DI SUSUN OLEH :
NIM 10821027
ABSTRAK
Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan
oleh lembaga independen yang mengelola akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan, setelah dilakukan evaluasi bahwa rumah sakit tersebut memenuhi
Standar Pelayanan Rumah Sakit yang bersangkutan untuk terus meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit. Esai ini berusaha untuk mendefinisikan akreditasi
dan menawarkan panduan tentang bagaimana meningkatkan keselamatan dan
kualitas pasien dengan menggunakan sertifikasi rumah sakit sebagai landasan.
Jenis tulisan ini, yang dikenal sebagai tinjauan pustaka, mengkaji makalah terkait
dan berkonsentrasi pada masalah akreditasi keselamatan rumah sakit.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
Sebagai salah satu subsistem dalam pelayanan kesehatan, rumah sakit menjadi
rujukan bagi unit pelayanan kesehatan dasar. Rumah sakit adalah suatu organisasi
yang bergerak di bidang pelayanan, dengan ciri-ciri padat karya, padat modal,
padat teknologi, padat dilema, dan padat sumpah. Akreditasi suatu produk atau
jasa dianggap sangat penting sebagai indikator penjaminan mutu. Untuk jenis
pelayanan di rumah sakit, akreditasi dilakukan oleh Komisi Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) yang dibentuk oleh Pemerintah. Dalam Undang-Undang Nomor
012 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit disebutkan bahwa akreditasi
bertujuan untuk meningkatkan keamanan pasien rumah sakit dan meningkatkan
perlindungan bagi pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit dan
rumah sakit sebagai institusi. Di era dunia saat ini, tuntutan masyarakat akan
kesehatan tidak terbatas pada kebutuhan hidup sehat. Tuntutan masyarakat
terhadap kesehatan telah berkembang menuju kualitas pelayanan kesehatan. Mutu
pelayanan kesehatan merupakan jaminan bagi masyarakat untuk memperoleh
derajat kesehatan yang optimal (Prastiwi, 2010). Dalam hal ini tuntutan akan
pelayanan kesehatan menjadi sangat penting, termasuk pelayanan keperawatan
yang profesional dengan standar internasional. Pelayanan kesehatan tidak lagi
hanya fokus pada kepuasan pasien tetapi juga lebih fokus pada pasien paling
aman. Untuk meningkatkan mutu pelayanan pasien dan menjamin pasien paling
aman, rumah sakit perlu memiliki program peningkatan mutu dan pasien paling
aman (PMKP) yang menjangkau seluruh unit kerja di rumah sakit. Untuk
pelaksanaan program tersebut, diperlukan koordinasi dan komunikasi yang baik
antara kepala bidang/bidang medis, keperawatan, penunjang medis, administrasi,
dan lain-lain termasuk kepala bidang/unit/jurusan/instalasi pelayanan.
BAB II
ISI
2.1 PEMBAHASAN
2.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu agar mengetahui apa definisi dari
akreditasi dan memberi informasi tentang peningkatan mutu dan keselamatan
pasien berdasarkan akreditasi rumah sakit. sehingga sangat dibutuhkan oleh
masyarakat Indonesia yang semakin selektif dan berhak mendapatkan pelayanan
yang bermutu. Dengan demikian mutu pelayanan kesehatan diharapkan dapat
mengurangi minat masyarakat untuk berobat keluar negeri (KARS, 2012). Selain
itu, tujuan umum akreditasi adalah mendapat gambaran seberapa jauh rumah
sakit-rumah sakit di Indonesia telah memenuhi standar yang telah ditetapkan
sehingga mutu pelayanan rumah sakit dapat dipertanggung jawabkan. Sedangkan
tujuan khususnya meliputi :
2.3 MANFAAT
Akreditasi rumah sakit mempunyai dampak positif bagi berbagai pihak seperti
bagi negara, pemerintah, masyarakat, tenaga kesehatan, rumah sakit, tenaga
medis, dan tenaga kesehatan. Dengan penerapan standar akreditasi mendorong
perubahan pelayanan rumah sakit yang lebih berkualitas dan peningkatan kerja
sama antara displin profesi dalam perawatan pasien, yang dapat meningkatkan
mutu pelayanan dan menambah kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit.
Dengan adanya proses Akreditasi Rumah Sakit yang baik dan profesional dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di negara kita dimata masyarakat
inetrnasional. Akreditasi rumah sakit mempunyai dampak positif terhadap kualitas
perawatan yang diberikan kepada kepuasan pasien.
Seluruh insan rumah sakit serta tenaga kesehtanan menjadi terlatih untuk
bekerjasama menjadi sebuah tim yang kompak untuk memberikan pelayanan yang
terbaik bagi pasiensesuai dengan regulasi dan kewenangannya masing-masing.
Adapun manfaat Akreditasi Rumah Sakit bagi rumah sakit, pemilik dan karyawan
rumah sakit, serta masyarakat diantaranya yaitu,
Manfaat akreditasi bagi pemilik dan karyawan rumah sakit antara lain :
1) Merasa aman karena sarana dan prasarana sesuai standar rumah sakit
2) Self assessment menambah kesadaran akan pentingnya pemenuhan standar
dan peningkatan mutu
3) Dapat mengetahui rumah sakit tersebut dikelola secara efisien dan efektif.
Dasar hukum pelaksanaan akreditasi di rumah sakit adalah UU No. 36 tahun 2009
tentang kesehatan, UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit dan Permenkes
1144/ Menkes/ Per/ VIII/ 2010 tentang organisasi dan tata kerja kementerian
kesehatan.
Suatu EP dikatakan “tercapai penuh” bila jawabannya adalah “ya” atau “selalu”
untuk setiap persyaratan khusus dari EP tersebut. Hal yang juga menjadi
pertimbangan adalah sebagai berikut:
Suatu EP dinilai “tidak tercapai” apabila jawabannya adalah “jarang” atau “tidak
pernah” untuk suatu persyaratan spesifik pada EP. Hal yang juga yang menjadi
pertimbangan adalah sebagai berikut:
Menurut standar akreditasi rumah sakit (2011) standar akreditasi rumah sakit ini
merupakan upaya kementerian kesehatan menyediakan suatu perangkat yang
mendorong rumah sakit senantiasa meningkatkan mutu dan keamana pelayanan.
Dengan penekanan bahwa akreditasi adalah suatu prosess belajar, maka rumah
sakit distimulasi melakukan perbaikan yang berkelanjutan dan terus
menerus.Menurut Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1
(2017) Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit (PARS) ada 9, yaitu :
Keselamatan pasien di rumah sakit merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi penilaian risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindakan
lanjutannya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
(Depkes, 2006). Mengurangi atau meminimalkan angka kejadian cidera
merupakan salah satu dari sasaran keselamatan pasien atau International
Patient Safety Goal (IPSG),yang juga menjadi salah satu standar Joint
Commission International (JCI), bagian tersebut dikembangkan untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang berpotensi menimbulkan kejadian yang
tidak di harapkan, sebagian besar standar IPSG khususnya pencegahan risiko
jatuh diterapkan oleh tenaga perawat, terutama di bagian rawat inap. Perawat
dituntut untuk selalu berinteraksi dengan pasien selama 24 jam, waktu interaksi
paling banyak dibanding tenaga kesehatan yang lain, sehingga memiliki peranan
kunci dalam menentukan keberhasilan akreditasi JCI (Aprilia, 2011). Hasil
penelitian Huey & Chang (2009) menyebutkan bulan maret 2005 sampai juni
2006 telah terjadi 228 kejadian pasien jatuh dari tempat tidur dari 2.901 dirumah
sakit yang berada di Taiwan medical center dikarenakan tidak ada anggota
keluarga yang mendampingi, perawat di Taiwan merawat pasien
3.2 METODE
Metode penulisan ini adalah Literature Riview, dimana ini menganalisis artikel
yang relevan dan berfokus pada tema yaitu Akreditasi rumah sakit dengan
keselamatan. Adapun sumber yang digunakan dalam literature ini menggunakan
sumber dari buku teks, jurnal dengan memasukan kata kunci akreditasi rumah
sakit dengan keselamatan.
3.3 HASIL
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan
oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan, setelah dinilai bahwa Rumah Sakit itu memenuhi Standar Pelayanan
Rumah Sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
secara berkesinambungan. Tujuan umum akreditasi adalah mendapat gambaran
seberapa jauh rumah sakit-rumah sakit di Indonesia telah memenuhi standar yang
telah ditetapkan sehingga mutu pelayanan rumah sakit dapat dipertanggung
jawabkan. Agar peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat berjalan baik di
perlukan para tenaga kesehatan maupun staf yang ada dirumah sakit untuk
mendorong pelaksanaan program dan budaya mutu dan keselamatan secara
proaktif dan menggunakan data yang fokus pada prioritas masalahPeningkatan
mutu pelayanan rumah sakit.
4.2 SARAN
Agar peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat berjalan baik di perlukan
para tenaga kesehatan maupun staf yang ada dirumah sakit untuk mendorong
pelaksanaan program dan budaya mutu dan keselamatan secara proaktif dan
menggunakan data yang fokus pada prioritas masalah Peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit merupakan hal yang sangat penting, karena rumah sakit
memberikan pelayanan yang paling kritis dan berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA