Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH MENEJEMEN KEPERAWATAN PENGELOLAAN

LOGISTIK DAN OBAT

Dosen Pengampu :

Ns Norman Alfiat Talibo S.kep M.kep

Disusun Oleh Kelompok IV

Abdul Wahid Siokona (1901026)


Nurfitriyana Boroma Utiarahman (1901004)
Siti faradila Amirudin (1901016)
Tiara Rizka Dilapanga (1901024)
Raudina Amali (1801028)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO
T/A 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
hidayah-Nya hingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang “ Pengelolaan Logistik dan Obat
“.

Tugas ini merupakan tugas dari mata kuliah “Manajemen Keperawatan” dalam penyusunan
Makalah ini kami mengalami kendala atau hambatan namun dapat diatasi dengan baik karena
bantuan dari semua pihak yang membantu kami dalam penyusunan Makalah ini.

Kami yakin Makalah yang kami susun ini, masih jauh dari kesempurnaan karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dans aran dari semua pihak demi penyempurnaan Makalah kami
berikutnya.

Manado,20 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………………………….

Daftar isi……………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..

A. Latar belakang…………………………………………………………………………
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………..
C. Tujuan…………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..

A. Pengertian logistic…………………………………………………………………….
B. Tinjauan umum tentang logistic………………………………………………………
C. Tujuan manajemen logistik…………………………………………………………...
D. Manajemen logistik ranap...........................................................................................
E. Fungsi Manajemen Logistik rumah sakit…………………………………………….
F. Peran logistic rumah sakit…………………………………………………………….
G. Tinjaun umum tentang manajemen logistic obat……………………………………..
H. Sop pengelolaan Logistik…………………………………………………………….
H. Sop pengelolaan Obat ………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..

