Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS PENCAPAIAN DAN EVALUASI INDIKATOR MANAJEMEN

RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

ANALYSIS OF ACHIEVEMENT AND EVALUATION PKU MUHAMMADIYAH GAMPING


HOSPITAL MANAGEMENT INDICATOR

1
Ahmad Ramadhan, 2Nur Hidayah
1
Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Rumah Sakit
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2
Dosen Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Rumah Sakit
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

INTISARI

Latar Belakang: Rumah sakit dituntut akreditasi minimal tiga tahun sekali untuk
meningkatkan mutu pelayanan. Penelitian ini difokuskan pada akreditasi
kelompok standar manajemen rumah sakit.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian indikator
manajemen RS serta menganalisis dan mendeskripsikan indikator manajemen di
RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode campuran (mix method) dengan
desain explanatory sequential. Subjek penelitian terdiri atas staf farmasi,
supervisor unit rekam medik, komite keselamatan pasien dan manajemen resiko
klinik, penanggung jawab unit radiologi, pasien rawat inap, karyawan tetap RS,
supervisor unit rekam medik, dan kepala bagian keuangan. Data kuantitatif diolah
dalam bentuk tabel sederhana, sedangkan data kualitatif diolah melalui tahapan
reduksi data dan penyajian data.
Hasil dan pembahasan: Hasil penelitian menunjukkan pencapaian indikator
manajemen RS PKU Muhammadiyah Gamping belum seluruhnya berdasarkan
penilaian terhadap elemen indikator yang telah disepakati. Sembilan indikator
yang diteliti baru berupa usulan dari masing-masing unit. Namun, indikator yang
diteliti tetap relevan untuk mengukur kebutuhan rumah sakit ini guna
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
Kesimpulan: Hasil penilaian terhadap capaian indikator menunjukkan bahwa
batas kadaluwarsa obat kurang dari 1% sudah tidak relevan dijadikan indikator
kemajuan rumah sakit, pelaporan yang diwajibkan, pelaporan insiden keselamatan
pasien belum didukung basis data yang kuat, penggunaan USG 4 tidak dapat
dijadikan indikator kemajuan suatu rumah sakit, pihak manajemen belum
melakukan penilaian secara berkala tentang kepuasan pasien maupun kepuasan
staf, data piutang dikumpulkan dan dilaporkan setiap bulan, jumlah pasien jantung
dan pembuluh darah tidak menggambarkan detail terkait keberhasilan
pelayanannya, pemakaian APD menunjukkan ketidakpatuhan mencapai 30%
lebih.
Kata Kunci: Akrediasi, Indikator Manajemen, Rumah Sakit
ABSTRACT

