Anda di halaman 1dari 9

AKREDITASI RUMAH SAKIT

MANAJEMEN RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS


disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Manajemen RS dan
Puskesmas Pasca Sarjana (S-2) Ilmu Kesehatan Masyarakat

Oleh :
Dr.Niluh Hendrawanti (172520102042)
Ayu Wulandari, S.KM (172520102046)

PASCA SARJANA UNIVERSITAS JEMBER


MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufik dan hidayahnya sehingga paper tentang Akreditasi Rumah Sakit ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait Manajemen Rumah Sakit dan
Puskesmas yang dapat digunakan sehingga diharapkan mampu dalam langkah
implementasi di masyarakat sesuai dengan kaidah ilmiah.
Penyusun sudah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan, namun
jika dalam penyusunan masih terdapat kekurangan penyusun menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah di masa yang akan
datang. Semoga review jurnal ini dapat bermanfaat sebagai acuan untuk bahan
literature dimasa yang akan datang serta memberikan inspirasi upaya pemecahan
masalah dalam bidang agromedicine guna megoptimalkan derajat kesehatan
masyarakat.

Jember, 19 Oktober 2018


Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang…………………………………………………..


……1
I.2 Rumusan
Masalah………………………………………………….…2
I.3 Tujuan……………………………………………………………
…...2
II . PEMBAHASAN

2.1 Definisi Akreditasi Rumah Sakit......................................................3


2.2 Acuan SNARS Edisi 1....................................................................5
III. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan………………………..……………………………………8
3.2 Saran…………………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akreditasi menurut Ensiklopedia Nasional adalah suatu bentuk pengakuan


yang diberikan oleh pemerintah untuk suatu lembaga atau intansi. Dasar hukum
pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit selain UU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan
adalah Permenkes no 159 b tahun 1988 yang mengatur tentang akreditasi Rumah
Sakit.
Rumah sakit harus mematuhi Ketentuan dalam upaya peningkatan mutu
sepanjang waktu dalam proses akreditasi. Walaupun demikian, Ketentuan ini tidak
diberi nilai seperti standar lain dalam survei di tempat. Rumah sakit akan dinilai
antara memenuhi atau tidak memenuhi Ketentuan ini. Jika rumah sakit tidak
memenuhi Ketentuan tertentu, maka rumah sakit akan diminta untuk segera
memenuhinya atau terancam tidak mendapatkan akreditasi.
Akreditasi sebagai sebuah pengakuan menentukan kualitas pelayanan Rumah
Sakit selama member pelayanan yang disesuaikan dengan dasar hukum atau
kebijakan – kebijakan tertentu yang tercermin dalam suatu tahapan-tahapan akreditasi
yang harus dilalui,melalui makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang
Akreditasi Rumah Sakit.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belang permasalahan yang ada, maka dikemukakan perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Akreditasi Rumah Sakit?
2. Apa saja tahapan dalam survey Akreditasi Rumah Sakit ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai, adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran dari Akreditasi Rumah Sakit
2. Untuk mengetahi tahapan Akreditasi Rumah Sakit
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Akreditasi Rumah Sakit

Akreditasi menurut Ensiklopedia Nasional adalah suatu bentuk pengakuan


yang diberikan oleh pemerintah untuk suatu lembaga atau intansi. Sehingga yang
dimaksud dengan Akreditasi Rumah Sakit adalah pengakuan yang diberikan kepada
Rumah Sakit berkenaan dengan mutu layanannya di bidang kesehatan.

2.1.2 Jenis-jenis Survei


Survei dilaksanakan sesuai dengan menilai semua standar nasional
akreditasi rumah sakit edisi 1 di seluruh rumah sakit. Bentuk survei meliputi
survei awal, survei ulang, survei verifikasi dan survei terfokus. Definisi setiap
survei adalah sebagai berikut:
a.Survei Awal—Survei langsung penuh pertama pada rumah sakit
b. Survei Remedial—Evaluasi langsung yang dijadwalkan paling lambat
6 bulan setelah
c. survei awal untuk mengevaluasi elemen penilaian (EP) yang
mendapatkan nilai “tidak terpenuhi” (“not met”) atau “terpenuhi sebagian”
(“partially met”) yang mengakibatkan rumah sakit gagal untuk memenuhi
persyaratan kelulusan akreditasi.
d. Survei Ulang—Survei rumah sakit setelah siklus akreditasi tiga tahun
Survei Remedial—Evaluasi langsung yang dijadwalkan paling lambat 6 bulan
setelah survei awal untuk mengevaluasi elemen penilaian (EP) yang
mendapatkan nilai “tidakterpenuhi” (“not met”) atau “terpenuhi sebagian”
(“partially met”) yang mengakibatkan rumah sakit gagal untuk memenuhi
persyaratan kelulusan akreditasi.
e. Survei VerifikasiSurvei verifikasi dilaksanakan satu tahun dan dua
tahun setelah survei akreditasi awal atau survei ulang untuk melakukan
verifikasi terhadap perencanaan perbaikan strategis (PPS).

f. Survei Terfokus
Survei terfokus adalah survei langsung yang terbatas dalam lingkup, konten,
dan lamanya, dan dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang suatu
masalah,
2.2 Acuan SNARS

2.2.1 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)


Bab ini membahas Sasaran Keselamatan Pasien yang wajib diterapkan di
semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions
dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh Pemerintah.
2.2.2 Meningkatkan Komunikasi yang Efektif
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan
efektivitas komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telpon antar-PPA
Komunikasi dianggap efektif bila tepat waktu, akurat, lengkap, tidak mendua
(ambiguous), dan diterima oleh penerima informasi yang bertujuan mengurangi
kesalahan-kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien
2.2.3 Meningkatkan Keamanan Obat-Obat yang Harus Diwaspadai
(High Alert Medications)
Setiap obat jika salah penggunaannya dapat membahayakan pasien, bahkan
bahayanya dapat menyebabkan kematian atau kecacatan pasien, terutama obat-obat
yang perlu diwaspadai. Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang mengandung
risiko yang meningkat bila kita salah menggunakan dan dapat menimbulkan kerugian
besar pada pasien.
2.2.4 Memastikan Lokasi Pembedahan yang Benar, Prosedur yang Benar,
Pembedahan Pada Pasien yang Benar
Salah-Lokasi, Salah -Prosedur, dan Salah-Pasien yang menjalani tindakan
serta prosedur merupakan kejadian sangat mengkhawatirkan dan dapat terjadi.
Kesalahan ini terjadi antara lain akibat
2.2.5 Mengurangi Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan sebuah tantangan di
lingkungan fasilitas kesehatan. Kenaikan angka infeksi terkait pelayanan kesehatan
menjadi keprihatinan bagi pasien dan petugas kesehatan. Secara umum, infeksi terkait
pelayanan kesehatan terjadi di semua unit layanan kesehatan, termasuk infeksi
saluran kencing disebabkan oleh kateter, infeksi pembuluh/aliran darah terkait
pemasangan infus baik perifer maupun sentral, dan infeksi paru-paru terkait
penggunaan ventilator.
2.2.6 Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh

Banyak cedera yang terjadi di unit rawat inap dan rawat jalan akibat pasien
jatuh. Berbagai faktor yang meningkatkan riisiko pasien jatuh antara lain:
a. kondisi pasien;
b. gangguan fungsional pasien (contoh gangguan keseimbangan,
gangguan
c. penglihatan, atau perubahan status kognitif);
d. lokasi atau situasi lingkungan rumah sakit;
e. riwayat jatuh pasien;
f. konsumsi obat tertentu;
g. konsumsi alkohol.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akreditasi adalah sebuah pengakuan yang diberikan oleh komite khusus
terhadap suatu kinerja pelayanan dalam upaya peningkatan mutu, maka yang
dimaksud dengan Akreditasi Rumah Sakit adalah penilaian dan status yang diberikan
kepada Rumah Sakit dalam memberikan layanan kesehatan.

3.2 Saran
Guna mendapatakan status Rumah Sakit yang baik perlu diperhatikan elemen-
elemen penilaian dalam Akreditasi Puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Standart Akreditasi Nasional


Rumah Sakit. Jakarta: Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Anda mungkin juga menyukai