Anda di halaman 1dari 11

DEFINISI OPERASIONAL DALAM

PENELITIAN
Cindy Berliana Diapaty Mayulu (1901060)
Vivi Sri Utami Gobel (1901058)
Gina Maria Rosalinda Haringan (1901046)
Rosalia Katili (1901049)
Yanti Tongka (1901050)
Tiara Riska Dilapanga (1901024)
Sulawati Ticoalu (1901075)
Heldy Srikandhy Sadale (1901021)
A. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting guna menghindari penyimpangan atau kesalah
pahaman pada saat pengumpulan data. Definisi operasional adalah definisi yang rumusannya didasarkan pada sifat- sifatatau hal-
hal yang dapat diamati. Definisi operasional adalah definisi yang rumusannya menggunakan kata- katayang operasional, sehingga
variabel bisa diukur.
Contoh pentingnya definisi operasional adalah mengenai benar dan salah dari suatu hal, atau saat observasi dilakukan dimana
terdapat kegundahan dan kebingungan. Sebab dengan informasi atau panduan tersebut, peneliti bisa mengetahui cara
mengembangkan konsep yang baik. Dengan begitu peneliti bisa memastikan apakah prosedur dalam pengukuran bisa dilakukan
dengan cara yang sama (terdahulu) atau dengan cara yang baru.

B. Manfaat Definisi Operasional


Definisi Operasional bermanfaat untuk arti penelitian. Antara lain:
○ Memastikan deskripsi singkat tentang konsep dan istilah yang diterapkan pada situasi tertentu untuk memfasilitasi
pengumpulan data yang bermakna dan terstandarisasi.
○ Penting untuk kita ketahui bahwa definisi operasional berbeda dari definisi kamus, yang seringkali bersifat konseptual
dan deskriptif. .
C. Cara Membuat Definisi Operasional
Secara garis besar, langkah-langkah dalam penyusunan definisi operasional yaitu sebagai berikut:
o Menentukan variabel penelitian terlebih dahulu
o Mencari definisi konseptual untuk tiap-tiap variabel tersebut
o Mengidentifikasi cara mengukur variabel
o Memilih cara untuk menggambarkan suatu variabel
o Menuliskan definisi operasional dalam bentuk narasi atau tabel

D. Tipe-Tipe Definisi Operasional


o Definisi Operasional Tipe A
Definisi operasional Tipe A atau Pola I dapat disusun didasarkan pada operasi yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan
gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi.
Contoh : “Pertentangan” bila didefinisikan sebagai adanya dua kubu yang berseberangan, yang setiap kubu memiliki visi dan misi
yang sama, namun hanya terdapat satu kubu yang bisa meraihnya.
o Definisi Operasional Tipe B
Definisi operasional Tipe B atau Pola II dapat disusun didasarkan pada bagaimana objek tertentu yang didefinisikan dapat
dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yang dilakukannya atau apa yang menyusun karaktersitikkarakteristik dinamisnya.
Contoh “Orang Rajin” dapat didefinisikan dengan individu yang bisa konsisten dengan apa yang telah ditetapkan (tujuan) dan bisa
melaksanakan segala tugas yang dibebankannya.
o Definisi Operasional Tipe C
Definisi operasional tipe C atau pola III dapat disusun didasarkan pada penampakan seperti apa objek atau gejala yang
didefinisikan tersebut, yaitu apa saja yang menyusun karakteristik –karakteristik statisnya.
Contoh : orang rajin bisa didefinisikan sebagai individu yang memiliki sikap disiplin yang baik, suka bekerja, selalu berusaha giat
dan memiliki sikap yang patuh.
E. Proses Operasionalisasi Variabel
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengembalikan variabel penelitian ke bentuk awal, yaitu konsep penelitian. Peneliti
harus mendefinisikan konsep penelitian sesuai dengan definisi-definisi yang telah diberikan oleh para akhli yang relevan dengan
konsep penelitiannya. Jika konsep penelitiannya adalah “motivasi kerja”, maka peneliti harus menemukan definisi “motivasi keija”
yang telah banyak diakui kebenarannya oleh para pakar di bidang tersebut.
Langkah berikutnya adalah menemukan cara mengetahui besaran (ukuran) dari variabel penelitian berdasarkan definisi konseptual,
atau dengan kata lain mulai mengoperasionalisasikan variabel penelitian.

