DISUSUN OLEH :
1.
INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
PRODI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
TA. 2023/2024
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
BAB 3 PENUTUP..........................................................................................14
KESIMPULAN .............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat. Dalam memberikan pelayanan rumah sakit harus
memperhatikan mutu dan keselematan pasien.
Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan rumah
sakit setelah dilakukan penilaian bahwa rumah sakit telah memenuhi
standar akreditasi rumah sakit yang telah disetujui.
Rumah sakit menjadi salah satu sarana pelayanan umum yang
mudah ditemukan di kota besar saat ini. Dalam penyelenggaraannya
mereka harus memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dalam lingkup lokal maupun internasional. Berdasarkan hal tersebut
dalam beberapa waktu ini muncul akreditasi yang tujuannya untuk
menilai kualitas suatu organisasi termasuk rumah sakit (“Permenkes-
159B-1988,” n.d.). Pada tahun 1955 Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik menetapkan keputusan dimulainya program akreditasi rumah
sakit dan pada tahun 1979 proses akreditasi mulai direalisasikan.
Persyaratan untuk lulus akreditasi rumah sakit di Indonesia secara
umum adalah memiliki program mutu yang baik.
Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu pengakuan yang diberikan
oleh pemerintah kepada manajemen rumah sakit karena telah
memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dan tujuan akreditasi rumah
sakit adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sehingga
sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia yang semakin selektif
dan berhak mendapatkan pelayanan yang bermutu. Menurut undang-
undang No. 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit,
disebutkan bahwa akreditasi bertujuan meningkatkan keselamatan
4
pasien dan meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat,
sumber daya manusia rumah sakit dan rumah sakit sebagai institusi.
(Wahyuningsih & Maarif, 2012)
Proses akreditasi ini ditujukan untuk meningkatkan budaya
keselamatan dan budaya kualitas di rumah sakit, sehingga akan
meningkatkan mutu dan pelayanannya. Melalui proses akreditasi
salah satu manfaatnya rumah sakit dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat bahwa rumah sakit menitikberatkan sasarannya pada
keselamatan pasien dan mutu pelayanan. Standar akreditasi rumah
sakit merupakan upaya Kementrian Kesehatan RI yang menyediakan
suatu perangkat untuk mendorong rumah sakit meningkatkan mutu
dan keamanan pelayanan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
masyarakat pengguna jasa layanan Rumah Sakit dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Akreditasi rumah sakit diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah
Sakit yang merupakan pedoman bagi rumah sakit dalam
melaksanakan akreditasi sebagai upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien
merupakan proses kegiatan yang tidak pernah berhenti dan harus
selalu dilakukan oleh rumah sakit di Indonesia, sehingga diharapkan
dapat sejajar dengan mutu rumah sakit di tingkat internasional.
Dalam melaksanakan akreditasi dibutuhkan standar akreditasi
sebagai acuan rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan.
Standar akreditasi ini harus berfokus pada pasien, bersifat dinamis dan
mengikuti perkembangan standar akreditasi di tingkat global.
Akreditasi rumah sakit sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 1995
dengan menggunakan standar akreditasi berdasarkan tahun berapa
standar tersebut mulai dipergunakan untuk penilaian, sehingga selama
ini belum pernah ada Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit di
Indonesia sedangkan status akreditasi saat ini ada status akreditasi
nasional dan status akreditasi internasional.
Berdasarkan hal itu, perlu ada Standar Nasional Akreditasi Rumah
Sakit yang bersifat nasional dan diberlakukan secara nasional di
Indonesia. Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) telah berhasil
menyusun Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 (SNARS
Edisi 1) yang bersifat nasional dan diberlakukan secara nasional di
Indonesia. Disebut dengan edisi 1 karena di Indonesia baru pertama
kali ditetapkan standar nasional untuk akreditasi rumah sakit.
SNARS Edisi 1 mulai dipergunakan pada tahun 2018 meliputi
sasaran keselamatan pasien, standar pelayanan berfokus pada
pasien, standar manajemen rumah sakit, program nasional dan
integrasi pendidikan kesehatan dalam pelayanan di rumah sakit.
7
SNARS Edisi 1 semakin berkualitas dibandingkan dengan standar
akreditasi sebelumnya yaitu dengan adanya penambahan program
nasional meliputi pengendalian resistensi antimikroba dan pelayanan
geriatri. Di samping itu, integrasi pendidikan kesehatan dalam
pelayanan rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan mutu
pendidikan kesehatan di rumah sakit dan pelayanan rumah sakit
pendidikan.
SNARS Edisi 1 disusun dengan mengacu pada prinsip-prinsip
penyusunan standar dari International Society for Quality in
Healthcare (ISQua), standar akreditasi versi 2012, standar akreditasi
JCI edisi 4 dan 5 serta peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia. Standar akreditasi ini bersifat dinamis, karena setiap 3 (tiga)
tahun, KARS akan mereview standar akreditasinya agar tetap sejajar
dengan standar akreditasi internasional.
8
d. Mendukung program pemerintah di bidang kesehatan.
9
dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap rumah sakit
tersebut.
5. Peningkatan Akses ke Dana dan Asuransi: Rumah sakit yang
telah terakreditasi memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan akses ke dana pemerintah atau dukungan asuransi
kesehatan.
6. Peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan: Proses akreditasi
mendorong pengembangan dan pelatihan tenaga kesehatan,
sehingga mereka dapat memberikan perawatan yang lebih baik
kepada pasien.
7. Penilaian Berkelanjutan: Akreditasi merupakan proses penilaian
yang berkelanjutan, yang memungkinkan rumah sakit untuk terus
memantau dan meningkatkan kualitas layanan mereka.
10
4. Penyaringan dan Pengawasan Rutin: Proses akreditasi
melibatkan evaluasi yang rutin dan independen terhadap rumah
sakit, yang membantu pemerintah dalam memonitor kinerja mereka
dan mendeteksi masalah potensial lebih awal.
5. Dukungan untuk Program Pelayanan Kesehatan: Pemerintah
dapat menggunakan status akreditasi rumah sakit sebagai dasar
untuk mendukung program-program pelayanan kesehatan,
termasuk program-program asuransi kesehatan, penyaluran dana
kesehatan, dan lainnya.
6. Peningkatan Kepercayaan Masyarakat: Akreditasi rumah sakit
yang ketat dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
sistem perawatan kesehatan dan tindakan pemerintah dalam
memastikan kualitasnya.
7. Peningkatan Efisiensi Regulasi: Pemerintah dapat menggunakan
hasil akreditasi sebagai pedoman untuk mengatur rumah sakit,
yang dapat membantu mereka fokus pada aspek-aspek yang
memerlukan perhatian khusus.
Secara keseluruhan, akreditasi rumah sakit membantu pemerintah
dalam menjaga dan meningkatkan sistem perawatan kesehatan
nasional, memberikan manfaat kepada masyarakat, dan mengelola
sumber daya kesehatan secara lebih efisien.
11
keselamatan pasien. Ini dapat melibatkan implementasi prosedur dan
protokol yang ketat.
3. Peningkatan Manajemen Rumah Sakit: Proses akreditasi
memeriksa manajemen rumah sakit, termasuk aspek keuangan,
sumber daya manusia, dan administrasi. Hal ini dapat membantu
rumah sakit meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional.
4. Peningkatan Kepercayaan Masyarakat: Akreditasi dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit, karena
menunjukkan bahwa rumah sakit telah memenuhi standar tertentu
dalam memberikan pelayanan kesehatan.
5. Fasilitasi Kerjasama dan Asuransi Kesehatan: Banyak lembaga
asuransi kesehatan dan pihak ketiga mengharuskan rumah sakit untuk
memiliki akreditasi sebagai syarat untuk bekerja sama atau membayar
klaim asuransi.
6. Penyediaan Data dan Evaluasi: Proses akreditasi menghasilkan
data yang dapat digunakan untuk evaluasi kinerja rumah sakit, serta
pemantauan dan perbaikan berkelanjutan.
Akreditasi rumah sakit dapat membantu menciptakan lingkungan
yang lebih aman dan berkualitas untuk pasien, serta meningkatkan
efisiensi operasional rumah sakit secara keseluruhan.
12
untuk memastikan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan
memenuhi standar yang ditentukan.
2. LAFKI (Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Internasional):
LAFKI adalah lembaga akreditasi yang mengkhususkan diri dalam
mengakreditasi fasilitas kesehatan internasional di Indonesia.
Mereka memastikan bahwa fasilitas tersebut memenuhi standar
internasional.
3. LARS-DHP (Lembaga Akreditasi Rumah Sakit - Direktorat
Hubungan Pelayanan): LARS-DHP adalah salah satu bagian dari
Kementerian Kesehatan Indonesia yang bertanggung jawab untuk
akreditasi rumah sakit dan pengelolaan hubungan dengan
pelayanan kesehatan.
4. LARS (Lembaga Akreditasi Rumah Sakit): LARS adalah salah
satu lembaga yang melakukan akreditasi rumah sakit di Indonesia,
dan mereka berperan dalam memastikan rumah sakit mematuhi
standar yang telah ditetapkan.
5. LAM-KPRS (Lembaga Akreditasi Mandiri-Komite Pemantauan
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan): LAM-KPRS adalah
lembaga yang melakukan akreditasi terhadap komite pemantauan
rekam medis dan informasi kesehatan di rumah sakit. Mereka
memastikan bahwa komite ini mematuhi standar yang berlaku.
6. LARSI (Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Internasional): LARSI
adalah lembaga akreditasi yang mengkhususkan diri dalam
mengakreditasi rumah sakit internasional di Indonesia. Mereka
memastikan bahwa rumah sakit tersebut memenuhi standar
internasional yang berlaku.