Kesimpulan …………………………………………………………………………..
Saran…………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara etimologi Logistik berasal dari bahasa yunani kuno yang terdiri dari dua
kata yaitu ‘’logic’’ yang berarti rasional, masuk akal dan dapat dipertanggung jawabkan.
Suku kata yang kedua adalah ‘’Thios’’ yang berarti berfikir. Jika arti kedua suku kata itu
dirangkai , memiliki makna berfikir rasional dan dapat dipertanggung jawabkan (Sutarman
2005).
Manajemen logistic obat merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup askep
perencanaan, pengadaan,penyimpanan, pendistribusian dan penghapusan obat yang
dikelolah secara optimal demi tercapainya ketepatan jumlah dan jenis obat dan perbekalan
kesehatan.
Keberhasilan pengelolaan logistic rumah sakit tergantung pada kompetensi dari
manajer logistic rumah sakit. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan
memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi pengingkatan mutu
pelayanan secara umum.
Manajer logistic juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat
skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum
rumah sakit. Manajemen logistic juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas. Manajer
logistic memiliki kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan pemborosan,
kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat tersebut yang akan memiliki dampak kepada
pengeluaran ataupun biaya operasional rumah sakit.
Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah sakit
dikelompokkan menjadi persediaan farmasi ( antara lain obat, bahan kimia, gas medic.
Peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistic umum dan teknik.
Manajemen obat bukan hanya tanggung jawab dari pelayanan farmasi tetapi juga
dari para manajer dan pemberi pelayanan aushan klinis. Pengaturan pembagian tanggung
jawab tergantung pada struktur organisasi dan stafnya. Pada rumah sakit dimana terdapat
suatu sentral farmasi yang besar, bagian farmasi dapat mengorganisir dan mengendalikan
obat yang diberlakukan diseluruh rumah sakit.
Manajemne obat yang efektif mencakup semua bagian dalam rumah sakit, unit
rawat inap,rawat jalan maupun unit khusus. Undang-undang dan peraturan yang berlaku
digunakan pada rumah sakit struktur organisasi dan oprasional sistem manajemen obat.
Untuk memastikan manajemen dan penggunaan obat yang efektif rumah sakit
memberlakukan sesuatu sistem riview sekurang-kurangnya sekali setahun. Riview tahunan
mengumpulkn semua informasi dan pengalaman berhubungan dengan manajemen
pengobatan.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan logistic?
2. Bagaimana tinjauan umum tentang logistic?
3. Jelaskan Tujuan manajemen logistik!
4. Bagaimana penerapan Manajemen logistik ranap?
5. Apa saja fungsi dari manjemen logistic?
6. Bagaimana Peran logistic rumah sakit?
7. Bagaimana Tinjauan umum tentang manajemen logistic obat?
8. Bagiamana Sop pengelolaan Logistik?
9. Bagaimana Sop pengelolaan Obat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian logistic.
2. Untuk mengetahui tinjauan umum tentang logistic.
3. Untuk mengetahui tujuan manajemen logistic.
4. Untuk mengetahui menejemen logistik ranap
5. Untuk mengetahui fungsi dari manajemen logistic.
6. Untuk mengatahui peran logistic rumah sakit.
7. Untuk mengetahui proses tinjauan umum, tentang manajemen logistic obat.
8. Untuk mengetahui sop pengelolaan logistic.
9. Untuk mengetahui sop pengelolaan obat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian logistic.
Siagian: 1992, menyatakan manajemen adalah semi memperoleh hasil melalui
berbagai kegiatan yang dilkaukan oleh orang lain, sedangkan logistic adalah bahan untuk
kegiatan oprasional yang sifatnya habis pakai. Manajemen logistic adalah suatu ilmu
pengetahuan dan atau semi serta proses mengenai perencaan dan penentuan kebutuhan
pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/ alat-
alat. (Subagya : 1994), sehingga manajemen logistic mampu menjawab tujuan dan
bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistic setiap saat bila
dibtuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif.
B. Tinjauan umum tentang logistic
Secara etimologi Logistik berasal dari bahasa yunani kuno yang terdiri dari dua
kata yaitu ‘’logic’’ yang berarti rasional, masuk akal dan dapat dipertanggung jawabkan.
Suku kata yang kedua adalah ‘’Thios’’ yang berarti berfikir. Jika arti kedua suku kata itu
dirangkai , memiliki makna berfikir rasional dan dapat dipertanggung jawabkan
(Sutarman 2005).
Menurut Yolanda M. Siagian (2005) logistic didefinisikan sebagai bagian dari
proses rantai suplai (supply chain) yang berfungsi merencanakan, melaksanakan,
mengontrol secara efektif, efisien proses pengadaan, pengelolaan, penyimpanan barang,
pelayanan barang dan informasi mulai darin titik awal (point of origin) dengan tujuan
memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk dapat terselenggaranya manajemen yang baik,
unsusr tersebut diproses melalui fungsi-fungsi logistic dengan baik.
C. Tujuan manajemen logistic
Kegiatan logisrik sangat penting dalam menunjang kegiatan pengadaan barang atau jasa
dan pihak perusahaan atau organisasi tidak mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya yang dimiliki, secara umum kegiatan logistic memiliki tujuan yaitu :
a. Tujuan operasional: agar tersedia barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan
mutu yang memadai
b. Tujuan keuangan : dapat melaksanakan tujuan operasional dengan biaya paling
rendah
c. Tujuan pengamanan : agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan,
pemborosan,penggunaan tampa hak, pencurian, dan penyusutan tidak wajar lainnya.
D. Manajemen logistik ranap
Menurut Subagya (1994), logistik merupakan ilmu pengetahuan dan atau seni
serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,
penyaluran, dan pemeliharaan serta penghapusan material atau alat-alat. Sedangkan
manajemen logistik adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mencapai daya guna
efisiensi yang optimal di dalam memanfaatkan barang dan jasa.
Manajemen logistik khususnya di rumah sakit perlu dilaksanakan secara efektif
dan efisien dalam arti bahwa segala macam barang, bahan, maupun peralatan harus dapat
disediakan tepat waktu, dalam jumlah yang cukup, tidak kurang ataupun lebih dan yang
paling penting adalah ketersediaan dengan mutu memadai.
Dalam lingkup rumah sakit, logistik berarti :
1. Suatu proses pengolahan secara strategis terhadap pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian, serta pemantauan bahan serta barang yang diperlukan bagi produksi
jasa rumah sakit.
2. Bagian dari rumah sakit yang bertugas menyediakan barang dan bahan yang
diperlukan untuk kegiatan operasional rumah sakit dalam jumlah, kualitas dan pada
waktu yang tepat sesuai kebutuhan dengan harga yang efisien.
Logistik di rumah sakit mempunyai ciri yang penting untuk dilihat dan
diperhitungkan, antara lain :
1. Spesifikasi, berarti terkait dengan pelanggan dan profesi tertentu, seperti obat, film
rontgen, dan lain-lain.
2. Harga yang variatif dari yang sangat murah sampai sangat mahal, seperti lampu CT
Scan, sampai kasa steril.
3. Jumlah item yang sangat banyak, maka sering dikelola secara departemental sesua
pelayanan dan profesi.
Logistik di rumah sakit menurut bidang pemanfaatannya, barang dan bahan yang
harus disediakan di rumah sakit dapat dikelompokkan menjadi, persediaan farmasi,
persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik.

1. Persediaan barang farmasi


Biasanya merupakan pos yang memerlukan biaya rutin terbesar, meliputi :
a. Persediaan obat
b. Dalam pengelolaan obat perlu diperhatikan kecepatan konsumsi obat dan tinggi
rendahnya kebutuhan :
• Kelompok obat dengan turn over cepat
• Kelompok obat dengan turn over lambat
c. Persediaan bahan kimia
Diperlukan untuk kegiatan operasional unit farmasi, laboratorium dan beberapa
kegiatan non medik.
d. Persediaan gas medik
Diperlukan untuk kegiatan pelayanan pasien di kamar bedah, ICU, dan lain-lain
e. Peralatan kesehatan
Berbagai peralatan yang dibutuhkan bagi kegiatan perawatan maupun kedokteran
yang dapat dikelompokkan sebagai barang habis pakai serta barang tahan lama
atau peralatan elektronik dan non elektronik.
f. Persediaan bahan makanan
Tidak dikelola dengan masa penyimpanan yang lama, seperti :
a. Bahan sayur-mayur, daging/ikan
b. Bahan bumbu
c. Bahan buah-buahan
d. Bahan kering
e. Minuman
g. Barang logistik umum
a. Bahan tekstil : kain, bahan jait dan sebagainya
b. Bahan teknik : bahan bangunan, bahan listrik dan sebagainya
c. Bahan rumah tangga : piring, gelas dan sebagainya
d. Barang investasi : perabotan rumah, peralatan perkantoran, barang listrik
dan sebagainya
e. Barang ATK : Formulir, staturs, buku, alat tulis dan sebagainya

Berikut adalah skema logistik di rumah sakit menurut Subagya, 1994 :


Gambar 2.2 Skema logistik di rumah sakit

Obat

Gizi Alat
Kesehata
LOGISTI n
K
DI

Tekni Umu
k m

Dalam manajemen logistik terdapat fungsi-fungsi logistik yang dapat disusun


dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik sebagai berikut (Mustikasari, 2007)
Gambar 2.3 Siklus Logistik

Perencanaa
n

Penghapusan Penganggaran

Pengendalia
n

Pendistribusian Pengadaan

Penyimpanan

Dalam siklus logistik menurut Mustikasari, 2007 disebutkan bahwa siklus logistik
dimulai dari perencanaan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemanfaatan, penghapusan dan pengendalian. Namun pada penerapan siklus logistik di
rumah sakit di sesuaikan dengan keadaan manajemen yang ada. Untuk
di Sub Bagian Rumah Tangga RSUP Fatmawati siklus logistik yaitu perencanaan,
penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan penghapusan.
E. Fungsi Manajemen Logistik dalam rumah sakit
Fungsi logistic dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistic sebagai berikut
( Mustiksari: 2007)

1. Fungsi perencanaan
Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan
langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang
ditentukan. Sedangkan secara khusus perencanaan logistic adalah
merencanakan kebutuhan logistic yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua
calon pemekai ( User) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku
dimasing-masing organisasi ( Mustikasari:2007) seubagyan menyatakan
perencaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok, gagasan,
pengetahuan,pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang merupakan syarat

terencana dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman
tindakan.
Penglolaan logistic cenderung semakain kompleks dalam pelaksanaannya
sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh
perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan
reporting yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan
pengendalian terhadap devisi-devisi yang terjadi. Suatu rencana harus didukung
oleh smua pihak, rencana yang dipaksakan akan sulit mendapatkan dukungan
bahkan sebaliknya akan berakibat tidak lancer dalam pelaksanaannya.
Dibawah ini akan dilukiskan bagan kerja sama antara pimpinan, perencana,
pelaksana dan pengawas (subagya 1994).
Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan
pencapaian tujuan (sasaran) diperlukan kerja sama yang terus menerus antara
pimpinan/staf, perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing
kegiatan yang dilakukan pada pencapaian tujuan (untuk mencapai sasaran )
organisasi
2. Fungsi Penganggaran.

Penganggaran ( Bajeting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk


merumuskan perencian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/ skala
standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya ( Subagya & Mustika sari)
dalam fungsi penganggaran, semua rencana-rencana dari fungsi perencanaan
dan penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya
biaya dari dana-dana yang tersedia. Dalam mengetahui hambatan-hambatan
dan keterbatasan yang dikaji secara sesame maka anggaran tersebut merupakan
anggaran reriabel.
Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek
berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam rencana
biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi,
kecuali dalam keadaan terpaksa. Pengaturan keuangan yang jelas, sederhana
dan tidak rumit akan sangat membantu kegiatan. Dalam menyusun anggaran
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain adalah :
a. Peraturan-peraturan terkait
b. Pengaturan politik,soseial,ekonomi dan teknologi
c. Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran
d. Pengaturan anggaran seperti sumber biaya pendapatan sampai dengan
pengaturan logistic.
3. Fungsi Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiatan dan usha untuk menambah dan
memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasrkan peraturan yang berlaku
dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini
termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan suatu yang telah ada dan
batas-batas efisiensi. ( Subagya: 1994). Sedangkan mustika sari berpendapat
fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasi atau mewujudkan
kebutuhan yang telah direncanakan atau telah disetujui sebelumnya.
Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi
didasarkan dengan pilihan berbagai alternative yang paling tepat dan efisien
untuk kepentingan organisasi. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk
menjalankan fungsi pengadaan adalah :
a. Pembelian
b. Penyewaan
c. Peminjaman
d. Pemberian (atau hibah)
e. Pembekaran
f. Pembuatan
g. Pembaikan

4. Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan
pengelolaan barang persedian ditempat penyimpanan mustika sari: 2007)
penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjawalan yang telah ditetapkan
dalam fungsi –funsgi sebelumnya dengan pemenuhan setempat-tempatnya dan
biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai
pengurusan pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah :
kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan, pencarian
barabng yang oaling mudah dan barang yang aman dengan pencuri. Faktor-
faktor yang perlu mendapat dalam fungsi penyimpanan adalah:
a. Pemilihan lokasi
Aksebilitas,utilitas, komunikasi,bebas banjir,mampu menampung barang
yang di simpan, keamanan dan sirkulasi yang baik.
b. Barang (jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan)
Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam :
• Barang biasa : kendaraan, mobil ambulans, alat-alat
berat,brangkar,kursi roda dll.
• Barang Khusus : Obat-obatan , alat medis dll
c. Pengaturan ruang
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan,penggunaan
ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.
d. Prosedur/sistem penyimpanan.
Formulir-formulir transaksi, kartu-kartu catatan,kartu-kartu pemeriksaan,
cara pengambilan barang, pengawetan dll
e. Penggunaan alat bantu
f. Pengamanan dan keselamatan
Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap
kecelakaan, gangguan terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan.
5. Fungsi penyaluran ( distribusi)
Penyaluran atau distribusin merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola
pemindahan barang dari satu tempat ketempat lainnya ( Subagya 1994). Faktor
yang memengaruhi penyaluran barang antara lain :
a. Proses administrasi
b. Proses penyampaian berita ( data-data infromasi )
c. Proses pengeluaran
d. Proses angkutan
e. Proses pembongkaran dan pemutan
f. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan

Ketelitian dan disiplin yang tepat dalam menangani masalah penyaluran


merupakan unsru yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

6. Fungsi Pengahpusan
Pengahpusan adalah kegiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggung
jawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Alas an
penghampusan barang antara lain :
a. Barang hilang, akibat kesalah sendiri, kecelakaan, bencana alam,
administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan
b. Teknis dan ekonomis setelah nilai barang tidk ada manfaatnya. Keeadaan
tersebut disebabkan faktor-faktor : kerusakan yang tidak dapat diperbaiki,
oksolet( meningkatkan efisiensi atau efektifitas, akdaluwarsa yaitu
ditetapkan, deteroriesasi yaitu barang mengulang karena susut, menguap
atau hadling.
c. Surplus dan ekses.
d. Tidak bertuan : barang-barang yang tidak diurus
e. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara

Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek anatra lain :


a. Aspek yuridis, administrasi dan prosedur
Dalam aspek yuridis mencakup hal-hala : pembentukan panitian penilai,
identifikasi dan infentarasisasi peraturan-peraturan yang mengikat,
persyaratan atau ketentuan terhadap barang yang di hapus, penyelesai
kewajiban sebelum barang di hapus.
b. Aspek rencana pelaksana tekhnis
Evaluasi,rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak lanjut.
Cara-cara pengahpusan yang lazim dilakukan antara lain :
• Pemanfaatan langsung: usaha merehabilitas/ merokondisi
komponen-komponen yang masih dapat digunakan kembali dan
dimasukan sebagai barang persediaan barang
• Pemanfaat kembali: usaha meningkatkan nilai ekonomis dari barang
yang dihapus menjadi barang lain
• Pemindahan mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam rangka
pemanfaatan langsung
• Hibah pemnafaatan langsung atau peningkatan potensi kepada
badan atau pihak diluar instansu (pemerintah )
• Penjualan/pelelangan, dijual baik dibawah tangan atau di lelang
• Pemusnahan menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan.
7. Fungsi pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan,penilaian
pemantauan dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistic
yang sedanf atau telah berlangsung ( Mustika 2007) bentuk kegjatan
pengendalian antara lain :
a. Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual,standar,kriteria, norma
instruksi dan prosedur lain
b. Melaksanakan pengamatan ( Monitoring) evaluasi dan laporan, guna
mendapatkan gambaran dan infromasi tentang penyimpangan dan jalannya
pelaksanaan dari rencana
c. Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan
dalam rangka pencapaian tujuan
d. Melakukan supervise
Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik diperlukan
sarana-sarana pengendalian sebagai berikut :
a. Struktur organisasi yang baik
b. Sistem informasi yang memadai
c. Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standarisasi
d. Pendidikan dan pelatihan
e. Anggaran yang cukup memadai
F. Peran Logistik Rumah sakit
Rumah sakit merupakan suatu usaha yang melakukan produksi jasa sehingga
logistic dalam rumah sakit bukan logistic pendistribusian barang, tetapi hanya menyangkut
manajemen persediaan bahan barang serta peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi
jasa tersebut. Logistic dalam rumah sakit bermula dari perolehan ( procurement) dan
berakhir dengan dokumen penuh dari usaha pembedahan dan pengobatan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa manajemen logistic dalam lingkungan rumah sakit adalah suatu proses
pengelolahan secara strategis pengadaan,penyimpanan,pendistribusian,serta pemantauan
persediaan barang (Stock,material,supplies,inventory,etc) yang diperlukan bagi produksi
jasa rumah sakit.
Menurut bidang pemanfaatannya bahan dan barang yang harus disediakan di rumah
sakit dapat dikelompokkan menjadi:
a. Logistic obat
Meliputi aktivitas logistic yang terkait dengan obat yang digunakan dalam proses
pelayaanan kesahatan di rumah sakit. Obat merupakan salah satu komponen utama
pendapatan rumah sakit. Tantangan dalam melaksanakan logistic obat dirumah sakit
secara baik tergolong tinggi, berbagai pihak terlibat dalam logistic obat di rumah sakit
b. Logistic alat kesehatan
Adalah kegiatan logistic yang terkait dengan alat kesehatan yang digunakan
dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Masalah utama yang sering
terjadi adalah manajemen inventaris yang kurang baik, sehingga
mengakibatkan alat kesehatan yangdisimpan berlebihan
c. Logistic food and Baverages
Adalah kegiatan logistic yang terkait dengan pelayanan gizi, baik untuk
pasien atau untuk karyawan rumah sakit. Masalah yang sering muncul
adalah barang hilang atau berkurang dan mutu proses yang bervariasi
d. Logistic bahan habis pakai
Adalah kegiatan logistic yang terkait dengan bahan-bahan yang
dikategorikan sebagai bahan habis pakai. Masalah yang paling sering
dihadapi adalah sediaan bahan habis pakai yang berlebihan
e. Logistic bahan kuasi
Adalah kegiatan logistic yang terkait dengan bahan kelemngkapan
administrasi rumah sakit. Masalah yang sering terjadi adalah sediaaan
barang kuasi yang terlalu banyak
f. Logistic peralata medis dan non medis
Adalah kegiatan logistic yang terkait dengan peralatan medis dan non medis
yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Masalah yang
sering dihadapi adalah penyimpanan alat dan persediaan suku cadang.
g. Logistic sarana dan prasaran gedung
Adalah kegiatan logistic yang terkait dengan sarana dan prasarana gedung
rumah sakit.Nilai sarana dan prasarana gedung rumah sakit dapat mencapai
sekitar 40% dari nilai asset total rumah sakit. Masalah yang sering muncul
:
1. Pembangunan sarana dan prasarana yang tidak efisien
2. Pemeliharaan sarana dan prasarana yang tidak sesuai standar yang
ditentukan.
h. Logistic linen
Adalah kegiatan logistic yang terkait dengan bahan kelompok linen.
Masalah yanghdihadapi adalah sediaan yang berlebihan dan proses yang
bervariasi.
G. Tinjaun umum tentang manajemen logistic obat.

Manajemen logistic adalah suatau ilmu penegteahuan atau seni serta


proses menegenai perencanaan dan penentuan kebutuhan
pengadaan,penyimpanan,penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
material /alat-alat (Subagya 1994).
Pengelolaan obat merupakan suatu proses yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan secatra efektif dan efiseien. Proses pengelolaan oibat dapat
terwujud dengan baik apabila didukung dengan kemampuan sumber daya yang
tersedia dalam suatu sistem. Tujuan utama penelolaan obat adalah tersedianya
obat yang berkualitas baik, tersebar secara merata, jenis dan jumlah sesuai
dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di unit
pelayaanan kesehatan.
Menurut badan pengawasan obat dan makanan (2001), pengelolaan
obat yang efektif dan efisien diharapkan dapat menjamin:
1. Tersedianya rencana kebutuhan jenis dan jumlah obat sesuai dengan
kebutuhan
2. Tersedianya anggaran pengadan obat yang dibutuhkan sesuai dengan
waktunya
3. Terlaksanakanya pengadaan obat yang efektif dan efisien
4. Terjaminya penyimpanan obat dengan mutu yang baik
5. Terjaminya penfistribusian obat yang efektif dengan wakyu tunggu (lead
time) yangpendek.
6. Terpenuhinya kebutuhan obat yang mendukung sesuai dengan jenis,
jumlah danwaktu yang dibuthkan
7. Tersedianya sumber daya manusia (SDM) dengan jumlah dan kualifikasi
yang tepat.

Penggunaan obat mempunyai 4 fungsi dasar yaitu : perumusan kebutuhan


(selection), pengadaan (procurement), distribusi (distribution) dan penggunaan
obat (use). Ke empat fungsi tersebut didukung oleh penunjang pengelolaan
yang terdiri dari organisasi, pembiyaaan dan kesinambungan,oengelolaan
informasi dan pengembangan SDM.

H. Sop pengelolaan logistic.

STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
MANAJEMEN LOGISTIK DAN
PERAWATAN
LPPM

No. Dok : Tgl. Terbit: No. Revisi: Halaman :

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGESAHAN DOKUMEN

JABATAN TANDA TANGAN

Dibuat oleh :

Diperiksa oleh :

Disetujui oleh :
STATUS DOKUMEN

DIKENDALIKAN Ya Tidak

SALINAN Nomor copy

A. Tujuan
Standar Operasional Prosedur (SOP) Manajemen Logistik dan Perawatan
Logistik saat bencana ini disusun sebagai pedoman bagi seluruh pihak terkait
dalam memastikan pengelolaan bantuan logistik dilakukan secara cepat, efektif
dan efisien, yakni diberikan pada tempat yang tepat, jumlah yang sesuai,
kualitas yang memadai, serta penerima bantuan logistik yang tepat. mulai dari
status siaga darurat, tanggap darurat, dan transisi darurat sampai pemulihan,
melalui kegiatan persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
B. Pengertian
Logistik adalah segala sesuatu yang berwujud yang dapat digunakan untuk
memenuhi suatu kebutuhan dasar manusia yang habis pakai terdiri atas pangan,
sandang dan papan atau turunannya. Termasuk dalam kategori logistik adalah
barang yang habis pakai atau dikonsumsi, misalnya: sembako (sembilan bahan
pokok), obat-obatan, pakaian dan kelengkapannya, air, kantong tidur (sleeping
bag), perlengkapan bayi, perlengkapan keluarga (pembalut wanita, odol, sabun
mandi, shampo, detergen, handuk). Manajemen logistik untuk penanggulangan
bencana dikenal dengan logistik kemanusiaan (humanitarian logistics) atau
sering disebut juga dengan logistik bantuan kemanusiaan. Logistik
kemanusiaan merupakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
aliran bantuan kemanusiaan secara efisien, hemat biaya dan penyimpanan
bantuan kemanusiaan serta informasi terkait, dari titik asal ke titik konsumsi
untuk tujuan mengurangi penderitaan korban bencana (Thomas dan Kopczak,
2005).
C. Ruang Lingkup
Standar Operasional Prosedur ini berlaku di situasi bencana, maupun
pada masapasca bencana.
D. Keterkaitan
1. SOP Pemberian Bantuan
2. SOP Merujuk Korban Bencana.
3. SOP Pengadaan Peralatan Penanggulangan Bencana
E. Kualifikasi Pelaksana
1. Memahami prinsip dasar Bantuan Hidup Dasar (BHD),
2. Memetakan kriteria penerima bantuan secara tepat dan akurat
3. Memahami tata cara pemberian bantuan logistik yang efektif dan efisien
4. Mampu bekerja secara sistematis Mampu bekerjasama secara berkelompok
5. Mampu bertindak secara cermat, tekun dan teliti berkaitan dengan sortir logistik serta
ketika proses distribusi berlangsung
6. Memiliki kemampuan Teknis Operasional (Pasukan),
7. Memiliki kompetensi di Bidang Mitigasi,
8. Memiliki kompetensi di Bidang Tanggap Darurat
F. Peralatan / Perlengkapan
1. Logistik (sandang, pangan dan air bersih)
2. Obat-obatan
3. Sarana komunikasi
4. Sarana transportasi
5. Formulir pendataan
G. Pencatatan dan Pendataan
1. Data SDM, peralatan dan logistik yang tersedia
2. Data jenis bencana, lokasi kejadian, dan waktu kejadian bencana
3. Data wilayah yang terkena bencana
4. Data mengenai kondisi masyarakat meliputi tempat tinggal sementara, ketersediaan
sandang dan pangan, ketersediaan dan kondisi sumber air bersih, kondisi sanitasi dasar,
ketersediaan sarana umum, isu perlindungan utama di masyarakat, sarana pendidikan
dan fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Data mengenai sumber informasi untuk validasi data
H. Pihak Yang Terkait
Petugas di Posko Bencana terdekat dan Posko Bencana pusat, petugas surveilans, relawan dan
petugas logistik.
I. Sop pengelolaan logistic obat

Pengertian 1. Pembeerian obat pasien


rawat inap adalah proses
pemberian obat yang
digunakan pasien selama
menjalani rawat inap di
RSUD Dr. SOEDARSO.
Kegiatan ini dilakukan oleh
perawat ruangan atau oleh
DP JP.
2. Dokter DP JP adalah
doketer penangggung jawab
pasien, yaitu dokter yang
merawat pasien selama
menjalani rawat inap di
RSUD Dr. SOEDARSO.
3. Penindustran menyedialan
farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis, habis pakai
untuk pasien rawat inap
merupakan kegiatan
penindustrian sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis pakai untuk
memenuhi kebutuhan
pasien rawat inap di rumah
sakit oleh depo farmasi
rumah sakit dengan metode
unit dose dispensing (UDD)
yaitu dengan menyiapkan
sejumblah obat dosis harian
yang dibutuhkan oleh
pasien yang menjalani
rawat inap.
4. Penyiapan obat secara dosis
unit dilakukan untuk
pemakaian selama 24 jam di
depo farmasi rawat inapdi
setiap ruangan perawata.
5. Ruangan lingkup prosedur
ini mulai dari pemeriksaan
dokumen pengobatan
pasien serta indudtri
pengobatan pasien hingga
pemberian dan penggunaan
obat selesai dilakukan dan
di dokumentasi.

Tujuan 1. Tersedianya pedoman


pemberian obat pada pasien
rawat inap di rumah sakit.
2. Terjaminnya keselamatan
pasien dengan mengikuti
tata cara pemberian obat
yangbenar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen logistik merupakan serangkaian kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan,
pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan logistik guna
mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Penyelenggaraan logistik senantiasa berkaitan dengan proses yang di dalamnya
akan melibatkan orang-orang/badan yang harus melakukan kegiatan/usaha secara efektif
dan efisien selama jangka waktu tertentu untuk tercapainya suatu sasaran yang
ditetapkan.
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun
daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan
yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang
telah ditetapkan. Proses perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan
sasaran dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Perencanaan dilakukan secara optimal sehinggaperbekalan farmasi
dapat digunakan secara efektif dan efisien.
B. Saran
Untuk melakukan manejemen logistic di Rumah Sakit maka Manajer logistic
juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat skala prioritas serta
melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit.
Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas.
DAFTAR PUSTAKA

Anief Moh.Apa yang perlu diketahui tentang obat,Gadjah Mada University


Press,Yogyakarta,2003

.Keputusan Menteri Kesehtan RI Nomor:1375a/Menkes/SK/IX/2002

Ayu, Ratu. Bahan Kuliah Manajemen Logistik Farmasi. Departemen AKKFakultas


Kesehatan Masyarakat UI 2007
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan,
“Pedoman Pengelolaan Obat Daerah Tingkat II”, Jakarta 1996
Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia.Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.Jakarta:Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Depertemen Kesehtan Republik Indonesia:2007
Departemen Kesehatan RI, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, “ Pengolahan
ObatKabupaten/Kota”, Jakarta, 2001. Dalam :
http://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2011/03/Ada_Alkes.pdf diakses tanggal 2
Desember 2012
Imron TA, Moch, Drs, MM, MBA.2010. Manajemen Logistik Rumah Sakit. Jakarta:
Sagung Seto
Siregar Charles, J.P., Lia Amalia, “Teori & Penerapan Farmasi Rumah Sakit”,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.Sri Suryawati,Efisiensi Pengelolaan ObAT
DI Rumah Sakit Tesis.MMR UGM,Yogjakarta,1997
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/05/manajemen-logistik-
puskesmas-dan-rumah.html . diakses tanggal 13 November 2012
http://shangrila12.wordpress.com/2010/12/03/evaluasi-obat/
diakses pada tanggal 30
November 2012 http://buletinfarmasi.blogspot.com/2011/11/perencanaan-
pengadaan-dan- distribusi.html diakses pada

Anda mungkin juga menyukai