Anda di halaman 1dari 25

PAPER

ADMINISTRASI KEBIJAKAN RUMAH SAKIT


PRINSIP KEADILAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI
INDONESIA BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN
BERPENGHASILAN RENDAH

DOSEN PENGAMPU : Safari Hasan, S.IP., MMRS.

Disusun oleh:

Yoanolga Vilona Kaulika Devara (10821030)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakanng
Pelayanan kesehatan merupakan sebuah kebutuhan yang penting. Hak
atas pelayanan kesehatan dijamin oleh UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 yang
menyebutkan bahwa setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan.
Namun pada kenyataannya tidak mudah bagi masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah untuk memperoleh layanan kesehatan yang memadai.
Masalah kemiskinan dan kesenjangan pendapatan masyarakat sendiri juga
menjadi faktor penyebab ketidakadilan pelayanan kesehatan.
Indonesia sebagai negara berkembang juga masih dihadapkan pada
masalah rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Keadilan dalam memperoleh pelayanan kesehatan merupakan
sebuah tantangan besar yang harus dihadapi negara Indonesia. Untuk
menghindari adanya ketidakadilan layanan kesehatan yang diperoleh
masyarakat yang sampai sekarang masih ada, maka peran pemerintah juga
dibutuhkan untuk menangani hal tersebut.
Pemerintah selalu berupaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
dengan adanya jaminan sosial. Jaminan sosial merupakan salah bentuk
perlindungan masyarakat oleh pemerintah guna memperoleh kebutuhan dasar
serta memperoleh pelayanan kesehatan yang adil dan layak.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip keadilan?
2. Apa pengertian serta bentuk dari prinsip keadilan dalam pelayanan
kesehatan serta tantangan apa yang terjadi ketika menghadapi keadilan
dalam pelayanan kesehatan?
3. Apa dasar-dasar hukum yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan?
4. Apa hubungan kemiskinan dan pelayanan kesehatan?
5. Bagaimana keadaan, pengaruh serta kendala masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah dalam pelayanan kesehatan?
6. Bagaimana upaya pemerintah terhadap pelayanan kesehatan?
7. Apa harapan masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah terhadap
adanya prinsip keadilan dalam pelayanan kesehatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian prinsip keadilan.
2. Untuk mengetahui pengertian serta bentuk dari prinsip keadilan dalam
pelayanan kesehatan serta tantangan yang terjadi ketika menghadapi
keadilan dalam pelayanan kesehatan.
3. Untuk mengetahui dasar-dasar hukum yang terkait pelayanan kesehatan.
4. Untuk mengetahui hubungan kemiskinan dan pelayanan kesehatan.
5. Untuk mengetahui keadaan, pengaruh serta kendala pelayanan kesehatan
pada masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah.
6. Untuk mengetahui upaya pemerintah terhadap pelayanan kesehatan.
7. Untuk mengetahui harapan masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah
terhadap adanya prinsip keadilan dalam pelayanan kesehatan.

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai prinsip
keadilan dalam pelayanan kesehatan, serta faktor yang mempengaruhi
ketidakadilan dalam pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah, dan mengetahui bentuk upaya pemerintah dalam
mengatasi ketidakadilan dalam pelayanan kesehatan.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat mengerti mengenai prinsip-prinsip keadilan dalam
pelayanan kesehatan tanpa adanya perbedaan status sosial serta upaya
yang dilakukan pemerintah selama ini dalam menerapkan program
jaminan keshatan yang lebih adil dan layak.
3. Bagi Pemerintah
Pemerintah dapat mengetahui kondisi pelayanan kesehatan yang
dialami masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah serta dapat
membantu dengan menciptakan berbagai program layanan kesehatan
lainnya menggunakan prinsip keadilan.
BAB II

ISI

A. Prinsip Keadilan
Peran keadilan sangatlah penting karena keadilan adalah sebuah tatanan
yang mampu mendukung sebuah kerjasama sosial yang pada saatnya akan
mendukung terbentuknya suatu masyarakat yang tertib dan teratur (Rawls dan
Jamasy, 2004:10). Prinsip keadilan merupakan prinsip yang paling penting
dalam memelihara keseimbangan masyarakat untuk mendapat perhatian
publik. Penerapannya dapat menjamin kesehatan masyarakat dan membawa
kedamaian kepada jiwa mereka. Sebaliknya jika adanya penindasan dan
diskriminasi tidak akan dapat membawa kedamaian dan kesejahteraan
masyarakat. Prinsip keadilan menuntut tindakan secara proposional, sesuai,
seimbang, selaras dengan hak setiap orang. Tiga prinsip keadilan yang
dikemukakan oleh Suryawasita, yaitu:
1. Keadilan atas dasar hak
Keadilan atas dasar hak adalah keadilan yang diperhitungkan
berdasarkan hak untuk diterima oleh seseorang.
2. Keadilan atas dasar jasa
Keadilan atas dasar jasa adalah keadilan yang diperhitungkan
berdasarkan seberapa besar jasa yang telah seseorang berikan.
3. Keadilan atas dasar kebutuhan
Keadilan atas dasar kebutuhan adalah keadilan yang diperhitungkan
berdasarkan yang seseorang butuhkan.

