Anda di halaman 1dari 62

KONSEP EKUITAS

DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
MADE KARMA MAHA WIRAJAYA
KONSEP EKUITAS/KEADILAN

• Keadilan (justice) berdasarkan hukum alam dan azazi manusia: bebas dari bias dan ‘favoritism’ (sikap
pilih pilih)
(Webster’s New Collegiate Dictionary)
• Kondisi/keadaan yang adil, tidak parsial, dan fair (American Heritage Dictionary)

• EKUITAS = ADIL
BEBERAPA PAHAM MENGENAI
EKUITAS/KEADILAN

• Adil kalau semua merasakan hal yang sama


• Adil kalau merasa kebutuhannya terpenuhi
• Adil diartikan sebagai kesesuaian antara yang diterima dengan kemampuan yang diberikan
• Adil sesuai yang diusahakannya
EQUITY DAN EQUALITY

Equality adalah kesamaan atau kesetaraan (sameness)


Equity adalah keadilan (fairness)
•Dalam situasi tertentu, kesamaan (equal) bisa jadi tidak adil (inequitable) atau kesamaan (equal) bisa jadi
adil (equitable)  Kesamaan bisa jadi adalah cara untuk mencapai keadilan

Contoh sederhana:
•Equity: Uang jajan anak SMA lebih banyak dibandingkan anak SD atau SMP
•Equality: Anak pertama dan anak kedua sama sama dibelikan pakaian saat hari raya tiba
EQUITY DAN EQUALITY

• Equity adalah keadilan berdasarkan kebutuhan, sedangkan equality maknanya lebih kepada persamaan
manfaat yang diperoleh tanpa merujuk pada kebutuhan (Picket, 1990)
• Dalam bidang kesehatan,Kawachi menyatakan bahwa equity berarti pelayanan diberikan berdasarkan
kebutuhan dan setiap orang dengan kebutuhan yang sama harus diperlakukan secara sama
• Sedangkan equality lebih mengacu pada situasi dimana semua orang mendapat perlakuan yang sama
(Maharani, 2009)

• Contoh
• Equity: orang yang flu mendapatkan pelayanan yang berbeda dengan orang yang stroke
• Equality: semua orang (baik yg flu, demam dll) dapat mengakses pelayanan kesehatan
INEQUITY DAN INEQUALITY

• Kebalikan dari equity dan equality adalah inequity dan inequality


• Konsep inequity dipahami sebagai adanya perbedaan-perbedaan yang sesungguhnya tidak diperlukan
dan dapat dihindari, dan ditunjukkan dengan adanya perasaan mendapat ketidakadilan (unfairness dan
unjustness). Dengan kata lain istilah inequity memiliki dimensi moral dan etika
• Sedangkan konsep inequality lebih mengacu pada kuantitas yang dapat diukur dari perbedaan
perbedaan dan variasi tersebut tanpa melibatkan penilaian moral
EQUITY DAN EQUALITY

EQUITY
EQUALITY
•Keadilan merupakan konsep etik dan normative,
•Equality tidak selalu bersifat normative, bisa
berdasarkan nilai nilai yang berlaku
bersifat teknis
•Keadilan bersifat subjektif dengan penafsiran yang
•Kesamaan berimplikasi masalah keadilan apabila
berbeda
menyangkut terganggunya hak asasi manusia
•Keadilan digunakan sebagai langkah mencapai
tujuan sosial
EQUITY DAN EQUALITY DALAM KESEHATAN

Margaret Whitehead (1992) menjelaskan dengan detail konsep dan dasar-dasar equity dalam kesehatan.
Tiga dimensi equity dalam kesehatan dapat dibagi menjadi:
•Equity dalam status kesehatan
Sebagai contoh adalah perbedaan tingkat kematian maternal antara populasi. Di Provinsi Yogyakarta, angka
kematian ibu (AKI) adalah 125 kematian per 100.000 kelahiran hidup, sementara di Provinsi Papua, AKI
mencapai angka 362 per 100.000 kelahiran hidup.
Perbedaan ini tidak adil dan dapat dihindari
EQUITY DAN EQUALITY DALAM KESEHATAN

• Equity dalam penggunaan layanan kesehatan


Penggunaan layanan kesehatan seringkali dijadikan perbandingan dalam melihat ketimpangan antar
populasi. Masyarakat yang hidup di kota dapat dengan mudah mengakses layanan kesehatan,
dibandingkan dengan masyarakat yang hidup di desa.
Contohnya, persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di kota provinsi x mencapai cakupan 98%, sementara
ibu-ibu melahirkan di desa provinsi x hanya mendapat cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan sebanyak 23%
EQUITY DAN EQUALITY DALAM KESEHATAN