Background: Hospital are obligated to undergo an accreditation once in three


years to improve their hospital quality of care. This study focussed in hospital
management as a standards component of accreditation.
Aim: The aim of this study is to evaluate hospital management indicator progress,
analyzing the indicator and also described PKU Muhammadiyah Gamping
Hospital’s management indicators.
Method: This study is using mix method design with explanatory sequential.
Participants consist of pharmacist, the head of medical record unit, and the head
of financial officer hospital management.
Result and discussion: Overall, the data shown that PKU Muhammadiyah
Gamping Hospital’s indicator hasn’t completely achieved it’s targeted. Nine
newly researched indicators were proposals from each unit. However, the
indicator under study remains relevant for measuring the needs of this hospital in
order to improve the quality of patient care and safety.
Conclusions: The result of the assessment on the achievement of the indicator
showed that the drug expiry limit of less than 1% was not relevant as an indicator
of hospital progress, mandatory reporting, patient safety incident reporting has
not been supported by a strong data base, the use of 4D ultrasound couldn’t be
used as an indicator of hospital progress. The management has not conducted
periodic assessments of patient satisfaction or staff satisfaction, accounts
receivable data were collected and reported monthly, the number of heart and
blood vessel patients does not describe the details of the success of their services,
the use of PPE shown 30% more non-compliance.
Key Words: Acreditation, Management Indicator, Hospital
PENDAHULUAN semakin kuat. Upaya rumah sakit
untuk tetap bertahan dan
Rumah sakit adalah suatu
berkembang adalah dengan
institusi pelayanan kesehatan bagi
meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dengan karateristik
pasien. Hal tersebut karena pasien
tersendiri yang dipengaruhi oleh
merupakan sumber pendapatan yang
perkembangan ilmu pengetahuan
ditunggu oleh rumah sakit, baik
kesehatan, kemajuan teknologi, dan
secara langsung (out of pocket)
kehidupan sosial ekonomi
maupun secara tidak langsung
masyarakat yang harus tetap
melalui asuransi kesehatan.2
mampu meningkatkan pelayanan
Berdasarkan undang-undang
yang lebih bermutu dan terjangkau
nomor 44 tahun 2009, rumah sakit
oleh masyarakat agar terwujud
dituntut untuk menjalani proses
derajat kesehatan yang setinggi-
akreditasi minimal tiga tahun sekali
tingginya 1
untuk meningkatkan mutu pelayanan
Pelayanan prima merupakan
rumah sakit. Akreditasi rumah sakit
elemen utama di rumah sakit dan
merupakan suatu proses dimana
unit kesehatan pada era globalisasi.
suatu lembaga, yang independen,
Rumah sakit dituntut untuk
melakukan asesmen terhadap rumah
memberikan pelayanan kesehatan
sakit. Menurut Peraturan Menteri
yang memenuhi standar pelayanan
Kesehatan Republik Indonesia
yang optimal. Hal tersebut sebagai
Nomor 012 Tahun 2012 tentang
akuntabilitas rumah sakit supaya
Akreditasi Rumah Sakit pasal 2,
mampu bersaing dengan Rumah
akreditasi bertujuan untuk
Sakit lainnya. Strategi pelayanan
meningkatkan mutu pelayanan
prima bahwa setiap rumah sakit
rumah sakit; meningkatkan
harus melakukan pendekatan mutu
keselamatan pasien rumah sakit;
paripurna yang berorientasi pada
meningkatkan perlindungan bagi
kepuasan pasien, agar rumah sakit
pasien, masyarakat, sumber daya
tetap eksis ditengah pertumbuhan
manusia Rumah Sakit dan Rumah
industri pelayanan kesehatan yang
Sakit sebagai Institusi; dan
mendukung program Pemerintah di Kepemimpinan dan Pengarahan
bidang kesehatan. (TKP), d) Manajemen Fasilitas dan
Proses ini bertujuan untuk Keselamatan (MFK), e) Kualifikasi
memperbaiki keselamatan dan mutu dan Pendidikan Staf (KPS), f)
pelayanan. Standar akreditasi Manajemen Komunikasi dan
sifatnya berupa suatu persyaratan Informasi (MKI).
yang optimal dan dapat dicapai. Standar yang dimaksud pada
(KARS, 2012). Standar akreditasi dasarnya merujuk pada tingkat ideal
rumah sakit yang dikeluarkan oleh tercapai yang diinginkan. Ukuran
Komisi Akreditasi Rumah Sakit tingkat ideal tersebut disusun dalam
(KARS) versi tahun 2012 mencakup bentuk kisaran minimal dan
4 kelompok standar yang dinilai maksimal. Untuk mengukur tercapai
yaitu: 1) kelompok standar atau tidaknya standar yang telah
pelayanan berfokus pada pasien, 2) ditetapkan, dipergunakanlah
kelompok standar manajemen rumah indikator. Indikator adalah ukuran
sakit, 3) sasaran keselamatan pasien tingkat kepatuhan terhadap standar
rumah sakit dan 4) sasaran yang telah ditetapkan. Makin sesuai
Millenium Development Goals.3 sesuatu dengan indikator, makin
Penelitian ini difokuskan sesuai pula keadaanya dengan
pada akreditasi pada kelompok standar yng telah ditetapkan.
standar manajemen rumah sakit. RS PKU Muhammadiyah
Alasannya, manajemen rumah sakit Yogyakarta adalah rumah sakit yang
yang baik menjadi kunci bagi rumah awalnya berupa klinik sederhana
sakit bersangkutan untuk mencapai pada tahun 1923 dengan maksud
tiga kelompok standar yang lain. memberi pelayanan kesehatan bagi
Akreditasi pada standar manajemen kaum dhuafa. Seriring dengan
rumah sakit mencakup 6 kelompok berjalannya waktu, status klinik dan
yaitu: a) Peningkatan Mutu dan poliklinik berubah menjadi RS PKU
Keselamatan Pasien (PMKP), b) Muhammadiyah Yogyakarta dan
Pencegahan dan Pengendalian terus berkembang hingga dapat
Infeksi (PPI), c) Tata Kelola, membuka cabangnya yaitu RS PKU
Muhammadiyah Gamping pada Variabel dalam penelitian ini
tahun 2010. adalah:
Dalam rangka meningkatkan 1. Pengadaan rutin peralatan
mutu pelayanan sebagai mana kesehatan dan obat penting untuk
tertulis pada undang-undang rumah memenuhi kebutuhan pasien.
sakit nomor 44 tahun 2009 tentang 2. Pelaporan aktivitas yang
rumah sakit, maka RS PKU diwajibkan oleh peraturan
Muhammadiyah terus melakukan perundang-undangan.
evaluasi dan memperbaiki pelayana 3. Manajemen risiko.
serta kinerja. Penilaian kinerja diukur 4. Manajemen penggunaan sumber
berdasarkan indikator-indikator daya.
manajemen. Indikator-indikator 5. Harapan dan kepuasan pasien dan
tersebut disusun berdasarkan keluarga.
pertimbangan para pengambil 6. Harapan dan kepuasan staf.
keputusan dan menyesuaikan kondisi 7. Demografi pasien dan diagnosis
rumah sakit. klinis.
8. Manajemen keuangan.

