Anda di halaman 1dari 30

PEDOMAN PENINGKATAN MUTU DAN

KESELAMATAN PASIEN

RS UMUM METRO MEDICAL CENTER


Jl. Merdeka Barat No. 70A Kota Lhokseumawe phone: (0645) 44722 Fax : (0645)
44722 Email : ptmetromedical_center@yahoo.com

2019
BAB I
PENDAHULUAN

Masyarakat saat ini sangat kritis terhadap pelayanan kesehatan, karena pengetahuan
masyarakat tentang dunia kesehatan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena arus
informasi media cetak, elektronik dan internet menimbulkan tingginya harapan pasien
akan kepuasan pelayanan rumah sakit. Selain dari itu dengan banyaknya pertumbuhan
rumah sakit, pasien memiliki banyak pilihan dalam menentukan rumah sakit.
Rumah sakit harus mampu bersaing agar pasien dan keluarganya merasa aman
nyaman dan puas terhadap pelayanan yang diterimanya. Salah satu strategi yang paling
tepat untuk mengimbangi hal tersebut adalah melalui pendekatan mutu pelayanan yang
harus dilaksanakan secara terpadu, berkelanjutan dan menyeluruh sehingga stake holder
maupun masyarakat yang membutuhkan, mendapatkan kepuasan dan memenuhi
harapannya.
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit,
ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu:
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit
yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Kelima aspek keselamatan
tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit, namun harus diakui
kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien karena itu keselamatan
pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan
isu mutu dan citra rumah sakit.
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
I. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat
pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit
menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup
berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Rumah sakit harus memiliki sumber daya
manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran
yang menjamin peningkatan mutu dan keselamatan pasien di semua tingkatan.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali dengan
penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan masalah pada tingkat
input dan proses. Pada kegiatan ini rumah sakit harus melakukan berbagai standar dan
prosedur yang telah ditetapkan. Rumah sakit dipicu untuk dapat menilai diri
(self assesment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu ada alat ukur yang
lain, yaitu instrumen mutu pelayanan rumah sakit yang menilai dan memecahkan
masalah pada hasil (output). Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit tidak dapat
diketahui apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output yang baik pula.
Indikator rumah sakit disusun bertujuan mengukur kinerja rumah sakit serta nyata
sesuai standar yang ditetapkan.
Di lingkungan RS Umum Metro Medical Center upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien telah dilaksanakan dengan berbagai cara baik mengikuti akreditasi
rumah sakit dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit maupun WHO serta standar lainnya.
Dengan dilaksanakannya standarisasi mutu pelayanan, diharapkan mutu dapat terus
dikontrol (quality control) dan dikendalikan yang sangat diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pasien rumah sakit. Untuk itu diperlukan suatu pedoman Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien dalam rangka pelayanan yang akan menjelaskan prinsip mutu
pelayanan, langkah pelaksanaannya, penentuan indikator, penilaian, dsb. Pemanfaatan
pedoman ini akan melibatkan seluruh unit kerja di bidang/bagian dalam mengendalikan
dan meningkatkan pengelolaan mutu secara terpadu.
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tercapainya kepuasan, harapan dan kebutuhan pasien terhadap pelayanan rumah
sakit.
B. Tujuan Khusus
1. Terselenggaranya upaya peningkatan mutu yang menunjang keselamatan
pasien
2. Terselenggaranya pelayanan sesuai dengan standar profesi
3. Tercapainya profesionalisme dalam mutu pelayanan
4. Tercapainya indikator mutu
5. Terselenggaranya survei yang berkaitan dengan mutu.

BAB II
KONSEP DASAR
I. KONSEP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RS
UMUM METRO MEDICAL CENTER

Agar upaya peningkatan mutu di RS Umum Metro Medical Center dapat


dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa
tentang konsep dasar upaya peningkatan mutu pelayanan.

A. Mutu Pelayanan Rs Umum Metro Medical Center

1. Pengertian mutu

Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian
yang secara sederhana melukiskan apa hakekat mutu, yaitu:

a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa


b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (commitment) yang
selalu dicurahkan pada pekerjaan.
c. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.

2. Definisi Mutu Pelayanan RS Umum Metro Medical Center

Derajat kesempurnaan pelayanan RS Umum Metro Medical Center untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan
potensi sumber daya yang tersedia di RS Umum Metro Medical Center secara
wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai
dengan norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan
keterbatasan dan kemampuan RS Umum Metro Medical Center dan
masyarakat konsumen.

3. Pihak yang Berkepentingan dengan Mutu

Banyak pihak yang berkepentingan dengan mutu, yaitu:

a. Konsumen
b. Pembayar/perusahaan/asuransi
c. Manajemen RS Umum Metro Medical Center
d. Karyawan RS Umum Metro Medical Center
e. Masyarakat
f. Pemerintah
g. Ikatan profesi
Setiap kepentingan yang disebut di atas berbeda sudut pandang dan
kepentingannya terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multi dimensional.

4. Dimensi Mutu

Dimensi atau aspeknya adalah:

a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek Sosial Budaya

5. Mutu Terkait dengan Input, Proses, Output

Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3


variabel, yaitu:

a. Input, ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan


pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan,
bahan, teknologi, organisasi, informasi, dan lain-lain. Pelayanan
kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula.
Hubungan struktur dengan mutu pelayanan kesehatan adalah dalam
perencanaan dan penggerakan pelaksanaan pelayanan kesehatan.

b. Proses, merupakan aktivitas dalam bekerja adalah merupakan interaksi


profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen
(pasien/masyarakat). Proses ini merupakan variabel penilaian mutu yang
penting.
c. Output, ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang
terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari
konsumen tersebut.

RS Umum Metro Medical Center adalah suatu institusi pelayanan kesehatan


yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena
pelayanan di RS Umum Metro Medical Center rmenyangkut berbagai fungsi
pelayanan, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar RS
Umum Metro Medical Center mampu melaksanakan fungsi yang demikian
kompleks, harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang
teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan
mutu, RS Umum Metro Medical Center harus mempunyai suatu ukuran yang
menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan.

Pengukuran mutu pelayanan kesehatan RS Umum Metro Medical Center


diawali dengan penilaian akreditasi RS Umum Metro Medical Center yang
mengukur dan memecahkan masalah pada tingkat input dan proses. Pada kegiatan ini
RS Umum Metro Medical Center harus menetapkan standar input, proses dan output,
serta membakukan seluruh standar prosedur yang telah ditetapkan. RS Umum Metro
Medical Center dipacu untuk dapat menilai diri (self assessment) dan memberikan
pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk
mengukur hasil kerjanya perlu ada alat ukur yang lain, yaitu instrumen mutu
pelayanan RS Umum Metro Medical Center yang menilai dan memecahkan masalah
pada hasil (output). Tanpa mengukur hasil kinerja RS Umum Metro Medical Center
tidak dapat diketahui apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output
yang baik pula. Indikator RS Umum Metro Medical Center yang disusun dengan
tujuan untuk dapat mengukur kinerja mutu RS Umum Metro Medical Center secara
nyata.

II. UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RS UMUM METRO


MEDICAL CENTER

Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan keseluruhan


upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integratif memantau dan menilai mutu
pelayanan RS Umum Metro Medical Center, memecahkan masalah-masalah yang
ada dan mencari jalan keluarnya, sehingga mutu pelayanan RS Umum Metro
Medical Center akan menjadi lebih baik. Di RS Umum Metro Medical Center upaya
peningkatan mutu pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan memberikan asuhan
atau pelayanan sebaik-baiknya kepada pasien. Upaya peningkatan mutu pelayanan
RS Umum Metro Medical Center akan sangat berarti dan efektif bilamana upaya
peningkatan mutu menjadi tujuan sehari-hari dari setiap unsur di RS Umum Metro
Medical Center termasuk pimpinan, pelaksana pelayanan langsung dan staf
penunjang.

Upaya peningkatan mutu termasuk kegiatan yang melibatkan mutu asuhan atau
pelayanan dengan penggunaan sumber daya secara tepat dan efisien. Walaupun
disadari bahwa mutu memerlukan biaya, tetapi tidak berarti mutu yang lebih baik
selalu memerlukan biaya lebih banyak atau mutu rendah biayanya lebih sedikit.

Berdasarkan hal di atas maka disusunlah definisi dan tujuan dari upaya
peningkatan mutu pelayanan RS Umum Metro Medical Center.

A. Definisi upaya Peningkatan Mutu Pelayanan RS Umum Metro Medical Center

Keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan integratif yang


menyangkut input, proses dan output secara objektif, sistematik dan berlanjut
memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien dan
memecahkan masalah-masalah yang terungkapkan sehingga pelayanan yang
diberikan di RS Umum Metro Medical Center berdaya guna dan berhasil guna.

B. Tujuan upaya Peningkatan Mutu Pelayanan RS Umum Metro Medical Center

1. Umum

Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya peningkatan mutu


pelayanan RS Umum Metro Medical Center. secara efektif dan efisien agar
tercapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Khusus

Tercapainya peningkatan mutu pelayanan RS Umum Metro Medical Center


melalui:

a. Optimasi tenaga, sarana dan prasarana.


b. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar
pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai
dengan kebutuhan pasien.
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan
pengembangan pelayanan kesehatan.
3. Indikator mutu
Indikator mutu RS Umum Metro Medical Center meliputi indikator klinik,
indikator yang berorientasi pada waktu dan indikator ratio yang berdasarkan
pada efektifitas (effectiveness), efisiensi (efficiency), keselamatan (safety) dan
kelayakan (appropriateness).
4. Strategi
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan RS Umum Metro Medical
Center maka disusunlah strategi sebagai berikut:
a. Setiap petugas harus memahami dan menghayati konsep dasar dan
prinsip mutu pelayanan RS Umum Metro Medical Center sehingga dapat
menerapkan langkah-langkah upaya peningkatan mutu di masing-masing
unit kerjanya
b. Memberi prioritas kepada peningkatan kompetensi sumber daya manusia
di RS Umum Metro Medical Center serta upaya meningkatkan
kesejahteraan karyawan.
c. Menciptakan budaya mutu di RS Umum Metro Medical Center termasuk
di dalamnya menyusun program mutu RS Umum Metro Medical Center
dengan pendekatan PDSA cycle
5. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu proses siklus (daur) yang
berkesinambungan. Langkah pertama dalam proses siklus ini adalah
identifikasi masalah. Identifikasi masalah merupakan bagian sangat penting
dari seluruh proses siklus (daur), karena akan menentukan kegiatan-kegiatan
selanjutnya dari pendekatan pemecahan masalah ini. Masalah akan timbul
apabila:
a. Hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang ada terdapat
penyimpangan
b. Merasa tidak puas akan penyimpangan tersebut.
c. Merasa bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut.

Dengan telah jelasnya cara memecahkan masalah maka bisa dilakukan


tindakan perbaikan. Namun agar pemecahan masalah bisa tuntas, setelah diadakan
tindakan perbaikan perlu dinilai kembali apakah masih ada yang tertinggal. Dari
penilaian kembali maka akan didapatkan masalah yang telah terpecahkan dan
masalah yang masih tetap merupakan masalah sehingga proses siklus akan berulang
mulai tahap pertama.

III. PRINSIP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN


Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang
akan ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang
digunakan untuk mengukur mutu pelayanan RS Umum Metro Medical Center.
Indikator adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi.
Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan.
Indikator yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik. Kriteria adalah spesifikasi
dari indikator. Standar adalah 1) tingkat kinerja atau keadaan yang dapat diterima
oleh seseorang yang berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang
bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat kinerja atau kondisi tersebut;
2) Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat baik;
3) Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus
memperhatikan prinsip dasar, yaitu sebagai berikut:
A. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan
1. Keprofesian
2. Efisiensi
3. Keamanan pasien
4. Kepuasan pasien
5. Sarana dan lingkungan fisik.
B. Indikator yang dipilih
1. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output daripada
input dan proses
2. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan
kelompok daripada untuk perorangan.
3. Dapat digunakan untuk membandingkan dengan Rumah
Sakit lain, baik di dalam maupun luar negeri.
4. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek
yang dipilih untuk dimonitor
5. Didasarkan pada data yang ada.
C. Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat
menilai indikator, sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara mutu
baik dan mutu tidak baik.
D. Standar yang digunakan
Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan:
1. Acuan dari berbagai sumber
2. Benchmarking dengan Rumah Sakit yang setara
3. Berdasarkan trend yang menuju kebaikan

IV. KEBIJAKAN
A. UU no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
B. UU no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
C. UU no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
D. PMK no 1438 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
E. PMK 129 tahun 2008 Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
F. PMK 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
G. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit tahun 2008
H. Pedoman Clinical Pathway di Rumah Sakit tahun 2006
I. Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit Depkes
tahun 2001
J. Indikator Kinerja RS Depkes tahun 2005
K. Pedoman pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) KKP-RS Edisi 2 tahun
2008
L. Keputusan Direktur 009/SK-DIR/PMKP/XII/2018 tentang Upaya Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum Metro Medical Center.
V. PENGORGANISASIAN
Di lingkungan RS Umum Metro Medical Center, Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP) berada langsung di bawah pengawasan Direktur Rumah
Sakit. Ketua PMKP bertanggung jawab terhadap pengelolaan seluruh mutu
pelayanan dan risiko yang dilaksanakan di rumah sakit, yang juga mencakup
Akreditasi rumah sakit dan Standar Mutu Pelayanan (SMP). Dalam melaksanakan
tugasnya Ketua PMKP dibantu oleh Tim Mutu, Tim Manajemen Risiko dan Tim
Keselamatan Pasien yang akan bekerja sama dengan semua unit kerja di rumah sakit.
STRUKTUR KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RS UMUM METRO MEDICAL CENTER

