetahuan didapat
dengan pengalaman. Bahan yang diperoleh dari pengalaman diolah oleh
akal, dan dijadikan sebagai sumber pengetahuan karena pengalamanlah
yang memberikan kepastian yang diambil dari dunia fakta. Empirisme
berpandangan bahwa pernyataan yang tidak dapat dibuktikan melalui
pengalaman adalah tidak berarti atau tanpa arti. Ilmu harus dapat diuji
melalui pengalaman, dengan demikian kebenaran yang diperoleh bersifat
aposteriori yang berarti setelah pengalaman (post to experience).

2. Jenis Aliran Empirisme


a. Empirio - Kritisisme
Disebut juga Machisme. sebuah aliran filsafat yang bersifat
subyaktif-idealistik. Aliran ini didirikan oleh Avenarius dan Mach.
Inti aliran ini adalah ingin membersihkan pengertian pengalaman
dari konsep substansi, keniscayaan, kausalitas, dan sebagainya,
sebagai pengertian apriori. Sebagai gantinya aliran ini mengajukan
konsep dunia sebagai kumpulan jumlah elemen-elemen netral atau
sensasi-sensasi (pencerapan-pencerapan). Aliran ini dapat dikatakan
sebagai kebangkitan kembali ide Barkeley dan Hume tatapi secara
sembunyi-sembunyi, karena dituntut oleh tuntunan sifat netral
filsafat. Aliran ini juga anti metafisik.
Semua proposisi yang benar dapat dijabarkan (direduksikan) pada
proposisi-proposisi mengenai data inderawi yang kurang lebih
merupakan data indera yang ada seketika.
b. Empirisme Logis
Analisis logis Modern dapat diterapkan pada pemecahan-
pemecahan problem filosofis dan ilmiah. Ada batas-batas bagi
Empirisme. Prinsip system logika formal dan prinsip kesimpulan
induktif tidak dapat dibuktikan dengan mengacu pada pengalaman.
c. Empiris Radikal
Suatu aliran yang berpendirian bahwa semua pengetahuan dapat
dilacak sampai pada pengalaman indera. Apa yang tidak dapat
dilacak secara demikian itu, dianggap bukan pengetahuan. Soal
kemungkinan melawan kepastian atau masalah kekeliruan melawan
kebenaran telah menimbulkan banyak pertentangan dalam filsafat.
Ada pihak yang belum dapat menerima pernyataan bahwa
penyelidikan empiris hanya dapa memberikan kepada kita suatu
pengetahuan yang belum pasti (Probable). Mereka mengatakan
bahwa pernyataan- pernyataan empiris, dapat diterima sebagai pasti
jika tidak ada kemungkinan untuk mengujinya lebih lanjut dan
dengan begitu tak ada dasar untuk keraguan. Dalam situasi semacam
ini, kita tidak hanya berkata: Aku merasa yakin (I feel certain), tetapi
aku yakin. Kelompok falibisme akan menjawab bahwa: tak ada
pernyataan empiris yang pasti karena terdapat sejumlah tak terbatas
data inderawi untuk setiap benda, dan bukti-bukti tidak dapat ditimba
sampai habis sama sekali.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Aplikasi Kasus Pada Teori Jean Watson Dalam Aliran Empirisme


Seorang laki laki berusia 40 tahun, bekerja sebagai programer yang
banyak duduk di depan komputer, mengalami serangan nyeri secara tiba tiba
di pinggang. Setelah digunakan istirahat, rasa nyeri tersebut berkurang
namun ia masih merasa tidak nyaman. Saat dibawa ke dokter, ia merasa
kembali nyeri yang semakin parah dan menjalar ke abdomen bawah dan
paha serta mulai merasa mual. Dokter malakukan pemeriksaan abdominal X
Ray, tes darah dan urinalysis, urin klien berwarna sedikit merah, tes urin dan
darah menunjukkan tingginya kalsium, sehingga klien disarankan untuk diet
rendah kalsium dan minum air 2-3 liter per hari. Dari hasil wawancara yang
dilakukan oleh perawat diperoleh data bahwa klien sering minum vitamin D
berlebihan dan minum 600 ml/hari. Saat ini klien merasa kawatir dengan
kondisinya sehingga dada berdebar debar dan sulit untuk tidur. Perawat
melakukan relaksasi progresif untuk mengatasi keluhan klien

B. Analisa Kasus
Penelitian Jean Watson mengenai caring menggunakan pendekatan
empirisme radikal bahwa semua pengetahuan dapat dilacak sampai pada
pengalaman inderawi. Dalam melakukan tindakan keperawatan maka
perawat melakukan pendekatan dengan bersikap caring dalam memberikan
tindakan relaksasi progresif dengan tujuan untuk menurukan tingkat stres
dan kecemasan yang dihadapi klien terkait dengan penyakit yang
dideritanya saat ini.
1. Ontologi (apa itu relaksasi progresif)
Dengan pendekatan Human Care maka perawat dalam melakukan
tindakan keperawatan dengan penuh perhatian dan caring kepada klien
dengan memenuhi empat kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan dasar
biofisikal (kebutuhan untuk hidup), kebutuhan dasar psikofisikal
(kebutuhan fungsional), kebutuhan dasar psikososial (kebutuhan untuk
integrasi), kebutuhan dasar intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan
untuk pengembangan).
Teknik relaksasi otot progresif memusatkan perhatian pada suatu
aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian
menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk
mendapatkan perasaan relaks
2. Epistemiologi (bagaimana munculnya ilmu tehnik relaksasi otot
progresif)
Dengan pendekatan pada Human caring sehingga dapat
mengaplikasian secara efektif melalui hubungan interpersonal antara
klien dan perawat karena tindakan keperawatan memiliki tanggung jawab
etik, sosial dan lingkungan terhadap penyembuhan dan praktik kesehatan
untuk mengimplementasikannya dalam perawatan klinik, sehingga dapat
mencapai keberhasilan dari tindakan tehnik relaksasi otot progresif.
3. Aksiologi (untuk apa tehnik relaksasi otot progresif dilakukan)
Perawat dengan pendekatan 10 faktor karatif menurut Jean Watson
dalam melakukan tindakan keperawatan sehingga dapat membantu untuk
menurunkan kecemasan dan menciptakan rasa aman nyama kepada klien
serta dapat membatu dalam proses penyembuhan klien.
Adapun tujuan dari tindakan tehnik relaksasi otot progresif yaitu :
a. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,
tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolic
b. Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan oksigen
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
tidak memfokuskan perhatian serta relaks
d. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi;
e. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
f. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia
ringan, dan membangun emosi positif dari emosi negative
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Konsep utama teori Jean Watson adalah Human Science and Human
Care, yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah carative factors
dimana dia berasal dari humanistic prespective yang dikombinasikan
dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah.
2. Hubungan teori Jean Watson ini dengan pandangan aliran empirisme
dalam filsafat ilmu yaitu adanya unsur teori kemanusiaan dalam
pandangannya yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna yang memiliki berbagai ragam perbedaan dengan didasari
pengetahuan berdasarkan pengalaman indrawi yang dimiliki setiap
individu
3. Ruang lingkup filsafat ilmu keperawatan menurut pandangan jean watson
melingkupi ontologi ilmu yang mengupas hakikat dari ilmu itu sendiri
dengan memenuhi empat kebutuhan dasar manusia, epistemologi ilmu
yang membahas tatacara dan landasan untuk mencapai pengetahuan
ilmiah tersebut berdasarkan tujuh asumsi dasar dan terakhir aksiologi
ilmu yang meliputi nilai-nilai normatif dalam pemberian makna terhadap
kebenaran atau kenyataan dengan pendekatan asuhan keperawatan yaitu
10 faktor karatif

B. Saran
Melihat besarnya manfaat pandangan aliran empirisme dalam ilmu
filsafat menurut Jean Watson yang berfokus pada science caring, maka
seharusnya caring dapat tercermin dalam setiap interaksi perawat dan klien,
dengan melaksanaan 10 faktor karatif dalam proses keperawatan sehingga
dapat berguna untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan, memperbaiki
image perawat di masyarakat dan membuat profesi keperawatan memiliki
tempat khusus dimata para pengguna jasa pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R. (2014). Nursing theorist and their work (8th Ed). St. Louis,
MO: Mosby Elsevier

Adventist Hinsdale Hospital. (2011). Dr. Watsons caring theory. Retrieved


from : https://www.keepingyouwell.com/ahh/about-us/nursing-magnet-
journey/dr-watsons-caring-theory

Aligood, M. R. (2010). Nursing Theory: Utilization & Application (4th Ed).


Missouri: Elsevier.

Fawcett, Jacqueline.(2005). Contemporary Nursing Knowledge: Analysis


and Evaluation of Nursing Models and Theories (2th Ed). Philadephia:
Davis Company

Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu, Penerbit Rake Sarasin, Yogjakarta, 2011


Soemowinoto, S. 2008. Pengantar Filsafat Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai