Anda di halaman 1dari 16

PELAYANAN LOGISTIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK I

ANGGA AHRUCY DUWILA SALIM USMAN

MARINI TRIPUTRI SITI RAHMA USMAN

TRIWULANSARI LAZMI SULFI

NURWINTA SYWWAL PUTRI NATASYA

RISNAWATI M. JEN BRIFISTA ERIKA

NURLAYLI RAMADHANTY M.BABA RISKA RIDWAN

ULFA DJAINUDIN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE

TAHUN AKADEMIK

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur alhamdullilah, dengan


segenap kerendahan hati dan ketulusan jiwa, kami panjatkan kepada
kehadirat Allah yang senantiasa melimpahkan rahmat karunia dan
hidayahNya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan judul
“MAKALAH PELAYANAN LOGISTIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN”

Shalawat serta salam kami tunjukan kapada Rasul kita Nabi


Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan kepada kita
dengan agama rahmatan lil „alamin agama islam. Dengan selesainya
penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari semua
pihak baik moril ataupun materil sehingga makalah ini dapat terselesai
dengan baik. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
kita semua terlebih – lebih bagi kelompok kami yang mengerjakan
makalah ini. Karena keterbatasankami, makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka saran dan kritik sangat dibutuhkan demi
penyempurnaanya. Akhirnya, cukup itu dari kami kurang lebihnya kami
mohon maaf yang sebesar – besarnya. Wassalamualaikum wr.wb

Ternate, Januari 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelayanan Logistik


B. Faktor Yang Mempengaruhi Logistik
C. Tujuan Logistik
D. Manfaat Logistik
E. Perbekalan Kesehatan
F. Perencaan Penanggulangan Krisis Kesehatan 2015-2019

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara rawan bencana baik bencana
alam, bencana akibat ulah manusia, maupun kedaruratan
kompleks. Kondisi tersebut dimungkinkan karena letak geografis,
kemajemukan sosial serta budaya masyarakatnya. Setiap kejadian
bencana menimbulkan permasalahan kesehatan antara lain korban
meninggal, sakit, luka-luka, pengungsian, masalah gizi, air bersih,
serta sanitasi lingkungan.
Dalam penanganan bencana selalu diperlukan kolaborasi dari
setiap elemen masyarakat untuk membantu membangun kembali
wilayah terdampak bencana, tanpa melihat apapun bencana yang
melandawilayah tersebut, kolaborasi dari setiap elemen akan
sangat membantu dalam memulihkan luka yang dialami pada
wilayah terdampak bencana. Diantaranya adalah pelayanan logistik
dan perbekalan kesehatan.
Dengan adanya pelayanan logistik dan perbekalan kesehatan
yang cepat dan tepat serta terarah, akan lebih mempercepat dan
mempermudah untuk memulihkan duka dan luka yang dialami para
korban terdampak bencana.
Logistik alat kesehatan merupakan salah satu aspek
penunjang dalam mendukung terselenggaranya kegiatan
pelayanan kesehatan dalam upaya pencegahan (preventif) dan
upaya penyembuhan (kuratif). Pelayanaan kesehatan yang
berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan kesehatan
yang baik. Alat kesehatan merupakan instrumen, apparatus, mesin
dan/atau implant yang tidak mengandung obat, yang digunakan
untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh. Peralatan kesehatan akan berfungsi dengan baik apabila
dioperasikan dengan benar dan sesuai dengan kemampuan serta
dipelihara sesuai prosedur teknis secara berkala dan
berkesinambungan.
Ketersediaan alat kesehatan salah satu komponen penting
dalam mendukung upaya peningkatan pelayanan kesehatan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan menjelaskan bahwa sumber daya di bidang kesehatan
adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan,
sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayaan
kesehatan dan teknologi yang dimanfaaatkan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Ketersediaan peralatan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat sangat
mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan dan kepuasan terhadap
pasien. Oleh karena itu, peralatan kesehatan haruslah lengkap
serta kondisi dari alat kesehatan tersebut harus dalam keadaan
baik. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan manajemen yang
baik dari instalasi terkait yaitu bagian logistik mulai dari
perencanaan, penganggaran, penyimpanan dan pendistribusian,
pemeliharaan, pengahapusan dan, pengendaliaan.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang logistik!
2. apa itu perbekalan kesehatan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelayanan Logistik


Logistik ini adalah salah satu ilmu yang mencakup mengenai
beberapa hal seperti pemeliharaan, penyaluran, penyimpanan,
serta juga penghapusan pada alat serta barang tertentu. Logistik
tersebut berasal dari bahasa Yunani “Logos” yang memiliki fungsi
“Rasio, alasan, pembicaraan, kata, kalkulasi, orasi”, selain dari itu
kata logistik juga berasal dari bahasa Perancis yakni “Loger” ialah
“Untuk menginapkan atau menyediakan”.
 Donald Walters (2003:3-4)

Logistik ini ialah fungsi yang melibatkan perpindahan, serta


juga penyimpanan material di dalam perjalanannya dari pengirim
awal, dan mengatur perpindahan barang, itu dengan melalui rantai
pasok serta  juga sampai ke pelanggan akhir.

