Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH AKREDITASI RUMAH SAKIT DENGAN

KESELAMATAN PASIEN

Rahmatia Sitanggang/181101137

rahmatiasitanggang@gmail.com

ABSTRAK

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan haruslah memberikan pelayanan kepada
masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional. Berdasarkan hal tersebut, beberapa
dekade terkahir ini munculah istilah akreditasi untuk menilai kualitas suatu organisasi termasuk
rumah sakit. Secara umum akreditasi berarti pengakuan oleh suatu jawatan tentang adanya
wewenang seseorang untuk melaksanakan atau menjalankan tugasnya. Tujuan mendapatkan
gambaran seberapa jauh Rumah Sakit di Indonesia telah memenuhi berbagai standar yang telah
ditentukan, dengan demikian mutu pelayanan Rumah Sakit dapat dipertanggungjawabkan.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dimana maksudnya dengan cara
mengumpulkan sebanyak-banyaknya data untuk dianalisis. Yaitu dengan Literature review ini
dengan menganalisis yang berfokus pada kompetensi kemampuan berpikir dalam praktik
keperawatan. Adapun tinjauan literatur yang digunakan seperti buku teks, bukureferensi, jurnal,
dan google scholar. Dengan kata kunci Akreditas, Pengaruh Akreditasi Rumah Sakit, Hubungan
Akreditas Dengan Keselamatan Pasien. Dan yang digunakan adalah 14 literatur yang diterbitkan
10 tahun terakhir.
KATA KUNCI : Akreditas, Pengaruh Akreditasi Rumah Sakit, Hubungan Akreditas Dengan
Keselamatan Pasien.
Indonesia dilakukan oleh lembaga
independen yang diakui oleh
PENDAHULUAN
pemerintah yaitu Komisi Akreditasi
Akreditasi rumah sakit adalah Rumah Sakit (KARS) dan Joint
pengakuan resmi dari pemerintah Commission International (JCI).
kepada rumah sakit yang telah Akreditasi versi 2012 terdiri dari 4
memenuhi standar pelayanan kesehatan kelompok standar yaitu standar
dan wajib dilakukan oleh semua rumah berfokus kepada pasien, standar
sakit di Indonesia. Setiap rumah sakit manajemen rumah sakit, kelompok
memilki kewajiban diakreditasi minimal sasaran keselamatan pasien dan
3 tahun sekali. Akreditasi rumah sakit kelompok sasaranMDG’s. Upaya
diperlukan sebagai cara efektif untuk peningkatan mutu pelayanan di rumah
mengevaluasi mutu suatu rumah sakit sakit salah satunya ditunjukan dengan
dengan penetapan standar-standar mutu akreditasi rumah sakit. Akreditasi
pelayanan. Penilaian akreditasi di rumah sakit adalah suatu pengakuan
dari pemerintah atau komite akreditasi Definisi Akreditasi Rumah Sakit
nasional Komite Akreditasi Rumah dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Sakit (KARS) Indonesian dan Republik Indonesia No.012 Tahun 2012
Comission on Acreditation of Hospital adalah pengakuan terhadap Rumah
and Other Health (ICAHO) kepada Sakit yang diberikan oleh lembaga
rumah sakit dan sarana kesehatan independen penyelenggara Akreditasi
lainnya yang telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Menteri
yang telah ditetapkan. Kesehatan, setelah dinilai bahwa
Rumah Sakit itu memenuhi Standar
Akreditasi terhadap suatu
Pelayanan Rumah Sakit yang berlaku
produk atau layanan dianggap sangat
untuk meningkatkan mutu pelayanan
penting sebagai indikator dari jaminan
Rumah Sakit secara berkesinambungan.
mutu. Untuk jenis layanan di Rumah
Sakit (RS), akreditasi dilaksanakan oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Sejak tahun 1995, Pemerintah
(KARS) yang dibentuk oleh
sudah melakukan sistem akreditasi dan
Pemerintah. Saat ini terdapat 2.164 unit
pada tahun 2012 ditetapkan Standar
rumah sakit yang tersebar di Indonesia,
Akreditasi baru yang berorientasi pada
yang dikelola oleh pihak Pemerintah
pasien dengan mengutamakan
dan Swasta. Operasional di setiap RS
keselamatan pasien dan dokter maupun
pun sangat beragam, tergantung dari
staf lainnya harus menjadikan pasien
metode kepemimpinan, infrastruktur
sebagai bagian terpenting di dalam
dan dukungan teknologi informasi [7]
pelayanan [8]. KARS telah
yang dimiliki. Karena keberagaman
merumuskan 1.048 elemen penilaian ke
sistem pelayanan tersebut, Menteri
dalam Standar Akreditasi tersebut.
Kesehatan Republik Indonesia membuat
keputusan No.214/Menkes/SK/II/2007
mengenai standarisasi sistem pelayanan Dalam prakteknya, pelaksanaan
berstandar internasional melalui sistem akreditasi tidak semudah yang
program akreditasi. dibayangkan. Berdasarkan rekapitulasi
data yang dimiliki oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia-
Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan (2013), menunjukkan Rumah Keselamatan Pasien. Dan yang
Sakit yang telah terakreditasi di seluruh digunakan adalah 14 literatur yang
Indonesia berjumlah 1.199 dari total diterbitkan 10 tahun terakhir.
keseluruhan Rumah Sakit yang
HASIL DAN BAHASAN
beroperasi di Indonesia sebanyak 2.450
[4], seperti terlihat pada Gambar 1. Jadi Rumah sakit sebagai institusi

