Anda di halaman 1dari 7

KESELAMATAN PASIEN TUJUAN UTAMA AKREDITASI RUMAH

SAKIT

LISA KHAIRANI RIZAL / 181101029


lisakhairani3@gmail.com

ABSTRAK

Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan ataupun penilaian terhadap rumah sakit yang diberikan
oleh lembaga penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh menteri kesehatan, setelah di nilai apakah
rumah sakit itu memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit atau tidak dan diperiksa secara berkesinambungan. RS yang sudah mendapatkan
akreditasi juga dituntut untuk harus menjaga standart yang sudah mereka dapatkan. Karena hal itu akan
dievaluasi dalam kurun waktu tertentu, sehingga bila standar mereka menurun dapat diberi sanksi oleh
pihak berwenang. Jadi bukan untuk kepentingan RS akreditasi itu. Walaupun dengan akreditasi dapat
menjamin keberlangsungan sebagai provider BPJS Kesehatan, tapi yang utama adalah untuk kepentingan
pasien sendiri dalam hal berobat. Oleh karena itu, komitmen dari pimpinan dan dukungan dari seluruh
SDM yang ada di rumah sakit memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan. Pencapaian target
akreditasi bukan hal yang mudah untuk dilakukan tanpa adanya komitmen dari pemilik rumah sakit untuk
diakreditasi.

KATA KUNCI : Akreditasi, Rumah Sakit, Keselamatan.


LATAR BELAKANG Kebijakan tentang akreditasi rumah
sakit tercantum dalam Permenkes No. 12
Akreditasi yang dilakukan kepada tahun 2012, dalam peraturan tersebut
Rumah Sakit (RS) sesungguhnya bertujuan menyebutkan bahwa akreditasi rumah sakit
untuk menjamin mutu keselamatan pasien. adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh
Karenanya, akreditasi harus menjamin pemerintah pada manajemen rumah sakit,
standart pelayanan, fasilitas, serta peralatan karena telah memenuhi standar yang
yang dimiliki oleh RS secara prima ataupun ditetapkan pemerintah. Adapun tujuan
baik. Akreditasi itu memang sangat penting akreditasi rumah sakit adalah meningkatkan
karena melalui akreditasi, RS dipaksa untuk mutu pelayanan kesehatan yang
berbenah diri seperti akreditasi yang mengutamakan keselamatan serta
dilakukan pada sektor pendidikan. Dengan kesejahteraan pasien. Kebijakan akreditasi
akreditasi, RS yang ada juga akan saling rumah sakit tersebut merupakan turunan
berkompetisi agar bisa memberikan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang
pelayanan yang prima ataupun baik kepada rumah sakit.
pasien. Karena apabila tidak berkembang
atau tidak terakreditasi, maka tidak menutup TUJUAN
kemungkinan RS yang bersangkutan dapat
ditutup operasionalnya oleh lembaga Tujuan kajian ini dibuat adalah untuk
berwenang. mengetahui bahwa keselamatan pasien
merupakan tujuan utama akreditasi rumah
RS yang sudah mendapatkan
akreditasi juga dituntut wajib untuk menjaga sakit.
standart yang sudah mereka dapatkan.
Karena hal itu akan dievaluasi dalam kurun
METODE
waktu tertentu, sehingga bila standart
mereka menurun dapat diberi sanksi. Jadi Penulisan ini dilakukan
bukan untuk kepentingan RS akreditasi itu. menggunakan metode kajian bebas terhadap
Walaupun dengan akreditasi, dapat
pokok bahasan yang dikumpulkan dari
menjamin keberlangsungan sebagai provider
BPJS Kesehatan, tapi yang utama adalah beberapa sumber yang berkaitan dengan
untuk kepentingan pasien sendiri dalam hal pokok bahasan.
berobat dan pengobatan. Oleh karena itu,
komitmen dari pimpinan dan dukungan dari
seluruh SDM yang ada di rumah sakit HASIL
memiliki peran penting dalam mencapai Berdasarkan hasil analisis dan kajian
keberhasilan. Pencapaian target akreditasi bebas pada beberapa jurnal yang sesuai
bukan hal yang mudah untuk dilakukan
dengan topik yang dibahas, maka dapat
tanpa adanya komitmen dari pemilik rumah
sakit untuk diakreditasi oleh lembaga diperoleh bahwa jika melihat kepentingan
berwenang. akreditasi rumah sakit bagi kepentingan
publik, sudah sepantasnya harus dilakukan tercantum dalam Undang-Undang No.
dengan konsisten. Sehingga pimpinan rumah 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
sakit sudah seharusnya melaksanakan pasal 40 ayat 1, menyatakan bahwa, dalam
keseluruhan proses akreditasi dengan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah
sungguh-sungguh dengan tujuan untuk sakit wajib dan harus dilakukan akreditasi
meningkatkan mutu dan keselamatan secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali.
pengguna jasa pelayanan di rumah sakit. Akreditasi wajib dilalui bagi semua rumah
Dengan demikian, tidak lagi kelulusan sakit baik rumah sakit publik/pemerintah
akreditasi dianggap sebagai sekedar maupun rumah sakit privat/swasta/BUMN.
sertifikat ataupun simbol semata, akan tetapi Saat ini banyak pimpinan rumah
sebagai sebuah proses berkelanjutan tanpa sakit yang menganggap bahwa akreditasi
henti dalam meningkatkan tata kelola sekedar pencapaian status kelulusan rumah
pelayanan kesehatan yang bermutu bagi sakit ataupun hanya symbol dan
masyarakat demi mewujudkan derajat meningkatkan “gengsi” rumah sakit ketika
kesehatan masyarakat yang optimal. mendapat sertifikat akreditasi sehingga
seringkali mengabaikan proses dalam
PEMBAHASAN mencapai kelulusan, yang artinya
Akreditasi rumah sakit adalah pemeliharaan budaya mutu dan keselamatan
pengakuan ataupun penilaian terhadap rumah pasien secara berkelanjutan seringkali
sakit yang diberikan oleh lembaga terabaikan oleh pihak rumah sakit tersebut.
penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh
Hal itu tentunya merugikan masyarakat
menteri kesehatan, setelah di nilai apakah rumah
sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan,
sakit itu memenuhi standar pelayanan rumah
yang secara umum masih belum mengetahui
sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu
makna sesungguhnya dari akreditasi rumah
pelayanan rumah sakit atau tidak dan diperiksa
sakit.
secara berkesinambungan. (Permenkes No.12
Tentunya masyarakat kita saat ini
tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah
dalam memilih rumah sakit tidak terlalu
Sakit).
mempersoalkan apakah rumah sakit tersebut
Rumah sakit wajib melakukan
sudah terakreditasi atau belum . Hal tersebut
akreditasi dalam upayanya meningkatkan
terjadi karena edukasi dan sosialisasi tentang
mutu pelayanan secara berkala serta
akreditasi rumah sakit kepada masyarakat
bertahap setiap 3 (tiga) tahun sekali. Hal ini
pengguna jasa pelayanan kesehatan belum tetapi masyarakat sebagai pengguna jasa
banyak dilakukan. pelayanan masih sedikit sekali yang
Sekalipun Kementerian Kesehatan memahami makna dari sertifikasi kelulusan
melalui lembaga independen KARS akreditasi rumah sakit. Saat ini masyarakat
mengakui prestasi yang dicapai rumah sakit perlu mengetahui pentingnya arti akreditasi.
dalam bentuk sertifikasi akreditasi mulai Memang dalam beberapa kasus, hal
tingkat Perdana sampai tingkat Paripurna, ini lebih disebabkan oleh masyarakat juga
hal tersebut belum seluruhnya menjamin "tidak mau tahu" dalam masalah ini.
bahwa pandangan terhadap seluruh aspek Mungkin sebagian besar masyarakat
dan standar dalam rumah sakit digunakan mempunyai pemikiran bahwa tujuan penting
sebagai acuan bagi masyarakat dalam dalam menggunakan jasa pelayanan di
memilih layanan kesehatan yang diinginkan. rumah sakit adalah dilayani dengan baik,
Sungguh ironi sekali bahwa masih ada tidak mengecewakan mereka dan keluarga
rumah sakit yang tidak terlalu yang dirawat sampai sembuh. Tentunya
mempersoalkan budaya peningkatan mutu pemahaman masyarakat yang semacam itu
dan keselamatan pasien. Hal tersebut karena tidak sepenuhnya salah. Karena salah satu
masyarakat juga cuek, tidak perduli, dan tak tujuan akreditasi adalah untuk meningkatkan
mempersoalkan apakah rumah sakit yang mutu pelayanan rumah sakit, salah satunya
akan dikunjunginya terakreditasi atau tidak. adalah kepuasan konsumen. Namun, bila
Padahal, hal tersebut menjadi kewajiban kita kaji secara mendalam, ternyata
masyarakat sebagai kontrol terhadap akreditasi mempunyai makna yang lebih
manajemen dan pelayanan rumah sakit. luas lagi.
Makna akreditasi rumah sakit lebih Bagi rumah sakit, program akreditasi
sering diartikan sebagai kepentingan rumah merupakan instrumen yang valid untuk
sakit itu sendiri, sementara maknanya bagi mengetahui sejauh mana pelayanan di
masyarakat justru "tenggelam". Hal ini rumah sakit tersebut memenuhi standar yang
tentunya menjadi sebuah ironi ketika banyak berlaku secara nasional. Bagi masyarakat,
rumah sakit yang berlomba-lomba untuk akreditasi dapat bermakna sebagai alat bantu
mencapai kelulusan akreditasi dengan yang sah dalam menentukan pilihan tempat
mengikuti berbagai macam pelatihan, pelayanan kesehatan yang baik. Rumah sakit
seminar, dan bimbingan teknis terkait, akan yang telah terakreditasi merupakan pilihan
yang tepat dan lebih bijaksana karena Sehingga mampu menciptakan mekanisme
memenuhi standar pelayanan yang berlaku, kontrol sosial untuk meningkatkan kualitas
mulai dari tenaga, peralatan medis, hingga pelayanan kesehatan secara
fasilitas penunjang lainnya. Harapannya berkesinambungan, dan kalimat
masyarakat akan dapat lebih merasa "aman" “terakreditasi KARS” pada sertifikat
mendapat pelayanan di rumah sakit yang akreditasi tidak hanya sekedar menjadi
sudah terakreditasi daripada yang belum status dan slogan semata.
terakreditasi.
Output yang harus direalisasikan DAFTAR PUSTAKA
oleh rumah sakit adalah terbentuknya sistem Darlian, D. (2016). Hubungan Pengetahuan
manajemen rumah sakit yang sehat dan Perawat dengan Upaya Penerapan
sistem pelayanan yang baik. Diharapkan Patient Safety di Ruang Rawat Inap
melalui pembenahan dan perbaikan sistem RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda
pelayanan dapat menjadikannya lebih efektif Aceh.Ideal Nursing Journal, Vol 7,
serta efisien, dengan indeks kepuasan No. 1, Hal. 61-69
masyarakat yang tinggi. Sehingga dalam
Edisi Multi Profesional. (2015). Panduan
merealisasikan hal tersebut unsur
Kurikulum Keselamatan
manajemen dan pelayanan harus saling
Pasien.Jakarta : Lembaga Kesehatan
mendukung dan menopang dalam kegiatan
Budi Kemuliaan
pelayananyang terjadi di rumah sakit.
Firawati, dkk.(Maret 2012).Pelaksanaan
PENUTUP Program Keselamatan Pasien di
Oleh sebab itu, edukasi dan Rumah Sakit Solok.Jurnal Kesehatan
sosialisasi tentang kebijakan akreditasi Masyarakat, Vol. 6, No. 2, Hal. 74-75
rumah sakit tidak hanya penting untuk
Harus, B.D., dkk. (2015). Pengetahuan
diketahui dan disosialisasikan kepada
Perawat Tentang Keselamatan Pasien
institusi rumah sakit sebagai pelaksana,
dengan Pelaksanaan Prosedur
tetapi penting juga bagi masyarakat umum
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
sebagai penerima dampak dari pelayanan
(KPRs) di Rumah Sakit Panti Waluya
kesehatan untuk mengetahui dan memahami
Sawahan Malang.Jurnal Care, Vol. 3,
seluruh hal tentang akreditasi rumah sakit.
No. 1, Hal. 25-26
Islami, K., dkk. (2018). Analisis Kajian Ilmiah Problema Kesehatan,
Pelaksanaan Program Keselamatan 3(2), 271-277
Pasien Puskesmas Mangkang, Kota
R.H Simamora. (20119). Buku Ajar
Semarang.Jurnal Kesehatan
Pelaksanaan identifikasi
Masyarakat, Vol. 6, No. 4, Hal. 27-
pasien.Uwais inspirasi Indonesia.
41
R.H Simamora. (2019). Documentation Of
Ismainar, H. (2019). Keselamatan Pasien di
Patient Identification Into The
Rumah Sakit. Yogyakarta:
Electronic System To Improve The
Deepublish
Quality Of Nursing Services.
Isnaini, N.M., & Rofii, M. (Mei International Journal Of Scientific &
2014).Pengalaman Perawat Technology Research
Pelaksana dalam Menerapkan
R.H Simamora. (2019). Pengaruh
Keselamatan Pasien. Jurnal
Penyuluhan Identifikasi Pasien
Managemen Keperawatan, Vol. 2,
dengan Menggunakan Media
No. 1, Hal. 31
Audiovisual terhadap Pengetahuan
Nivalinda, D., dkk. (November 2013). Pasien Rawat Inap
Pengaruh Motivasi Perawat dan
Rizara, A. dkk.(2017). Analisis Pelaksanaan
Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang
Tujuh Langkah Menuju Keselamatan
Terhadap Penerapan Budaya
Pasien di Rumah Sakit Islam Sultan
Keselamatan Pasien Oleh Perawat
Agung Semarang.Jurnal Kesehatan
Pelaksana Pada Rumah Sakit
Masyarakat, Vol. 5, No. 1, Hal. 1-8
Pemerintah di Semarang.Jurnal
Managemen Keperawatan, Vol. 1, Sakinah, S., dkk.(Oktober 2017).Analisis
No. 2, Hal. 139 Sasaran Keselamatan Pasien Dilihat
dari Aspek Pelaksanaan Identifikasi
Putri, S., Santoso, S., & Rahayu, E. P.
Pasien dan Keamanan Obat di RS
(2018).Pelaksanaan Keselamatan
Kepresidenan RSPAD Gatot Subroto
Pasien dan Kesehatan Kerja terhadap
Jakarta.Jurnal Kesehatan
Kejadian Kecelakaan Kerja Perawat
Masyarakat (e-journal), Vol 5, No4.
Rumah Sakit.Jurnal Endurance:
Hal.145
Wardhani, V. (2017).Manajemen
Keselamatan Pasien. Malang : UB
Press

Yasmi, Y., & Thabrany, H. (2018).Faktor-


Faktor yang Berhubungan dengan
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
Karya Bhakti Pratiwi Bogor Tahun
2015.Jurnal Administrasi Rumah
Sakit, Vol. 4, No. 2, Hal. 98-109

Yulia, S., dkk. (November 2012).


Peningkatan perawat Pelaksana
dalam Penerapan Keselamatan
Pasien Melalui Pelatihan
Keselamatan Pasien.Jurnal
Keperawatan Indonesia, Vol. 15,
No.3, Hal. 187-189

Anda mungkin juga menyukai