Anda di halaman 1dari 6

AKREDITASI RUMAH SAKIT

Akreditasi rumah sakit merupakan sebuah proses penilaian dan penetapan kelayakan rumah sakit
berdasarkan standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh lembaga independen akreditasi
Kementerian Kesehatan. Untuk melaksanakan proses akreditasi rumah sakit, Kementerian
Kesehatan kemudian menetapkan Komisi Akreditasi Rumah Sakit atau disingkat dengan KARS.
Pada awalnya standar akreditasi rumah sakit mulai ditetapkan pada tahun 1995. Seiring
berjalannya pekembangan dalam dunia kesehatan, standar akreditasi rumah sakit kemudian
diperbaharui  menjadi standar akreditasi versi 2012 yang disusun dan ditetapkan pada tahun
2012. Dengan melihat pola tuntutan pelayanan rumah sakit yang semakin meningkat dan potensi
pengembangan standar akreditasi yang diberlakukan untuk nasional, maka pada akhir tahun 2017
KARS telah menetapkan kebijakan baru mengenai  Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS)
edisi 1.

Tujuan dan Manfaat Akreditasi Rumah Sakit 

1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Rumah Sakit yang


bersangkutan karena berorientasi pada peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

2. Proses administrasi, biaya serta penggunaan sumber daya akan menjadi lebih efisien.

3. Menciptakan lingkungan internal RS yang lebih kondusif untuk penyembuhan,


pengobatan dan perawatan pasien.

4. Mendengarkan pasien dan keluarga.

5. Menghormati hak-hak pasien serta melibatkan merek adalah proses perawatan.

6. Memberikan jaminan, kepuasan serta perlindungan kepada masyarakat atas pemberian


pelayanan kesehatan.

Penyelenggara Akreditasi

KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) merupakan lembaga resmi yang ditunjuk dan
berwenang untuk melakukan survei verivikasi dan survei akreditasi, untuk selanjutnya
memutuskan predikat Akreditasi yang tepat untuk suatu Rumah Sakit. Sebagai lembaga
independen pelaksana akreditasi rumah sakit yang bersifat fungsional dan nonstruktural, KARS
bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan RI.
Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga independen baik dari dalam
atau pun luar negeri, biasanya non pemerintah, melakukan assesment terhadap rumah sakit
berdasarkan standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang telah terakreditasi akan
mendapatkan pengakuan dari Pemerintah karena telah memenuhi standar pelayanan dan
managemen yang ditetapkan. Itulah yang dimaksud dengan pengertian Akreditasi Rumah Sakit.
Undang-Undang Kesehatan No 44 Tahun 2009 Pasal 40 Ayat 1 menyatakan bahwa dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3
tahun sekali. Dengan semakin kritisnya masyarakat Indonesia dalam menilai mutu pelayanan
kesehatan, maka Kementrian Kesehatan RI khususnya Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan memilih dan menetapkan Sistem Akreditasi Rumah Sakit yang mengacu kepada
akreditasi JCI (Joint Commission International). Pada Permenkes Nomor 012 Tahun 2012
tentang Akreditasi Rumah Sakit disebutkan bahwa pengertian akreditasi rumah sakit adalah
pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara
akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, setelah dinilai bahwa Rumah Sakit itu
memenuhi Standar Pelayanan Rumah Sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit secara berkesinambungan.

Pengertian Komisi Akreditasi Rumah Sakit Ada juga sebutan mengenai Akreditasi KARS.
Akreditasi KARS atau Komisi Akreditasi Rumah Sakit ini dalah merupakan suatu lembaga
independen dalam negeri sebagai pelaksana akreditasi RS yang bersifat fungsional dan non-
struktural. Sedangkan yang dimaksud dengan JCI (Joint Commission International) adalah
merupakan badan akreditasi non profit yang berpusat di Amerika Serikat dan bertugas
menetapkan dan menilai standar performa para pemberi pelayanan kesehatan. Survei Akreditasi
Rumah Sakit yang dilakukan oleh KARS akan meliputi beberapa hal sebagai berikut yaitu :
evaluasi dokumen, wawancara atau informasi verbal tentang pelaksanaan standar, on site
observasi pelayanan dan kegiatan, serta edukasi tentang pemenuhan standar dan performance
improvement.
Tujuan akreditasi rumah adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sehingga sangat
dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia yang semakin selektif dan berhak mendapatkan pelayanan
yang bermutu. Dengan demikian mutu pelayanan kesehatan diharapkan dapat mengurangi minat
masyarakat untuk berobat keluar negeri (KARS, 2012).