hanya sekitar 55,4% rumah sakit yang pelayanan kesehatan haruslah

telah terakreditasi sedangkan memberikan pelayanan kepada

Kementrian Kesehatan telah masyarakat dalam lingkup lokal

menetapkan target sebesar 80% [11]. maupun internasional. Berdasarkan hal


tersebut, beberapa dekade terkahir ini
TUJUAN
munculah istilah akreditasi untuk
Mendapatkan gambaran menilai kualitas suatu organisasi
seberapa jauh Rumah Sakit di Indonesia termasuk rumah sakit. Secara umum
telah memenuhi berbagai standar yang akreditasi berarti pengakuan oleh suatu
telah ditentukan, dengan demikian mutu jawatan tentang adanya wewenang
pelayanan Rumah Sakit dapat seseorang untuk melaksanakan atau
dipertanggungjawabkan. menjalankan tugasnya.

METODE Undang-Undang No 012 Tahun


2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit,
Metode yang digunakan adalah
disebutkan bahwa akreditasi bertujuan
metode kualitatif dimana maksudnya
meningkatkan keselamatan pasien
dengan cara mengumpulkan sebanyak-
rumah sakit dan meningkatkan
banyaknya data untuk dianalisis. Yaitu
perlindungan bagi pasien, masyarakat,
dengan Literature review ini dengan
sumber daya manusia rumah sakit dan
menganalisis yang berfokus pada
rumah sakit sebagai institusi. Beberapa
kompetensi kemampuan berpikir dalam
ketentuan yang diatur dalam UU
praktik keperawatan. Adapun tinjauan
tentang akreditasi rumah sakit adalah :
literatur yang digunakan seperti buku
(1) dalam upaya meningkatkan daya
teks, bukureferensi, jurnal, dan google
saing, rumah sakit dapat mengikuti
scholar. Dengan kata kunci Akreditas,
akreditasi internasional sesuai
Pengaruh Akreditasi Rumah Sakit,
kemampuan,
Hubungan Akreditas Dengan
(2) rumah sakit yang akan mengikuti Pada bulan September 2007, JCI
akreditasi internasional harus sudah diterima akreditasi oleh lembaga
mendapatkan status akreditasi nasional, internasional untuk kualitas dalam
(3) akreditasi internasional hanya dapat pelayanan Kesehatan (ISQua).
dilakukan oleh lembaga independen Akreditasi oleh ISQua memberikan
penyelenggara Akreditasi yang sudah jaminan bahwa standar, pelatihan dan
terakreditasi oleh International Society proses yang digunakan oleh JCI untuk
for Quality in Health Care (ISQua). survei kinerja organisasi perawatan
kesehatan memenuhi standar
Proses akreditasi dilakukan oleh
internasional tertinggi untuk badan
lembaga independen yang memiliki
akreditasi. Melalui akreditasi JCI dan
kewenangan untuk memberikan
sertifikasi maka, organisasi kesehatan
penilaian tentang kualitas pelayanan di
memiliki akses ke berbagai sumber
institusi pelayanan kesehatan. Salah
daya dan layanan yang menghubungkan
satu lembaga akreditasi internasional
mereka dengan komunitas internasional.
rumah sakit yang telah diakui oleh
dunia adalah Joint Commission Sejak tahun 2012, akreditasi RS
Internasional (JCI). JCI merupakan mulai beralih dan berorientasi pada
salah satu divisi dari Joint Commission paradigma baru dimana penilaian
International Resurces. JCI telah akreditasi didasarkan pada pelayanan
bekerja dengan organisasi perawatan berfokus pada pasien. Keselamatan
kesehatan, departemen kesehatan, dan pasien menjadi indikator standar utama
organisasi global di lebih dari 80 negara penilaian akreditasi baru yang dikenal
sejak tahun 1994. JCI merupakan dengan Akreditasi RS versi 2012 ini.
lembaga non pemerintah dan tidak Dalam standar Akreditasi RS versi 2012
terfokus pada keuntungan. Fokus dari mencakup standar pelayanan berfokus
JCI adalah meningkatkan keselamatan pada pasien, standar manajemen rumah
perawatan pasien melalui penyediaan sakit, sasaran keselamatan pasien di
jasa akreditasi dan sertifikasi serta rumah sakit dan standar program MDGs
melalui layanan konsultasi dan (Dirjen Bina Upaya Kesehatan, 2012).
pendidikan yang bertujuan membantu
Keselamatan pasien di dalam undang-
organisasi menerapkan solusi praktis
undang rumah sakit tahun 2009
dan berkelanjutan.
tentang asas dan tujuan pada Pasal 2
menyatakan bahwa rumah sakit adalah kejadian yang dapat dicegah.
diselenggarakan berasaskan Pancasila Akibat KTD ini diindikasikan
dan didasarkan kepada nilai menghabiskan biaya yang sangat mahal
kemanusiaan, etika dan profesionalitas, baik bagi pasien maupun sistem layanan
manfaat, keadilan, persamaan hak dan kesehatan (Flin, 2007). Data KTD di
anti diskriminasi, pemerataan, Indonesia sendiri masih sulit diperoleh
perlindungan dan keselamatan pasien secara lengkap dan akurat, tetapi
serta mempunyai fungsi sosial. diperkirakan kasusnya cukup banyak
(KKP-RS, 2006).
Keselamatan pasien (patient
safety) merupakan isu global dan WHO Collaborating Centre for
nasional bagi rumah sakit, komponen Patient Safety pada tanggal 2 Mei 2007
penting dari mutu layanan kesehatan, resmi menerbitkan “Nine Life Saving
prinsip dasar dari pelayanan pasien dan Patient Safety Solutions” (“Sembilan
komponen kritis dari manajemen mutu. Solusi Keselamatan Pasien Rumah
Dalam lingkup nasional, sejak bulan Sakit”). Panduan ini mulai disusun sejak
Agustus 2005, Menteri Kesehatan RI tahun 2005 oleh pakar keselamatan
telah mencanangkan Gerakan Nasional pasien dan lebih 100 negara, dengan
Keselamatan Pasien (GNKP) Rumah mengidentifikasi dan mempelajari
Sakit, selanjutnya Komite berbagai masalah keselamatan pasien.
Sembilan Solusi ini merupakan panduan
Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
yang sangat bermanfaat membantu
Depkes RI telah pula menyusun Standar
rumah sakit, memperbaiki proses
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KP
asuhan pasien, guna menghindari cedera
RS) yang dimasukkan ke dalam
maupun kematian yang dapat dicegah.
instrumen akreditasi RS di Indonesia.
Fokus tentang keselamatan pasien ini Cerminan pelayanan rumah sakit
didorong oleh masih tingginya angka dapat dilihat dari kualitas pelayanan
Kejadian Tak Diinginkan (KTD) atau Instalasi Gawat Darurat (IGD). Jika
Adverse Event (AE) di RS secara global pelayanan IGD pada suatu rumah sakit
maupun nasional. KTD yang terjadi di sudah baik, maka dapat dikatakan
berbagai negara diperkirakan sekitar pelayanan rumah sakit secara umum
4.0-16.6 % (Raleigh et al, 2008), dan juga sudah baik. Oleh sebab
hampir 50 % di antaranya diperkirakan keberhasilan pelayanan pada suatu
rumah sakit sangat ditentukan dari baik pemerintah maupun swasta, wajib
kualitas pelayanan di IGD. memberikan pelayanan kesehatan bagi
penyelamatan nyawa pasien dan
Pasien dengan jenis penyakit
pencegahan kecacatan terlebih dahulu.
dan kondisi yang beragam menunjukkan
Dalam pelayanan kesehatan tersebut
begitu kompleksnya pelayanan di IGD,
juga harus dilengkapi dengan
oleh karena itu petugas kesehatan di
peralatan-peralatan medis dan non
IGD harus mampu memberikan
medis yang memadai sesuai dengan
pelayanan dengan cepat, tepat serta
jenis pelayanan yang diberikan dan juga
cermat dan profesional dengan hasil
harus memenuhi standar mutu,
pelayanan yang bermutu. Hal ini sesuai
keamanan dan keselamatan. Dengan
dengan dimensi mutu pelayanan yang
demikian upaya peningkatan kualitas
utama adalah daya tanggap yang
pelayanan kesehatan di rumah sakit
menunjukkan kemampuan petugas
hendaknya dimulai dari peningkatan
kesehatan menolong pasien dan
kualitas pelayanan di IGD.
kesiapannya melayani sesuai prosedur
dan bisa memenuhi harapan pasien. PENUTUP

Konsep pelayanan IGD sesuai Akreditasi rumah sakit adalah


dengan pasal 29 Undang-Undang pengakuan oleh pemerintah kepada
Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 rumah sakit karena telah memenuhi
tentang rumah sakit menyebutkan standart yang telah ditentukan. Setiap
bahwa setiap rumah sakit mempunyai rumah sakit memiliki kewajiban
kewajiban memberikan pelayanan diakreditasi minimal 3 tahun sekali.
gawat darurat kepada pasien sesuai Akreditasi rumah sakit merupakan hal
dengan kemampuannya serta membuat, yang wajib dilaksanakan dan diperlukan
melaksanakan dan menjaga standar sebagai cara efektif untuk mengevaluasi
pelayanan kesehatan di rumah sakit mutu suatu rumah sakit dengan
sebagai acuan dalam melayani pasien. penetapan standar-standar mutu
Hal ini juga dikuatkan dalam pasal 32 pelayanan, yang ada pelaksanaannya
Undang-Undang Republik Indonesia membutuhkan komitmen, dukungan,
no.36 tahun 2009 tentang kesehatan dan motivasi dari pemerintah, pimpinan,
menyebutkan bahwa dalam keadaan dan seluruh SDM yang ada di rumah
darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, sakit. Penilaian akreditasi di Indonesia
dilakukan oleh lembaga independen Nursalam, (2008). Konsep dan
yang diakui oleh pemerintah yaitu Penerapan Metodologi Ilmu
Komite Akreditasi Rumah Sakit Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika
(KARS) dan Joint Commision Pohan, (2007). Mutu Pelayanan
Internasional (JCI). Keperawatan. Jakarta. EGC.

DAFTAR PUSTAKA Pujilestari, A., Maidin, A., &


Anggraeni, R. (2013). Gambaran
Islami, K., Arso, S.P., &
Budaya Keselamatan Pasien Oleh
Lestantyo, D. (2018). Analisis
Perawat Dalam Melaksanakan
Pelaksanaan Program Keselamatan
Pelayanan Di Instalasi Rawat Inap
Pasien Puskesmas Mangkang, Kota
RSUP. DR. Wahidin Sudirohusodo
Semarang. Jurnal Kesehatan
Tahun 2013. Jurnal Kesehatan.
Masyarakat, 6(4), 27-41.
Makassar, 1(1), 58-60.
Kamil, Hajjul. (2018). Patient
Qomariah, S. N., & Lidiyah, U.
Safety. Idea Nursing Journal, 1(1), 1-8.
A. (2015). Hubungan Faktor
Kemenkes. (2007). Keputusan Komunikasi Dengan Insiden
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Keselamatan Pasien (Correlation of
Nomor 432/menkes/sk/iv/2007 Tentang Communication Factor with Patient
pedoman manajemen kesehatan dan Safety Incident). Journals of
keselamatan kerja di rumah sakit. Ners Community, 6(2), 166-170.
Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Simamora, R. H. (2018). Buku
Kemenkes RI. (2009). Undang- Ajar Keselamatan Pasien Melalui
Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Timbang Terima Pasien Berbasis
Tentang Keselamatan Pasien. Jakarta: Komunikasi Efektif: SBAR.
Kementerian Kesehatan.
Simamora, R. H. (2019). Buku
Kemenkes. (2010). Keputusan ajar pelaksanaan identifikasi pasien.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Uwais Inspirasi Indonesia
Nomor 1087/menkes/sk/viii/ 2010
Simamora, R. H., & Fathi, A.
Tentang Standart Kesehatan dan
(2019). The Influence of Training
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
Handover based SBAR
Jakarta: Kementerian Kesehatan.
communnication for improving Patients
Safety. Indian Journal of Public Health
Research & Development,
10(9), 1280-1285

Suryani, L., Handiyani, H., &


Hastono, S. P. (2015). Peningkatan
Pelaksanaan Keselamatan Pasien oleh
Mahasiswa melalui Peran Pembimbing
Klinik. Jurnal Keperawatan Indonesia,
18(2), 115-119.

Yulia, S., Hamid, A. Y. S., &


Mustikasari, M. (2012). Peningkatan
pemahaman perawat pelaksana dalam
penerapan keselamatan pasien melalui
pelatihan keselamatan pasien.
Jurnal Keperawatan Indonesia, 15(3),
185-189.

Anda mungkin juga menyukai