Anda di halaman 1dari 8

AKREDITASI RUMAH SAKIT

VERSI JCI

Dosen Pembimbing :
Mono Pratiko Gustomi,S. Kep.,Ns.,M.Kes

Di susun oleh :
Novita Amelia Putri (2018080010)

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GRESIK
2020-2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akreditasi JCI merupakan salah satu elemen penting bagi rumah sakit, karena dapat
menjadi bukti atas kualitas layanan yang diberikan kepada pasien. Joint Commission
International  (JCI) merupakan lembaga akreditasi unggulan berskala internasional yang ditujukan
untuk sektor pelayanan kesehatan berskala Internasional. Lembaga ini telah berdiri sejak tahun
1951 dan memiliki standar akreditasi yang telah diakui sejak tahun 1994. Selain itu, akreditasi
JCI juga berhasil menciptakan standar kualitas pelayanan kesehatan yang seragam di lebih dari 100
negara, tersebar mulai dari Eropa, Asia, Afrika, Amerika Selatan, hingga Timur Tengah. Maka dari
itu, tidak mengherankan jika rumah sakit yang telah memenuhi syarat akreditasi JCI  biasanya
dibanjiri oleh calon pasien, karena memang kualitas layanannya telah diakui secara internasional.
Akan tetapi, belum semua rumah sakit atau klinik mengenal akreditasi JCI untuk rumah sakit.
Bahkan menurut laporan Bisnis.com pada tahun 2019 yang lalu menyebutkan, baru sekitar 36
rumah sakit di Indonesia yang lolos akreditasi internasional, termasuk akreditasi JCI. Oleh karena
itu, ulasan mengenai akreditasi JCI berikut ini penting untuk Anda jadikan referensi. Apa sajakah
yang harus Anda penuhi untuk mendapat akreditasi tersebut? Berikut adalah penjelasan
selengkapnya!

Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) adalah lembaga independen pelaksana akreditasi rumah
sakit yang bersifat fungsional, non struktural dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan. KARS
tersebut dibentuk pertama kali pada tahun 1995 dan setiap 3 (tiga) tahun peraturan diperbarui, yang
terakhir diperbarui melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 417 / Menkes / Per / II / 2011 tentang
Komisi Akreditasi Rumah Sakit, dengan tugas dan fungsi melaksanakan akreditasi di Indonesia.
Akreditasi Rumah Sakit pertama kali dilaksanakan pada tahun 1995, dengan 5 pelayanan kemudian pada
tahun 1998 bertambah menjadi 12 pelayanan dan pada tahun 2001 menjadi 16 pelayanan. Namun sejalan
dengan peningkatan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang berfokus kepada pasien. Maka
diperlukan perubahan paradigma akreditasi yang berfokus kepada provider menjadi akreditasi yang
berfokus kepada pasien. Proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan dan budaya
kualitas di rumah sakit, sehingga senantiasa berusaha meningkatkan mutu dan pelayanannya .Melalui
proses akreditasi salah satu manfaatnya rumah sakit dapat meningkatkankepercayaan masyarakat bahwa
rumah sakit menitikberatkan sasarannya pada keselamatan pasien dan mutu pelayan. Standar akreditasi
rumah sakit merupakan upaya Kementrian Kesehatan R- menyediakan suatu perangkat yang mendorong
rumah sakit senantiasameningkatkan mutu dan keamanan pelayanan. Dengan demikian rumah sakit
harusmenerapkan standar akreditasi rumah sakit, termasuk standar-standar lain yang berlaku bagirumah
sakit sesuai dengan penjabaran dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit edisi 2011.Sesuai dengan standar
akreditasi rumah sakit, sebagai bagian peningkatan kinerja, rumahsakit secara teratur melakukan penilaian
terhadap isi dan kelengkapan berkas rekam medis pasien (Depkes, 2011)

Syarat untuk Pemenuhan Mutu Akreditasi JCI untuk Rumah Sakit


Jika merujuk pada buku panduan akreditasi yang diterbitkan JCI pada tahun 2011, agar sebuah
rumah sakit dapat memenuhi syarat akreditasi JCI, klasifikasi penilaian akreditasi terbagi menjadi
2 bagian, yaitu:
1. Bagian I: Standar-standar yang Berfokus pada Pasien
Untuk dapat memenuhi syarat akreditasi JCI pada bagian ini, maka rumah sakit Anda harus
memiliki kualitas terbaik terkait beberapa bidang, meliputi:

 Sasaran Internasional Keselamatan Pasien (SIKP)


 Akses ke Perawatan dan Kesinambungan Perawatan (APKP)
 Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
 Asesmen Pasien (AP)
 Perawatan Pasien (PP)
 Perawatan Anestesi dan Bedah (PAB)
 Manajemen dan Penggunaan Obat-obatan (MPO)
 Penyuluhan Pasien dan Keluarga Pasien (PPKP)

2. Bagian II: Standar-standar Manajemen Organisasi Pelayanan Kesehatan


Selain berkaitan dengan pelayanan kesehatan untuk pasien, akreditasi JCI  juga melakukan
penilaian atau asesmen untuk standar kualitas yang dimiliki oleh manajemen rumah sakit. Adapun
beberapa bagian yang dipenuhi untuk lolos akreditasi JCI untuk rumah sakit adalah:

 Perbaikan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)


 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
 Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Arah (TKKA) dari organisasi
 Manajemen dan Keamanan Fasilitas (MKF)
 Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
 Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)

Memenuhi Syarat Akreditasi JCI dengan Menggunakan AVIAT


AVIAT merupakan solusi IT terpadu yang didesain secara khusus untuk membantu rumah
sakit dalam menghadirkan manajemen yang lebih baik, yang secara drastis akan berpengaruh juga
kepada kualitas dari layanan kesehatan. Salah satu solusi dari AVIAT yang dapat membantu rumah
sakit Anda untuk memenuhi syarat akreditasi JCI adalah layanan Sistem Aset Manajemen Rumah
Sakit (SAMRS).
SAMRS merupakan salah satu layanan unggulan AVIAT yang didesain untuk pemeliharaan aset
medis dan non-medis yang dimiliki rumah sakit Anda. Sesuai dengan salah satu poin penilaian
dalam akreditasi JCI, yaitu Manajemen dan Keamanan Fasilitas (MKF) atau  Facility Management
and Safety  (FMS), SAMRS AVIAT dapat memenuhi standar yang meliputi:
 FMS 8, yang mewajibkan rumah sakit untuk merencanakan dan mengimplementasikan
program untuk inspeksi, pengujian dan pemeliharaan peralatan medis, serta melakukan
dokumentasi dari hasil implementasi tersebut.
 FMS 8.1, mewajibkan rumah sakit untuk mengumpulkan dan memantau data yang
digunakan untuk program manajemen peralatan medis. Data ini dapat juga digunakan untuk
perencanaan jangka panjang rumah sakit dan mengetahui waktu  upgrade dan penggantian alat
medis.
 Tolak ukur FMS 8 lainnya, SAMRS juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi syarat
akreditasi JCI terkait dengan manajemen keamanan fasilitas lainnya, seperti adanya inventaris
semua peralatan medis, peralatan medis yang diperiksa secara teratur, kalibrasi peralatan medis
yang direkomendasikan, pengelolaan peralatan medis yang direncanakan dengan baik, hingga
adanya program preventive maintenance dan personil yang memenuhi kualifikasi.
Oleh karena itu, beralih menggunakan SAMRS dari AVIAT dapat menjadi pilihan tepat bagi Anda.
Apalagi dengan dukungan staf profesional dari AVIAT, rumah sakit Anda tidak memerlukan staf
tambahan untuk melakukan pengelolaan aset rumah sakit. Jadi, siap meraih akreditasi JCI  bersama
AVIAT? Hubungi kami sekarang juga untuk informasi lengkap mengenai SAMRS dan layanan
lainnya! (Pradana)

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalah dalam makalah ini, bagaimana syarat akreditasi RS menurut JCI?

1.3 Tujuan

Tujuan dari kajian ini adalah untuk mempelajari dan memahami tentang akreditasi rumah sakit,
memberikan wawasan lebih luas tentang program akreditasi, serta memberikan arahan dalam
mempersiapkan akreditasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dihasilkan setelah dibuat makalah ini yaitu agar persiapan RS untuk syarat
akreditasi
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Akreditasi Rumah Sakit

Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga independen baik dari dalam
atau pun luar negeri, biasanya non pemerintah, melakukan assesment terhadap rumah sakit berdasarkan
standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang telah terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari
Pemerintah karena telah memenuhi standar pelayanan dan managemen yang ditetapkan. Itulah yang
dimaksud dengan pengertian Akreditasi Rumah Sakit. Undang-Undang Kesehatan No 44 Tahun 2009
Pasal 40 Ayat 1 menyatakan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali. Dengan semakin kritisnya masyarakat
Indonesia dalam menilai mutu pelayanan kesehatan, maka Kementrian Kesehatan RI khususnya
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan memilih dan menetapkan Sistem Akreditasi Rumah Sakit yang
mengacu kepada akreditasi JCI (Joint Commission International). Pada Permenkes Nomor 012 Tahun
2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit disebutkan bahwa pengertian akreditasi rumah sakit adalah
pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, setelah dinilai bahwa Rumah Sakit itu memenuhi Standar Pelayanan
Rumah Sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan.

Pengertian Komisi Akreditasi Rumah Sakit Ada juga sebutan mengenai Akreditasi KARS.
Akreditasi KARS atau Komisi Akreditasi Rumah Sakit ini dalah merupakan suatu lembaga independen
dalam negeri sebagai pelaksana akreditasi RS yang bersifat fungsional dan non-struktural. Sedangkan
yang dimaksud dengan JCI (Joint Commission International) adalah merupakan badan akreditasi non
profit yang berpusat di Amerika Serikat dan bertugas menetapkan dan menilai standar performa para
pemberi pelayanan kesehatan. Survei Akreditasi Rumah Sakit yang dilakukan oleh KARS akan meliputi
beberapa hal sebagai berikut yaitu : evaluasi dokumen, wawancara atau informasi verbal tentang
pelaksanaan standar, on site observasi pelayanan dan kegiatan, serta edukasi tentang pemenuhan standar
dan performance improvement.

Tujuan akreditasi rumah adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sehingga sangat
dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia yang semakin selektif dan berhak mendapatkan pelayanan yang
bermutu. Dengan demikian mutu pelayanan kesehatan diharapkan dapat mengurangi minat masyarakat
untuk berobat keluar negeri (KARS, 2012)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Terbaru Versi JCA Berdasarkan Standar Akreditasi Versi 2007,
terdapat tiga tahapan dalam pelaksanaan akreditasi yaitu :

Akreditasi Tingkat Dasar, Akreditasi Tingkat Lanjut serta Akreditasi Tingkat Lengkap. a. Akreditasi
Tingkat Dasar Akreditasi Tingkat Dasar menilai 5 kegiatan pelayanan di rumah sakit yaitu :

1. Administrasi dan Manajemen

2. Pelayanan Medis
3. Pelayanan Keperawatan

4. Pelayanan Gawat Darurat

5. Rekam Medik

b. Akreditasi Tingkat Lanjut Akreditasi Tingkat Lanjut menilai 13 kegiatan pelayanan di rumah sakit
yaitu: 1. Administrasi dan Manajemen

2. Pelayanan Medis

3. Pelayanan Keperawatan

4. Pelayanan Gawat Darurat

5. Rekam Medik

6. Farmasi

7. Radiologi

8. Kamar Operasi

9. Pengendalian Infeksi

10. Pelayanan Infeksi

11. Pelayanan Resiko Tinggi

12. Laboratorium

13. Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K-3)

c. Akreditasi Tingkat Lengkap Akreditasi Tingkat Lengkap menilai 17 kegiatan pelayanan di rumah sakit
yaitu :

1. Administrasi dan Manajemen

2. Pelayanan Medis

3. Pelayanan Keperawatan

4. Pelayanan Gawat Darurat

5. Rekam Medik

6. Farmasi
7. Radiologi

8. Kamar Operasi

9. Pengendalian Infeksi

10. Pelayanan Infeksi

11. Pelayanan Resiko Tinggi

12. Laboratorium

13. Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K-3)

14. Pelayanan Intensif

15. Pelayanan Transfusi Darah

16. Pelayanan Rehabilitasi Medik

17. Pelayanan Gizi

Rumah sakit boleh memilih akan melaksanakan akreditasi tingkat dasar (5 pelayanan), tingkat
lanjut (13 pelayanan) atau tingkat lengkap (17 pelayanan) tergantung kemampuan, kesiapan dan
kebutuhan rumah sakit baik pada saat penilaian pertama kali atau penilaian ulang setelah terakreditasi.
Berdasarkan Standar Akreditasi Versi 2007 ini, sertifikasi yang diberikan kepada rumah sakit berupa :
tidak terakreditasi, akreditasi bersyarat, akreditasi penuh dan akreditasi istimewa. Tidak terakreditasi
artinya hasil penilaian mencapai 65% atau salah satu kegiatan pelayanan hanya mencapai 60%. Akreditasi
bersyarat artinya penilaian mencapai 65% - 75% dan berlaku satu tahun. Akreditasi penuh artinya hasil
penilaian mencapai 75% dan berlaku selama 3 tahun. Akreditasi istimewa diberikan apabila dalam tiga
tahun berturut-turut rumah sakit mencapai nilai terakreditasi penuh dan status ini berlaku selama 5 tahun.
Rumah sakit wajib melaksanakan akreditasi minimal 6 bulan setelah SK perpanjangan izin keluar dan 1
tahun setelah SK izin operasional
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan oleh pemerintah kepada rumah sakit karena telah
memenuhi standart yang telah ditentukan. Setiap rumah sakit memilki kewajiban di akreditasi minimal 0
tahun sekali. akreditasi rumah sakit merupakan hal yang wajib dilaksanakan dan diperlukan sebagai cara
efektif untuk mengevaluasi mutu suatu rumah sakit dengan penetapan standar-standar mutu pelayanan,
yang pada pelaksanaannya membutuhkan komitmen, dukungan, dan motivasi dari pemerintah, pimpinan,
dan seluruh SDM yang ada dirumah sakit.

Penilaian akreditasi di indonesia dilakukan oleh lembaga independen yang diakui oleh
pemerintah yaitu Komisi Akreditasi Rumah Sakit :KARS; dan joint commission-international (JCI).
Akreditasi versi 2012 terdiri 4 kelompok standar yaitu standar berfokuskepada pasien, standar manajemen
sakit, kelompok sasaran keselamatan pasien dan kelompok sasaran MDG's Akreditasi merupakan suatu
proses perjalanan tanpa akhir, yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan, dengan
memberikan pelayanan berfokus pada pasien dan dengan budaya dan semangat.

Kiat mempersiapkan RS menyongsong akreditasi versi 2012 adalah:

1. Membangun komitmen seluruh jajaran rumah sakit,baik pemilik direksi, staf medis, staf
keperawatan dan seluruh staff rumah sakit

2. Menyusun personil dan pokja yang bertanggung jawab terhadap penyusunan kebijakan dan
prosedur serta implementasi dan monitoring terhadap standar akreditasi

3. Melaksanakan telusur internal

4. Bila perlu meminta bimbingan dan survei simulasi dari KARS

3.2 Saran

Makalah ini diharapkan bahwa mahasiswa keperawatan dapat mengetahui Akreditasi menurut JCI
dirumah sakit. Yang nantinya pada saat dirumah sakit dapat mengetahui tentang Akreditasi yang
digunakan dan dapat memberikan pelayanan mutu yang baik kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai