Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian metode deskriptif untuk mengetahui insiden kecelakaan kerja mampu

menjawab tujuan penelitian, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan

fenomena yang ditemukan dan disajikan apa adanya tanpa mencoba

menganalisa bagaimana dan mengapa fenomena dapat terjadi.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Suyanto,

2011).

Populasi dalam penelitian ini sejumlah 209 orang terdiri dari beberapa

unit kerja adalah pekerja di IGD (Instalasi Gawat Darurat) 19 orang, pekerja

di OK 12 orang, pekerja di Poliklinik 18 orang, pekerja di Staff Administrasi

11 orang, pekerja di bagian URDAL (Urusan Dalam) 14 orang, pekerja di

bagian TUUD (Tata Usaha Urusan Dinas) 19 orang, pekerja di Apotek 16

orang, pekerja di bagian Instalasi Gizi 16 orang, pekerja di bagian PPBPAD

(Panitia Penguji Badan Personel TNI AD) 3 orang, pekerja di bagian

Radiologi 4 orang, pekerja di bagian CSSD (Central Sterile Supply

Departement) 4 orang, pekerja di bagian BPJS 7 orang, pekerja di bagian

39
40

Laboratorium 4 orang, pekerja di ruang instalasi perawatan dewasa 20

orang, ruang instalasi perawatan anak 13 orang, ruang perawatan bayi 11

orang, ruang instalasi kebidanan 15 orang dan ruangan admin

keperawatan/IPCN 3 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan

objek menurut Gay dan Diehl (1992) menuliskan untuk penelitian deskriftif,

sampel 10 % dari populasi. Besar sampel adalah banyaknya anggota yang

dijadikan sampel. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini

berjumlah 30 orang dimana teknik pengambilan sampel digunakan dengan

cara (Convinience sampling) yaitu dengan cara pengambilan sampel

berdasarkan suka-suka/seenaknya menurut peneliti pada orang terdekat.

(Sudibyo, 2013).

Untuk mencari sampel pembagian unit kerja digunakan rumus :

∑ Populasi unit kerja


Jumlah sampel perunit kerja X Jumlah Sampel
== ∑ Populasi Total

a. Inklusi

1) Pekerja yang bertugas di Rumah Sakit Tk III Dr. R Soeharsono

Banjarmasin baik itu tenaga medis, perawat, bidan, farmasi, analis

maupun non medis.

2) Bersedia menjadi responden.


41

b. Eksklusi

1) Bukan Pekerja yang bertugas di Rumah Sakit Tk III Dr. R

Soeharsono Banjarmasin.

2) Perawat yang menolak menjadi responden dalam penelitian.

C. Variabel dan definisi operasional

1. Variabel

a. Variabel terikat/variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang variasi nilainya diakibatkan oleh

satu atau lebih variabel bebas (Supardi S., 2013). Pada penelitian ini

angka peningkatan dan penurunan insiden kecelakaan kerja

berpengaruh terhadap klasifikasi kecelakaan yang terjadi.

b. Variabel Bebas/variabel independen

Variabel independen adalah variabel yang variasi nilainya dapat

mempengaruhi variabel terikat, variabel pengaruh, variabel penyebab

atau variabel perlakuan. Pada penelitian ini klasifikasi insiden kecelakaan

kerja berdasarkan menurut jenis cidera, penyebab keclakaan dan

menurut jenis luka. Insiden kecelakaan kerja dipengaruhi 3 (tiga) faktor

yaitu faktor manusia, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan.


42

2. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

Definisi Alat ukur/cara


No Variabel Parameter Skala Kategori hasil ukur
Operasional ukur
1 Faktor yang Faktor manusia Kuisioner, Kuisioner, Nominal 1) 18 – 25 tahun
mempengaruhi dan lingkungan Observasi dan Observasi dan 2) 26 – 35 tahun.
kecelakaan merupakan panduan panduan 3) 36 – 45 tahun.
kerja. faktor yang wawancara wawancara 4) 46 – 58 tahun.
mengacu pada pengelompokkan pengelompokka
setiap masalah usia responden n umur.
yang yang dihitung
mempengaruhi dalam tahun,
pendekatan
individu Penggolongan Kuisioner, Nominal Kategori :
terhadap jenis kelamin Observasi dan 1. Laki-laki
pekerjaan dan panduan 2. Perempuan
kemampuan wawancara
untuk
melaksanakan Penggolongan Kuisioner, Nominal Kategori :
tugas dan pekerjaan Observasi dan 1. Pendidikan SMA
pekerjaan atau panduan 2. Pendidikan DIII
faktor-faktor wawancara 3. Pendidikan S1
lingkungan 4. Pendidikan S2