• Equity dalam pembiayaan kesehatan


Kebijakan pembiayaan kesehatan tahun 2000-2007 telah berhasil memperbaiki pemerataan sosial
ekonomi. Sebelum krisis, rumah sakit pemerintah maupun swasta cenderung digunakan oleh kalangan
masyarakat ‘mampu’
Sebagian besar masyarakat miskin, belum atau bahkan tidak memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
dikarenakan oleh keterbatasan sumber daya
Dapat disimpulkan bahwa berbagai kebijakan Jaminan pendanaan seperti Jaring Pengaman Sosial Bidang
Kesehatan dan Askeskin berhasil mengurangi hambatan bagi masyarakat miskin untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan rumah sakit maupun fasilitas kesehatan non-rumah sakit lainnya
INEQUITY DAN INEQUALITY DALAM
KESEHATAN
• Menurut Shin dan Kim (2010) inequity menyangkut perbedaan dalam mendapatkan akses, jangkauan,
dan kualitas pelayanan kesehatan sehingga timbul ketimpangan status kesehatan antara kelompok
masyarakat yang berbeda
• Inequality dalam kesehatan sebagian mengacu pada pemanfaatan pelayanan kesehatan yang timpang
antara kelompok-kelompok yang berbeda secara sosial demograf

• Contoh
• Inequity: masy. Miskin mendapatkan kualitas pelayanan yang lebih rendah dibandingkan dengan masy.
Kaya
• Inequality: masy. Kaya lebih dapat mengakses pelayanan kesehatan dibandingkan dengan masy. miskin
KONSEP PELAYANAN KESEHATAN

• Levey dan Loomba (1973)


• Pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat

• Secara umum yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan,
mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, keluarga
ataupun masyarakat
CIRI PELAYANAN KESEHATAN

• Usaha sendiri : Setiap usaha pelayanan kesehatan bisa dilakukan sendiri ditempat pelayanan. Misalnya
pelayanan dokter praktek
• Usaha lembaga atau organisasi : Setiap usaha pelayanan kesehatan dilakukan secara kelembagaan atau
organisasi kesehatan ditempat pelayanan. Misalnya pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas.
Memiliki tujuan yang dicapai : Tiap pelayanan kesehatan memiliki produk yang beragam sebagai hasil
ahir pelayanan yang pada tujuan pokoknya adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat atau
person.
• Lingkup Program : Lingkup pelayanan kesehatan meliputi kegiatan pemeliharaan kesehatan,
peningkatan kesehatan, pencengah penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, atau
gabungan dari kseluruhan
• Sasaran pelayanan : Tiap pelayanan kesehatan menghasilkan sasaran yang berbeda, tergantung dari
program yang akan dilakukan, bisa untuk perseorangan, keluarga, kelompok ataupun untuk masyarakat
secara umum
TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PELAYANAN KESEHATAN MENURUT AZWAR
(1996)

• Pertama, unsur masukan meliputi tenaga medis, dana dan sarana yang tersedia sesuai kebutuhan
• Kedua, unsur lingkungan meliputi kebijakan, organisasi dan manajemen
• Ketiga, unsur proses meliputi tindakan medis dan tindakan non medis sesuai standar profesi yang telah
ditetapkan.
BENTUK DAN JENIS PELAYANAN KESEHATAN
MENURUT HODGETTS DAN CASCIO (1983)
• Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termaksud dalam kelompok pelayanan kedokteran (medical services) ditandai
dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama
dalam satu organisasi (institution), tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memilihkan
kesehatan serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga
• Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termaksud dalam kelompok pelayanan kesehatan masyarakat (public health
services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu
organisasi, tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit,
serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat
PERBEDAAN PELAYANAN KEDOKTERAN
DENGAN KESEHATAN MASYARAKAT
PELAYANAN KEDOKTERAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

•Tenaga pelaksananya terutama adalah dokter •Tenaga tenaga pelaksananya terutama adalah ahli kesmas

•Perhatian utamnya pada penyembuhan penyakit •Perhatian utamnya pada pencegahan penyakit penyakit

•Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga •Sasaran utamnya adalah masyarakat keseluruhan

•Kurang memperhatikan efsiensi •Selalu memperhatikan efsiensi

•Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan •Menarik perhatian masyarakat misalnya penyuluhan
etik dokter masyarakat

•Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat dengan •Menjalankan fungsi mengorganisir masyarakat dan didukung
undang-undang dengan undang-undang

•Penghasilan diperoleh dari imbal jasa •Penghasilan merupakan gaji dari pemerintah

•Bertanggung jawab hanya pada penderita •Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat

•Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan •Dapat memonopoli upaya kesehatan
mendapat saingan •Menghadapi berbagai persoalan kepemimpinan.
•Masalah administrasi sangat sederhana.
SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN

Tersedia dan berkesinambungan


Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia
di masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan (continous). Artinya semua jenis pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaanya dalam masyarakakt
adalah setiap saat yang dibutuhkan
Dapat diterima dengan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima (acceptable) oleh
masyarakat serta bersifat wajar (appropriate) artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan
dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat
istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat serta bersifat tidak wajar, bukanlah suatu
pelayanan kesehatan yang baik.
SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN

Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai (accessible) oleh
masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksudkan disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian
untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan
menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja, dan
sementara itu tidak ditemukan di daerah pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik
Mudah di jangkau
Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dijangkau (affordable) oleh
masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksud disini terutama dari sudut biaya. Untuk dapat
mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai
dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal dan karena itu hanya mungkin
di nikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.
SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN

Bermutu
Syarat pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah yang bermutu (quality). Pengertian mutu yang
dimaksud disini adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan di pihak lain tata
cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah di tetapkan.
MASALAH PELAYANAN KESEHATAN

Terkotak-kotaknya pelayanan kesehatan


Timbulnya pengkotakan dalam pelayanan kesehatan (fragmented health services), erat hubungannya
dengan munculnya spesialisasi dan sub spesialisasi dalam pelayanan kesehatan. Dampak negative yang
ditimbulkan ialah menyulitkan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan yang apabila, berkelanjutan
pada gilirannya akan menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan
Berubahnya sifat pelayanan kesehatan
Perubahan ini muncul sebagai akibat telah terkotak-kotaknya pelayanan kesehatan, yang pengaruhnya
terutama ditemukan pada hubungan dokter pasien. Sebagai akibat munculnya spesialis dan sub spesialis
menyebabkan perhatian penyelenggara pelayanan kesehatan tidak dapat lagi diberikan secara menyeluruh.
Perhatian tersebut hanya tertuju kepada keluhan dan ataupun organ tubuh yang sakit saja.
PERUBAHAN SIFAT PELAYANAN KESEHATAN

Perubahan sifat pelayanan kesehatan makin bertambah nyata, jika diketahui bahwa pada saat ini telah
banyak dipergunakan pula berbagai peralatan kedokteran canggih. ketergantungan yang kemudian muncul
terhadap berbagai peralatan kedokteran canggih tersebut, dapat menimbulkan berbagai dampak negative
yang merugikan, yakni :
•Makin renggangnya hubungan dokter dan pasien antara dokter dan pasien telah terdapat suatu tabir
pemisah yakni berbagai peralatan kedokteran yang dipergunakan tersebut
•Makin mahalnya biaya kesehatan keadaan yang seperti ini mudah diperkirakan akan menyulitkan
masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan.
Kedua perubahan dengan dampak negative tersebut mau tidak mau akan mempengaruhi mutu pelayanan.
Pelayanan Kesehatan yang hanya memperhatikan organ tubuh saja, tentu tidak akan berhasil secara
sempurna menyelesaikan masalah kesehatan yang diderita seseorang
PELAYANAN KESEHATAN MENYELURUH DAN
TERPADU

• Menyadari bahwa pelayanan kesehatan yang berkotak-kotak bukanlah pelayanan kesehatan yang baik,
maka berbagai pihak berupaya mencari jalan keluar yang sebaik-baiknya

• Salah satu dari jalan keluar tersebut ialah memperkenalkan kembali bentuk pelayanan kesehatan yang
menyeluruh dan terpadu (comprehensive and integrated health services)
PELAYANAN KESEHATAN MENYELURUH DAN
TERPADU

Pengertian pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu ada dua macam :
•Pertama, pelayanan kesehatan yang berhasil memadukan barbagai upaya kesehatan yang ada di
masyarakat yakni, pelayanan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan
penyakit serta pemulihan kesehatan. Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan
yang menyeluruh dan terpadu apabila kelima jenis pelayanan ini diselenggarakan bersamaan
•Kedua, pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic approach). Jadi
tidak hanya memperhatikan keluhan penderita saja, tetapi juga berbagai latar belakang social ekonomi,
social budaya, social psikologi, dan lain sebagainya. Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan terpadu apabila pendekatan yang dipergunakan memperhatikan berbagai
aspek kehidupan dari para pemakai jasa pelayanan kesehatan.
PENDEKATAN PELAYANAN KESEHATAN
MENYELURUH DAN TERPADU

Pendekatan institusi
•Jika pelayanan kesehatan masih bersifat sederhana maka kehendak untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan terpadu dilakukan melalui pendekatan institusi (institutional
approach). Dalam arti penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan dalam satu atap. Disini setiap
bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dikelolah dalam satu instuisi kesehatan saja
PENDEKATAN PELAYANAN KESEHATAN
MENYELURUH DAN TERPADU
Pendekatan system
•Tentu mudah untuk dipahami untuk Negara yang pelayanan kesehatannya telah berkembang dengan
pesat, pendekatan institusi telah tidak mungkin di terapkan lagi. Akibat makin kompleknya pelayanan
kesehatan adalah mustahil untuk menyediakan semua bentuk dan jenis pelayanan dalam suatu institusi.
Bukan saja akan menjadi terlalu mahal, tetapi yang terpenting lagi akan tidak efektif dan efsien
•Dalam keadaan yang seperti ini, kehendak untuk mewujudkan pelayanan keserhatan yang menyeluruh
dan terpadu di lakukan melalui pendekatan system (system approach) pengertian pelayanan kesehatan
yang menyeluruh dan terpadu yang dsiterapkan saat ini, adalah dalam arti system
•Disini pelayanan kesehatan di bagi atas beberapa strata,untuk kemudian antara satu strata dengan
strata lainnya, di ikat dalam satu mekanisme hubungan kerja, sehingga secara keseluruhan membentuk
suatu kesatuan yang terpadu.
STRATIFIKASI PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan kesehatan tingkat pertama


Yang di maksud dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama (primery health services) adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat pokok, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai
nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada umumnya pelayanan kesehatan
tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan
Pelayanan kesehatan tingkat kedua
Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan yang lebih lanjut,
telah bersifat rawat inap dan untuk menyelenggarakannnya telah dibutuhkan tersediannya tenaga-tenaga
spesialis
Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
Yang di maksud dengan pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan yang bersifat lebih
compleks dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga sub spesialis.
SISTEM RUJUKAN

• Adapun yang dimaksud dengan system rujukan di Indonesia (SK mentri Kesehatan RI no. 32 tahun 1972)
ialah suatu system penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung
jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertical dalam arti dari
unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar
unit-unit yang setingkat kemampuannya
JENIS SISTEM RUJUKAN

Rujukan kesehatan
Rujukan ini dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Dengan
demikian rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat. Rujukan
kesehatan dibedakan atas 3 macam yakni rujukan teknologi, sarana, dan operasional

Rujukan medik
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan. Dengan
demikin rujukan medik pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran.
MANFAAT ADANYA SISTEM RUJUKAN

Apabila system rujukan ini dapat terlaksana, dapatlah diharapkan terciptannya pelayanan kesehatan yang
menyeluruh dan terpadu

Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan


Jika ditinjau dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan, manfaat yang akan diperoleh
antara lain :
•Membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran
pada setiap sarana kesehatan
•Memperjelas system pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana
kesehatan yang tersedia
•Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.
MANFAAT ADANYA SISTEM RUJUKAN

Dari sudut kalangan kesehatan sebagai


Dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa
penyelenggara pelayanan kesehatan
pelayanan
Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan sebagai
Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai
penyelenggara kesehatan manfaat yang akan di
jasa pelayanan mamfaat yang akan diperoleh antara
peroleh antara lain :
lain :
•Memperjelas jenjang karir tenaga kesehatan dengan
•Meringankan biaya pengobatan, karena dapat
berbagai akibat positif lainnya seperti semangat kerja,
dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang-
ketekunan dan dedikasi
ulang
•Membantu peningkatan pengetahuan dan
•Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan
keterampilan yakni melalui kerjasama yang terjalin
pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas fungsi
dan wewenang setiap sarana pelayanan kesehatan •Memudahkan atau meringankan beban tugas, karena
setiap sarana kesehatan mempunyai tugas dan
kewajiban tertentu.
HEALTH NEED DAN HEALTH DEMAND

Di dalam pelayanan kesehatan sering ditemukan istilah health need dan health demand. Keduanya
mempunyai pengertian dan konsep yang berbeda. Health need mempunyai 2 pengertian yaitu :
•Kebutuhan nyata (Normative need) adalah merupakan perbandingan situasi nyata dengan standar
tertentu yang telah disepakati
•Kebutuhan yang dirasakan (feel need) adalah kebutuhan yang dirasakan sendiri oleh individu.

Sedang permintaan (demand) pelayanan kesehatan menggambarkan keinginan individu yang


dilatarbelakangi oleh kemampuan membayar, jadi merupakan normative need yang dinyatakan melalui
kemauan
KONSEP DEMAND DALAM KESEHATAN

• Dibedakan menjadi demand for health dan


demand for health care
• Mengapa orang ingin sehat?, apa yg
menentukan demand seseorang utk menjadi
sehat?,apa pengaruh pelayanan kesehatan dlm
meningkatkan status kesehatan?
• Demand untuk menjadi sehat tidaklah sama
antarmanusia
KONSEP DEMAND DALAM KESEHATAN
• What is the relationship between demand for health
and demand for health care?
– Demand for health is our primary demand
– Demand for health care is the secondary (derived demand from demand for health )
• Demand for health can be expressed as
Q (Health) = f (health care, food, sleep,…)
• Demand for health care can be expressed as
Q (health care) = f (health status, income, insurance, …)
Q (health care) = f (physician inputs, nurse inputs, medical
equipments, drugs,….)
KARAKTERISTIK PELAYANAN KESEHATAN

Dibandingkan dengan kebutuhan hidup manusia yang lain, kebutuhan pelayanan kesehatan mempunyai
tiga ciri utama yang terjadi sekaligus dan unik yaitu : uncertainty, asymetri of information dan externality
(Evans, 1984). Menurut Evan, ketiga ciri utama tersebut menyebabkan pelayanan kesehatan sangat unik
dibandingkan dengan produk atau jasa lainnya
Uncertainty
Asymetry Information
Externatlity
UNCERTAINTY

Uncertainty atau ketidakpastian menunjukkan bahwa kebutuhan akan pelayanan kesehatan tidak bisa
pasti, baik waktu, tempat maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Dengan ketidakpastian ini sulit bagi
seseorang untuk menganggarkan biaya untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatannya
Penduduk yang penghasilannya rendah tidak mampu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk
memenuhi kebutuhan yang tidak diketahui datangnya, bahkan penduduk yang relatif berpendapatan
memadai sekalipun seringkali tidak sanggup memenuhi kecukupan biaya yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan medisnya
Maka dalam hal ini seseorang yang tidak miskin dapat menjadi miskin atau bangkrut mana kala ia
menderita sakit
ASYMETRY OF INFORMATION

• Asymetry of Information menunjukkan bahwa konsumen pelayanan kesehatan berada pada posisi yang
lemah sedangkan provider ( dokter dan petugas kesehatan lainnya ) mengetahui jauh lebih banyak
tentang manfaat dan kualitas pelayann yang dijualnya
• Sifat asymetry ini memudahkan timbulnya supply induce demand creation yang menyebabkan
keseimbangan pasar tidak bisa tercapai dalam pelayanan kesehatan (pemeriksaan yang tidak perlu)
EXTERNALITY

• Externality menunjukkan bahwa komsumsi pelayanan kesehatan tidak saja mempengaruhi pembeli
tetapi juga bukan pembeli
• Contohnya adalah komsumsi rokok yang mempunyai resiko besar pada bukan perokok, akibat dari ciri
ini, pelayanan kesehatan membutuhkan subsidi dalam berbagai bentuk, oleh karena pembiayaan
pelayanan kesehatan tidak saja menjadi tanggung jawab diri sendiri, akan tetapi perlunya digalang
tanggung jawab bersama ( publik )
• Ciri unik tersebut juga dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi kesehatan seperti Feldstein ( 1993 )
CIRI CIRI SEKTOR KESEHATAN

Kejadian penyakit tidak terduga


Orang tidak bisa menduga tentang penyakit yang akan dideritanya, oleh sebab itu tidak diketahui secara
pasti pelayanan kesehatan apa yang dibutuhkan. Dengan adanya ketidakpastian (uncertainty) berarti
seseoarang menghadapi suatu risiko (risk) sakit dan risiko harus mengeluarkan biaya pengobatan

Consumer Ignorance
Konsumen sangat tergantung pada provider pelayanan kesehatan. Dimana konsumen tidak tahu banyak
tentang jenis pemeriksaan dan pengobatan yang dibutuhkannya  providerlah yang menentukan jenis dan
volume pelayanan yang perlu dikonsumsi oleh konsumen.
CIRI CIRI SEKTOR KESEHATAN

Sehat dan Pelayanan Kesehatan sebagai Hak


Makan, pakaian, tempat tinggal dan hidup sehat adalah elemen daar kebutuhan manusia yang senantiasa
harus dipenuhi, terlepas kemampuan seseorang untuk membayarnya. Hal ini menyebabkan distribusi
pelayanan kesehatan sering dilakukan atas dasar kebutuhan (needs) dan bukan atas dasar kemampuan
membayar (demand)

Eksternalitas
Efek dari eksternalitas memberikan dampak (positif/negatif) yang dialami orang lain sebagai akibat
perbuatan seseorang.
CIRI CIRI SEKTOR KESEHATAN

Motif Non Profit


Secara ideal mengambil keuntungan maksismum (profit maximization) bukanlah tujuan utama pelayanan
kesehatan. Pendapat yang dianut adalah “orang tidak layak mengambil keuntungan dari penyakit orang lain
Padat Karya
Adanya kecenderungan/trend tenaga kesehatan spesialis ke super spesialis menyebabkan komponen
tenaga dalam pelayanan kesehatan semakin besar. Komponen tenaga tersebut bisa mencapai 40-60% dari
keseluruhan biaya
Mix Outputs
Sejumlah pelayanan kesehatan berupa : pemeriksaan, diagnosis, perawatan, terapi, nasehat kesehatan
menunjukkan keragaman antar individu tergantung dengan jenis penyakitnya.
CIRI CIRI SEKTOR KESEHATAN
Upaya Kesehatan sebagai Konsumsi dan Investasi
Upaya kesehatan dalam jangka pendek akan menunjukkan sifat konsumtif, dan tidak memberikan return on
investement secara jelas Oleh sebab itu seringkali sektor kesehatan berada pada urutan bawah dalam skala
prioritas pembangunan, terlebi bila berat pembangunan adalah pembangunan perekonomian. Namun
sesungguhnya kesehatan merupakan adalah suatu investasi, untuk jangka panjang

Restriksi Berkompetisi
Adanya pembatasan dalam praktek berkompetisi/bersaing. Ini menyebabkan mekanisme pasar dalam
pelayanan kesehatan tidak sesempurna mekanisme pasar untuk komoditi lain. Dalam mekanisme pasar,
wujud kompetisi adalah kegiatan pemasaran (promosi, iklan, dll) sedangkan sektor kesehatan tidak pernah
terdengar adanya promosi, discount, bonus atau banting harga dalam pelayanan kesehatan.
INDIKATOR, KRITERIA DAN STANDAR
PELAYANAN KESEHATAN
Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur atau Indikator adalah fenomena yang dapat diukur
Contoh indikator atau tolak ukur status kesehatan antara lain adalah angka kematian ibu, angka kematian
bayi, status gizi
•Indikator struktur: Tenaga kesehatan profesional, Biaya yang tersedia, Obat-obatan dan alat kesehatan,
Metode atau standard operation
•Indikator proses: Memberikan petunjuk tentang pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan, prosedur
asuhan yang ditempuh oleh tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya
•Indikator Outcome: Merupakan Indikator hasil luaran input dan proses seperti : BOR, LOS, TOI dan
Indikator klinis lain seperti : angka kesembuhan penyakit, angka kematian 48 jam, angka infeksi nosokomial,
dsb
INDIKATOR, KRITERIA DAN STANDAR
PELAYANAN KESEHATAN
Kriteria
Indikator dispesifkasikan dalam berbagai kriteria. Sebagai contoh Indikator status gizi sebagi indikator
status kesehatan anak, dapat dispesifkan lagi menjadi kriteria : tinggi badan, berat badan anak
Standar
Setelah kriteria ditentukan dibuat standar-standar yang eksak dan dapat dihitung kuantitatif, yang biasanya
mencakup hal-hal yang baik
Misalnya : panjang badan bayi baru lahir yang sehat rata-rata (standarnya) adalah 50 CM. Berat badan bayi
yang baru lahir yang sehat standard adalah 3 Kg. Rasio yang baik untuk dokter puskesmas standarnya
adalah 1 : 30. 000 penduduk
Rasio yang baik untuk dokter spesialis adalah 1 : 300. 000 penduduk. Standar kebutuhan tenaga perawat di
RS adalah rasio 1 : 10 tempat tidur
EKUITAS DALAM PELAYANAN KESEHATAN

• Ekuitas/keadilan dalam pelayanan kesehatan memiliki 2 dimensi:


• Keadilan horizontal
• Keadilan vertikal
KEADILAN HORISONTAL

Menegaskan prinsip perlakuan yang sama terhadap kondisi yang sama


Artinya perlakuan yang sama terhadap kebutuhan yang sama (Mooney dan Van Doorslaer)
Keadilan horizontal memiliki 4 macam defnisi operasional yakni:
•Sumber daya/input/pengeluaran yang sama untuk kebutuhan yang sama
•Penggunaan atau penerimaan yang sama untuk kebutuhan yang sama
•Akses/kesempatan yang sama untuk kebutuhan yang sama
•Kesamaan tingkat kesehatan

Defnisi operasiona tersebut sesungguhnya dapat dipahami sebagai tahap produksi kesehatan yang
meliputi input, proses dan output
SUMBER DAYA/INPUT/PENGELUARAN YANG
SAMA UNTUK KEBUTUHAN YANG SAMA

• Kesamaan dalam hal ini merujuk pada kesamaan dalam hal penyediaan sumber daya pelayanan
kesehatan diantaranya provider, program, pelayanan dan intervensi kesehatan
• Contoh : biaya operasional yang sama per puskesmas dengan pola dan beban penyakit yang sama
(kebutuhan yang sama)
• Contoh: biaya yang sama untuk tiap kategori diagnose terkait
PENGGUNAAN/PENERIMAAN YANG SAMA
UNTUK KEBUTUHAN YANG SAMA
Hal yang dimaksud adalah proses penyampaian pelayanan kesehatan telah berlangsung untuk memenuhi
kebutuhan yang sama
•Contoh: lama tinggal yang sama per diagnosis penyakit
Ada 2 asumsi yang “melekat” pada defnisi “penggunaan yang sama”
•Intervensi medis yang diberikan memiliki standar yang sama
•Pasien memiliki kepatuhan yang sama
Contoh: apabila DOTS ditentukkan sebagai terapi standar tuberculosis maka “penggunaan yang sama untuk
kebutuhan yang sama” mengandung arti bahwa setiap pasien dengan tuberculosis mendapatkan terapi
DOTS dan menjalani terapi tersebut dengan kepatuhan yang sama
AKSES SAMA UNTUK KEBUTUHAN YANG
SAMA
• Akses terhadap pelayanan kesehatan berbeda dengan penerimaan terhadap pelayanan kesehatan
• Kesamaan akses merujuk pada kesamaan kesempatan (opportunity) yang terbuka bagi semua orang
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan asuransi kesehatan
• Kesamaan penerimaan merujuk apakah individu tersebut telah benar benar menggunakan peluang
tersebut
• Contoh: departemen kesehatan mendirikan puskesmas di seluruh kecamatan di Indonesia. Tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa seluruh rakyat negeri ini memiliki akses (fsik) yang sama terhadap
pelayanan kesehatan. Hal ini bias memberikan pola penggunaan pelayanan yang berbeda/bervariasi di
suatu daerah sebab setiap individu memiliki opsi atau pilihan untuk menggunakan atau tidak
menggunakan peluang tersebut serta untuk mematuhi atau tidak mematuhi intervensi medis yang
ditentukkan
AKSES SAMA UNTUK KEBUTUHAN YANG
SAMA
• Akses secara operasional adalah biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh pelayanan
kesehatan (Le Grand dan Mooney).
• Namun defnisi ini kurang memuaskan. Contohnya: jika 2 orang menghadapi biaya (dalam arti uang dan
waktu) yang sama, akankah mereka dikatakan memiliki akses yang sama??
• Orang yang kaya dan orang yang miskin menghadapi biaya yang sama, pantaskah mereka dikatakan
mendapatkan akses yang sama terhadap pelayanan kesehatan hanya karena menghadapi biaya uang
dan waktu yang sama??

• Akses sebagai tingkat maksimum yang dicapai dalam mengkonsumsi pelayanan kesehatan pada tingkat
pendapatan yang dimiliki individu serta biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk mengkonsumsi
pelayanan kesehatan tersebut (Olson dan Rodgers)
• Menurut pengertian ini, akses terhadap pelayanan kesehatan tidak hanya tergantung harga pelayanan
kesehatan tetapi juga tingkat pendapatan individu
AKSES SAMA UNTUK KEBUTUHAN YANG
SAMA
• Salah satu problem dalam “kesamaan akses” adalah kesulitan menyeimbangkan tujuan keadilan dengan
tujuan efsiensi apabila harga diperhitungkan dalam akses
• Contohnya: penyebaran puskesmas di setiap kecamatan memberikan keadilan berupa akses yang sama
terhadap seluruh masyarakat untuk dapat menggunakan puskesmas (keadilan tujuan). Namun apabila
terdapat puskesmas yang terletak di kecamatan yang padat penduduk dan lainnya terdapat di
kecamatan yang jarang bahkan langka penduduknya, tentu ini tidak efsien
Kenapa??
• Karena biaya untuk mendirikan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan standar sama di
kecamatan yang langka penduduknya jauh lebih besar daripada kecamatan yang padat penduduknya.
Maka efsiensi tercapai apabila masyarakat pada kecamatan yang jarang penduduknya membayar lebih
mahal dibandingkan dengan kecamatan yang padat penduduknya dengan manfaat yang sama
• Apabila diterapkan, tentunya ini tidak adil (prinsip keadilan vertical)
KESAMAAN TINGKAT KESEHATAN

Merupakan kriiteria keadilan horizontal yang paling lemah. Alasannya:


•Kesamaan tingkat kesehatan bukan merupakan pilihan yang masuk akal untuk dicapai, kenapa?? Sebab
adanya kelainan genetic dan memburuknya kesehatan secara alamiah dengan bertambahnya usia akan
berbenturan dengan keinginan untuk mencapai kesamaan tingkat kesehatan bagi setiap manusia
•Sebagian besar system pelayanan kesehatan memang tidak berusaha untuk mencapai distribusi kesehatan
yang adil (melainkan cukup distribusi pelayanan kesehatan yang adil). Kenapa?? Kesehatan tidak hanya
ditentukkan dari pelayanan kesehatan tetapi juga dari personal individu, gaya hidup, lingkungan dan status
social ekonomi
•Tidak ada defnisi yang disepakati semua pihak tentang “tingkat kesehatan yang sama”
•Upaya untuk menyamakan kesehatan bagi setiap orang akan membawa menurunnya tingkat kesehatan
orang lain sehingga akan menjadi absurd jika tujuan keadilan system pelayanan kesehatan adalah untuk
meningkatkan status orang tetapi menurunkan tingkat kesehatannya
KEADILAN VERTIKAL

Keadilan vertical menekankan prinsip perlakuan yang berbeda untuk keadaan yang berbeda. Dikenal dua
kriteria keadilan vertical:
•Perlakuan tidak sama untuk kebutuhan yang berbeda
•Pembiayaan kesehatan progresif berdasarkan kemampuan membayar (ability to pay)
PERLAKUAN TIDAK SAMA UNTUK
KEBUTUHAN BERBEDA
• Contoh; pasien datang ke rumah sakit dengan gagal ginjal akut mendapatkan perlakuan yang berbeda
(misalnya, pelayanan yang lebih segera atau “cito”) daripada pasien dengan keluhan pilek. Pasien stroke
selayaknya diperlakukan berbeda dengan pendertia nyeri saraf
• Mudah dipahami bahwa pelayanan dengan standar yang berbeda lebih adil ketimbang pelayanan yang
sama untuk kedua pasien
• Persoalan menjadi tidak mudah ketikan ditanyakan perlakuan mana yang seharusnya berbeda??
• Apakah satu kondisi menikmati standar pelayanan yang lebih tinggi karena kondisinya lebih penting
(misalnya lebih parah??
PEMBIAYAAN KESEHATAN PROGRESIF
BERDASARKAN KEMAMPUAN MEMBAYAR

Keadilan kedua ini memberikan penekanan pada system pembiayaan pelayanan kesehatan yang bersifat
progresif berdasarkan kemampuan membayar. Ada 2 alasan mengapa keadilan juga dititikberatkan pada
system pembiayaan pelayanan kesehatan:
•Peristiwa sakit sulit diramalkan dan serba tidak pasti dan jika terjadi akan berdampak pada biaya
kesehatan yang sangat membebani ekonomi rumah tangga khususnya bagi anggota masyarakat yang lebih
miskin. Oleh sebab itu perlu upaya proteksi terhadap situasi tersebut
•Konsumsi pelayanan kesehatan dianggap memberikan dampak yang besar bagi kesehatan sehingga perlu
adanya pengelolaan dan juga pengaturan terhadap pelayanan kesehatan ini
KEADILAN DALAM PEMBIAYAAN
KESEHATAN
Pembiayaan kesehatan yang adil memenuhi 2 dimensi:
•Pembiayaan kesehatan berdasarkan kemampuan membayar
Contoh: system pelayanan kesehatan dibiayai dengan pajak pendapatan maka warga yang berpendapatan
tinggi membayar lebih besar daripada warga yang berpendapatan rendah
Di dalam suatu kelompok yang memiliki kemampuan keuangan yang sama (kebutuhan juga sama) perlu
dipastikan pembayaran juga sama

•Dalam rangka tujuan keadilan vertical, system pelayanan kesehatan yang mengandalkan mekanisme pasar
dan out of pocket memerlukan regulasi dan intervensi pemerintah untuk melindungi kelompok masyarakat
berpendapatan rendah dan kelompok yang membutuhkan pelayanan kesehatan lebih banyak
Contoh upaya pemerintah dalam memperbaiki keadilan vertical dalam system pelayanan kesehatan adalah
adanya JKN
TERIMA KASIH

Maafkan kami, segala upaya telah kami lakukan untuk menolong putra bapak
sesuai dengan kemampuan bapak membayar!!!
ISTILAH ISTILAH
PUBLIC GOOD

• Karakteristik : non rivalness dan non excludability


• Non rivalness : jika seseorang mengkonsumsi tidak akan menghalangi orang lain utk
mengkonsumsinya juga
• Non excludability : semua orang bisa mengkonsumsi dan tidak mungkin melarang orang
untuk mengkonsumsinya
• Contoh : environmental health services, kampanye promosi kesehatan
MERIT GOODS

• Barang yang bisa dinikmati oleh semua orang dan memberi manfaat untuk seluruh
lapisan masyarakat
• Contoh : primary health care, family planning.
• Dilihat dari perspektif normatif ekonomi : semua orang berhak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan terlepas dari kemampuan mereka membayar
• kemampuan seseorang untuk membayar jasa pelayanan yang
diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal. ATP
menjelaskan besar tarif yang sanggup dibayar oleh masayarakat
berdasarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat (Sastrosubroto, 2012) .
• Kemampuan membayar biasanya identik dengan pendapatan
konsumen.
Gani dkk (1997)
• Kemampuan membayar biaya pelayanan kesehatan masyarakat
dapat dilihat dari pengeluaran tersier non pangan.
Mukti (2001)
• Kemampuan membayar masyarakat dapat dilihat dari pengeluaran
“tersier” seperti: pengeluaran rekreasi, sumbangan kegiatan sosial,
dan biaya rokok.
61
WHO yang ditulis Xu, et. al., (2005)
• 5% dari Kapasitas Membayar rumah tangga, sebagai asumsi batas
yang tidak menggangu ekonomi rumah tangga.

“Kapasitas Membayar” diperoleh dari perhitungan pengeluaran non


pangan ditambah pengeluaran pangan non esensial
(makanan/minuman jadi, rokok /tembakau dan sirih, Alkohol)
62

Anda mungkin juga menyukai