PENANGGUNG JAWAB

dr. Alwi Qatsir

KETUA KOMITE PMKP

dr. Armiya

KETUA PIC DATA


ANGGOTA KETUA SUB KPRS
Ns. Cut Yeni Fachrina, S.Kep
1. Ns. Farah Ullya, S.Kep dr. Nadia Riski
2. Ika Nurasnita, Amd.Keb
ANGGOTA ANGGOTA
3. Hayayunnisa, Amd.Keb
1. Abdurrahman, Amd.Kep Yusra Niza, Amd.Kep
4. Lindayani, Amd.Keb
2. Nurul Magfirah, Amd.AK
5. Erliza Hanani, Amd.Keb
3. Maivierra Roessady, S.Farm, Apt
6.
4. Arisman, Amd.Kep
5. Ns. Nurharitsa, S.Kep
6. Yusra Niza, Amd.Kep
7. Dinda Safitri Ramadhani, Amd.Keb
Lampiran Keputusan Direktur RS RS Umum Metro Medical Center
Nomor : 001 / SK-DIR /PMKP/ XII /2018
Tanggal : 04 Desember 2018

KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

RS UMUM METRO MEDICAL CENTER

PENANGGUNG JAWAB
dr. Alwi Qatsir

KETUA KOMITE PMKP


dr. Armiya

KETUA SUB TIM PMKP


Ns. Farah ullya, S.kep

ANGGOTA

1. Ika Nurasnita, Amd.Keb


2. Hayayunnisa, Amd.Keb
3. Lindayani, Amd.Keb
4. Erliza Hanani, Amd.Keb
KETUA PIC DATA
Ns. Cut Yeni Fachrina, S.Kep

ANGGOTA

1. Abdurrahman, Amd.Kep
2. Nurul Magfirah, Amd.AK
3. Maivierra Roessady, S.Farm, Apt
4. Arisman, Amd.Kep
5. Ns. Nurharitsa, S.Kep
6. Yusra Niza, Amd.Kep
7. Dinda Safitri Ramadhani, Amd.Keb
KETUA SUB KPRS
dr. Nadia Risky

ANGGOTA

Yusra Niza, Amd.Kep

No Unit Pic Data Jabatan Indikator Mutu

1 IGD Abdurrahman, Amd.Kep Ka Unit - Kelengkapan asesmen


medis dalam waktu 24 jam
setelah pasien masuk ruang
rawat
- Waktu tanggap pelayanan
(Emergency Respon Time)
2 Laboratorium Nurul Magfirah, Amd.Ak Ka Unit Waktu lapor tes kritis hasil
laboratorium

3 Apotik Maivierra Roessady, Apoteker - Kepatuhan penggunaan


S.Farm, Apt formularium nasional bagi
Rumah Sakit Provider BPJS
- Kepatuhan penggunaan
formularium Rumah Sakit
Non Provider BPJS
- Kepatuhan penggunaan
formularium nasional
4 Kamar Bedah Arisman, Amd.Kep Anggota - Ketidaklengkapan asesmen
Kamar pre operasi
Operasi - Kepatuhan melakukan time
out oleh operator
- Ketidaklengkapan asesmen
pre anastesi
- Formulir penundaan operasi
elektif
5 Ruang Rawat Ns. Nurharitsa, S.Kep Ka Unit - Infeksi luka infus
Inap (ILI)/Flebitis
Yusra Niza, Amd.Kep - Kejadian pulang atas
permintaan sendiri
6 Rawat Jalan Dinda Ka Unit - Waktu tunggu rawat jalan
I. Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)

A. Tugas komite PMKP

1. Sebagai motor penggerak penyusunan program PMKP


2. Melakukan monitoring dan memandu penerapan program PMKP di
unit kerja
3. Membantu dan melakukan koordinasi dengan para pimpinan unit pelayanan
dalam memilih prioritas perbaikan, pengukuran mutu/indikator mutu dan
menindaklanjuti hasil capaian indikator.
4. Melakukan koordinasi dan pengorganisasian pemilihan prioritas program di
tingkat unit kerja serta menggabungkan menjadi prioritas rumah sakit secara
keseluruhan. Prioritas program rumah sakit ini harus terkoordinasi dengan baik
dalam pelaksanaannya.
5. Menentukan profil indikator mutu dan metode analisis dan validasi data dari
data indikator mutu yang dikumpulkan dari seluruh unit kerja di rumah sakit.
6. Menyusun formulir untuk mengumpulkan data, menentukan jenis data dan
bagaimana alur data dan pelaporan dilaksanakan
7. Menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait dan
menyampaikan masalah terkait perlaksanaan program mutu dan keselamatan
pasien.
8. Terlibat secara penuh dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan PMKP
9. Bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan masalah-masalah mutu
secara rutin kepada semua staf.
10. Menyusun regulasi terkait dengan pengawasan dan penerapan program
PMKP

