I. Pendahuluan
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di dalamnya mencakup :
1. Penataan organisasi
Penataan organisasi menjadi organisasi yang efisien, efektif dengan struktur dan
uraian tugas yang tidak tumpang tindih, dan jalinan hubungan kerja yang jelas dengan
berpegang pada prinsip organization through the function.
2. Regulasi peraturan perundangan
Pengkajian secara komprehensif terhadap berbagai peraturan perundangan yang
telah ada dan diikuti dengan regulasi yang mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut di
atas.
3. Pemantapan jejaring
Pengembangan dan pemantapan jejaring dengan pusat unggulan pelayanan dan
sistem rujukannya akan sangat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan
kesehatan, sehingga dengan demikian akan meningkatkan mutu pelayanan.
4. Standarisasi
Standarisasi merupakan kegiatan penting yang harus dilaksanakan, meliputi
standar tenaga baik kuantitatif maupun kualitatif, sarana dan fasilitas, kemampuan,
metode, pencatatan dan pelaporan dan lain-lain. Luaran (outcome) yang diharapkan juga
harus distandarisasi.
5. Pengembangan sumber daya manusia
Penyelenggaraan berbagai pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan dan
berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional, yang
kompeten dan memiliki moral dan etika, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan
inovatif serta bersikap antisipatif terhadap berbagai perubahan yang akan terjadi baik
perubahan secara lokal maupun global.
6. Quality Assurance (QA)
Berbagai komponen kegiatan quality assurance harus segera dilaksanakan dengan
diikuti oleh perencanaan dan pelaksanaan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan
untuk mencapai peningkatan mutu pelayanan. Data dan informasi yang diperoleh
dianalysis dengan cermat (root cause analysis) dan dilanjutkan dengan penyusunan
rancangan tindakan perbaikan yang tepat dengan melibatkan semua pihak yang
berkepentingan. Semuanya ini dilakukan dengan pendekatan tailors model dan Plan-
Do- Control- Action (PDCA).
7. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan membangun
kerjasama dan kolaborasi dengan pusat-pusat unggulan baik yang bertaraf lokal atau
dalam negeri maupun internasional. Penerapan berbagai pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
pembiayaan.
8. Peningkatan peran serta masyarakat dan organisasi profesi
Peningkatan peran organisasi profesi terutama dalam pembinaan anggota sesuai
dengan standar profesi dan peningkatan mutu sumber daya manusia.
9. Peningkatan kontrol sosial
Peningkatan pengawasan dan kontrol masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan akan meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan mutu pelayanan.
III. Standarisasi
A. Definisi Standarisasi
Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan
sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal (Clinical
Practice Guideline, 1990 dalam Azwar, 1996).
Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang
mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan
(Donabedian, 1980 dalam Azwar, 1996).
Standarisasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting artinya.
Standarisasi digunakan sebagai suatu alat yang efektif dan efisien untuk menggerakkan
kegiatan organisasi dalam meningkatkan produktivitas dan menjamin mutu produk dan/
atau jasa sehingga organisasi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit dapat
meningkatkan daya saing, melindungi konsumennya, melindungi tenaga kerja dan
masyarakat baik unsur kesehatan maupun keselamatannya.
Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi
oleh suatu sarana pelayanan agar pemakai jasa dapat memperoleh keuntungan
yang maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan (Rowland dan Rowland,
1983 dalam Azwar, 1996).
Keputusan Menteri Kesehatan no. 228 tahun 2002 menyatakan bahwa standar
adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan
dalam melakukan kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan
kesepakatan propinsi, kabupaten/kota sesuai dengan evidence base. Standar
pelayanan rumah sakit daerah adalah penyelenggaraan pelayanan manajemen
rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan
keperawatan, baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus
diselenggarakan oleh rumah sakit.
B. Manfaat Standarisasi
Standard adalah hasil konsensus semua pihak yang terkait dengan suatu produk
(stakeholders), termasuk konsumen.
Standard menjamin keseragaman spesifikasi teknis minimal yang harus
dipenuhi.
Penerapan standard secara wajib akan melindungi konsumen (klien, pengguna)
dari produk (barang maupun jasa) bermutu rendah yang dapat berakibat fatal.
Standard akan mempermudah produsen (provider) untuk memenuhi persyaratan
karena terdeskripsi secara jelas.
Aspek kualitas, lingkungan dan keselamatan adalah acuan utama penetapan
standard.
C. Pelaksanaan Standarisasi
Pelaksanaan pengendalian mutu melakui pelaksanaan standarisasi dalam tiap-tiap
bagian di rumah sakit atau organisasi pelayanan kesehatan lainnya diperlukan untuk
meningkatkan mutu produk dan jasa pelayanan. Hal ini berguna untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan internal maupun eksternal, sehingga tercipta kepuasan untuk semua
pelanggan.
Untuk menjamin agar mutu dan kebutuhan pelanggan telah diintegrasikan ke
dalam produk dan atau pelayanan, ada beberapa jenis standar yang di tetapkan dan di
ukur. Standarisasi dilaksanakan dengan membuat berbagai macam standar dengan cara
yang sistematik dan dengan menggunakan standar secara efektif. Standar yang dibuat
dapat berupa ketentuan tertulis, flowchart, prosedur tertulis, beberapa format untuk
mencatat proses pelayanan dan hasil
D. Jenis-Jenis Standar
Standar Internasional, seperti ISO
Standar Nasional, yang bersifat wajib
Standar Reguler
Standar Enterprise
Daftar Referensi:
1. Djoko Wijono, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Volume 2, Airlangga
University Press, 2000
2. Bustami, Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2011
3. Tjandra Yoga Aditama, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta, 2004
4. Fais Satrianegara, Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Teori dan
Aplikasi dalam Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit, Penerbit Salemba
Medika, Jakarta, 2014
5. www.premysisconsulting.com