F. Komponen Operasional Penelitian


● Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah karakter, atribut atau segala sesuatu yang terbentuk, atau yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian sehingga mempunyai variasi antara satu objek yang satu dengan objek yang lain dalam satu kelompok tertentu
kemudian ditarik kesimpulannya. Jenis-Jenis Variabel Penelitian :
○ Variabel terikat
○ Variabel Bebas
○ Variabel Kontrol
○ Variabel Antara (Intervening)
○ Variabel Diskrit
○ Variabel Kontinium
● Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015, h.38) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
2. Definisi operasional variabel merupakan teori atau konsep yang dijabarkan dalam bentuk variabel penelitian agar
variabel tersebut mudah dipahami, diukur atau diamati dibuat dalam bentuk defenisi operasional, Suyanto (2011).
● Parameter
Parameter adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:118)
Dalam penelitian ini menggunakan 2 parameter penelitian. Parameter dalam penelitian ini antara lain :
1. Parameter yang diperoleh dari Citra Quickbird sebagai berikut : kepadatan permukiman, pola permukiman, jenis atap
permukiman, lebar jalan masuk permukiman, kondisi permukaan jalan
2. Parameter yang diperoleh dari data sekunder dan survei lapangan antara lain : kualitas bahan bangunan rumah mukim,
penguunaan listrik, fasilitas hidran, fasilitas alat pemadam kebakaran ringan (APAR) dan alat pemadam kebakaran
bergerak (APAB), dan fasilitas lokasi air tandon.
● Cara Pengukuran
Menurut Sofian Efendi dalam Singarimbun (1995 : 95) menjelaskan :“konsep adalah abstraksi tentang obyek dan kegiatan (event)
yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena yang menarik perhatiannya. Proses Pengukuran terdiri dari :
a. Pembentukan “constract” (Construct Development)
b. Skala pengukuran (Measurement Scale)
Proses pengukuran dapat digambarkan sebagai sederet tahap yang saling berkaitan yaitu sebagai berikut:
a. Mengisolasi kejadian empiris
b. Mengembangkan konsep kepentingan
c. Mendefinisikan konsep secara konstitutif dan operasional.
● Alat Pengukuran
Terdapat bermacam-macam alat ukur yang dipergunakan dalam penelitian, diantaranya yaitu:
1. Tes
2. Skala Peringkat (Rating Scale)
3. Panduan Wawancara (Interview Guides)
4. Lembar Periksa (Tally Sheet)
5. Diagram Alir (Flowchart)
6. Observasi
7. Kuesioner
8. Sosiometri
● Hasil Ukuran Penelitian
Hasil ukuran adalah total hasil hitungan akhir yang diperoleh dari pencarian data subjek penelitian variabel dengan metode
kuantitatif dan kualitatif, yang kemudian dijabarkan dioperasional variabel, setelah melalui tahapan dari objek penelitian dengan alat
pengukuran yang berupa kuesioner/angket (yaitu tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan ataupun pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab dengan mengggnakan skala tertentu), yang dibagikan dan
tesis penelitian yang diperoleh dari responden serta partisipan yang menjadi target subjek penelitian.
● Skala
Jenis-jenis skala dalam penelitian :
a. Skala Nominal
b. Skala Ordinal
c. Skala Interval
d. Skala Rasio
● Skor
Skor adalah hasil pekerjaan menyekor (sama dengan memberikan angka yang diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka
bagi setiap butir item yang oleh tester telah dijawab dengan betul, dengan memperhitungkan bobot jawaban betulnya.
-Baik (70-100)
-Sedang (50-69)
-Buruk (<49).
G. Contoh Penelitian Keperawatan terkait tabel definisi operasional

Tabel Judul 1 : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM PENERAPAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN DIRUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROVINSI SULAWESI
SELATAN

NO Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Ukur Skor

1 Independen : Pengetahuan adalah hasil “tahu” Perawat Alat ukur yang Nominal 1. Baik jika responden
Pengetahuan seseorang perawat dalam melakukan/memperaga digunakan adalah data menjawab benar ≥24
menerapkan keperawatan pada kan SP1, SP2, SP3, bagian identitas 2. Kurang jika
pasien perilaku kekerasan. dan SP4 umum responden. respondent menjawab
pertayaan dengan benar
< 24