B. Ketua Komite PMKP

1. Uraian tugas

a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja


Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien (PMKP)
b. Memimpin, mengkoordinir, dan mengevaluasi pelaksanaan operasional
PMKP secara efektif, efisien dan bermutu

c. Mengumpulkan data indikator baik dari Ketua Tim Mutu maupun dari
Ketua Tim Keselamatan Pasien rumah sakit dan unit kerja terkait

d. Menganalisa data indikator mutu pelayanan baik indikator mutu klinis


rumah sakit maupun indikator mutu manajerial rumah sakit serta indikator
keselamatan pasien

e. Mengevaluasi pelaksanaan 5 (lima) area prioritas yang sudah ditetapkan


oleh Direktur dengan fokus utama pada penggunaan PPK, clinical pathway
dan indikator mutu kunci

f. Mengevaluasi pelaksanaan program manajemen risiko yang dilaksanakan


oleh tim manajemen risiko

g. Melaksanakan analisis terhadap data yang dikumpulkan dan diubah menjadi


informasi.

h. Melakukan validasi data PMKP secara internal dan dilakukan secara


periodik

i. Menyebarkan informasi tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien


secara regular melalui rapat staf

j. Meningkatkan pengetahuan anggota dengan memberikan pelatihan terhadap


staf yang ikut serta dalam program PMKP

2. Tanggung Jawab

a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program peningkatan mutu dan


keselamatan pasien rumah sakit

b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan


dengan mutu dan keselamatan pasien
c. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada Direktur

d. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan data dan informasi yang


berhubungan dengan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit

e. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan dengan


mutu dan keselamatan pasien rumah sakit

f. Bertanggung jawab terhadap disiplin dan kinerja kerja staf di Komite


Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

3. Wewenang

a. Memerintahkan dan menugaskan staf dalam melaksanakan program


peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
b. Meminta laporan pelaksanaan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien dari unit kerja terkait
c. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS
Umum Metro Medical Center terkait pelaksanaan program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien.
d. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu dan
keselamatan pasien dari unit-unit kerja di lingkungan RS Umum Metro
Medical Center.
e. Memberikan pengarahan dalam hal penyusunan, pelaksanaan,
evaluasi, dan tindak lanjut rekomendasi dari program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada Direktur.
f. Menyampaikan masukan dan rekomendasi kepada Direktur
berkaitan dengan kegiatan program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
C. Ketua Sub Tim PMKP

a. Uraian Tugas

a. Mengatur rapat dan jadwal rapat Komite PMKP


b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapan yang diperlukan

c. Membantu meminta laporan indikator kepada unit kerja terkait

d. Menganalisis data PMKP bersama ketua dan anggota Komite PMKP

e. Mendokumentasikan hasil-hasil antara lain : pencapaian indikator area


klinis, manajerial dan indikator sasaran keselamatan pasien, hasil audit
Clinical Pathway, hasil pelaksanaan program Tim Manajemen Risiko dan
hasil kegiatan Tim Keselamatan Pasien

f. Menjadi notulen di setiap kegiatan pertemuan Komite PMKP

g. Mengorganisir kebutuhan logistik Komite PMKP

h. Membantu berkoordinasi dalam kegiatan internal dan eksternal Komite


PMKP

i. Mengerjakan tugas-tugas administratif dan kesekretariatan lainnya

b. Tanggung Jawab

a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan administratif di Komite Peningkatan


Mutu dan Keselamatan Pasien

b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan


dengan mutu dan keselamatan pasien

c. Bertanggung jawab melaporkan hasil kegiatan administratif kepada Ketua


Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

c. Wewenang

a. Meminta laporan pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan


pasien dari unit kerja terkait

b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS Umum


Metro Medical Center terkait pelaksanaan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
c. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu dan
keselamatan pasien dari unit-unit kerja di lingkungan RS Umum Metro
Medical Center

d. Melakukan komunikasi internal dan eksternal kepada unit kerja di


lingkungan RS Umum Metro Medical Center dan pihak luar melalui surat
tertulis, email, dan telepon

D. Ketua PIC Data


1. Uraian Tugas
a. Menyusun indikator mutu unit Keja
b. Menyusun format pengumpulan indikator mutu unit kerja
c. Menganalisa hasil pencapaian indikator mutu unit kerja, keselamatan pasien
dan manajemen resikonya (Risk Garding)

2. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap pemantauan indikator mutu unit kerja
b. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan pemantauan mutu
keselamatan pasien dan manajemen resiko (risk garding)
c. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit
d. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan dengan
kegiatan mutu Rumah Sakit, keselamatan pasien dan manajemen (risk
garding)
3. Wewenang
1. Meminta laporan pelaksanaan pemantauan indokator mutu unit kerja
2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS Umum
Metro Medical Center
3. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu unit kerja di
lingkungan RS Umum Metro Medical Center

E. Ketua Sub KPRS


1. Uraian tugas
a. Membantu Ketua Komite PMKP dalam penyusunan dan perencanaan
kegiatan program kerja Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien
(PMKP)
b. Melakukan perencanaan manajemen risiko
c. Melakukan monitoring pelaksanaan program

d. Melakukan pendidikan/edukasi staf tentang manajemen risiko rumah sakit

e. Monitoring insiden/kecelakaan karena fasilitas

f. Melakukan evaluasi dan revisi program secara berkala

g. Memberikan laporan tahunan kepada Ketua Komite PMKP yang akan


diteruskan kepada Direktur dan pemilik RS tentang pencapaian program

h. Melakukan pengorganisasian dan pengelolaan secara konsisten dan terus


menerus

i. Mendesimenasikan bahan rekomendasi hasil pelaksanaan manajemen resiko

2. Tanggung Jawab

a. Terlaksananya program manajemen risiko rumah sakit

b. Terpenuhinya prosedur- prosedur pelaksanaan dan layanan yang menjamin


pelaksanaan risiko di rumah sakit

c. Terkendalinya kondisi-kondisi yang berpotensi membahayakan pasien, staf,


maupun pengunjung serta mendukung pelaksanaan manajemen risiko di
rumah sakit

d. Terjaganya komitmen karyawan terhadap manajemen risiko di rumah sakit

3. Wewenang

a. Mengelola Tim Manajemen Risiko RS.

b. Melakukan pengawasan dan melaksanakan manajemen risiko di seluruh unit


kerja rumah sakit.
c. Memberi masukan dan rekomendasi kepada Ketua Komite PMKP berkaitan
dengan kegiatan manajemen risiko.

VI. KEGIATAN
Langkah-langkah upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah
peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilaksanakan dengan menggunakan
manajemen mutu dan keselamatan pasien. Peran Direktur Rumah Sakit dan para
pimpinan dalam melakukan perencanaan dan mengembangkan program peningkatan
mutu serta keselamatan pasien, memilih indikator mutu di tingkat rumah sakit
(indikator area klinik, area manajemen, dan sasaran keselamatan pasien) serta
keterlibatannya dalam menindaklanjuti capaian indikator yang masih rendah. Selain
itu, Direktur dan para pimpinan juga berperan memilih area prioritas sebagai area
fokus untuk perbaikan.
A. Pemilihan dan penetapan indikator mutu
Indikator mutu yang dipilih dan ditetapkan untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien, yaitu pemilihan dan penetapan prioritas pengukuran mutu
pelayanan dapat berupa indikator pada area klinis, manajerial atau sasaran
keselamatan pasien. Untuk indikator mutu dapat dipilih dari Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit (SPM) yang sesuai dengan kondisi di masing-masing unit
kerja. Pemilihan dan penetapan prioritas indikator dilakukam oleh Direktur, para
pimpinan dan komite peningkatan mutu dan keselamatan pasien sedangkan
indikator mutu untuk tingkat unit dipilih oleh kepala unit dipilih oleh kepala unit
yang spesifik di unitnya.
Pemilihan indikator baik untuk tingkat rumah sakit maupun tingkat unit
dilakukan berdasarkan prioritas dengan kriteria:
1. Berisiko tinggi bagi pasien
2. Memerlukan biaya tinggi
3. Diberikan dalam volume besar
4. Cenderung menimbulkan masalah
Selain indikator prioritas tersebut di atas, pengumpulan data wajib juga
dilakukan pada 12 (dua belas) indikator mutu pelayanan di rumah sakit dari
Kementerian Kesehatan.
B. Pengukuran (pengumpulan validasi data)
Pengumpulan indikator mutu dilakukan melalui pengumpulan data dan
validasi data. Pengumpulan data dilakukan oleh pengumpul data sedangkan
validasi data dilakukan oleh validator yang tidak terlibat dalam pengumpulan data
awal (data yang dikumpulkan pengumpul data).
1. Pengumpulan data
Data dikumpulkan berdasarkan kamus indikator yang diukur. Dalam
kamus indikator dijelaskan mengenai: jenis indikator, judul indikator, definisi
operasional indikator, tujuan peningkatan mutu, numerator, denumerator,
kriteria eksklusi, sumber data, Penanggung jawab (nama dan jabatan), alasan
pemilihan indikator, tipe indikator, jangka waktu laporan, frekuensi penilaian
data, metodologi pengumpulan data, target sampel dan sampel size, area
monitoring, nilai ambang/standar, jelaskan pengumpulan data dan analisisnya,
jelaskan bagaimana data akan diseminasi ke staf, nama alat atau nama file
(lampirkan formulir alat audit). Data yang dikumpulkan dicatat dalam formulir
pengumpul data dari masing-masing indikator mutu.
2. Validasi data
Data untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasin harus valid, oleh
karena itu data yang telah dikumpulkan oleh pengumpul data harus divalidasi
oleh validator data. Validator mengumpulkan ulang data yang dikumpulkan
oleh pengumpul data, kemudian diukur tingkat kesesuaian hasil pengukuran
validator dengan pengumpul data. Bila tingkat kesesuaiannya ≥ 90%, maka
data yang dikumpulkan oleh pengumpul data dikatakan “valid”. Validator pada
saat mengumpulkan data untuk validasi menggunakan format pengumpul data
yang sama dengan pengumpul data. Hasil validasi harus dilaporkan dan
didokumentasikan.
3. Analisis data
Data yang sudah valid kemudian dianalisis dengan cara (lihat SPO Analisis
Data)
a. Membandingkan data/hasil pengukuran indikator mutu dari waktu ke
waktu di dalam rumah sakit sendiri (misalnya : membandingkan data
bulanan, triwulan, semester dan tahunan).
b. Membandingkan data/hasil pengukuran indikator mutu dengan data/hasil
pengukuran indikator mutu rumah sakit lain yang sejenis (with similar
organization), bila memungkinkan.
c. Membandingkan data/hasil pengukuran indikator mutu dengan standar
(with standard), bila memungkinkan.
d. Membandingkan data/hasil pengukuran indikator mutu dengan praktik
yang terbaik atau lebih baik atau dengan pedoman praktek yang diakui
(recognized desirable practices identified as best or better practices or
practice guidelines).
C. Perbaikan (perbaikan mutu tercapai dan dipertahankan)
Apabila capaian indikator mutu belum mencapai standar atau target maka
harus dilakukan upaya perbaikan dengan menggunakan siklus PDSA (Plan, Do,
Study, Act)
Siklus PDSA (lihat gambar 1) merupakan model 4 langkah untuk melakukan
perubahan/perbaikan. Model ini berbentuk siklus tanpa akhir, sehingga harus
dilakukan secara berulang-ulang untuk perbaikan peningkatan mutu yang terus
menerus.

Gambar 1 Siklus PDSA

1. Plan (Merencanakan)
Pada tahap Plan (Merencanakan) dilakukan identifikasi peluang
(opportunity), analisis proses yang berjalan dan pengembangan
solusi/perbaikan.

a. Identifikasi peluang

Pada identifikasi peluang dilakukan identifikasi dan penetapan prioritas


untuk perbaikan. Tahap ini terdiri dari 3 (fase), yaitu : identifikasi masalah,
pembentukan tim (bila diperlukan, terutama yang masalah dan
penyelesaiannya melibatkan banyak unsur / unit) dan pendefinisian masalah.
Identifikasi masalah menjawab pertanyaan “Apa yang menjadi masalah?”.
Masalah yang ditentukan adalah masalah yang memiliki potensi paling
besar untuk diperbaiki dan memiliki kepentingan yang paling besar untuk
dilakukan solusi.

b. Analisis proses yang berjalan

Pada analisis proses yang berjalan dilakukan pemahaman tentang proses


dan bagaimana proses tersebut dilaksanakan pada saat ini. Pemahaman
proses bisa dilakukan dengan menggunakan diagram alur proses. Pada tahap
ini dilakukan identifikasi masalah-masalah yang terkait dengan proses
pelayanan dan penentuan penyebab-penyebab yang memungkinkan
munculnya masalah-masalah tersebut. Penentuan penyebab dapat
menggunakan diagram sebab akibat menurut Ischikawa (cause-effect
analysis/fishbone diagram).

c. Pengembangan solusi yang optimal

Setelah penyebab-penyebab munculnya masalah teridentifikasi langkah


selanjutnya adalah menetapkan solusi-solusi yang memungkinkan bisa
diambil dan merekomendasikan solusi terbaik untuk perbaikan

2. Do (Melaksanakan/menguji coba)

Pada tahap Do (melaksanakan) dilakukan implementasi dalam bentuk uji


coba solusi terbaik yang sudah ditetapkan pada tahap Plan.
3. Study (Mengevaluasi)

Pada tahap Study (mengevaluasi) dilakukan monitoring dan evaluasi


terhadap efektivitas implementasi (uji coba) dari solusi/perbaikan dengan
membandingkan hasil pengukuran perubahan/perbaikan dengan target yang
telah ditetapkan. Pengukuran perubahan/perbaikan proses dapat dilakukan
dengan menggunakan Run Chart, Control Chart, Pareto Diagram, Histogram,
Check Sheet atau kuesioner.

4. Act (Bertindak)

Melakukan tindakan berdasarkan hal-hal yang dipelajari pada tahap


Study. Bila perubahan/perbaikan tidak berhasil, lakukan kembali langkah-
langkah PDSA dengan rencana (Plan) yang berbeda. Bila berhasil, jadikan
perubahan/perbaikan tersebut sebagai standar dan berlakukan pada lingkungan
yang lebih luas. Pergunakan apa yang telah dipelajari untuk merncanakan
perbaikan/peningkatan mutu yang baru dimulai dengan siklus awal lagi.