Pengalaman Kuisioner, Nominal Kategori :


kerja Observasi dan 1. Masa kerja < 1
panduan tahun
wawancara 2. Masa kerja 1 – 2
tahun
3. Masa kerja 2 – 3

39
43

tahun
4. Masa kerja 3 – 4
tahun
5. Masa kerja > 4
tahun
2 Insiden Klasifikasi Observasi Lembar Nominal 1 = Ya,
Kecelakaan kecelakan kerja terhadap Observasi Bila mengalami
Kerja sebagai alat kecelakaan kerja Klasifikasi kecelakaan kerja jika
ukur untuk yaitu dengan Kecelakaan kecelakaan terjadi
mengidentifikasi menilai klasifikasi Kerja di Rumah pada saat bekerja.
angka insiden kecelakaan kerja Sakit Dr. R.
kecelakaan antara lain : Soeharsono 0 = Tidak,
yang terjadi a. Menurut jenis Banjarmasin Bila tiidak mengalami
pada kecelakaan kecelakaan jika
responden. b. Menurut kecelakaan tidak
sumber atau terjadi pada saat
penyebab bekerja.
kecelakaan
c. Menurut sifat
atau luka
kelainan
44

D. Instrumen Penelitian

1. Alat Ukur

a. Karakteristik Perawat.

Pada pekerjaan yang memerlukan banyak tenaga kerja, biasanya dipilih

tenaga kerja yang masih muda karena fisiknya kuat, akan tetapi usia

muda biasanya masih penuh dengan emosi, ceroboh dan kurang

pengalaman sehingga sering menyebabkan timbulnya tindakan yang

dapat menyebabkan kecelakaan kerja (Suma’mur, 2013). Karakteristik

perawat yang diukur adalah usia, jenis kelamin, masa kerja dan tingkat

pendidikan.

1) Usia

Kategori Umur yaitu:

a) 18 – 25 tahun

b) 26 – 35 tahun.

c) 36 – 45 tahun.

d) 46 – 58 tahun.

2) Masa kerja

Masa kerja yang dikategorikan dalam penilitian ini adalah :

a) Masa kerja < 1 tahun

b) Masa kerja 1 – 2 tahun

c) Masa kerja 2 – 3 tahun

d) Masa kerja 3 – 4 tahun

e) Masa kerja > 4 tahun

39
45

3) Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dikategorikan dalam penelitian ini adalah:

a) Tingkat pendidikan SMA sederajat

b) Tingkat pendidikan DIII

c) Tingkat pendidikan S1

d) Tingkat Pendidikan S2

b. Jenis insiden kecelakaan kerja

Jenis insiden kerja berdasarkan klasifikasi kecelakaan yaitu hasil

observasi penelitian di Instalasi Gawat Darurat. Yang berdasarkan

klasifikasi kecelakaan kerja menurut Rejeki S. (2015) terbagi 3 (tiga)

yaitu :

1) Menurut jenis kecelakaan

a) Terjatuh

b) Tertimpa benda jatuh

c) Tertumbuk atau terkena benda

d) Terjepit oleh benda

e) Gerakan yang melebihi kemampuan

f) Pengaruh suhu tinggi

g) Terkena sengatan arus listrik

h) Kontak dengan bahan-bahan berbahaya

2) Menurut sumber atau penyebab kecelakaan

a) Dari mesin

b) Alat angkut dan alat angkat

c) Bahan/zat berbahaya dan radiasi

d) Lingkungan kerja
46

3) Menurut sifat luka atau kelainan

Patah tulang, memar , gegar otak, luka bakar, keracunan mendadak

akibat cuaca.

c. Angka insiden kecelakaan kerja

Angka insiden kecelakaan kerja berdasarkan jumlah dari klasifikasi

kecelakaan hasil kuisioner dan observasi responden selama peneliti

melaksanakan penelitian.

