Anda di halaman 1dari 7

AKREDITASI SEBAGAI SYARAT SEBUAH RUMAH SAKIT YANG

MEMILIKI MUTU PELAYANAN DAN KESELAMATAN PASIEN


YANG BAIK

Arifah Mutia Saroh/ 181101016

arifahmutia2000@gmail.com

Abstrak

Latar belakang : Akreditasi rumah sakit merupakan suatu proses dimana suatu lembaga, yang
independen, melakukan asesmen terhadap rumah sakit. Tujuannya adalah menentukan apakah
rumah sakit tersebut memenuhi standar yang dirancang untuk memperbaiki keselamatan dan
mutu pelayanan.
Tujuan : Tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui bahwa akreditasi sebagai syarat sebuah
rumah sakit yang memiliki mutu pelayanan dan keselamatan pasien yang baik.
Metode : Metode yang digunakan adalah literature review. Literature review ini menganalisis
jurnal, text book, dan e-book yang relevan dan berfokus pada akreditasi sebagai syarat sebuah
rumah sakit yang memiliki mutu pelayanan dan keselamatan pasien yang baik.
Hasil : Persyaratan pelaksanaan akreditasi rumah sakit di Indonesia merupakan hal baru, di
akreditasi sebelumnya tidak ada persyaratan yang ditetapkan oleh KARS untuk mengikuti
akreditasi rumah sakit.
Pembahasan : Standar akreditasi rumah sakit ini merupakan upaya kementerian kesehatan
menyediakan suatu perangkat yang mendorong rumah sakit senantiasa meningkatkan mutu dan
keamana pelayanan.
Penutup : Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 merupakan standar pelayanan
berfokus pada pasien untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan pendekatan
manajemen risiko di rumah sakit.
Kata Kunci : Akreditasi, Rumah Sakit, Keselamatan Pasien

Latar Belakang sakit. Tujuannya adalah menentukan


apakah rumah sakit tersebut memenuhi
Menurut standar akreditasi
standar yang dirancang untuk
rumah sakit (2011) akreditasi rumah
memperbaiki keselamatan dan mutu
sakit merupakan suatu proses dimana
pelayanan. Standar akreditasi sifatnya
suatu lembaga, yang independen,
berupa suatu persyaratan yang optimal
melakukan asesmen terhadap rumah
dan dapat dicapai. Akreditasi
menunjukkan komitmen nyata sebuah kesehatan, pemndokumentasian,
rumah sakit untuk meningkatkan fasilitas pelayanan, pendidikan
keselamatan dan kualiras asuhan pasien, kesehatan, laingkkungan kerja dan
memastikan bahwa lingkungan adanya berkelanjutan (Berliana dan
pelayanannya aman dan rumah sakit Widowati, 2019).
senantiasa berupaya mengurangi risiko
Tujuan
bagi para pasien dan staf rumah sakit.
Dengan demikian akreditasi diperlukan Tujuan penulisan ini yaitu untuk
sebagai cara efektif untuk mngevaluasi mengetahui bahwa akreditasi sebagai
mutu suatu rumah sakit yang sekaligus syarat sebuah rumah sakit yang
berperan sebagai sarana manajemen. memiliki mutu pelayanan dan
keselamatan pasien yang baik.
Kementerian kesehatan melalui
lembaga indpeneden KARS mengakui Metode
prestasi rumah sakit dalam sertifikat
Metode yang digunakan adalah
akreditasi. Pada penentuan kelulusan
literature review. Literature review ini
akreditasi rumah sakit, keputusan final
menganalisis jurnal, text book, dan e-
didasarkan pada kepatuhan rumah sakit
book yang relevan dan berfokus pada
terhadap standar akreditasi sesuai
akreditasi sebagai syarat sebuah rumah
dengan Standar Nasional Akreditasi
sakit yang memiliki mutu pelayanan
Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 tahun
dan keselamatan pasien yang baik.
2017. Penelitian oleh Mandawati (2018)
Jurnal-jurnal yang digunakan adalah
tentang dampak akreditasi rumah sakit
jurnal yang diterbitkan 10 tahun
studi kualitatif terhadap perawat di
terakhir.
RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo
memperoleh hasil bahwa responden Hasil
menyatakan akreditasi penting
Standar Nasional Akreditasi
dilaksanakan dan dampak positif
Rumah Sakit Edisi 1 merupakan standar
akreditasi adalah peningkatan
pelayanan berfokus pada pasien untuk
kepedulian perawat pada indikator
meningkatkan mutu dan keselamatan
keselamatan pasien yaitu perbaikan
pasien dengan pendekatan manajemen
pada alur pelaporan masalah, kepatuhan
risiko di rumah sakit. Persyaratan
terhadap SOP, komunikasi antarpetugas
pelaksanaan akreditasi rumah sakit di pelayanan. Dengan penekanan bahwa
Indonesia merupakan hal baru, di akreditasi adalah suatu prosess belajar,
akreditasi sebelumnya tidak ada maka rumah sakit distimulasi
persyaratan yang ditetapkan oleh KARS melakukan perbaikan yang
untuk mengikuti akreditasi rumah sakit. berkelanjutan dan terus menerus.
Persyaratan ini bukan berarti
Menurut Standar Nasional Akreditasi
menghambat rumah sakit untuk
Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 (2017)
mengikuti akreditasi, tetapi mendorong
Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit
rumah sakit untuk mengikuti peraturan
(PARS) ada 9, yaitu :
dan perundang-undangan, sehingga
akreditasi yang dilaksanakan dalam 1. Rumah sakit memenuhi semua

rangka peningkatan mutu dan persyaratan informasi dan data

keselamatan pasien dapat dicapai. kepada komisi Akreditasi

Untuk rumah sakit yang akan Rumah Sakit (KARS).

melakukan akreditasi pertama kalinya, Pada waktu mengajuan


kesesuaian dengan seluruh persyaratan permohonan survei akreditasi, ruma
akreditsi rumah sakit dinilai selama hsakit perlu memberikan data dan
survei awal. Untuk ruma hsakit yang informasi yang dibutuhkan untuk proses
sudah terakreditasi, kesesuain dengan akreditasi. Misalnya : mengisi aplikasi
persyaratan akreditasi rumah sakit survei secara lengkap, data direktur
dinilai sepanjang siklus akreditasi, rumah sakit, data kelengkapan surat
melalui survei lokasi panggung (Standar tanda registrasi dan surat izin praktik
Nasional Akreditasi Rumah Sakit para staf medis serta data perizinan-
(SNARS) Edisi 1,2017). perizinan lainnya, termasuk bila ada
perubahan direktur rumah sakit,
Pembahasan
kepemilikan, peningkatan kelas,
Menurut standar akreditasi rumah sakit pembangunan/ renovasi yang cukup
(2011) standar akreditasi rumah sakit ini luas, dan lain sebagainya serta bila ingin
merupakan upaya kementerian mengajukan banding keputusan
kesehatan menyediakan suatu perangkat akreditasi.
yang mendorong rumah sakit senantiasa
2. Rumah sakit menyediakan
meningkatkan mutu dan keamana
informasi yang lengkap dan
akurat kepada KARS selama KARS unutk melakukan
keseluruhan fase dari proses monitoring terhadap kepatuhan
akreditasi. standar, melakukan verifikasi
mutu dan keselamatan atau
KARS menginginkan setiap
terhadap laporan dari pihak yang
rumah sakit yang mengajukan akreditasi
berwenang
atau sudah terakreditasi unutk
melaksanakan proses akreditasi secara Atas hasil akreditasi yang
jujur, berintegritas dan transparan. Hal dicapai rumah sakit memiliki arti rumah
ini dibuktikan dengan menyediakan sakit memilki komitmen terhadap
informasi informasi yang lengkap dan pemangku kepentingan seperti,
akurat selama proses akkreditasi dan masyarakat, kementerian Kesehatan,
pasca akreditasi. badan pemerintahan pusat/ propinsi/
kabupaten/ kota, sumber pendanaan
3. Rumah sakit melaporkan bila
(asuransi kesehatan), dan pihak lainnya
ada perubahan dari profil rumah
bahwa rumah sakit akan menjaga untuk
sakit (data elektronik) atau
memenuhi standar nasional akreditasi
informasi yang diberikan kepada
rumah sakit edisi 1 termasuk kebijakan
KARS saat mengajukan aplikasi
akreditasi oleh KARS. Dengan
survei dalam jangka waktu
demikian, perlu dipahami bahwa KARS
maksimal 10 hari sebelum waktu
memiliki kewenangan untuk melaukakn
survei.
telusur dan investigasi terhadap
Untuk memahami kepemilikan, pelaksanaan mutu dan keselamatan
perizinan, cakupan dan volume pasien ke seluruh atau sebagian rumah
pelayanan pasien, dan jenis fasilitas sakit, dengan pemberitahuan atau tanpa
pelayanan psaien, serta faktor lainnya, pemberitahuan, untuk memastikan
KARS memerlukan profil rumah sakit rumah sakit tetap memenuhi dan
melalui aplikasi survei. KARS mematuhi standar. Surveior selalu
memerlukan data profil rumah sakit menggunakan tanda pengenal resmi
untuk mempertimbangkan proses sebagai identitas dan surat tugas dari
pelaksanaan survei. KARS ketika melakukan kunjungan

4. Rumah sakit mengizinkan tanpa pemberitahuan kepada rumah

memberikan akses kepada sakit sebelumnya.


5. Rumah sakit bersedia resmi sebagai identitas dan surat
menyediakan data hasil tugas dari KARS, termasuk
monitoring dari kementerian ketika melakukan kunjungan
kesehatan/ Dinas Kesehatan tanpa pemberitahuan kepada
Propinsi/ Kabupaten/ Kota rumah sakit sebelumnya.
berupa berkas asli atau fotokopi 7. Rumah sakit bersedia bergabung
legalisir kepada KARS. dalam sistem penilaian
perkembangan mutu dengan
Dalam pelaksanaan survei akreditasi
memberikan hasil pengukuran
yan menyeluruh, surveior Kars dapat
indikator mutu. Dengan
meminta informasi dari Kementerian
demikian direktur rumah sakit
Kesehatan/ Dinas Kesehatan Provinsi/
dapat membandingkan capaian
Kabupaten/ Kota berbagai aspek
indikator area klinis, area
Operasional rumah sakit dan lembaga
manajemen dan sasaran
lainnya yang juga melakukan penilaian
keselamatan pasien dnegan
terhadap area yang berhubungan dengan
rumah sakit lain melalui
mutu dan keselamatan, sebagai contoh
Sismadak KARS.
pemeriksaan keselamatan kebakaran,
pemeriksaan sanitasi rumah sakit dan Kumpulan indikator KARS
lain sebagainya. Dalam hal ini termasuk memberikan keseragaman, ketepatan
kepatuhan terhadap peraturan spesifikasi dan standarisasi data yang
perundang-undangan dan monitoring dikumpulkan sehingga dapat dilakukakn
dari mutu dan keselamatan berupa perbandingan di dalam rmah sakit dan
insiden/ kejadian yang dilaporkan ke antar rumah saikt.
pihak berwenang.
8. Rumah sakit wajib menampilkan
6. Rumah sakit mengizinkan status akreditasi dengan tepat,
pejabat KARS atau surveior program dan pelayanan sesuai
senior yang ditugaskan oleh dengan tingkatan status
KARS untuk mengamati proses akreditasi yang diberikan oleh
survei secara langsung. Pejabat KARS melalui website atau
KARS atau survieor senior promosi lainnya.
yaang ditugaskan wajib
menggunakan tanda pengenal
Situs, iklan dan promosi rumah sakit Astuti , S. W., Arso, S. P., & Fatmasari,
serta informasi lain yang dibuat oleh E. Y. (2017). Analisis Proses
rumah sakit kepada masyrakat harus Perencanaan dan Evaluasi
secara teapat menggambarkan capaian Pelaksanaan Standar Pelayanan
tingkatan status akreditasi yang Minimal Instalasi Gawat Darurat
diberikan oleh KARS, program dan di RSUD Dr. R. Soetijono
pelayanan yang diakreditasi oleh Blora . Jurnal Kesehatan
KARS. Masyarakat, 38-44.

9. Rumah sakit menyelenggarakan Cahyono, J. (2008). Membangun


pelayanan pasien dalam Budaya Keselamatan Pasien
lingkungan yang tidak memiliki dalam Parktik Kedokteran.
risiko atau mengancam Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
keselamatan pasien, kesehatan
Departemen Kesehatan RI. (2006).
masyarakat atau keselamatan
Panduan Nasional Keselamatan
staf
Pasien Rumah Sakit (Patient
Penutup Safety). Jakarta: DepKes RI.

Kesimpulan Departemen Kesehatan RI. (2007).


Panduan Nasional Keselamatan
Standar Nasional Akreditasi
Pasien Rumah Sakit (Patient
Rumah Sakit Edisi 1 merupakan standar
Safety). Edisi 2. KKP-RS.
pelayanan berfokus pada pasien untuk
meningkatkan mutu dan keselamatan Halajur, U. (2018). Promosi Kesehatan

pasien dengan pendekatan manajemen di Tempat Kerja. Malang:

risiko di rumah sakit. Wineka Media.

Daftar Pustaka Ismainar, H. (2015). Keselamatan


Pasien di Rumah Sakit.
Anggraeni, D., Lukman , H., & I, C. W.
Yogyakarta: Deepublish.
(2014). Evaluasi Pelaksanaan
Sistem Identifikasi Pasien di Kementerian Kesehatan Republik
Instalasi Rawat Inap Rumah Indonesia. 2007. Keputusan
Sakit. Jurnal Kedokteran Menteri Kesehatan Republik
Brawijaya, 99-104. Indonesia Nomor
432/MENKES/SK/IV/2007 Identification into the Electronic
Tentang Pedoman Manajemen System to Improve the Quality
Kesehatan dan Keselamatan of Nursing Services.
Kerja (K3) di Rumah Sakit. International Journal of
Jakarta. Scientific & Technology
Research. 1884-1886.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2010. Keputusan Simamora, Roymond H. (2019).
Menteri Kesehatan Republik Pengaruh Penyuluhan
Indonesia Nomor Identifikasi Pasien dengan
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Menggunakan Media
Tentang Standar Kesehatan dan audiovisual terhadap
Keselamatan Kerja di Rumah Pengetahuan Pasien Rawat Inap.
Sakit. Jakarta. Jurnal Keperawatan Silampari.
342-351.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2017. Peraturan Supriyantoro. (2011). Standar
Menteri Kesehatan Republik Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta:
Indonesia Nomor 11 Tahun Kementerian Kesehatan RI.
2017 Tentang Keselamatan
Sutoto. (2017). Standar Nasional
Pasien. Jakarta.
Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1.
Komite Keselamatan Pasien Rumah Jakarta: Komisi Akreditasi
Sakit. 2015. Pedoman Rumah Sakit .
Pelaporan insiden Keselamatan
Pasien (IKP) (Patient Safety
Incident Report). Jakarta.

Simamora, Roymond H. (2019). Buku


Ajar: Pelaksanaan Identifikasi
Pasien. Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia.

Simamora, Roymond H. (2019).


Documentation of Patient

Anda mungkin juga menyukai