Anda di halaman 1dari 23

Makalah Kasus Pemicu Ke-II

Akreditasi Puskesmas
disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mutu Layanan
Kesehatan dan Kebijakan Kesehatan
Dosen Pengampu : Sri Utami, SKM., MM

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. Amelia Zisca Devy (200550002)
2. Irfina (200550006)
3. Lutfiah Azizatun Nisak (200550008)
4. Sella Anggraeni Septia W (200550013)

Program Studi Diploma Iii Kebidanan


Akademi Kebidanan Jember
Yayasan Pendidikan Tenaga Kesehatan Jember
Tahun Ajaran 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah berjudul:

Akreditasi Puskesmas

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Mutu Layanan Kesehatan dan
Kebijakan Kesehatan

Telah diketahui dan disetujui oleh:

Dosen PJMK Dosen PJMK

Sultanah Zahariah, Bd., S.Keb Sri Utami, SKM., MM

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena penulisan makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini membahas tentang Akreditasi
Puskesmas diharapkan dapat memberi pengetahuan serta menambah wawasan
bagi siapapun yang membaca makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun. Atas dukungan moral
dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Nurul Aini, M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Jember.
2. Ibu Sultanah Zahariah, M. Keb. selaku Ka Prodi Akademi Kebidanan
Jember.
3. Ibu Sri Utami, SKM., MM selaku pengajar mata kuliah Mutu Layanan
Kesehatan dan Kebijakan Kesehatan Akademi Kebidanan Jember.
4. Teman-teman tingkat 2 Akademi Kebidanan Jember.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, terutama bagi
penulis sendiri untuk mempermudah pemahaman dan peningkatan pengetahuan.

Jember, September 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB 1 PEMBUKAAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Pengertian Puskesmas .............................................................................. 3

2.2 Pengertian Akreditasi Puskesmas ............................................................. 3

2.3 Tujuan Akreditasi Puskesmas .................................................................. 3

2.4 Pelayanan Akreditasi Puskesmas ............................................................. 4

2.5 Syarat Penilaian Akreditasi Puskesmas .................................................... 7

2.6 Proses Penilaian Akreditasi Puskesmas ................................................. 13

2.7 Mekanisme Akreditasi ............................................................................ 15

BAB 3 PENUTUP................................................................................................ 17

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 17

3.2 Saran ....................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

iii
BAB 1
PEMBUKAAN

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka peningkatan layanan kepada masyarakat oleh fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP) yaitu Puskesmas dan Rumah Sakit telah
dilakukan berbagai macam upaya peningkatan mutu dan kinerja antara lain
dengan pembakuan dan pengembangan sistem manajemen mutu dan upaya
perbaikan kinerja yang berkesinambungan baik dalam pelayanan
manajemen, klinis dan penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan (Kemenkes,
2019).
Akreditasi merupakan salah satu mekanisme regulasi yang bertujuan
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien, meningkatkan
perlindungan bagi sumber daya kesehatan, masyarakat dan lingkungannya,
serta puskesmas dan rumah sakit sebagai institusi. Pada sistem akreditasi
Puskesmas, terdapat peran Dinas Kesehatan Provinsi sebagai pembina Dinas
Kesehatan Kab/kota, peran Dinas Kesehatan Kabupaten/kota sebagai
pendamping FKTP, peran lembaga independen penyelenggara akreditasi
FKTP sebagai penyelenggara akreditasi dan peran pusat sebagai regulator.
Penyelenggaraan akreditasi FKTP yang FKTP yang dilakukan oleh lembaga
oleh lembaga independen tersebut enden tersebut meliputi tahapan survei dan
tahapan penetapan akreditasi. Akreditasi Rumah Sakit dilaksanakan oleh
lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang berasal dari dalam atau
luar negeri yang ditetapkan oleh Menteri (Permenkes, 2019)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Puskesmas?
2. Apa pengertian akreditasi puskesmas?
3. Apa tujuan akreditasi puskesmas?
4. Seperti apa pelayanan akreditasi puskesmas?
5. Apa saja syarat penilaian akreditasi puskesmas?
6. Bagaiamana proses penilaian akreditasi puskesmas?
7. Seperti apa mekanisme akreditasi puskesmas?

1
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian puskesmas
2. Mahasiswa mampu memahami pengertian akreditasi puskesmas
3. Mahasiswa mampu memahami tujuan akreditasi puskesmas
4. Mahasiswa mampu memahami pelayanan akreditasi puskesmas
5. Mahasiswa mampu memahami apa saja syarat penilaian akreditasi
puskesmas
6. Mahasiswa mampu memahami proses penilaian akreditasi puskesmas
7. Mahasiswa mampu memahami mekanisme akreditas puskesmas

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puskesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya (Permenkes, 2015).

2.2 Pengertian Akreditasi Puskesmas


Akreditasi adalah pengakuan oleh publik melalui lembaga akreditasi
pelayanan kesehatan nasional pada suatu organisasi pelayanan kesehatan atas
tingkat pencapaian terhadap standar akreditasi yang diwujudkan melalui
penilaian eksternal oleh komisi akreditasi secara independen terhadap tigkat
kinerja terkait dengan standar dan sebagainya (Permenkes, 2015).
Akreditasi Puskesmas menurut peraturan kementrian kesehatan Nomor 46
tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi yang selanjutnya
disebut Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga
independen penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Mentri setelah
memenuhi standar Akreditasi (Permenkes, 2015).

2.3 Tujuan Akreditasi Puskesmas


Tujuan utama akreditasi adalah untuk pembinaan peningkatan mutu,
kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem
manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan klinis serta
penerapan manajemen resiko dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan
sertifikat akreditasi (Permenkes, 2015).
Menurut permenkes RI nkes RI Nomor 46 Nomor 46 tahun 2015 tujuan
akreditasi diantaran tahun 2015 tujuan akreditasi diantaranya yaitu:
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien.

3
2. Meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan,
masyarakat dan lingkungannya serta puskesmas, Puskesmas dan Rumah
Sakit pratama, tempat praktek mandiri dokter dan praktek mandiri dokter
gigi sebagai institusi gigi.
3. Meningkatkan kinerja puskesmas, Puskesmas dan Rumah Sakit pratama,
tempat praktik mandiri dokter gigi dalam pelayanan kesehatan
perseorangan atau kesehatan masyarakat.

2.4 Pelayanan Akreditasi Puskesmas


Pelaksanaan Akreditasi Puskesmas yaitu lembaga akreditasi yang bersifat
independen dan berkedudukan di Pusat, Koordinator surveior di Provinsi, dan
surveior yang bertanggung jawab kepada lembaga independen pelaksana
akreditasi tersebut (Permenkes, 2017).
1. Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Sebelum lembaga independen tersebut terbentuk, Kementerian
Kesehatan membentuk Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (Permenkes, 2017).
2. Koordinator Surveior di Provinsi
Untuk memperlancar dan mengkoordinasikan kegiatan survei
akreditasi, Komisi Akreditasi FKTP menetapkan Koordinator Surveior di
Provinsi (Permenkes, 2017).
3. Surveior
Surveior akreditasi adalah tenaga surveior yang ditetapkan oleh
Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Primer yang mempunyai kriteria
dan kompetensi sesuai dengan yang dipersyaratkan. Tim Surveior
akreditasi adalah tim yang ditugaskan oleh Komisi Akreditasi FKTP yang
terdiri dari (dua) orang surveyor atau lebih, bergantung FKTP yang akan
dilakukan survei.
a. Kriteria Surveior
Survei akreditasi dilaksanakan oleh satu tim yang terwakili tenaga
medis dan tenaga kesehatan dengan kriteria:

4
1) Surveior bidang administrasi dan manajemen:
a) Tenaga kesehatan dengan pendidikan paling rendah strata satu
(S1) bidang kesehatan
b) Mempunyai pengalaman bekerja di Puskesmas dan/atau
mengelola program pelayanan kesehatan dasar dan/atau
program mutu pelayanan kesehatan dasar paling singkat 3
(tiga) tahun
c) Memiliki sertifikat pelatihan surveyor Akreditasi FKTP yang
diterbitkan oleh lembaga independen penyelenggara
Akreditasi.
2) Surveior bidang upaya kesehatan masyarakat:
a) Tenaga kesehatan pendidikan paling rendah strata satu (S1)
bidang kesehatan.
b) Mempunyai pengalaman bekerja di Puskesmas dan/atau
mengelola program pelayanan kesehatan dasar dan/atau
program mutu pelayanan kesehatan dasar paling singkat 3
(tiga) tahun.
c) Memiliki sertifikat pelatihan surveyor Akreditasi FKTP yang
diterbitkan oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi.
3) Surveior bidang upaya kesehatan perseorangan:
a) Tenaga medis
b) Pernah bekerja di Puskesmas dan/atau Puskesmas dan
Klinik Pratama paling singkat 1 (satu) tahun memiliki
sertifikat pelatihan surveior akreditasi FKTP yang diterbitkan
oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi
(Permenkes, 2017).
b. Tim Surveior
Tim Surveior Akreditasi Puskesmas terdiri dari:
1) Satu orang surveior bidang administrasi dan manajemen; yaitu
surveior yang bertugas sebagai ketua tim merangkap anggota yang
menilai Bab I dan Bab II dari Standar Akreditasi Puskesmas.

5
2) Satu orang surveior bidang upaya kesehatan perseorangan yaitu
anggota tim yang menilai Bab III dan IV dari Standar Akreditasi
Puskesmas (Permenkes, 2017).
c. Tugas Surveior
Surveior mempunyai fungsi melakukan penilaian akreditasi, dalam
melaksanakan fungsi tersebut, surveior mempunyai tugas:
1) Memahami Standar dan Instrumen Akreditasi
2) Melaksanakan Survei akreditasi
3) Mempersiapkan rencana survei akreditasi
4) Konfirmasi lokasi dan jadwal survei akreditasi
5) Melakukan survei akreditasi sesuai jadwal yang ditetapkan
6) Mengukur tingkat kesesuaian terhadap standar akreditasi secara
objek
7) Menyampaikan hasil penilaian akreditasi kepada Lembaga
Akreditasi melalui Koordinator Surveior segera setelah selesai
melaksanakan survei untuk ditetapkan status akreditasi (paling
lama 3 hari setelah selesai survei)
8) Melaporkan hasil survei secara tertulis kepada Lembaga Akreditasi
(Permenkes, 2017).
d. Tim Pendamping
Tim Pendamping pada Puskesmas dan Klinik Pratama, tempat
praktik mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri dokter gigi
beranggotakan paling banyak banyak 2 (dua) orang yang masing-
masing membidangi administrasi dan manajemen, dan upaya
kesehatan perseorangan. Tim Pendamping harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1) Bidang administrasi dan manajemen:
a) Pendidikan paling rendah Diploma Tiga (D3) bidang
kesehatan
b) Mempunyai pengalaman bekerja di Puskesmas, mengelola
program pelayanan kesehatan dasar, dan/atau mengelola

6
program mutu pelayanan kesehatan dasar paling singkat 2 (dua)
tahun
c) Lulus pelatihan pendamping Akreditasi yang dibuktikan
dengan sertifikat yang diterbitkan oleh institusi pelatihan yang
terakreditasi.
2) Bidang upaya kesehatan masyarakat:
a) Pendidikan paling rendah Diploma Tiga (D3) bidang
kesehatan
b) Mempunyai pengalaman bekerja di Puskesmas dan/atau
mengelola program pelayanan kesehatan dasar paling singkat 2
(dua) tahun
c) Lulus pelatihan pendamping Akreditasi yang dibuktikan
dengan sertifikat yang diterbitkan oleh institusi pelatihan yang
terakreditasi
3) Bidang upaya kesehatan perseorangan:
a) Tenaga medis
b) Mempunyai pengalaman bekerja di Puskesmas dan/atau
Puskesmas dan Klinik paling singkat 1 (satu) tahun.
c) Lulus pelatihan pendamping Akreditasi yang dibuktikan
dengan sertifikat yang diterbitkan oleh institus pelatihan yang
terakreditasi (Permenkes, 2017).

2.5 Syarat Penilaian Akreditasi Puskesmas


Penetapan keputusan Akreditasi Puskesmas adalah:
1. Tidak terakreditasi : jika pencapaian nilai Bab I < 75 %; Bab II, III <
60%; Bab IV = 75%; Bab II,III .= 60%; Bab IV >=40%
2. Terakreditasi dasar : jika pencapaian nilai Bab I >= 75%; Bab II,III .=
60%; Bab IV >=40%
3. Terakreditasi utama : jika pencapaian Bab I,II,III >= 75%; Bab IV >=
60%
4. Terakredtasi paripurna: jika pencapaian semua Bab pencapaian semua Bab
>= 80% (Kemenkes, 2019).

7
Seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 46 tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, Dan Tempat Praktik Dokter Gigi, ada 4 Bab sebagai syarat penilaian
akreditasi Puskesmas dan Klinik yaitu:
1. Bab I Kepemimpinan dan Manajemen Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(KMFK) Persyaratan Umum Puskesmas dan Klinik
a. Persyaratan Pendirian dan Perijinan Puskesmas dan Klinik Puskesmas
dan Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruang,
prasarana, peralatan, dan ketenagaan, persyaratan lokasi.
b. Persyaratan Bangunan dan Ruangan
1) Kriteria 1. Bangunan Puskesmas dan Klinik bersifat permanen dan
tidak bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja yang lain.
Bangunan harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat.
2) Kriteria 2. Bangunan Puskesmas dan Klinik memperhatikan fungsi,
keamanan, kenyamanan, dan kemudahan dalam pelayanan
kesehatan, dengan ketersediaan ruangan sesuai kebutuhan
pelayanan kesehatan yang disediakan.
c. Persyaratan Prasarana Puskesmas dan Klinik
1) Kriteria 1. Prasarana Puskesmas dan Klinik tersedia, terpelihara,
dan berfungsi dengan baik untuk menunjang akses, keamanan,
kelancaran dalam memberikan pelayanan sesuai dengan pelayanan
yang disediakan.
d. Persyaratan Peralatan Puskesmas dan Klinik
1) Kriteria 1. Peralatan medis dan non medis tersedia, terpelihara, dan
berfungsi dengan baik untuk menunjang akses, keamanan,
keamanan, kelancaran dalam memberikan pelayanan sesuai dengan
pelayanan yang disediakan.
e. Ketenagaan Puskesmas dan Klinik
1) Persyaratan Ketenagaan Puskesmas dan Klinik. Puskesmas dan
dan Klinik harus memenuhi persyaratan ketenagaan yang
dipersyaratkan dalam peraturan perundangan sesuai dengan jenis
pelayanan yang disediakan.

8
f. Persyaratan Penanggung jawab Puskesmas dan Klinik
1) Kriteria 1. Penanggung jawab Puskesmas dan Klinik adalah tenaga
medis yang kompeten sesuai dengan peraturan perundangan.
2) Kriteria 2. Tersedia tenaga medis, tenaga kesehatan lain, dan
tenaga non kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan jenis pelayanan
yang disediakan.
g. Tata Kelola Puskesmas dan Klinik
1) Standar 1. Kegiatan Pengelola Puskesmas dan Klinik menjamin
efektivitas dan efisiensi dalam mengelola kegiatan pelayanan klinis
sejalan dengan tata nilai, visi, misi, tujuan, tugas pokok dan fungsi
Puskesmas dan Klinik.
h. Pengorganisasian Puskesmas dan Klinik
1) Kriteria 1. Struktur organisasi pengelola ditetapkan dengan
kejelasan tugas dan tanggung jawab, alur kewenangan dan
komunikasi, kerjasama, dan keterkaitan antar pengelola.
2) Kriteria 2. Kejelasan tugas, peran, dan tanggung jawab pimpinan
Puskesmas dan Klinik, penanggung jawab pada tiap jabatan dan
karyawan.
3) Kriteria 3. Struktur organisasi pengelola dikaji ulang secara reguler
dan kalau perlu dilakukan perubahan.
4) Kriteria 4. Pengelola dan pelaksana Puskesmas dan Klinik
memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan dan ada
rencana pengembangan sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
5) Kriteri Kriteria 5. Karyawan baru harus mengikuti orientasi supaya
memahami tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Karyawan wajib mengikuti kegiatan pendidikan dan
pelatihan yang dipersyaratkan untuk menunjang kinerja pelayanan
Puskesmas dan Klinik.
i. Pengelolaan Puskesmas dan Klinik
1) Kriteria 1. Pimpinan Puskesmas dan Klinik menetapkan, visi, misi,
tujuan, dan tata nilai tujuan, dalam penyelenggaraan pelayanan

9
yang dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait dan
kepada pengguna pelayanan dan masyarakat.
2) Kriteria 2. Pimpinan Puskesmas dan Klinik menunjukkan arah
strategi dalam pelaksanaan pelayanan, dan bertanggung jawab
terhadap pencapaian terhadap pencapaian tujuan, kualitas tujuan,
kualitas kinerja, dan penggunaan penggunaan sumber daya. sumber
daya.
3) Kriteria 3. Perencanaan Operasional disusun berdasarkan visi, misi,
dan tujuan yang ditetapkan
4) Kriteria 4. Pimpinan Puskesmas dan Klinik melakukan koordinasi
internal dan membina tata hubungan kerja dengan pihak terkait
untuk mencapai keberhasilan pelayanan.
5) Kriteria 5. Pedoman dan prosedur penyelenggaraan kegiatan
pelayanan Puskesmas dan Klinik disusun, didokumentasikan, dan
dikendalikan. Semua rekaman hasil pelaksanaan kegiatan
Puskesmas dan Klinik dikendalikan.
6) Kriteria 6. Komunikasi internal antara pimpinan Puskesmas dan
Klinik, pemangku jabatan dan pelaksana kegiatan pelayanan,
dilakukan agar program program dan kegiatan Puskesmas dan
Klinik dilaksanakan secara efektif dan efisien.
j. Pengelolaan keuangan
1) Kriteria 1. Pimpinan Puskesmas dan Klinik dan Pemangku jabatan
menunjukkan profesionalisme dalam mengelola keuangan
pelayanan.
k. Pengelolaan Data dan Informasi
1) Kriteria 1. Harus tersedia data dan informasi di Puskesmas dan
Klinik yang digunakan untuk pengambilan keputusan baik untuk
peningkatan pela yanan maupun untuk pelaporan ke pemilik dan
regulator (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota).
l. Hak dan kewajiban pengguna pelayanan
1) Kriteria 1. Hak dan kewajiban pengguna layanan ditetapkan dan
disosialisasikan kepada masyarakat dan semua pihak yang terkait,

10
dan tercermin dalam kebijakan dan prosedur Puskesmas dan
Klinik
2. Bab II. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP).
a. Proses Pendaftaran Pasien
1) Standar 1. Proses Pendaftaran Pasien
Proses pendaftaran pasien dirancang dan dilaksanakan sesuai
kebutuhan pelanggan dan didukung oleh sarana dan lingkungan
yang memadai.
b. Pengkajian Standar
1) Standar 1. Pengkajian Kajian awal dil Kajian awal dilakukan
secara paripurna untuk mendukung rencana dan pelaksanaan
pelayanan.
c. Keputusan Layanan Klinis
1) Standar 1. Keputusan Layanan Klinis.
Hasil kajian awal pasien dianalisis oleh petugas kesehatan
profesional dan/atau tim kesehatan antar profesi dan digunakan
untuk menyusun keputusan layanan klinis
d. Rencana Layanan Klinis
1) Standar 1. Rencana Layanan Klinis.
Rencana tindakan dan pengobatan serta rencana layanan terpadu
jika diperlukan penanganan oleh tim kesehatan antar profesi
disusun dengan tujuan yang jelas, terkoordinasi dan melibatkan
pasien/keluarga.
e. Rencana Rujukan
1) Standar 1. Rencana rujukan.
Rujukan sesuai kebutuhan pasien ke sarana pelayanan lain diatur
dengan prosedur yang jelas.
f. Pelaksanaan Layanan
1) Standar 1. Pelaksanaan
Layanan dipandu oleh kebijakan, prosedur, dan peraturan yang
berlaku.
g. Pelayanan anestesi lokal, sedasi, dan pembedahan

11
1) Standar 1. Pelayanan anestesi lokal, sedasi, dan lokal, sedasi, dan
pembedahan. Tersedia pelayanan anestesi sederhana dan
pembedahan minor untuk memenuhi kebutuhan pasien
h. Pendidikan kesehatan dan konseling kepada pasien/keluarga
1) Standar 1. Pendidikan kesehatan dan konseling kepada
pasien/keluarga. Pendidikan/Penyuluhan kepada pasien/keluarga
pasien mendukung peran serta mereka dalam setiap pengambilan
keputusan dan pelaksanaan pelaksanaan layanan.
i. Makanan dan Terapi Nutrisi
1) Standar 1. Pemberian makanan dan terapi nutrisi sesuai dengan
kebutuhan pasien dan ketentuan yang berlaku
j. Pemulangan dan tindak lanjut
1) Standar 1. Pemulangan dan tind dan tindak lanjut
Pemulangkan dan/tindak lanjut pasien jut pasien dilakukan dengan
prosedur yang tepat
3. Bab III. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
a. Pelayanan Laboratorium (jika tersedia).
1) Standar 1. Pelayanan laboratorium tersedia tepat waktu untuk
memenuhii kebutuhan pengkajian pasien, serta mematuhi standar,
hukum dan peraturan yang berlaku. berlaku.
b. Pelayanan obat.
1) Standar 1. Obat yang tersedia dikelola secara efisien untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
c. Pelayanan radiodiagnostik (jika tersedia)
1) Standar 1. Pelayanan radiodiagnostik disediakan sesuai kebutuhan
pasien, dilaksanakan oleh tenaga yang kompeten, dan mematuhi
dan mematuhi persyaratan perundangan yang berlaku.
d. Manajemen informasi -rekam medis
1) Standar 1. Kebutuhan data dan informasi asuhan asuhan bagi
petugas kesehatan, pengelola sarana, dan pihak terkait di luar
organisasi dapat dipenuhi melalui proses yang baku.

12
e. Manajemen Keamanan Lingkungan
1) Standar 1. Lingkungan pelayanan mematuhi persyaratan hukum,
regulasi dan perijinan yang berlaku.
f. Manajemen Peralatan
1) Standar 1. Peralatan Peralatan dikelola dengan tepat.
g. Manajemen Sumber Daya Manusia
1) Standar 1. Terdapat proses rekrutmen, retensi, pengembangan dan
pendidikan berkelanjutan tenaga klinis yang baku.
4. Bab IV. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)
a. Tanggung jawab tenaga klinis
1) Standar 1. Perencanaan, monitoring, dan evaluasi mutu layanan
klinis dan keselamatan menjadi tanggung jawab tenaga yang
bekerja di pelayanan klinis.
b. Pemahaman mutu layanan klinis.
1) Standar 1. Mutu layanan klinis dan Keselamatan dipahami dan
didefinisikan dengan baik oleh semua pihak yang berkepentingan.
c. Pengukuran mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien.
1) Standar 1. Mutu layanan klinis Mutu layanan klinis dan sasaran
dan sasaran keselam keselamatan pasien diukur, dikumpkan pasien
diukur, dikumpulkan dan dievaluasi dengan tepat.
d. Peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
1) Standar 1. Perbaikan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
diupayakan, dievaluasi dan dikomunikasikan dengan baik.