 Christopher (2005)

Logistik ini ialah suatu proses yang dengan secara strategis


mengelola pengadaan, pergerakan, dan juga penyimpanan
material, suku cadang serta juga barang jadi beserta aliran
informasi terkait yakni dengan melalui organisasi serta kanal
pemasarannya, di dalam caranya yang mana keuntungan suatu
perusahaan tersebut, baik untuk saat ini atau pun juga untuk
diwaktu mendatang, hal tersebut bisa atau dapat dimaksimalkan
yakni dengan cara pemenuhan pesanan itu dengan berbiaya
efektif.Yolanda M. Siagian (2005)
Logistik ini ialah bagian dari proses rantai suplai (supply
chain) yang mempunyai atau memiliki fungsi merencanakan,
pengelolaan, melaksanakan, mengontrol, penyimpanan barang,
dengan secara efektif, efisien proses pengadaan, pelayanan serta
informasi mulai dari titik awal (point of origin) sampai pada titik
konsumsi (point of consumption) itu dengan tujuan memenuhi
kebutuhan konsumen.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Logistik

Faktor Pelayanan (Service) ini merupakan suatu tingkat


pelayanan perusahaan dikonsumen. Faktor Biaya (Cost) ini
merupakan sebuah biaya yang dihabiskan perusahaan untuk
menangani pelayanan dikonsumen.

C. Tujuan Logistik
1. Tujuan Operasional
Persediaan barang itu harus mencukupi untuk
kebututuhan beberapa hari ke depan. Jadi, tiap-tiap logistik itu
mempunyai stock yang disesuaikan dengan kebutuhan,
sehingga kemudian barang tidak mengalami kekurangan atau
juga kelebihan saat berada di pasar.
Oleh sebab itu banyak sekali distributor produk yang
melakukan logistik, terutama untuk daerah-daerah itu dengan
jangkauan yang sangat jauh. Hal tersebut untuk menghindari
tidak tersedianya barang pada lokasi yang diinginkan.
2. Tujuan Keuangan
Selain dari itu terdapat juga yang namanya tujuan
keuangan, pastinya tiap-tiap produsen ingin mencapai
keuntungan yang maksimal serta kerugian seminimal mungkin.
Logistik ini umumnya menyediakan pengiriman yang
lebih terjangkau dari pada jenis lainnya, apalagi ia ini juga
mempunyai  sistem perawatan sehingga barang bisa
atau dapat sampai dengan tingkat kerusakan yang sangat
rendah.
3. Tujuan Pengamanan
Keamanan barang ini menjadi prioritas tiap-tiap
pengiriman produk ataupun barang, pada dasarnya di era
modern tersebut logistik telah atau sudah mempunyai standar
keamanannya masing-masing. Baik dari penyimpanan,
pengemasan, sampai pada pengiriman tentu perlu sangat
diperhatikan supaya kemudian tidak terjadi kerusakan pada
barang tersebut.
Terlebih lagi logistik tersebut mempunyai tempat
penyimpanan yang aman serta juga tertata dengan secara rapi,
hal tersebut dapat atau bisa membuat barang terhindar dari hal
yang tidak diinginkan.Alat transportasi tersebut juga tidak luput
dari perhatian, setidaknya alat dari transportasi yang digunakan
tersebut wajib memenuhi standar dari perusahaan logistik yang
terdapat tersebut.
Logistik mempunyai peran penting dalam upaya
penanggulangan bencana, terutama pada saat prabencana,
kesiapsiagaan, dan respon penanganan bencana, untuk dapat
memastikan tujuh tepat, yaitu: (1) tepat jenis bantuan barang;
(2) tepat kuantitas; (3) tepat kualitas; (4) tepat sasaran; (5) tepat
waktu; (6) tepat pelaporan; dan (7) tepat biaya

D. Manfaat Logistik
1. Perencanaan serta Pemenuhan Kebutuhan

Logistik ini memang mempunyai pengaruh yang sangat


besar di dalam sistem pengiriman barang, yang mana ia
memiliki jadwal dan juga pengaturan yang sangat tepat.
Hal inilah yang membuatnya ini sangat bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan yang ada, bahkan tiap-tiap harinya sudah
terdapat jadwal pengiriman untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.

2. Sebagai Tempat Simpan

Salah satu dari sistem yang ada di dalam logistik ini


merupakana sebagai tempat penyimpanan, hal tersebut sangat
wajar mengingat logistik ini memiliki gudang di setiap daerah.

Umumnya tiap barang yang masuk serta keluar diberi jadwal


masing-masing, tentu saja selama barang itu belum dikirim
maka ia akan tetap disimpan yakni dengan baik di gudang
penyimpanan.

3. Memelihara Kualitas Barang

Tiap-tiap aktivitas atau kegiatan logistik selalu terdapat


pemeriksaan kualitas, mulai dari penyimpanan, penerimaan, 
hingga pengiriman.

Tiap saat kondisi barang tersebut akan selalu dicek serta


diperiksa sesuai dengan prosedur yang berlaku, hal tersebut
dilakukan supaya barang tidak mengalami rusak atau juga cacat
sebelum diterima oleh pelanggan.

4. Efektivitas dan Efisiensi Distribusi

Sebelum adanya logistik pengiriman barang ini di zaman


dahulu tersebut itu dengan menggunakan cara one time, disini
barang tersebut kemudian akan dikirim hanya sekali waktu saja
dari tempat asal itu ke tempat tujuan yakni dengan
menggunakan satu transportasi saja.
Sehingga sangat tidak efektif atau pun juga efisien untuk
dilakukan, apalagi cara tersebut juga memakan biaya yang
cukup besar.

E. Perbekalan Kesehatan
1. Struktur Organisasi Pengelola Obat dan Perbekalan Kesehatan
Pengelolaan perbekalan di tiap-tiap level organisasi
dilakukan oleh unit dengan struktur organisasi yang berbeda.
Struktur organisasi akan berpengaruh terhadap sumber daya
dan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dari instalasi farmasi. Di
level dinas kesehatan, setidaknya terdapat 2 model organisasi
pengelola obat dan perbekalan kesehatan di setiap level
organsiasi, yaitu instalasi farmasi sebagai unit pelaksanaan
teknis daerah (UPTD) danmenjadi salah satu seksi di
strukturorganisasi Dinkes yang menanganis obat dan
perbekalan kesehatan.Instalasi Farmasi sebagai Unit
Pelaksanan Teknis Daerah (UPTD) Sebagai UPTD, instalasi
farmasi memiliki tupoksi yang khusus menangani obat dan
perbekalan kesehatan. UPTDtersebut memiliki pembagian kerja
yang jelas antara staf berdasarkan siklus manajemen obat dan
perbekalan kesehatan. Mulai dari perencanaan, pembelian,
penerimaan dan stok obat serta distribusi obat. Menjadi Salah
Satu Seksi di Struktur Organisasi Dinkes yang Menangani Obat
dan Perbekalan KesehatanSeksi ini umumnya memiliki tupoksi
yang lebih luas dan tidak hanya melakukan kegiatan
pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan. Sebagai contoh di
salah satu Dinkes Provinsi, selain mengelola obat juga memiliki
tupoksi yang berkaitan dengan perizinaan dan akreditasi
fasilitas farmasi.Praktis aktivitas yang dilakukan jauh lebih
banyak dengan sumber daya yang terbatas.
2. Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Instalasi Farmasi level Kabupaten/Kota memiliki peran
penting dalam mendistribusikan obat ke unit layanan
(Puskesmas). Terdapat beberapa sumber dalampenyediaan
obat dan perbekalan kesehatan di tingkat
Kabupaten/Kota.Fasilitas kesehatan primer yang sudah
berstatus badan layanan umum (BLUD) juga memiliki
wewenang untuk melakukan penyediaan logistik secara mandiri.
3. Manajemen Informasi Logistik di Instalasi Farmasi
Pelayanan di Instalasi Farmasiterkait dengan siklus
manajemen logistikmulai dari seleksi obat, pembelian obat,
distribusi obat dan penggunaan obat. (Walkowiak and Keene,
2009).

F. Perencanaan Penanggulangan Krisis Kesehatan 2015-2019

Pembangunan nasional merupakanrangkaian upaya


pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh
aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana
dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik IndonesiaTahun 1945. Rencana Pembangunan Jangka
PanjangNasional(RPJPN)adalah 20 (dua puluh) tahun. RPJP
Nasional digunakan sebagai pedoman dalam menyusun RPJM
Nasional. Pelaksanaan RPJP Nasional 2005-2025 terbagi dalam
tahap-tahap perencanaan pembangunan dalamperiodisasi
perencanaan pembangunan jangka menengah nasional 5 (lima)
tahunan, yangdituangkan dalam RPJM Nasional.Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. RPJMN 2015-2019
ini selanjutnya menjadi pedoman bagi Kementerian/Lembaga
dalam menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga
(Renstra-KL) dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah
daerah dalam menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan
daerahnya masing-masing dalam rangka pencapaian sasaran
pembangunan nasional. Untuk pelaksanaan lebih lanjut, RPJMN
akan dijabarkan kedalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang
akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).
Kerangka Pembangunan Kesehatan Pembangunan
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud. Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui
peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber
daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan yang
disertai oleh peningkatan pengawasan, pemberdayaan masyarakat,
dan manajemen kesehatan. Penekanan diberikan pada
peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya
promotif dan preventif.Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Kesehatan (RPJPK) 2005-2025 bertujuan meningkatkankemauan,
dan kemampuan hidup sehatbagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan
perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di
seluruh wilayah Republik Indonesia. Sasarannya adalah
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, yang ditunjukkan
oleh indikator meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya
angka kematian bayi, menurunnya angka kematian ibu dan
menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita. Arah pembangunan
kesehatan tahun 2015-2019 adalah akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas telah mulai mantap, ditandai
dengan kemandirian masyarakat dalam mengenal dan merespon
permasalahan kesehatan akibat bencana secara lebih dini semakin
nyata. Salah satu strategi pembangunan kesehatan yang akan
ditempuh sampai tahun 2025 untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan kesehatan yaitu penanggulangan keadaan darurat
kesehatan.Kerangka Penanggulangan BencanaDalam rangka
mewujudkan tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2005-
2025, maka sasaran penanggulangan bencana dalam
pembangunan nasional 20 tahun mendatang diarahkan untuk :
1. Mewujudkan masyarakat, berbudaya dan beradab berdasarkan
falsafah Pancasila;
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum;
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai dan bersatu;
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan;
6. Terwujudnya Indonesia yang asri dan lestari;
7. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara kepulauan yang
mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional;
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Logistik ini adalah salah satu ilmu yang mencakup mengenai
beberapa hal seperti pemeliharaan, penyaluran, penyimpanan,
serta juga penghapusan pada alat serta barang tertentu. Logistik
tersebut berasal dari bahasa Yunani “Logos” yang memiliki fungsi
“Rasio, alasan, pembicaraan, kata, kalkulasi, orasi”, selain dari itu
kata logistik juga berasal dari bahasa Perancis yakni “Loger” ialah
“Untuk menginapkan atau menyediakan”.
Untuk mengakomodasi pencatatan dan pelaporan dalam
rangka mendukung pemantauan dan evaluasi obat dan perbekalan
kesehatan, penggunaan sistem informasi disarankan untuk
mempertimbangkan standar data obat dan pekalan kesehatan,
transaksi data pada proses pembelian dan penerimaan obat,
distribusi obat serta penggunaan dan ketersediaan obat.
Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya
pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh
aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana
dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik IndonesiaTahun 1945. Rencana Pembangunan Jangka
PanjangNasional(RPJPN)adalah 20 (dua puluh) tahun. RPJP
Nasional digunakan sebagai pedoman dalam menyusun RPJM
Nasional. Pelaksanaan RPJP Nasional 2005-2025 terbagi dalam
tahap-tahap perencanaan pembangunan dalamperiodisasi
perencanaan pembangunan jangka menengah nasional 5 (lima)
tahunan, yang dituangkan dalam RPJM Nasional
B. Saran
Dari materi di atas diharapkan para pembaca untuyk bisa
memahami isi dan maksud dari isi materi yang dipaparkan di atas
sebagai bekal untuk kami saat ini sebagai mahasiswa agar pada
saat mendapatkan peristiwa yang membutuhkan logistik dan
perbekalan di atas bisa terpenuhi dari kami sebagai terutama
petugas medis atau kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Abouzahr, C., Boerma, T., 2005. Health information systems: the


foundations of publichealth. Bull. World Health Organ. 014951.

Bossert, T., Bowser, D., Amenyah, J., Copeland, R., 2003. Guatemala:
Decentralization and Integration in the Health Logistics System.
Arlington, Va.

Jahre, M., Dumoulin, L., Greenhalgh, L.B., Hudspeth, C., Limlim,P.,


Spindler, A., 2012. Improving health in developing countries:
reducing complexity of drug supply chains, Journal of
Humanitarian Logistics and Supply Chain Management.

Manso, J.F., Annan, J., Anane, S.S., 2013. Assessment of Logistics


Management in Ghana Health Service. Int. J. Bus. Soc. Res. 3,
75–87.

Anda mungkin juga menyukai