2 Independen : Pendidikan adalah jenjang 1. D3 Keperawatan Alat ukur yang Ordinal 1. D3 Keperawatan
Pendidikan pendidikan formal yang terakhir 2. S.Kep., Ners digunakan adalah data 2. S.Kep., Ners
ditempuh oleh responden. bagian identitas
umum responden.
3 Independen : Lama kerja dinas perawat 1. Baru ≤ 3 tahun Alat ukur yang Nominal 1. Baru ≤3 tahun
Lama Kerja pelaksana mulai dari 2. Lama > 3 tahun digunakan adalah data 2. Lama > 3 tahun.
pengangkatan pertama dan bagian identitas
bekerja sampai pada saat umum responden.
penelitian
4 Dependen : Kemampuan adalah kecakapan Perawat Alat ukur yang Nominal 1. Dikatakan kurang
Kemampuan atau potensi untuk melakukan memperagakan,melaku digunakan adalah data mampu jika skor = 16-
perawat dalam asuhan keperawatan yang kan latihan fisik 1 yaitu bagian identitas 40
penerapan digunakam untuk mengeijakan dengan tarik nafas umum responden 2. Dikatakan mampu jika
asuhan sesuatu yang diwujudkan dalam dan latihan fisik skor = 41-64
keperawatan 2 yaitu memukul bantal
pada pasien
perilaku
kekerasan

Tabel Judul 2 : HUBUNGAN PERILAKU LANSIA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NGLEGOK
KABUPATEN BLITAR

NO Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala Skor

1 Variabel Kebiasaan yang 1. Konsumsi garam & Kuesioner Ordinal Selalu = 1


Indepeden dilakukan lansia dari 1-5 lemak Sering = 2
Perilaku Lansia tahun terakhir 2. Kebiasaan merokok Kadang-kadang = 3Tidak pernah = 4
3. Kebiasaan olahraga Dengan kategori : Baik : 41-60
Cukup baik: 21-40Kurang baik: < 20
Variabel Peningkatan tekanan Pengukuran tekanan Observasi Ordinal Hipertensi
Dependent darah atau Hipertensi darah : Hipertensi, Hasil tekanan -Tingkat 1 Ringan =
Hipertensi adalah suatu keadaan pengkuran : darah Sistolik : 140-159 mmHg
dimana terjadi Sistol : > 140 mmHg Diastolik : 120-90 mmHg
peningkatan tekanan Diastol : > 90 mmHg -Tingka 2 Sedang =
darah diatas ambang Sistolik : 160-179 mmHg
batas normal Diastolik : 120-90 mmHg
-Tingkat 3 Berat =
Sistolik : 180-209 mmHg
Diastolik : 120-90 mmHg

Tabel Judul 3 : PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP


TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG VULVA HYGIENE DI PONDOK PESANTREN
BUSTANUL MUTA’ALLIMIN
Variabel Defenisi Indikator Alat ukur Skala Skor
Operasional
Independen: Penyampaian materi  Memahami tentang - -
Pendidikan kesehatan kesehatan mengenai batasan vulva hygiene
vulva hygiene melalui  Memahami tentang
penyuluhan, diskusi dan batasan manfaat vulva
simulasi memperaktekan hygiene
cara perawatan vulva
pada remaja putri di SMP
Bustanul Muta‟allimin
• Memahami tentang
batasan tujuan vulva
hygiene
• Memahami tentang
batasan teknik vulva
hygiene yang benar

Kuesioner Interval
Dependen : Merupakan hasil tahu  Pengertian vulva hygiene
 Manfaat vulva hygiene Postif(favourable)Y
Pengetahuan remaja remaja putri tentang a: 1 dan Salah: 0
putri tentang vulva pengertian vulva hygiene  Tujuan vulva hygiene dengan nilai
maksimum 10 dan
hygiene dan cara perawatan vulva  Cara perawatan vulva minimum: 1
hygiene sebelum dan Negative(unfavoura
hygiene
ble) Ya: 0 dan
sesudah dilakukan Tidak: 1 dengan
pendidikan nilai minimum: 1
dan maksimum: 10
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai