DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK I
ULFA DJAINUDIN
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara rawan bencana baik bencana
alam, bencana akibat ulah manusia, maupun kedaruratan
kompleks. Kondisi tersebut dimungkinkan karena letak geografis,
kemajemukan sosial serta budaya masyarakatnya. Setiap kejadian
bencana menimbulkan permasalahan kesehatan antara lain korban
meninggal, sakit, luka-luka, pengungsian, masalah gizi, air bersih,
serta sanitasi lingkungan.
Dalam penanganan bencana selalu diperlukan kolaborasi dari
setiap elemen masyarakat untuk membantu membangun kembali
wilayah terdampak bencana, tanpa melihat apapun bencana yang
melandawilayah tersebut, kolaborasi dari setiap elemen akan
sangat membantu dalam memulihkan luka yang dialami pada
wilayah terdampak bencana. Diantaranya adalah pelayanan logistik
dan perbekalan kesehatan.
Dengan adanya pelayanan logistik dan perbekalan kesehatan
yang cepat dan tepat serta terarah, akan lebih mempercepat dan
mempermudah untuk memulihkan duka dan luka yang dialami para
korban terdampak bencana.
Logistik alat kesehatan merupakan salah satu aspek
penunjang dalam mendukung terselenggaranya kegiatan
pelayanan kesehatan dalam upaya pencegahan (preventif) dan
upaya penyembuhan (kuratif). Pelayanaan kesehatan yang
berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan kesehatan
yang baik. Alat kesehatan merupakan instrumen, apparatus, mesin
dan/atau implant yang tidak mengandung obat, yang digunakan
untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh. Peralatan kesehatan akan berfungsi dengan baik apabila
dioperasikan dengan benar dan sesuai dengan kemampuan serta
dipelihara sesuai prosedur teknis secara berkala dan
berkesinambungan.
Ketersediaan alat kesehatan salah satu komponen penting
dalam mendukung upaya peningkatan pelayanan kesehatan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan menjelaskan bahwa sumber daya di bidang kesehatan
adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan,
sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayaan
kesehatan dan teknologi yang dimanfaaatkan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Ketersediaan peralatan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat sangat
mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan dan kepuasan terhadap
pasien. Oleh karena itu, peralatan kesehatan haruslah lengkap
serta kondisi dari alat kesehatan tersebut harus dalam keadaan
baik. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan manajemen yang
baik dari instalasi terkait yaitu bagian logistik mulai dari
perencanaan, penganggaran, penyimpanan dan pendistribusian,
pemeliharaan, pengahapusan dan, pengendaliaan.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang logistik!
2. apa itu perbekalan kesehatan?
BAB II
PEMBAHASAN
Christopher (2005)
C. Tujuan Logistik
1. Tujuan Operasional
Persediaan barang itu harus mencukupi untuk
kebututuhan beberapa hari ke depan. Jadi, tiap-tiap logistik itu
mempunyai stock yang disesuaikan dengan kebutuhan,
sehingga kemudian barang tidak mengalami kekurangan atau
juga kelebihan saat berada di pasar.
Oleh sebab itu banyak sekali distributor produk yang
melakukan logistik, terutama untuk daerah-daerah itu dengan
jangkauan yang sangat jauh. Hal tersebut untuk menghindari
tidak tersedianya barang pada lokasi yang diinginkan.
2. Tujuan Keuangan
Selain dari itu terdapat juga yang namanya tujuan
keuangan, pastinya tiap-tiap produsen ingin mencapai
keuntungan yang maksimal serta kerugian seminimal mungkin.
Logistik ini umumnya menyediakan pengiriman yang
lebih terjangkau dari pada jenis lainnya, apalagi ia ini juga
mempunyai sistem perawatan sehingga barang bisa
atau dapat sampai dengan tingkat kerusakan yang sangat
rendah.
3. Tujuan Pengamanan
Keamanan barang ini menjadi prioritas tiap-tiap
pengiriman produk ataupun barang, pada dasarnya di era
modern tersebut logistik telah atau sudah mempunyai standar
keamanannya masing-masing. Baik dari penyimpanan,
pengemasan, sampai pada pengiriman tentu perlu sangat
diperhatikan supaya kemudian tidak terjadi kerusakan pada
barang tersebut.
Terlebih lagi logistik tersebut mempunyai tempat
penyimpanan yang aman serta juga tertata dengan secara rapi,
hal tersebut dapat atau bisa membuat barang terhindar dari hal
yang tidak diinginkan.Alat transportasi tersebut juga tidak luput
dari perhatian, setidaknya alat dari transportasi yang digunakan
tersebut wajib memenuhi standar dari perusahaan logistik yang
terdapat tersebut.
Logistik mempunyai peran penting dalam upaya
penanggulangan bencana, terutama pada saat prabencana,
kesiapsiagaan, dan respon penanganan bencana, untuk dapat
memastikan tujuh tepat, yaitu: (1) tepat jenis bantuan barang;
(2) tepat kuantitas; (3) tepat kualitas; (4) tepat sasaran; (5) tepat
waktu; (6) tepat pelaporan; dan (7) tepat biaya
D. Manfaat Logistik
1. Perencanaan serta Pemenuhan Kebutuhan
E. Perbekalan Kesehatan
1. Struktur Organisasi Pengelola Obat dan Perbekalan Kesehatan
Pengelolaan perbekalan di tiap-tiap level organisasi
dilakukan oleh unit dengan struktur organisasi yang berbeda.
Struktur organisasi akan berpengaruh terhadap sumber daya
dan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dari instalasi farmasi. Di
level dinas kesehatan, setidaknya terdapat 2 model organisasi
pengelola obat dan perbekalan kesehatan di setiap level
organsiasi, yaitu instalasi farmasi sebagai unit pelaksanaan
teknis daerah (UPTD) danmenjadi salah satu seksi di
strukturorganisasi Dinkes yang menanganis obat dan
perbekalan kesehatan.Instalasi Farmasi sebagai Unit
Pelaksanan Teknis Daerah (UPTD) Sebagai UPTD, instalasi
farmasi memiliki tupoksi yang khusus menangani obat dan
perbekalan kesehatan. UPTDtersebut memiliki pembagian kerja
yang jelas antara staf berdasarkan siklus manajemen obat dan
perbekalan kesehatan. Mulai dari perencanaan, pembelian,
penerimaan dan stok obat serta distribusi obat. Menjadi Salah
Satu Seksi di Struktur Organisasi Dinkes yang Menangani Obat
dan Perbekalan KesehatanSeksi ini umumnya memiliki tupoksi
yang lebih luas dan tidak hanya melakukan kegiatan
pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan. Sebagai contoh di
salah satu Dinkes Provinsi, selain mengelola obat juga memiliki
tupoksi yang berkaitan dengan perizinaan dan akreditasi
fasilitas farmasi.Praktis aktivitas yang dilakukan jauh lebih
banyak dengan sumber daya yang terbatas.
2. Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Instalasi Farmasi level Kabupaten/Kota memiliki peran
penting dalam mendistribusikan obat ke unit layanan
(Puskesmas). Terdapat beberapa sumber dalampenyediaan
obat dan perbekalan kesehatan di tingkat
Kabupaten/Kota.Fasilitas kesehatan primer yang sudah
berstatus badan layanan umum (BLUD) juga memiliki
wewenang untuk melakukan penyediaan logistik secara mandiri.
3. Manajemen Informasi Logistik di Instalasi Farmasi
Pelayanan di Instalasi Farmasiterkait dengan siklus
manajemen logistikmulai dari seleksi obat, pembelian obat,
distribusi obat dan penggunaan obat. (Walkowiak and Keene,
2009).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logistik ini adalah salah satu ilmu yang mencakup mengenai
beberapa hal seperti pemeliharaan, penyaluran, penyimpanan,
serta juga penghapusan pada alat serta barang tertentu. Logistik
tersebut berasal dari bahasa Yunani “Logos” yang memiliki fungsi
“Rasio, alasan, pembicaraan, kata, kalkulasi, orasi”, selain dari itu
kata logistik juga berasal dari bahasa Perancis yakni “Loger” ialah
“Untuk menginapkan atau menyediakan”.
Untuk mengakomodasi pencatatan dan pelaporan dalam
rangka mendukung pemantauan dan evaluasi obat dan perbekalan
kesehatan, penggunaan sistem informasi disarankan untuk
mempertimbangkan standar data obat dan pekalan kesehatan,
transaksi data pada proses pembelian dan penerimaan obat,
distribusi obat serta penggunaan dan ketersediaan obat.
Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya
pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh
aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana
dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik IndonesiaTahun 1945. Rencana Pembangunan Jangka
PanjangNasional(RPJPN)adalah 20 (dua puluh) tahun. RPJP
Nasional digunakan sebagai pedoman dalam menyusun RPJM
Nasional. Pelaksanaan RPJP Nasional 2005-2025 terbagi dalam
tahap-tahap perencanaan pembangunan dalamperiodisasi
perencanaan pembangunan jangka menengah nasional 5 (lima)
tahunan, yang dituangkan dalam RPJM Nasional
B. Saran
Dari materi di atas diharapkan para pembaca untuyk bisa
memahami isi dan maksud dari isi materi yang dipaparkan di atas
sebagai bekal untuk kami saat ini sebagai mahasiswa agar pada
saat mendapatkan peristiwa yang membutuhkan logistik dan
perbekalan di atas bisa terpenuhi dari kami sebagai terutama
petugas medis atau kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bossert, T., Bowser, D., Amenyah, J., Copeland, R., 2003. Guatemala:
Decentralization and Integration in the Health Logistics System.
Arlington, Va.