D. Alur Proses Pengumpulan dan Pelaporan Data

Alur proses pengumpulan data adalah sebagai berikut :


1. Unit kerja setiap bulan melaporkan capaian indikator mutu ke Komite PMKP
2. Komite PMKP melakukan analisa dan interpretasi data
3. Komite PMKP melaporkan hasil analisis data ke Direktur rumah sakit dan
tembusan ke para pimpinan rumah sakit (Kepala Bidang/Kepala
Unit/Instalasi/Kepala Ruangan/Ketua KSM)
4. Para pimpinan rumah sakit bersama dengan unit kerja terkait melaksanakan
tindak lanjut/upaya peningkatan untuk indikator yang belum tercapai
5. Direktur rumah sakit bersama dengan para pimpinan dan Komite PMKP
membahas capaian indikator mutu dan perbaikan yang sudah dan atau akan
dilakukan
6. Direktur rumah sakit secara berkala melaporkan kegiatan PMKP ke
Pemilik/Governing Board.
Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai kegiatan pokok dari program dalam bentuk indikator (measure) dengan
menggunakan SMART, yaitu : specific (spesifik), measurable (dapat diukur),
achievable (dapat dicapai), realistic yet challenging (realistik dan menantang),
dan timely (tepat waktu).

Keseluruhan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien harus


dilakukan monitoring. Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis
informasi secara sistematis dan terus menerus tentang pelaksanaan kegiatan
sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan
program/kegiatan itu selanjutnya, baik dilihat dari kuantitas, kualitas maupun
kesesuaian waktu pelaksanaannya dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Monitoring pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan dilakukan setiap bulan
dengan melibatkan para kepala unit/ruangan selaku penanggung jawab PMKP
tingkat unit.

Khusus untuk pengukuran, validasi dan analisis data dari indikator mutu yang
ditetapkan, monitoring dilakukan oleh Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien secara berkala (seminggu sekali) ke unit-unit kerja yang
menjadi area pengukuran indikator mutu, baik untuk tingkat rumah sakit maupun
tingkat unit.

Dalam rangka penyelenggaraan kegiatan PMKP, RS Umum Metro Medical


Cente rmenggunakan sistem manajemen data yang didukung dengan teknologi
informasi. Selain didukung oleh Sistem Informasi Rumah Sakit, RS Umum Metro
Medical Center juga menggunakan SISMADAK (Sistem Manajemen Dokumen
Akreditasi Rumah sakit) dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), mulai dari
pengumpulan, pelaporan, analisis, validasi mutu keselamatan pasien, surveilance
infeksi serta publikasi data untuk internal dan eksternal rumah sakit.

VII. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan kegiatan sehari-hari dilakukan oleh unit-unit kerja kemudian
dilaporkan kepada Komite Mutu dan Keselamatan Pasien per bulan. Data tersebut
dilakukan proses analisis dan evaluasi per triwulan dan dilaporkan kepada Direktur
rumah sakit untuk rencana tindak lanjut. Direktur akan melaporkan hasil kegiatan
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien persemester.

VIII. MONITORING DAN EVALUASI


Evaluasi laporan penilaian indikator dan pencapaian standar mutu pelayanan
masing-masing bagian/bidang dibahas dalam rapat mutu yang dilaksanakan setiap
bulan dan dipimpin Direktur Rumah Sakit pembahasan tentang pelaksanaan
kegiatan, hambatan serta saran perbaikan. Pada akhir tahun Direktur Rumah Sakit
bersama staf rumah sakit akan mengevaluasi keseluruhan program peningkatan
mutu, apakah standar dan indikator akan tetap dimonitor atau dijadikan kegiatan
rutin dan ditetapkan indikator mutu lainnya sesuai kebutuhan. Dengan demikian
mutu pelayanan di RS Umum Metro Medical Center dapat terus berkembang sesuai
dengan peningkatan pelayanan di rumah sakit.

IX. PENUTUP
Perbaikan mutu dan keselamatan pasien dilaksanakan berdasarkan data, dimana
data tersebut dapat dipergunakan secara efektif bila praktik-praktik klinis dan
manajemen yang telah terbukti dilaksanakan dalam konteks yang lebih luas. Upaya
terus menerus merencanakan, merancang, mengukur, menganalisis dan
meningkatkan proses klinis maupun manajerial harus diatur dengan baik dan
membutuhkan kepemimpinan yang jelas agar dicapai hasil maksimal.
Pendekatan ini telah memperhitungkan fakta bahwa sebagian besar proses
perawatan klinis melibatkan lebih dari satu unit dan dapat melibatkan banyak
individu. Pendekatan ini juga memperhitungkan bahwa sebagian besar masalah klinis
dan manajerial itu saling berhubungan.
Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan proses tersebut harus dipandu
dengan kerangka kerja yang menyeluruh baik bagi kegiatan manajemen maupun
kegiatan yang berkaitan dengan perbaikan mutu di rumah sakit, juga dipantau oleh
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
Ditetapkan di Lhokseumawe
Pada Tanggal, 06 Desember 2018
Direktur RS Umum Metro Medical Center

dr. Alwi Qatsir

Anda mungkin juga menyukai