2.6 Proses Penilaian Akreditasi Puskesmas


Standar akreditasi Puskesmas disusun disusun dalam 4 bab yaitu:
1. Bab I Kepemimpinan dan manajemen fasilitas pelayanan kesehatan
(KMFK)
2. Bab II Layanan Puskesmas dan Klinik yang beorientasi pasien (LKBP)
3. Bab III manajemen penunjang layanan Puskesmas dan Klinik (MPLK)
4. Bab IV peningkatan mutu klinis dan Keselamatan pasien (PMKP)

13
JUMLAH JUMLAH
JUMLAH ELEMEN
BAB JUDUL KRITERI
STANDAR PENILAIAN
A

Kepemimpinan dan
I Manajemen Fasilitas Pelayanan 6 29 122

Kesehatan (KMFK)
Layanan Klinis yang 151
II 10 34
Berorientasi Pasien (LKBP)
Manajemen Penunjang 172
III 7 35
Layanan Klinis (MPLK)
Peningkatan Mutu Klinis dan 58
IV 4 12
Keselamatan Pasien (PMKP)

TOTAL 27 110 503

Rumus Penilaian
Penilaian akreditasi dilakukan dengan menilai elemen penilaian pada
kriteria. Pencapaian terhadap elemen-elemen penilaian pada setiap kriteria
diukur dengan tingkatan sebagai berikut:
PENCAPAIAN NILAI
TINGKATAN
ELEMEN

Terpenuhi >80 dan telah dilaksanakan 10

20%-79% atau >80% tetapi 5


Terpenuhi Sebagian
belum dilaksanakan

Tidak Terpenuhi <20% 0

Yang dimaksud dengan “telah dilaksanakan” adalah jika sudah dilakukan


sesuai dengan apa yang diamanatkan pada dokumen internal. Penilaian
setiap Bab adalah penjumlahan dari nilai setiap elemen penilaian pada
masing-masing kriteria yang ada pada bab tersebut dibagi jumlah elemen
penilaian bab tersebut dikalikan 10, kemudian dikalikan dengan 100 %.
Misalnya:

14
Nilai Bab I = Penjumlahan nilai seluruh elemen penilaian Bab I x 100 %
Jumlah elemen penilaian Bab I x 10
Nilai Bab II = Penjumlahan nilai seluruh elemen penilaian Bab II x 100%
Jumlah elemen penilaian Bab II x 10 dan seterusnya.

2.7 Mekanisme Akreditasi


Dinas kesehatan kabupaten kota melakukan kajian pra survei terhadap
puskesmas yang telah membangun sistem mutu dan sistem pelayanan serta
siap untuk di lakukan survei oleh Komisi Akreditasi FKTP atau lembaga
independen akreditasi FKTP. Berdasarkan hasil kajian tersebut, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota melalui Dinas Kesehatan Provinsi mengajukan
permohonan survei kepada Komisi Akreditasi FKTP atau lembaga independen
akreditasi FKTP. Untuk Puskemas dan Klinik Pratama dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter/Dokter Gigi permohonan akreditasi diajukan melalui Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui Dinas
Kesehatan Provinsi mengajuk Dinas Kesehatan Provinsi mengajukan
permohonan survei kepada Komisi survei kepada Komisi Akreditasi FKTP
atau lembaga independen akreditasi FKTP. Komisi Akreditasi FKTP atau
lembaga independen penyelenggara akreditasi FKTP akan menugaskan
koordinator surveior untuk merencanakan survei akreditasi, menetapkan
jadwal survei, dan menugaskan dan menugaskan surveior untuk melakukan
survei akreditasi survei akreditasi (Kemenkes, 2019).
Berdasarkan hasil survei, tim surveior akan memberikan rekomendasi
kepada Komisi Akreditasi FKTP atau lembaga independen penyelenggara
akreditasi FKTP tentang status akreditasi dari fasilita kesehatan pertama yang
dinilai, dengan tembusan kepada koordinator surveior di Provinsi. Hasil survei
tersebut selanjutnya dibahas oleh Tim Penilai yang ada di Komisi Akreditasi
FKTP atau lembaga independen penyelenggara akreditasi FKTP untuk
menetapkan status akreditasi. Berdasar hasil penilaian, Komisi Akreditasi
FKTP menerbitkan sertifikat akreditasi bagi FKTP yang dinyatakan lulus
akreditasi. Komisi Akreditasi FKTP mengirimkan sertifikat akreditasi
dan/atau memberikan umpan balik hasil survei kepada Dinas Kesehatan
Provinsi. Sertifikat akreditasi Puskesmas berlaku selama 3 ( tiga) tahun, dan

15
sertifikat Tempat Praktik Mandiri Dokter/Dokter Gigi berlaku selama 5 (lima)
tahun dengan pembinaan oleh Tim Pendamping Akreditasi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setiap 12 bulan (Kemenkes, 2019).
Menurut Kemenkes (2019) alur proses akreditasi diantaranya:
1. Pengajuan permohonan akreditasi
2. Check kesiapan Puskesmas
3. Mengirimkan permohonan akreditasi kepada Dinkes Provinsi
4. Meneruskan permohonan kepada komisi akreditasi
5. Menugaskan koordinator untuk membentuk tim surveior
6. Survei akreditasi
7. Pengiriman hasil survei kepada koordinator surveior
8. Meneruskan rekomendai hasil survei kepada komisi akreditasi
9. Penerbitan sertifikasi oleh komisi akreditasi yang kemudian dikirimkan
kepada Dinkes Kesehatan Provinsi
10. Meneruskan sertifikasi kepada Dinas Kab/Kota
11. Menyerahkan sertifikasi akreditasi kepada puskesmas atau Puskesmas

12.
13.
14.
15.
16. Klinik

Bagan mekanisme pelaksanaan akreditasi Puskesmas dan Klinik pratama, tempat


praktek mandiri dokter dan tempat mandiri praktek dokter gigi.

16
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama.
2. Akreditasi Puskesmas menurut peraturan kementrian kesehatan Nomor 46
tahun 2015 adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga independen
penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Mentri setelah memenuhi
standar Akreditasi.
3. Tujuan utama akreditasi adalah untuk pembinaan peningkatan mutu,
kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem
manajemen mutu.
4. Pelayanan akreditasi puskesmas dilakukan oleh komisi akreditasi fasilitas
kesehatan tingkat pertama, koordinator surveior di provinsi dan surveior
5. Terdapat 4 Syarat penilaian akreditasi Puskesmas, yaitu Bab I
Kepemimpinan dan Manajemen Fasilitas Pelayanan Kesehatan (KMFK)
Persyaratan Umum Puskesmas dan Klinik, Bab II. Layanan Klinis yang
Berorientasi Pasien (LKBP), Bab III, Manajemen Penunjang Layanan
Klinis (MPLK) dan Bab IV. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan
Pasien (PMKP)
6. Penilaian akreditasi dilakukan dengan menilai elemen penilaian pada
kriteria. Pencapaian terhadap elemen-elemen penilaian pada setiap kriteria
diukur dengan tingkatan terpenuhi, terpenuhi sebagian dan tidak terpenuhi.
7. Proses pengajuan permohonan akreditasi puskesmas yaitu, check kesiapan
puskesmas, mengirimkan permohonan akreditasi kepada dinkes provinsi,
meneruskan permohonan kepada komisi akreditasi, menugaskan
koordinator untuk membentuk tim surveior, survei akreditasi, pengiriman
hasil survei kepada koordinator surveior, meneruskan rekomendai hasil
survei kepada komisi akreditasi, penerbitan sertifikasi oleh komisi
akreditasi yang kemudian dikirimkan kepada dinkes kesehatan provinsi,

17
meneruskan sertifikasi kepada dinas kab/kota, menyerahkan sertifikasi
akreditasi kepada puskesmas atau puskesmas.

3.2 Saran
Makalah ini dapat digunakan oleh pembaca sebagai referensi untuk
menambah referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Semoga
makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
Dan dapat menambah pengetahuan pembaca tentang akreditas puskesmas.
Dan dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan yang perlu di perbaiki.

18
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes No. 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Puskesmas dan


Klinik Puskesmas dan Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi

Permenkes No. 28 Tahun 2017 Tentang Puskesmas dan Klinik Pedoman Survei

Permenkes RI No. 27 Tahun 2019 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan


Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi

Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Tahun 2015

Kementerian Kesehatan RI Tahun 2019. Standart Akreditasi Puskesmas


Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan

19

Anda mungkin juga menyukai