METODE PENELITIAN 9. Pencegahan dan pengendalian


dari kejadian yang dapat
Jenis penelitian tentang
menimbulkan masalah bagi
analisis pencapaian dan evaluasi
keselamatan pasien, keluarga
indikator manajemen adalah
pasien dan staf.
penelitian dengan metode campuran
(mix method) dengan desain
explanatory sequential. Metode Penentuan populasi dan
campuran merupakan gabungan dari sampel penelitian disesuaikan
metode kuantitatif dan kualitatif. dengan jenis indikator manajemen.
Kombinasi ini digunakan secara Penelitian ini menggunakan data
bersama-sama untuk memperoleh primer berupa wawancara terarah,
data yang komprehensif, valid, kuisioner dan observasi; serta data
reliable dan objektif.4 sekunder berupa daftar stok obat,
dokumen laporan bulanan RS, pedoman indikator mutu RS PKU
laporan insiden keselamatan pasien, Muhammadiyah akan dievaluasi
laporan penggunaan USG 4 dimensi, tingkat pencapaiannya lalu akan
laporan kunjungan pasien, dan dilakukan analisis bersama
laporan piutang RS penanggung jawab masing-masing
indikator dengan wawancara
Instrumen penelitian yang
mendalam (in depth interview).
digunakan dalam penelitian ini
antara lain draft pedoman HASIL
pengukuran indikator mutu
Hasil penelitian didapat dari
manajemen RS PKU
wawancara, observasi, penyebaran
Muhammadiyah Gamping, kuisioner
angket maupun hasil dari
kepuasan pasien dan kuisioner
dokumentasi yang kemudian diolah
kepuasan karyawan.
dan dianalisis sedemikian rupa
Keabsahan data kualitatif sehingga menghasilkan uraian
diuji dengan pendekatan triangulasi. analisis guna menjawab pertanyaan
Menurut Sugiyono, triangulasi teknik penelitian di dalam rumusan
untuk menguji kredibilitas data masalah.
dilakukan dengan cara mengecek
a. Pengadaan rutin peralatan
data kepada sumber yang sama
kesehatan dan obat untuk
dengan teknik yang berbeda.
memenuhi kebutuhan pasien
Triangulasi teknik dalam penelitian
Indikator mengenai angka obat
ini dilakukan dengan mengecek data
yang mencapai kadaluarsa berfungsi
yang diperoleh dari wawancara,
untuk menilai variabel pengadaan
observasi dan dokumentasi.5
rutin peralatan kesehatan dan obat
Pengukuran secara kuantitatif penting untuk memenuhi kebutuhan
dilakukan terlebih dahulu untuk pasien. Saat dilakukan penilaian
mengukur pencapaian. Data tingkat pencapaian, indikator ini
pencapaian yang di kumpulkan dinyatakan tidak relevan atau tidak
secara kuantitatif menggunakan draft dapat diukur di RS PKU
Muhammadiyah Gamping. Oleh dilaporkan oleh rumah sakit ke dinas
karena itu peneliti melakukan kesehatan sesuai dengan permenkes
wawancara mendalam dengan 1171 tahun 2011 tentang SIRS, yaitu
supervisor bagian farmasi mengenai Data dasar rumah sakit
(Data dasar rumah sakit (RL1)
Berdasarkan wawancara
meliputi: 1) Data keadaan tenaga
mendalam didapatkan bahwa angka
rumah sakit (RL2), 2) Data kegiatan
obat yang mencapai kadaluwarsa
pelayanan rumah sakit (RL3), Data
tidak lagi dapat digunakan sebagai
Morbiditas/Mortalitas Pasien yang
indikator untuk menilai pengadaan
dilaporkan periodik setiap tahun
peralatan dan obat di rumah sakit.
(RL4), dan 5) Data Bulanan yang
Penerapan e-faktur menjadikan
dilaporkan secara periodik setiap
angka obat kadaluwarsa tidak ada
bulan, berisikan data kunjungan dan
lagi atau nol karena sebelum batas
data 10 (sepuluh) besar penyakit.
kadaluwarsa berakhir, pihak
distributor telah menarik obat Data dasar rumah sakit diilhat
bersangkutan dari rumah sakit. dari indikator Bed Occupancy Rate
Dengan demikian, indikator (BOR), Average length of stay
ketersediaan peralatan dan obat tidak (AvLOS), Bed Turn Over (BTO),
dapat dinilai dari angka obat yang Turn Over Interval (TOI), Gross
mencapai kadaluwarsa. Death Rate (GDR), dan Rata-rata
kunjungan perhari. Masing-masing
b. Pelaporan yang diwajibkan oleh
diuraikan di tabel 1.
peraturan perundang-
undangan
Tabel 1. Data dasar RS
Indikator pelaporan yang
Indikator Pencapaian Standar
diwajibkan oleh peraturan
BOR 57% 60-85%
perundang-undangan dilakukan
ALOS 3,4 Hari 6-9 Hari
dengan menilai angka pencatatan dan
BTO 62 kali 40-50 kali
pelaporan kegiatan rumah sakit.
dalam
Indikator ini untuk menilai kegiatan
setahun
pencatatan dan pelaporan yang wajib
TOI 2,54 Hari 1-3 Hari
NDR 15/ 1000 Kurang Data keadaan tenaga kerja rumah
dari sakit (RL2) RS PKU
25/ 1000 Muhammadiyah Gamping belum
GDR 19/ 1000 Kurang memiliki data akurat karena data
dari karyawan masih bergabung jadi satu
45/ 1000 dengan RS PKU Muhammadiyah
Rata-rata 26 Pasien - Yogyakarta.
kunjungan
Data kegiatan pelayanan rumah sakit
perhari
(RL3) disajikan dalam tabel
Tabel 2. Data Kegiatan Rumah Sakit
Unit Pelayanan Keterangan 2015 2016

Obat Pelayanan resep Obat generic 24.096 46.938

Obat non generik 54.260 92.249

Obat non generik non formularium 24.370 25.175

Gawat Darurat Pasien 20.118 7.284

Obat pengadaan Obat generic 454 438

Obat non generik formularium 2888 2770

Obat non generik non formularium 232 235

Pembedahan Bedah 2.564 3.005

Bedah Mata 55 284

Rujukan Rujukan 4.074 21.152

Cara Pembayaran Bayar sendiri 80.750 86.033

Asuransi 85.303 115.331

Asuransi swasta 173 452

Gratis/kartu sehat 105 86

Rawat inap Pasien 9.133 11.442


Gigi dan mulut Pencabutan gigi 67 92

Pembersiahan karang gigi 69 79

RS PKU Muhammadiyah Gamping Data kunjungan rumah sakit


belum mencatatkan data pelayanan perbulan dan 10 penyakit yang
klinik kesehatan jiwa, klinik KB, dilayani (RL5) diambil dari dokumen
unit pelayanan khusus, unit kunjungan mulai bulan Juli hingga
Radiologi, kebidanan, perinatologi, Desember 2015 dan Januari –
rehabilitasi medis, dan laboratorium. Februari 2016 disajikan pada Tabel 3
Data layanan rawat jalan tahun 2015 dan Tabel 4.
sebanyak 85.212 pasien sedangkan
pada tahun 2016 sebanyak 111.175
pasien

Tabel 3. Jumlah Pengunjung Rumah Sakit 2015 - 2016

Bulan Jumlah pengunjung Lama Baru

Juli 2015 9632 8.049 1583

Agustus 2015 9968 8475 1493

September 2015 9839 8508 1331

Oktober 2015 10729 9052 1677

November 2015 10602 8957 1645

Desember 2015 11229 9623 1606

Januari 2016 11656 10067 1589

Februari 2016 11955 9996 1959


Tabel 4. Pelayanan Kesehatan menurut 10 Besar Penyakit

2015 2016
10 Jenis Penyakit
Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb
1. Essential (primary)
hypertension 215 239 246 303 163 277 311 159
2. Dyspepsia 133 156 151 152 292 158 155 300
3. Acute bronchitis, unspecified 120 162 89 204 88 194 206 226
4. Unspecified diabetes mellitus:
Without complications 56 69 170 82 150 105 110 90
5. Necrosis of pulp 84 62 75 96 89 81 89 81
6. Acute nasopharyngitis
[common cold] 46 89 69 107 115 95 69 81
7. Asthma, unspecified 43 60 90 67 58 106 113 102
8. Congestive heart failure 43 50 75 67 66 76 88 82
9. Low back pain 74 62 49 56 62 88 72 119
10. Sequelae of stroke, not
specified as haemorrhage or 58 59 55 66 79 70 70 102
infarction
c. Manajemen risiko Insiden keselamatan pasien
menurut KTD (Kejadihan Tidak
Indikator manajemen risiko dinilai
Diharapkan) ada 15 kejadian, KNC
dengan cara melihat angka kegiatan
(Kejadian Nyaris Cedera) ada 10
analisis laporan insiden keselamatan
kejadian, dan KPC (Kejadian Potensi
pasien. Laporan insiden keselamatan
Cedera) ada 2 kejadian. Dilihat dari
pasien tahun 2015 disajikan pada
laporan masing-masing unit kerja,
Tabel 5
insiden keselamatan pasien
Tabel 5. Insiden Keselamatan Pasien terbanyak pada anak-anak yaitu 12
Menurut Jenisnya
Insiden kejadian. Laporan dari bangsal,
Keselamatan Frekuensi terbanyak dilaporkan oleh bangsal
Pasien
Naim 6 kejadian, Zaitun 4 kejadian,
KTD 15 Wardah 2 kejadian, dan Alkautsar 1
KNC 10 kejadian.
KPC 2 Berdasarkan kejadian tersebut
di atas, RCA telah dilakukan
sebanyak 1 kasus dan FMEA untuk
kasus transfuse darah. Sedangkan
indikator area manajemen mengenai e. Harapan dan Kepuasan Pasien
angka kegiatan analisis laporan dan Keluarga
insiden keselamatan pasien Harapan dan kepuasan pasien
menargetkan seluruh laporan insiden dan keluarga dinilai dengan melihat
keselamatan pasien dilakukan pada angka kepuasan pasien.
analisis dalam bulan yang sama dan Kepuasan pasien didapatkan dengan
dilaporkan setiap tiga bulan sekali. menanyakan 10 aspek kepada
Berdasarkan hal tersebut, bisa pasien. Daftar pertanyaan di dalam
ditarik kesimpulan bahwa indikator angket ditujukan kepada 184 orang
angka kegiatan analisis laporan pasien yang ada di semua bangsal
insiden keselamatan pasien di RS yang menjadi sampel penelitian.
PKU Muhammadiyah Gamping Angka kepuasan pasien
belum berjalan memperlihatkan kategori puas
dengan persentase antara 63,0%
d. Angka penggunaan USG 4 hingga 77,7% diikuti dengan
dimensi. kategori sangat puas pada persentase
Indikator mengenai angka 11,4% - 34,2%.(Tabel 6)
penggunaan USG 4 dimensi tidak
dapat diterapkan. Untuk menggali
f. Harapan dan kepuasan staf
kendala penyebab, peneliti
melakukan wawancara mendalam Harapan dan kepuasan staf

dengan staf unit radiologi dinilai dengan melihat angka


kepuasan karyawan terhadap
Berdasarkan hasil wawancara,
manajemen rumah sakit. Sebanyak
diketahui bahwa penggunaan USG 4
169 staf dari berbagai unit kerja di
dimensi tidak bisa digunkan sebagai
RSU PKU Muhammadiyah diberi
indikator utilisasi, karena USG
kuesioner berisi daftar pernyataan
merupakan salah satu dari fungsi alat
positif tentang kepuasan kerja
USG dan jarang dilakukan.
sebanyak 14 butir. Persentase
karyawan yang merasa puas
disajikan dalam Tabel 7 berikut.
Tabel 6. Angka Kepuasan Pasien