2. Alat ukur yang digunakan

Alat ukur penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan

kuisioner yaitu lembar observasi adalah lembar catatan pengamatan sesuai

dengan insiden kecelakaan kerja yang sesuai klasifikasi kecelakaan kerja

berdasarkan peneliti sebelumnya dan adanya kecelakaan kerja diluar dari

sumber yang terjadi di rumah sakit seperti Kontak dengan benda tajam dan

kasar, kontak dengan jarum, pisau, dan benda tajam sejenisnya.

E. Cara pengumpulan data

Data yang dikumpulkan berupa :

1. Data primer : Data yang diperoleh dengan melakukan wawancara

langsung terhadap responden yaitu perawat yang bertugas di rumah sakit

dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan

sebelumnya dalam bentuk kuesioner.

2. Data sekunder : Data yang diperoleh dari bagian administrasi


47

F. Uji validitas dan reliabilitas

1. Validitas

Uji validitas yaitu validitas konstruk yang digunakan untuk melihat struktur

instrument penelitian.

2. Reliabilitas

Guna melihat apakah instrument yang telah disusun handal bila digunakan,

maka perlu dilakukan uji reliabilitas antara lain dengan metode :

a. Test dan Re-Test

Metode ini digunakan dengan cara mengulang-ulang hingga beberapa

kali uji instrumen. Skor korelasi setiap uji coba dicari dan dilihat

signifikansinya. Bila signifikan maka instrument tersebut reliable.

b. Split Half

Metode ini digunakan dengan cara memilah instrument menjadi dua

bagian. Bagian pertama berisi nomor ganjil dan bagian kedua berisi

nomor genap. Skor korelasi kedua bagian tersebut harus signifikan.

Instrument penelitian yang valid dan reliable mutlak diperlukan agar

dalam pengumpulan data, peneliti mendapatkan data yang sah, baik

dan akurat sehingga penelitian yang dilakukan menghasilkan

kesimpulan optimal dan tepat.

G. Analisa Data

Sebelum melaksanakan analisa data beberapa tahapan harus dilakukan

terlebih dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa

data tidak mendapat kendala. (Suyanto,2011). Tahapan tersebut terdiri dari:


48

1. Cleaning

Tahapan ini dilakukan pada saat mengumpulkan data kuesioner dari

responden atau ketika memeriksa lembar observasi. Periksa kembali apakah

ada jawaban respondenatau hsil observasi yang ganda atau belum dijawab.

Jika ada, sampaikan kepada responden untuk diisi atau diperbaiki jawaban

pada kuesioner tersebut. Jika hal ini tidak dilakukan dan terdapat jawaban

ganda atau lembar observasi belum terisi maka kuesioner tersebut gugur

atau dibatalkan, sebab peneliti tidak boleh mengisi jawaban.

2. Coding

Tahapan memberikan kode pada jawaban responden terdiri dari :

a. Memberi kode identitas responden untuk menjaga kerahasiaan identitas

responden dan mempermudah proses penelusuran biodata responden

bila diperlukan.

b. Menetapkan kode untuk skoring jawaban responden atauhasil observasi

yang telah dilakukan.

3. Skoring

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil opservasi

sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan

skor. Tidak ada pedoman baku untuk skoring, namun skoring harus

diberikan dengan konsisten. Selain itu perlu diperhatikan dengan seksama

terhadap pertanyaan yang demikian harus diberi kode terbalik.

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya

rekomendasi dari pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada


49

instansi tempat penelitian dalam hal ini Rumah Sakit Tk. III Dr. R. Soeharsono

Banjarmasin. Setelah memperoleh izin dari instansi terkait, penelitian dilakukan

dengan menekankan masalah etika, melipuiti :

1. Informed consent (Lembar Persetujuan)

Lembaran persetujuan diberkan pada setiap calon responden yang di teliti

adalah yang memenuhi kriteria inklusi. Bila calon responden menolak, maka

peneliti tidak dapat memaksa dan tetap menghormati hak-hak yang

bersangkutan.

2. Anonymity ( Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasian, maka peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden, tetapi lembar tersebut diberi kode.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden maupun masalah-masalah lainnya,

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

sebagai hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai