0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan4 halaman
Akreditasi rumah sakit adalah proses penilaian oleh lembaga independen untuk menilai apakah rumah sakit memenuhi standar mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Tujuannya adalah meningkatkan kepercayaan masyarakat dan menjamin mutu pelayanan serta keselamatan pasien di rumah sakit. Proses akreditasi dirancang untuk mendorong peningkatan budaya mutu dan keselamatan di rumah sakit.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Angelicha Wiranda Rizky_1710912220005_Akreditasi Rumah Sakit
Akreditasi rumah sakit adalah proses penilaian oleh lembaga independen untuk menilai apakah rumah sakit memenuhi standar mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Tujuannya adalah meningkatkan kepercayaan masyarakat dan menjamin mutu pelayanan serta keselamatan pasien di rumah sakit. Proses akreditasi dirancang untuk mendorong peningkatan budaya mutu dan keselamatan di rumah sakit.
Akreditasi rumah sakit adalah proses penilaian oleh lembaga independen untuk menilai apakah rumah sakit memenuhi standar mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Tujuannya adalah meningkatkan kepercayaan masyarakat dan menjamin mutu pelayanan serta keselamatan pasien di rumah sakit. Proses akreditasi dirancang untuk mendorong peningkatan budaya mutu dan keselamatan di rumah sakit.
NIM : 1710912220005 Dosen Pengajar : Nurul Awliya, SKM, M. Kes Materi : Akreditasi Rumah Sakit
AKREDITASI RUMAH SAKIT
Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan. Akreditasi rumah sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga independen baik dari dalam atau pun luar negeri, biasanya non pemerintah, melakukan assesment terhadap rumah sakit berdasarkan standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang telah terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari pemerintah karena telah memenuhi standar pelayanan dan managemen yang ditetapkan. Tujuan dan manfaat akreditasi rumah sakit yaitu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit, proses administrasi, biaya serta penggunaan sumber daya akan menjadi lebih efisien, menciptakan lingkungan internal RS yang lebih kondusif untuk penyembuhan, pengobatan dan perawatan pasien, mendengarkan pasien dan keluarga, menghormati hak-hak pasien serta melibatkan mereka adalah proses perawatan serta memberikan jaminan, kepuasan serta perlindungan kepada masyarakat atas pemberian pelayanan kesehatan Akreditasi rumah sakit berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 50 Ayat 1-4 yang menyebutkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RS wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali. Akreditasi RS dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku. Lembaga independen ditetapkan oleh menteri dan ketentuan lebih lanjut mengenai akreditasi RS di atur dengan Peraturan Menteri. Untuk di Indonesia akreditasi rumah sakit telah berlangsung sejak tahun 1995 dengan berbasis pelayanan, yaitu 5 pelayanan, 12 pelayanan dan 16 pelayanan. Pada tahun 2012 Sistem akreditasi yang mengacu pada Joint Commission International (JCI). Standar akreditasi ini selain sebagian besar mengacu pada sistem JCI, juga dilengkapi dengan muatan lokal berupa program prioritas nasional yang berupa program Millenium Development Goals (MDG’s) meliputi PONEK, HIV dan TB DOTS dan standar-standar yang berlaku di Kementerian Kesehatan RI. Akreditasi RS versi 2012 terdapat 15 bab/kelompok kerja (Pokja), 323 standar dan 1218 elemen penilaian (EP), antara lain Sasaran Keselamatan Pasien (SKP), Hak Pasien dan Keluarga (HPK), Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK), Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP), Sasaran Millenium Development Goals (MDGs), Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK), Asesmen Pasien (AP), Pelayanan Pasien (PP), Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB), Manajemen Penggunaan Obat (MPO), Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI), Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP) serta Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK). Standar akreditasi untuk rumah sakit yang mulai diberlakukan pada Januari 2018 diberi nama Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 dan disingkat menjadi SNARS Edisi 1 mengenai Sasaran Keselamatan Pasien, Standar Pelayanan Berfokus Pasien, Standar Manajemen RS, Program Nasional dan Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan RS. JCI adalah versi internasional dari The Joint Commission (USA). Misi JCI adalah memperbaiki kualitas dan keamanan pelayanan kesehatan di masyarakat internasional. Selama lebih dari 75 tahun, The Joint Commission (USA) dan organisasi pendahulunya didedikasikan untuk meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan kesehatan. The Joint Commission (USA) merupakan pemberi akreditasi terbesar di Amerika Serikat di bidang organisasi pelayanan kesehatan dan lembaga ini menyurvei hampir 16.000 program layanan kesehatan melalui proses akreditasi sukarela. The Joint Commission (USA) maupun JCI bersifat non pemerintah, dan merupakan perusahaan nirlaba di Amerika Serikat. Akreditasi JCI adalah berbagai inisiatif yang dirancang untuk menanggapi meningkatnya kebutuhan seluruh dunia akan sebuah sistem evaluasi berbasis standar di bidang perawatan kesehatan. Tujuannya adalah untuk menawarkan kepada masyarakat internasional proses objektif untuk mengevaluasi organisasi pelayanan kesehatan yang berbasis standar. Sasaran Internasional Keselamatan Pasien (International Patient Safety Goals), didukung oleh pengukuran datasebagai tambahan untuk standar bagi rumah sakit. Setiap elemen penilaian dilengkapi dengan (R) atau (D), atau (W) atau (O) atau (S), atau kombinasinya. Cara penilaian dilakukan Tim penilai (surveyor) akan berada di RS selama ± 3 hari yang terdiri dari 3 orang (manajemen, medis dan keperawatan). Pimpinan RS mempresentasikan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien RS. Dilanjutkan telaah dokumen, telaah rekam medik tertutup dan telaah rekam medik terbuka serta survei lapangan, Penilaian lapangan ditekankan pada telusur pasien untuk di wawancarai/observasi langsung atas pelayanan kesehatan yang telah/sedang/akan diterima pasien. Dalam waktu yang bersamaan, kelengkapan dokumen akreditasi juga di observasi dan ditanyakan pada jajaran staf dan pimpinan RS. Temuan atas ketidaklengkapan dokumen/kekurangan mutu pelayanan harus diperbaiki saat itu setelah mendapat rekomendasi surveyor. Kemudian melakukan Telusur lingkungan terhadap fasilitas RS lalu Telusur KPS, Presentasi FMEA, Pedoman Praktik Klinis/Clinical Pathways, Risk Manajemen Dan IKP (Insiden Keselamatan Pasien), Wawancara Pimpinan dan terakhir Exit Conference. Bagi RS yang telah lulus akreditasi versi 2012 akan di katagorikan ke dalam 4 tingkatan yaitu pratama, madya, utama dan paripurna. Tingkat pratama tiap bab (SKP, HPK, PPK dan PMKP) dan rata-rata grup mayor dengan nilai > 80% serta tiap bab (MDGs, APK, AP, PP, PAB, MPO, MKI, KPS, PPI, TKP dan MKF) dan rata-rata grup minor dengan nilai > 20%. Tingkat madya tiap bab (SKP, HPK, PPK, PMKP, MDGs, APK, AP dan PP) dan rata-rata grup mayor dengan nilai > 80% serta tiap bab (PAB, MPO, MKI, KPS, PPI, TKP dan MKF) dan rata-rata grup minor dengan nilai > 20%. Tingkat utama tiap bab (SKP, HPK, PPK, PMKP, MDGs, APK, AP, PP, PAB, MPO, MKI dan KPS) dan rata-rata grup mayor dengan nilai > 80% serta tiap bab (PPI, TKP dan MKF) dan rata-rata grup minor dengan nilai > 20%. Tingkat paripurna tiap bab (SKP, HPK, PPK, PMKP, MDGs, APK, AP, PP, PAB, MPO, MKI, KPS, PPI, TKP dan MKF) dan rata-rata grup mayor dengan nilai > 80%. Langkah menuju sukses akreditasi yaitu Komitmen dari semua staf dan pimpinan rumah sakit terhadap akreditasi, Bekerja sesuai dengan kebijakan, pedoman, dan SPO yang telah ditetapkan, Senantiasa evaluasi diri untuk mutu pelayanan yang lebih baik serta Utamakan kepentingan & keselamatan pasien. Akreditasi rumah sakit merupakan suatu proses dimana suatu lembaga, yang independen, melakukan asesmen terhadap rumah sakit. Tujuannya adalah menentukan apakah rumah sakit tersebut memenuhi standar yang dirancang untuk memperbaiki keselamatan dan mutu pelayanan. Akreditasi diperlukan sebagai cara efektif untuk mengevaluasi mutu suatu rumah sakit, yang sekaligus berperan sebagai sarana manajemen. Proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan dan budaya kualitas di rumah sakit, sehingga senantiasa berusaha meningkatkan mutu dan keamanan pelayanannya. Standar akreditasi sifatnya berupa suatu persyaratan yang optimal dan dapat dicapai. Akreditasi menunjukkan komitmen nyata sebuah rumah sakit untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas asuhan pasien, memastikan bahwa lingkungan pelayanannya aman dan rumah sakit senantiasa berupaya mengurangi risiko bagi para pasien dan staf rumah sakit. Melalui proses akreditasi rumah sakit dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa rumah sakit menitik beratkan sasarannya pada keselamatan pasien dan mutu pelayanan serta menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien sehingga staf merasa puas.