No Hal Sangat Puas Tidak Jumlah


Puas Puas Responden
1 Penampilan dan Keramahan 59 122 5 184
staf kami (32%) (66,3%) (2,7%)
2 Kecepatan dan ketepatan 52 121 13 184
dokter dalam melakukan (28,3%) (65,8%) (7,4%)
tindakan
3 Kecepatan dan ketepatan 60 122 4 184
perawat dalam memantau dan (32,6%) (66,3%) (2,1%)
membantu pasien
4 Kecepatan dan ketepatan waktu 41 134 11 184
pelayanan (22,3%) (72,8%) (5,9%)
5 Kejelasan informasi rumah 38 133 15 184
sakit (20,6%) (72,3%) (8,1%)
6 Kenyamanan dan kebersihan 63 116 7 184
ruangan (34,2%) (63,0%) (3,8%)
7 Fasilitas ruang tungu (TV, 41 132 12 184
Majalah, dll) (22,3%) (71,7%) (6,5%)
8 Tarif rumah sakit 21 143 18 184
(11,4%) (77,7%) (9,8%)

Tabel 7. Kepuasan pegawai RS PKU Muhammadiyah

Persentase
NO PERNYATAAN Kategori
kepuasan
Kondisi lingkungan kerja nyaman dan Cukup
1 119 (70,4%)
menyenangkan

2 Atasan memberikan bimbingan kepada staf 134 (79,3%) Tinggi

3 Lingkungan kerja bersih , tenang dan rapi 126 (74,5%) Cukup

Peluang mengembangkan kompetensi adil Tinggi


4 142 (84%)
dan terbuka
5 Konflik dapat diselesaikan dengan baik 148 (87,6%) Tinggi
Pengembangan karir jelas dan transparan Tinggi
6 135 (79,9%)
7 Penghasilan memadai 128 (76,5%) Tinggi
Kebijakan pimpinan adil dan mendukung Tinggi
8 140 (82,8%)
kemajuan
Jaminan kesehatan untuk pegawai dan Tinggi
9 148 (87,6%)
keluarga
Persentase
NO PERNYATAAN Kategori
kepuasan
10 Jabatan sesuai dengan kemampuan 146 (86,4%) Tinggi
Atasan bersedua menerima masukan saran Tinggi
11 145 (85,6%)
RS mengikutsertakan pegawai pada program Tinggi
12 141 (83,4%)
Jamsostek/BPJS Ketenagakerjaan.
Atasan bisa menjadi role model/tauladan Tinggi
13 129 (76,3%)
kesempatan sama untuk mendapatkan Tinggi
14 143 (84,6%)
promosi
g. Demografi Pasien dan Diagnosis Jamkesos DIY, JPKM (Jaminan
Klinik Pemeliharaan Kesehatan
Pimpinan rumah sakit Masyarakat) serta piutang pasien
menetapkan indikator kunci untuk umum. Piutang pasien umum
monitor struktur, proses dan hasil merupakan piutang pribadi pasien
(outcome) dari rencana peningkatan maupun piutang instansi swasta.
mutu pelayanan dan keselamatan Piutang ini belum mencakup semua
pasien sebagaimana dinyatakan piutang dikarenakan proses
dalam PMKP.3 telah menetapkan perekapan di unit keuangan belum
jumlah kunjungan pasien jantung dan selesai
pembuluh darah sebagai elemen Piutang RS PKU
yang perlu penilaian. Muhammadiyah Gamping per 30
Data kunjungan pasien jantung April 2016 disajikan pada Tabel 9.
dan pembuluh darah bulan Oktober –
Desember 2015 disajikan tabel 8.
i. Pencegahan dan pengendalian
dari Kejadian yang Dapat
h. Manajemen keuangan Menimbulkan Masalah bagi
Keselamatan Pasien, Keluarga
Indikator manajemen
Pasien dan Staf
keuangan yang dipilih oleh RS PKU
Indikator yang dipilih untuk
Muhammadiyah Gamping yaitu
dinilai yaitu angka kepatuhan
jumlah piutang pihak 3 yang tidak
petugas rumah sakit dalam
tertagih. Dokumentasi menunjukkan
pemakaian APD rasional. Alat
angka piutang ada di BPJS,
Pelindung Diri (APD) adalah alat membagikan angket kepada 155
yang digunakan untuk melindungi responden. Respoden diminta
diri dari sumber bahan tertentu baik mengisi ceklis pemakaian APD
yang berasal dari pekerjaan maupun dengan cara mengisi kolom APD
dari lingkungan kerja dan berguna yang digunakan dengan tanda Y (ya)
dalam usaha untuk mencegah dan maupun T (tidak memakai).
mengurangi kemungkinan cedera APD yang ditanyakan yaitu
atau cacat, dan terdiri dari berbagai sarung tangan, masker, pelindung
jenis APD di rumah sakit yaitu mata, topi, gaun/apron dan pelindung
sarung tangan, masker, penutup kaki. Hasil penelitian menunjukkan
kepala, gaun pelindung, dan sepatu angka kepatuhan sebagaimana pada
pelindung. gambar 4
Data kepatuhan petugas dalam
memakai APD didapat dengan
Tabel 8. .Kunjungan Pasien Jantung dan Pembuluh Darah
Bulan Oktober –Desember 2015

Bulan Rawat Inap Rawat Jalan Jumlah


Oktober 2015 18 116 134
November 2015 15 128 133
Desember 2015 13 119 132

Tabel 12.Piutang RS PKU Muhammadiyah Gamping Per 30 April 2016


BULAN
Nilai Order Pelunasan Sisa Order
PELAYANAN
MARET (HD Pending)
176.873.400 - 176.873.400
APRIL (HD Pending)
170.620.300 - 170.620.300
APRIL
3.019.198.300 - 3.019.198.300

TOTAL 3.366.692.000 - 3.366.692.000


Tidak patuh,
49

Patuh
Tidak patuh

Patuh, 106

Gambar 1. Angka Kepatuhan Petugas RS PKU Muhammadiyah Gamping dalam


Pemakaian APD Rasional

Angka kepatuhan sakit menetapkan indikator kunci


menunjukkan jumlah petugas yang untuk menilai setiap dari struktur,
patuh memakai APD sebanyak 106 proses dan hasil setiap upaya klinik
atau 68,4% dari 155 petugas yang (PMKP 3.1), Pimpinan rumah sakit
jadi responden. Petugas yang tidak menetapkan indikator kunci untuk
patuh mencapai 49 atau 31,6%. menilai setiap dari struktur, proses
dan outcome manajemen (PMKP
PEMBAHASAN
3.2), dan Pimpinan rumah sakit
Dalam kelompok manajemen menetapkan indikator kunci untuk
khususnya pada Peningkatan Mutu menilai setiap dari sasaran
dan Keselamatan Pasien (PMKP.3) keselamatan pasien internasional
disebutkan bahwa pimpinan rumah (PMKP 3.3). Artinya, rumah sakit
sakit menetapkan indikator kunci harus memilih proses dan hasil
untuk monitor struktur, proses dan (outcome) praktek klinik dan
hasil (outcome) dari rencana manajemen yang harus dinilai
peningkatan mutu pelayanan dan (diukur) dengan mengacu pada misi
keselamatan pasien. Pimpinan rumah
rumah sakit, kebutuhan pasien dan karena rumah sakit maupun bagian
jenis pelayanan. farmasi telah menerapkan e-faktur
RS ini telah menetapkan 9 sehingga jenis dan jumlah obat
indikator untuk dinilai yaitu: 1) tersedia dengan batas kadaluwarsa
angka peralatan dan obat yang dengan cepat diketahui sehingga
mencapai kadaluarsa, 2) pelaporan pihak distributor obat sudah menarik
yang diwajibkan, 3) laporan insiden obat bersangkutan 3 bulan sebelum
keselamatan pasien, 4) angka batas kadaluwarsa habis Demikian
penggunaan USG 4, 5) angka pula batas kadaluwarsa untuk
kepuasan pasien, 6) angka kepuasan peralatan habis pakai. Alat yang
karyawan, 7) angka kepatuhan belum pernah digunakan dapat
petugas rumah sakit dalam dibarukan kembali dengan
pemakaian APD rasional, 8) jumlah memberikan perlakuan tertentu.
kunjungan pasien jantung dan
2. Pelaporan yang diwajibkan
pembuluh darah, 9) jumlah piutang
pihak 3 yang tidak tertagih. Indikator pelaporan yang
Kesembilan indikator yang dipilih diwajibkan meliputi keadaan tenaga
tersebut tidak semuanya relevan rumah sakit, data morbiditas dan
untuk dinilai dalam akreditasi mortalitas, serta data kegiatan
sebagaimana dijelaskan di bawah ini. pelayanan rumah sakit. Pelaporan
tentang data morbiditas dan
1. Angka peralatan dan obat yang mortalitas serta data kegiatan rumah
mencapai kadaluwarsa sakit dibuat satu bulan sekali. Data
yang ditampilkan memuat data
Indikator angka peralatan dan
kunjungan pasien perbulan, serta 10
obat yang mencapai
jenis penyakit yang telah dilayani.
kadaluwarsa.Batas kadaluwarsa obat
Pelaporan tentang keadaan tenaga
mencapai kurang dari 1% sudah
kesehatan dilakukan persemester.
tidak relevan lagi dijadikan indikator
Data dilaporkan kepada pihak
kemajuan rumah sakit karena tidak
manajemen untuk dievaluasi. Hal ini
ada obat kadaluwarsa. Hal ini terjadi
sejalan dengan materi penilaian
menurut KARS (2012) bahwa hasil dimanfaatkan untuk pembelajaran,
penilaian disampaikan kepada pihak menentukan skala prioritas
terkait dalam mekanisme pemecahan masalah, memonitoring,
pengawasan dan secara berkala evaluasi kegagalan atau keberhasilan
kepada pimpinan dan pemilik rumah suatu program.6
sakit sesuai struktur rumah sakit
yang berlaku. 4. Angka penggunaan USG 4

dimensi

Penggunaan USG 4 sangat


jarang dilakukan sehingga
3. Laporan insiden keselamatan
pemakaian USG 4 sangat rendah.
pasien
Penggunaan USG 4 tidak dapat
Pada indikator pelaporan
dijadikan indikator untuk menilai
insiden keselamatan pasien, sumber
kemajuan suatu rumah sakit. Kondisi
belum didukung dengan basis data
di RS PKU Muhammadiyah
yang kuat. Bukti tertulis adanya
Gamping ini menguatkan hasil
insiden keselamatan pasien tidak
penelitian Adil dkk bahwa pasien
didokumentasikan dengan baik.
menilai kualitas pelayanan bukan
Pencatatan tidak menerapkan metoda
dari kecanggihan teknologi tetapi
dan tehnik-tehnik statistik yang
dari tangibility, reliability,
digunakan dalam melakukan analisis
responsiveness, assurance, dan
dari proses. Angka insiden
empathy7
keselamatan pasien sangat penting
untuk dinilai guna mengukur 5. Angka kepuasan pasien
peningkatan mutu manajemen rumah Indikator angka kepuasan
sakit. Cahyono menjelaskan pasien menunjukkan kepuasan yang
perlunya sistem pelaporan yang ideal dalam kategori tinggi. Data kepuasan
yang tidak menghukum, menjaga pasien dikumpulkan secara
kerahasiaan, tepat waktu, dianalisis insidental. Pihak manajemen RS
oleh ahli dan berorientasi pada PKU Muhammadiyah Gamping
sistem, hasil laporan dapat belum melakukan penilaian secara
berkala. Belum adanya penilaian Rawat Inap Rumah Sakit Islam
secara berkala dapat menyulitkan Klaten9
pihak manajemen rumah sakit ini
dalam menilai kepuasan pasien. 7. Jumlah piutang pihak ketiga yang
Padahal, kepuasan pasien merupakan tidak tertagih
indikator mutu pelayanan. Mukti Data piutang dikumpulkan
menyatakan bahwa pelayanan dan dilaporkan setiap bulan. Semakin
dikatakan bermutu apabila realitas besar piutang pihak ketiga, maka
pelayanan kesehatan yang diberikan beban rumah sakit semakin berat.
sesuaidengan kriteria, standar Piutang pihak ketiga harus diproses
profesional medis terkini, baik yang dengan cepat guna menopang proses
telah memenuhi atau melebihi meningkatkan mutu pelayanan dan
8
kebutuhan dan keinginan pelanggan. keselamatan pasien. Piutang RS
6. Angka kepuasan karyawan PKU Muhammadiyah Gamping di
jamsostek termasuk besar mencapai
Angka kepuasan karyawan
Rp 3 milyar lebih per 30 April 2016.
menunjukkan kepuasan yang dalam
Piutang dapat dijadikan sebagai
kategori tinggi. Data kepuasan staf
indikator mutu manajemen rumah
dikumpulkan secara insidental. Pihak
sakit karena realitas keuangan
manajemen RS PKU
memainkan peran penting dalam
Muhammadiyah Gamping belum
pengambilan keputusan para manajer
melakukan penilaian secara berkala.
pada semua tingkatan. Menurut
Angka kepuasan karyawan layak
Lestari dkk. menegaskan bahwa
dijadikan indikator kualitas rumah
kualitas pelayanan berbanding lurus
sakit karena kepuasan karyawan
dengan kinerja keuangan rumah
berhubungan dengan peningkatan
sakit.10
kinerja karyawan rumah sakit. Hal
ini dikuatkan oleh hasil penelitian
8. Jumlah kunjungan pasien jantung
Hartati dkk yang menyebutkan ada
dan pembuluh darah
hubungan yang positif dan signifikan
Jumlah pasien jantung dan
antara kepuasan kerja dengan
pembuluh darah dilakukan secara
prestasi kerja perawat di Instalasi
rutin setiap bulannya. Data ini tidak tidak digunakan karena tidak
menggambarkan dengan lebih detail tersedianya apron dari pihak rumah
terkait dengan keberhasilan sakit, namun perawat tahu
pelayanan bagi pasien jantung dan pentingnya penggunaan apron sendiri
pembuluh darah. Jumlah pengunjung untuk bertugas. Ketidaktersediaan
pasien jantung tidak dapat dijadikan APD berupa topi, googles,
indikator untuk mengukur kualitas gaun/apron merupakan alasan para
manajemen rumah sakit. perawat unit hemodialisis tidak
menggunakan salah satu APD
9. Angka kepatuhan petugas rumah tersebut. Menurut Geller kepatuhan
sakit dalam pemakaian APD pelaksanaan standar operasional
rasional prosedur penggunaan APD masih
Pada pengukuran kepatuhan rendah disebabkan karena budaya
pemakaian APD, didapatkan keselamatan yang belum cipta dalam
persentase ketidakpatuhan dalam lingkungan kerja. Budaya
memakai APD cukup besar yaitu keselamatan dipengaruhi oleh faktor
mencapai 30% lebih. Terdapat perilaku, faktor lingkungan dan
beberapa alasan petugas tidak faktor orang.11
menggunakan APD ketika bekerja
dikarenakan tidak tersedianya APD KESIMPULAN
saat mereka bekerja. Seperti Pencapaian indikator
penggunaan APD berupa masker manajemen RS PKU
yang hanya dipakai ketika perawat Muhammadiyah Gamping belum
sedang sakit agar tidak menularkan seluruhnya berdasarkan penilaian
kepada pasien, alasan lain perawat terhadap elemen-elemen indikator
yang tidak memakai masker karena yang telah disepakati bersama atau
merasa tidak nyaman saat berbicara diputuskan oleh direktur. Sembilan
dengan pasien apabila memakai indikator yang dinilai dalam
masker saat bertugas. penelitian baru berupa usulan dari
Penggunaan apron untuk masing-masing unit dan belum
mencegah percikan darah dari pasien dilakukan kajian menyeluruh.
Namun demikian, indikator yang Penggunaan USG 4 sangat
diteliti tetap relevan untuk jarang dilakukan sehingga
dibandingkan dengan kebutuhan pemakaian USG 4 sangat rendah.
rumah sakit ini guna meningkatkan Penggunaan USG 4 tidak dapat
mutu pelayanan dan keselamatan dijadikan indikator untuk menilai
pasien kemajuan suatu rumah sakit.
Angka peralatan dan obat yang
Data kepuasan pasien
mencapai kadaluarsa. Batas
dikumpulkan secara insidental. Pihak
kadaluwarsa untuk peralatan habis
manajemen RS PKU
pakai. Alat yang belum pernah
Muhammadiyah Gamping belum
digunakan dapat dibarukan kembali
melakukan penilaian secara berkala.
dengan memberikan perlakuan
Data kepuasan staf
terntentu. Batas kadaluwarsa obat
dikumpulkan secara insidental. Pihak
mencapai kurang dari 1% sudah
manajemen RS PKU
tidak relevan lagi dijadikan indikator
Muhammadiyah Gamping belum
kemajuan rumah sakit karena tidak
melakukan penilaian secara berkala.
ada obat kadaluwarsa.
Data piutang dikumpulkan dan
Pelaporan yang diwajibkan
dilaporkan setiap bulan. Semakin
meliputi keadaan tenaga rumah
besar piutang pihak ketiga, maka
sakit, data morbiditas dan mortalitas,
beban rumah sakit semakin berat.
serta data kegiatan pelayanan rumah
Jumlah pasien jantung dan
sakit. Data yang ditampilkan
pembuluh darah dilakukan secara
memuat data kunjungan pasien
rutin setiap bulannya. Data ini tidak
perbulan, sera 10 jenis penyakit
menggambarkan dengan lebih detail
yang telah dilayani.
terkait dengan keberhasilan
Pelaporan insiden keselamatan
pelayanan bagi pasien jantung dan
pasien belum didukung dengan basis
pembuluh darah.
data yang kuat. Bukti tertulis adanya
Pemakaian APD dimaksudkan
insiden keselamatan pasien tidak
untuk menghindari cendera atau
didokumentasikan dengan baik.
akibat dari melakukan suatu
pekerjaan. Ketidakpatuhan dalam 6. Cahyono, B. 2008. Membangun
memakai APD cukup besar yaitu Budaya Keselamatan Pasien
mencapai 30% lebih. Dalam Praktik Kedokteran.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
DAFTAR PUSTAKA
7. Adil, A., Syamsun, M., Najib, M.,
1. Departemen Kesehatan Republik
2016, Pengaruh Kualitas
Indonesia, 2009, Undang-Undang
Pelayanan dan Biaya terhadap
Republik Indonesia Nomor 44
Kepuasan dan Loyalitas Pasien
Tahun 2009 Tentang Rumah
RSUD Kota Bogo, Jurnal
Sakit, Departemen Kesehatan RI,
Aplikasi Manajemen (JAM) Vol
Jakarta
14 No 3, 432-441
2. Anjaryani, W, D, 2009, Kepuasan
8. Mukti, A.G. 2007. Strategi Terkini
Pasien Rawat Inap Terhadap
Peningkatan Mutu Pelayanan
Pelayanan Perawat Di RSUD
Kesehatan: Konsep dan
Tugurejo Semarang, Tesis,
Implementasi, Pusat
Universitas Diponegoro,
Pengembangan Sistem
Semarang
Pembiayaan dan Manajemen
3. KARS, 2012. Instrumen Asuransi/Jaminan Kesehatan,
Akreditasi Rumah Sakit Standar Yogyakarta: Fakultas Kedokteran
Akreditasi Versi 2012, Jakarta: Universitas Gajah Mada.
KARS.
9. Hartati,S., Handayani, L.,
4. John W Creswel. 2009. Research Solikhah, 2011, Hubungan
Design Pendekatan Kualitatif, Kepuasan Kerja dengan Prestasi
Kuantitatif, dan Mixed. Pustaka Kerja Perawat di Instalasi Rawat
Pelajar. Yogyakarta Inap Rumah Sakit Islam Klaten,
KES MAS Vol. 5, No. 1, Januari
5. Sugiyono. 2007. Metode
2011 : 1 - 67
Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R & D. Bandung : Alfabeta. 10. Lestari, Wijayanti Puji., Sunarto,
dan Titik Kuntari. 2009. Analisis
Faktor Penentu Kepuasan Pasien
di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bantul. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan
Indonesia. Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta

11. Geller ES. 2001, The


Pshyehology Of Safety Handbook.
USA: Lewis Publisher .

Anda mungkin juga menyukai