Setiap lembaga ini memiliki peran penting dalam menjaga kualitas
pelayanan kesehatan di rumah sakit dan memastikan bahwa standar
yang ditetapkan terpenuhi untuk keamanan dan kesejahteraan pasien.
13
G. Proses Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit
Proses pelaksanaan akreditasi rumah sakit melibatkan beberapa
tahap yang kompleks. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam
proses pelaksanaan akreditasi rumah sakit:
1. Persiapan Awal:
- Rumah sakit memutuskan untuk mencapai akreditasi dan
menentukan badan akreditasi yang akan digunakan.
- Tim akreditasi internal dibentuk, yang bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan proses ini.
2. Evaluasi Awal:
- Tim akreditasi internal melakukan evaluasi awal terhadap standar
akreditasi yang berlaku.
- Rumah sakit mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan
mengembangkan rencana tindakan.
3. Pelatihan:
- Personel rumah sakit dilatih untuk memahami persyaratan
akreditasi dan mempersiapkan mereka untuk penilaian yang akan
datang.
4. Implementasi Perubahan:
- Rumah sakit mulai mengimplementasikan perubahan yang
diperlukan untuk mematuhi standar akreditasi.
- Dokumentasi, kebijakan, prosedur, dan praktik-praktik diperbarui
sesuai dengan persyaratan akreditasi.
5. Penilaian Awal:
- Tim akreditasi eksternal dari badan akreditasi datang untuk
melakukan penilaian awal terhadap rumah sakit.
- Mereka mengevaluasi kepatuhan rumah sakit terhadap standar
akreditasi dan memberikan rekomendasi.
6. Perbaikan Tambahan:
- Jika ada temuan atau rekomendasi dari penilaian awal, rumah sakit
melakukan perbaikan tambahan yang diperlukan.
14
7. Penilaian Akhir:
- Setelah persiapan dan perbaikan selesai, tim akreditasi eksternal
kembali untuk melakukan penilaian akhir.
- Mereka memeriksa ulang kepatuhan rumah sakit terhadap standar
akreditasi.
8. Verifikasi dan Akreditasi:
- Setelah penilaian akhir selesai, badan akreditasi akan melakukan
verifikasi hasilnya.
- Jika rumah sakit memenuhi semua persyaratan, mereka akan
diberikan status akreditasi.
9. Pemeliharaan Akreditasi:
- Rumah sakit perlu memelihara tingkat kepatuhan terhadap standar
akreditasi selama masa akreditasi mereka.
- Ini termasuk pemantauan rutin dan penilaian kembali.
Proses akreditasi rumah sakit adalah upaya yang berkelanjutan
untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan keamanan
pasien. Itu melibatkan kerjasama tim yang kuat dan dedikasi untuk
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh badan akreditasi.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu pengakuan yang diberikan
oleh pemerintah kepada manajemen rumah sakit karena telah
memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dan tujuan akreditasi
rumah sakit adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,
sehingga sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia yang
semakin selektif dan berhak mendapatkan pelayanan yang
bermutu. Menurut undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit, disebutkan bahwa akreditasi bertujuan
meningkatkan keselamatan pasien dan meningkatkan perlindungan
bagi pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit dan
rumah sakit sebagai institusi. (Wahyuningsih & Maarif, 2012).
Menurut Depkes RI (2009) Akreditasi intrusional rumah sakit
adalah akreditasi yang diberikan oleh pemerintah dan atau Badan
Akreditasi Rumah Sakit taraf Internasional yang bersifat
Independen yang telah meremihi standar dan kriteria yang
ditentukan.
Tujuan umum akreditasi ialah untuk mendapatkan gambaran
sejauh mana pemenuhan standar yang ditetapkan rumah sakit di
Indonesia, sehingga mutu pelayanan dapat
dipertanggungjawabkan. Akreditasi rumah sakit sangat bermanfaat
baik bagi rumah sakit itu sendiri, masyarakat maupun pemilik
rumah sakit.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/AhmadJazuli36/fix-buku-standar-akreditasi-
rsdikonversidocx
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-NonDegree-12294-BAB
%20I.Image.Marked.pdf
https://id.scribd.com/document/348116372/MAKALAH-AKREDITASI-
RUMAH-SAKIT-doc
http://scholar.unand.ac.id/43475/7/2%20BAB%20I
%20%28PENDAHULUAN%29-dikonversi%20%281%29.pdf
https://rsud.cilacapkab.go.id/v2/mengenal-akreditasi-rumah-sakit-bag-1/
https://osf.io/3ah9c/download/?format=pdf
https://grhasia.jogjaprov.go.id/berita/62/akreditasi-rumah-sakit-versi-
2012.html#:~:text=Akreditasi%20bertujuan%20untuk
%20%3A&text=Meningkatkan%20keselamatan%20pasien%20Rumah
%20Sakit,program%20pemerintah%20di%20bidang%20kesehatan
https://www.saibumi.com/artikel-118439-pentingnya-akreditasi-
rumah-sakit-dalam-peningkatan-mutu-pelayanan-kesehatan-
masyarakat.html
17