Standar Akreditasi Rumah Sakit Terbaru Versi JCA Berdasarkan Standar Akreditasi Versi 2007,
terdapat tiga tahapan dalam pelaksanaan akreditasi yaitu : Akreditasi Tingkat Dasar, Akreditasi
Tingkat Lanjut serta Akreditasi Tingkat Lengkap.

a. Akreditasi Tingkat Dasar

Akreditasi Tingkat Dasar menilai 5 kegiatan pelayanan di rumah sakit yaitu :

1. Administrasi dan Manajemen

2. Pelayanan Medis

3. Pelayanan Keperawatan

4. Pelayanan Gawat Darurat

5. Rekam Medik

b. Akreditasi Tingkat Lanjut

Akreditasi Tingkat Lanjut menilai 13 kegiatan pelayanan di rumah sakit yaitu :

Administrasi dan Manajemen

2. Pelayanan Medis

3. Pelayanan Keperawatan

4. Pelayanan Gawat Darurat

5. Rekam Medik

6. Farmasi
7. Radiologi

8. Kamar Operasi

9. Pengendalian Infeksi

10. Pelayanan Infeksi

11. Pelayanan Resiko Tinggi

12. Laboratorium

13. Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K-3)

c. Akreditasi Tingkat Lengkap

Akreditasi Tingkat Lengkap menilai 17 kegiatan pelayanan di rumah sakit yaitu :

1. Administrasi dan Manajemen

2. Pelayanan Medis

3. Pelayanan Keperawatan

4. Pelayanan Gawat Darurat

5. Rekam Medik

6. Farmasi

7. Radiologi

8. Kamar Operasi

9. Pengendalian Infeksi

10. Pelayanan Infeksi

11. Pelayanan Resiko Tinggi

12. Laboratorium
13. Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K-3)

14. Pelayanan Intensif

15. Pelayanan Transfusi Darah

16. Pelayanan Rehabilitasi Medik

17. Pelayanan Gizi

Rumah sakit boleh memilih akan melaksanakan akreditasi tingkat dasar (5 pelayanan), tingkat
lanjut (13 pelayanan) atau tingkat lengkap (17 pelayanan) tergantung kemampuan, kesiapan dan
kebutuhan rumah sakit baik pada saat penilaian pertama kali atau penilaian ulang setelah
terakreditasi. Berdasarkan Standar Akreditasi Versi 2007 ini, sertifikasi yang diberikan kepada
rumah sakit berupa : tidak terakreditasi, akreditasi bersyarat, akreditasi penuh dan akreditasi
istimewa.

Tidak terakreditasi artinya hasil penilaian mencapai 65% atau salah satu kegiatan pelayanan
hanya mencapai 60%. Akreditasi bersyarat artinya penilaian mencapai 65% - 75% dan berlaku
satu tahun. Akreditasi penuh artinya hasil penilaian mencapai 75% dan berlaku selama 3 tahun.
Akreditasi istimewa diberikan apabila dalam tiga tahun berturut-turut rumah sakit mencapai nilai
terakreditasi penuh dan status ini berlaku selama 5 tahun. Rumah sakit wajib melaksanakan
akreditasi minimal 6 bulan setelah SK perpanjangan izin keluar dan 1 tahun setelah SK izin
operasional.

Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan oleh pemerintah kepada rumah sakit karena telah
memenuhi standart yang telah ditentukan. Setiap rumah sakit memilki kewajiban di akreditasi
minimal 0 tahun sekali. akreditasi rumah sakit merupakan hal yang wajib dilaksanakan dan
diperlukan sebagai cara efektif untuk mengevaluasi mutu suatu rumah sakit dengan penetapan
standar-standar mutu pelayanan, yang pada pelaksanaannya membutuhkan komitmen, dukungan,
dan motivasi dari pemerintah, pimpinan, dan seluruh SDM yang ada dirumah sakit. Penilaian
akreditasi di indonesia dilakukan oleh lembaga independen yang diakui oleh pemerintah yaitu
Komisi Akreditasi Rumah Sakit :KARS; dan joint commission-international (JCI).
Akreditasi versi 2012 terdiri 4 kelompok standar yaitu standar berfokuskepada pasien, standar
manajemen sakit, kelompok sasaran keselamatan pasien dan kelompok sasaran MDG's
Akreditasi merupakan suatu proses perjalanan tanpa akhir, yang bertujuan meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan, dengan memberikan pelayanan berfokus pada pasien dan dengan
budaya dan semangat. Kiat mempersiapkan RS menyongsong akreditasi versi 2012 adalah:

1. Membangun komitmen seluruh jajaran rumah sakit,baik pemilik direksi, staf medis, staf
keperawatan dan seluruh staff rumah sakit

2. Menyusun personil dan pokja yang bertanggung jawab terhadap penyusunan kebijakan dan
prosedur serta implementasi dan monitoring terhadap standar akreditasi

3. Melaksanakan telusur internal

4. Bila perlu meminta bimbingan dan survei simulasi dari KARS

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat


Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.

Simamora, R. H. (2019) Documentation Of Patient Identification Into the Electronic System to


Improve the Quality Of Nursing Services. International Journal Of Scientific &
Technology Research, 8(9), 1884-1886.

Wilder. (2021). A decade of commitment to hospital quality of care: overview of and perceptions
on multicomponent quality improvement policies involving accreditation, public
reporting, inspection and pay-forperformance. BMC Health Services Research (2021)
21:990, pp: 1-11. https://doi.org/10.1186/s12913-021- 07007-w

Anda mungkin juga menyukai