B. Prinsip Keadilan Dalam Pelayanan Kesehatan


1. Pengertian Prinsip Keadilan Pelayanan Kesehatan
Dalam UU Kesehatan 36, 2009 menyatakan bahwa setiap orang
memiliki hak kesehatan yaitu akses pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu dan terjangkau. Adanya prinsip keadilan terhadap akses
pelayanan kesehatan merupakan tantangan besar yang harus dihadapi
suatu negara. Dalam meningkatkan suatu prinsip keadilan pada pelayanan
kesehatan, maka hal tersebut juga berpengaruh dalam peningkatan sumber
daya layanan kesehatan untuk menghindari adanya ketidakadilan
kesehatan di masyarakat terutama pada masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah. Pelayanan kesehatan merupakan upaya
pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat berupa
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Menurut WHO, keadilan dalam pelayanan kesehatan adalah setiap
masyarakat yang mendapatkan kesempatan yang adil akan kebutuhan
kesehatannya sehingga upaya dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan
tidak ada yang dirugikan, serta faktor-faktor penghambat ketidakadilan
dapat dihindari. Prinsip keadilan dalam pelayanan kesehatan dapat
diwujudkan dengan adanya:
a) Akses atau kesempatan yang sama dalam pelayanan kesehatan
Dalam mengakses layanan kesehatan masyarakat seharusnya
meiliki hak yang sama. Beberapa hambatan sebagai faktor penyebab
masyarakat tidak dapat mengakses layanan kesehatan yakni, seperti
budaya, letak geografis, sumber daya kesehatan yang tidak merata,
tingkat pekerjaan, tingkat pendidikan dan tidak adanya asuransi
kesehatan yang dimiliki masyarakat miskin serta berpenghasilan
rendah.
b) Pemanfaatan pelayanan kesehatan yang sama dalam memenuhi
kebutuhan yang sama.
Banyak faktor yang berpengaruh dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan oleh masyarakat seperti keperluan masyarakat yang
berbeda.
c) Kualitas pelayanan kesehatan yang sama
Pemberi pelayanan kesehatan harus memiliki komitmen yang sama
dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat sesuai
dengan standar atau ketentuan yang digunakan.
Ada 2 dimensi keadilan dalam pelayanan kesehatan, yaitu:
1) Keadilan secara horizontal
Sebuah prinsip keadilan yang sama terhadap keadaan yang sama,
seperti penggunaan atau penerimaan sama dalam kebutuhan yang
sama, kesempatan yang sama dalam kesamaan tingkat kesehatan.
2) Keadilan secara vertikal
Sebuah prinsip perlakuan berbeda dalam keadaan yang berbeda
seperti, perlakuan yang tidak sama untuk kebutuhan yang berbeda
serta pembiayaan kesehatan sesuai kemampuan membayar.

2. Tantangan Keadilan Dalam Pelayanan Kesehatan


Setiap orang harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhannya, baik dalam mendapatkan akses yang sama dalam
pemanfaatan pelayanan kesehatan dan tidak membedakan status
ekonominya. Menurut Whitehead 1992, keadilan dapat diartikan sebagai
suatu keadaan yang tidak berat sebelah, tidak sebagian dan berkeadilan.
Dalam bidang kesehatan keadilan dapat memberikan sebuah keadilan bagi
setiap orang dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan yang optimal
serta tidak membeda-bedakan pelayanan. Perbedaan yang sangat besar
dalam hal pelayanan kesehatan yang terjadi di berbagai daerah
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kemiskinan, kondisi geografis,
sistem sosial, politik serta kebijakan suatu daerah.
Tantangan keadilan dalam pelayanan kesehatan yang masih menjadi
kendala yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah (SKN, 2012, BPS,
2012), seperti:
a) Banyaknya perbedaan dalam bidang geografis, penghasilan individu,
pendidikan, akses dan fasilitas pelayanan kesehatan, salahnya sasaran
penanggulangan kemiskinan dan akses fasilitas publik.
b) Rendahnya akses masyarakat terhadap tempat layanan kesehatan
karena jarak yang jauh dan kurang meratanya sumber daya manusia
di bidang kesehatan.
c) Rendahnya capaian masyarakat di daerah pinggiran atau pedalaman
saat ingin berobat.
Adapun beberapa faktor hambatan yang turut menjadi tantangan
dalam pelaksanaan prinsip keadilan pelayanan kesehatan, meliputi:
1) Faktor hambatan internal
- Tidak adanyan penjelasan secara rinci mengenai prinsip
keadilan dalam pelayanan kesehatan.
- Kurangnya sarana prasarana
Sarana prasarana penunjang yang belum maksimal
memberikan hambatan bagi tenaga kesehatan dikarenakan
kondisi ruangan perawatan yang dirasa belum efisien.
2) Faktor hambatan eksternal
- Kurangnya masyarakat dalam sosialisasi kesehatan dari petugas
kesehatan maupun pemerintah.
- Adanya faktor anggaran sehingga membuat pelaksanaan
pelayanan kesehatan menjadi tidak optimal.

C. Dasar Hukum Pelayanan Kesehatan di Indonesia


1. Undang-Undang Dasar No. 36 Pasal 4 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
Setiap orang berhak atas kesehatan.
2. Undang-Undang Dasar No. 36 Pasal 5 Tahun 2009 Tentang Kesehatan:
- Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber daya di bidang kesehatan.
- Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, dan terjangkau.
3. Undang-Undang Dasar No.36 Pasal 19 Tentang Kesehatan, Pemerintah
bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang
bermutu, aman, efisien, dan terjangkau.
D. Kemiskinan Masyarakat Dan Pelayanan Kesehatan
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang dapat dikatakan memiliki
sifat global, dimana kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi dan
mendapat perhatian banyak orang. Menurut Thabrany (2005;123) mengatakan
jika pada umumnya masyarakat miskin ditandai dengan hal-hal sebagai
berikut:
1. Ketidakampuan memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, gizi, sandang,
papan, pendidikan dan kesehatan.
2. Ketidakmampuan melakukan usaha yang produktif atau menguntungkan.
3. Ketidakmampuan menjangkau sumber daya sosial dan ekonomi baik
akibat keterbatasan modal, teknologi dan sumber daya manusia.
4. Tidak memiliki kepercayaan diri dan mental untuk terbebas dari garis
kemiskinan.
Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo, pelayanan kesehatan adalah
sebuah sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan
pencegahan dan peningkatan kesehatan dengan sasaran masyarakat. Kesehatan
merupakan tujuan utama dalam kehidupan. Apabila seseorang tidak sehat
maka sulit untuk mempertahankan kehidupannya terutama masyarakat miskin
yang berpenghasilan rendah. Contoh dari pelayanan kesehatan untuk
masyarakat miskin, yaitu:
1. Pendirian puskesmas, posyandu dengan menitik beratkan pada program
atau jenis pelayanan yang berkaitan dengan kemiskinan
2. Penempatan dokter, bidan dan tenaga kesehatan di daerah terpencil
3. Imunisasi gratis
4. Penyuluhan kesehatan

E. Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat Miskin dan Berpenghasilan


Rendah
1. Keadaan Kesehatan Masyarakat Miskin dan Berpenghasilan Rendah
Kemungkinan besar masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah
rentan akan adanya sebuah penyakit. Banyaknya kebutuhan hidup
mengurangi alokasi biaya kesehatan untuk individu dan keluarganya. Di
sisi lain, rutinitas pekerjaan terus menghimpit guna mencukupi kebutuhan
keluarga tanpa diiringi dengan pemeliharaan kesehatan. Kondisi demikian
semakin buruk saat kesehatan individu menurun sedangkan biaya
pengobatan yang tidak terjangkau. Kenyataan ini semakin mendukung
pandangan bahwa status ekonomi yang rendah berhubungan erat dengan
rendahnya kualitas kesehatan bahkan rentan dengan kematian.
Penyakit sejalan dengan konsentrasi pada golongan masyarakat
miskin dan berpenghasilan rendah. Keterjangkauan masyarakat miskin
dalam mengakses pelayanan kesehatan sangat rendah akibat mahalnya
biaya dan jauhnya letak pelayanan kesehatan, sehingga mereka lebih
memilih menggunakan pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional.
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan besarnya presentase penduduk
yang mengobati penyakitnya sendiri, pada tahun 2011 yaitu sebanyak
66,82% dari total keseluruhan jumlah penduduk di Indonesia. Sedangkan
mereka yang hanya mengandalkan obatan-obatan tradisional untuk
perawatan kesehatan, BPS mencatat pada tahun 2011 ada sebanyak
23,63% penduduk yang menggunakan pengobatan tradisional.
Menurut Navarro, rendahnya kesehatan pada masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah adalah sebagai korban dari sistem sosial yang tidak
mengutamakan usaha kesehatan maksimal secara adil. Sistem sosial yang
dimaksud yakni selain kondisi lingkungan fisik dan masyarakat adalah
sistem yang dijalankan untuk menyediakan pelayanan kesehatan.
Penyebab penghasilan yang rendah dan pekerjaan bagi kualitas kesehatan
individu membentuk sebuah wacana kelas sosial dalam kajian tentang
kesehatan. Pada dasarnya, kelas sosial sangat berpengaruh pada
kehidupan sosial individu, tidak hanya berkaitan dengan relasi dan
interaksi sosial, melainkan dengan kebutuhan kesehatannya.
2. Pengaruh Masyarakat Miskin dan Berpenghasilan Rendah Terhadap
Pelayanan Kesehatan
Sebagai negara berkembang, jumlah penduduk miskin di Indonesia
terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-negara yang lain.
Selain itu, faktor dari masyarakat miskin serta berpenghasilan rendah
seringkali menghambat distribusi pelayanan kesehatan. Meskipun akses
pada pelayanan kesehatan di Indonesia sangat terbuka, namun masih
sering terjadi adanya diskriminasi pada masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah sehingga terciptalah ketidakadilan dalam
pelayanan kesehatan. Menurut Dwiyanto, diskriminasi pelayanan
kesehatan dapat muncul karena perbedaan sikap dalam pemberian
pelayanan yang dipengaruhi oleh status pengguna layanan. Status sosial
ekonomi pengguna layanan kesehatan turut menjadi penentu kualitas
pelayanan kesehatan yang akan diterima dari health provider (penyedia
layanan kesehatan). Penghasilan pengguna layanan kesehatan menjadi
salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan
yang diterima. Kebutuhan (needs) para pengguna layanan kesehatan serta
keinginan (want) para health provider pada pelayanan kesehatan akan
disesuaikan dengan uang yang tersedia.
Tingkat keuangan pengguna layanan kesehatan akan menentukan
aksesnya pada pelayanan kesehatan yang nantinya akan diberikan.
Masyarakat dengan status ekonomi tinggi, tentu dapat memilih pelayanan
kesehatan yang diinginkan mulai dari perawatan, fasilitas pelayanan dan
jenis obat-obatannya. Sebaliknya, masyarakat dengan latar belakang
sosial ekonomi rendah akan kesulitan mengakses pelayanan kesehatan
yang maksimal. Oleh karena itu, titik inilah kelas sosial berdampak pada
perlakuan diskrimatif sehingga tercipta ketidakadilan dalam pemberian
pelayanan kesehatan oleh health care provider yang menjadikan
kemampuan finansial sebagai tolak ukur utama (the law of medical
money).
3. Faktor Kendala Pelayanan Kesehatan Terhadap Masyarakat Miskin
dan Berpenghasilan Rendah
Akses masyarakat miskin serta berpenghasilan rendah terhadap
pelayanan kesehatan masih sering terkendala oleh faktor internal dan
eksternal. Bentuk kendala-kendala internal antara lain, yaitu:
1. Kurangnya kesadaran masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah
untuk menerapkan hidup sehat.
2. Kurangnya minat masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah
untuk berobat.
3. Kurangnya partisipasi dari masyarakat miskin dan berpenghasilan
rendah dalam setiap kegiatan pelayanan kesehatan.
Sedangkan bentuk kendala-kendala eksternal yaitu berasal dari
penyedia layanan kesehatan, meliputi:
1. Kurangnya jumlah tenaga layanan kesehatan
Hal tersebut dikarenakan tenaga kesehatan di Indonesia banyak
yang tidak ingin ditempatkan pada daerah pedesaan dan terpencil
sehingga tidak mampu mencukupi kebutuh kesehatan masyarakat.
2. Kurangnya kualitas dari tenaga kesehatan
Kualitas layanan kesehatan yang dinilai belum sesuai dengan
harapan masyarakat.
3. Kurangnya mutu layanan kesehatan
Sarana dan prasarana kesehatan yang kurang memadai dan tidak
merata bagi masyarakat.
4. Kurangnya sistem informasi dalam pelayanan kesehatan
Kurangnya berinvestasi guna membangun sistem informasi
kesehatan dalam menjaga mutu pelayanan kesehatan.
5. Terbatasnya fasilitas penunjang layanan kesehatan
Ketersediaan fasilitas dapat menyebabkan ketidakadilan dalam
pelayanan kesehatan. Dengan adanya fasilitas kesehatan yang cukup
akan dapat melayani kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat
secara menyeluruh.
Semua faktor tersebut sangat berpengaruh dalam akses pelayanan
kesehatan yang diterima oleh masyarakat terutama pada masyarakat
miskin dan berpenghasilan rendah.

F. Upaya Pemerintah Terhadap Keadilan Layanan Kesehatan


1. Hubungan Pemerintah Dalam Pelayanan Kesehatan
Sistem pelayanan kesehatan sejauh ini sangat dipengaruhi oleh peran
pemerintah sebagai sektor yang mengatur perkembangan pelayanan
kesehatan. Pemerintah tentunya juga memiliki kendali penuh atas
penyediaan sosial bagi segala kebutuhan masyarakat. Akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan sangat bergantung pada sebuah kebijakan
dan program pembangunan kesehatan yang dijalankan oleh pemerintah
sebagai pemangku tanggung jawab. Sebuah kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah nantinya akan menjadi acuan terhadap penentuan program
pelayanan kesehatan serta pelaksanaannya guna terwujudnya keadilan
dalam pemberian layanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan gratis menjadi andalan pemerintah dalam
pemerataan pembangunan pelayanan kesehatan. Peraturan Daerah Nomor
1 Tahun 2016 tentang Sistem Kesehatan Provinsi dan Peraturan Daerah
Nomor 2 Tahun 2016 tentang Upaya Kesehatan ini dapat dijadikan sebuah
landasan untuk mengoptimalakan bentuk pelayanan kesehatan kepada
masyarakat khususnya masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah agar
mendapatkan sebuah jaminan kesehatan yang adil dan layak. Jaminan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang dimaksud adalah jaminan
masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah dimana mereka benar-
benar belum memiliki jaminan kesehatan. Undang-Undang N0. 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional pada prinsipnya
dimaksudkan dapat memberikan arahan dalam pelaksanaan pemerintah
serta jajarannya agar seluruh masyarakat Indonesia dapat memenuhi hak
hidup sehat khusunya bagi masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah.
Dengan adanya sebuah program jaminan sosial tentu akan memberikan
adanya perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat sesuai dengan
kondisi kemampuan keuangan negara serta mewujudkan keadilan
pelayanan kesehatan.

2. Implementasi Program Pelayanan Kesehatan oleh Pemerintah


Implementasi ini bertujuan untuk mewujudkan layanan kesehatan
bagi masyarakat, agar terciptanya keadilan dalam pemberian pelayanan
kesehatan. Upaya tersebut telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya
dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
- JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan
program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan kepastian
jaminan kesehatan secara menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia
agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera.
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan
berdasarkan prinsip asuransi sosial, dan prinsip keadilan, yaitu
kesamaan dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan medis yang tidak terkait dengan besaran iuran yang telah
dibayarkan mereka yang berpenghasilan dan bagi mereka yang tidak
mampu (fakir miskin) serta berpenghasilan rendah. Manfaat program
JKN ini diberikan adalah dalam bentuk pelayanan kesehatan
perseorangan yang komprehensif, mencakup pelayanan penyebab
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).
Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah
setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah (fakir miskin dan orang tidak mampu). Kemudian, para
pekerja yang tidak memiliki pekerjaan setelah enam bulan PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja) atau mengalami cacat total dan tidak
memiliki kemampuan dalam hal ekonomi akan tetap menjadi
kelompok peserta yang iurannya dibayar oleh pemeritah. Dengan
adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diharapkan
seluruh rakyat Indonesia dapat memenuhi kebutuhan kesehatan
dasarnya secara layak.
Upaya pemerintah dalam hal jaminan kesehatan tersebut yaitu
dengan diselenggarakannya dalam beberapa bentuk jaminan sosial di
bidang kesehatan, salah satunya adalah melalui BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan). BPJS merupakan salah satu
lembaga sosial yang dibentuk untuk menyelenggarakan program-
program seperti jaminan sosial yang ada di Indonesia. Selain itu,
badan BPJS juga menanggung pensiunan karyawan swasta dan pegawai
pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah memberikan jaminan melalui
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan
Daerah (Jamkesda) untuk masyarakat yang tidak mampu.
Dengan adanya jaminan kesehatan nasional oleh pemerintah,
diharapkan seluruh masyarakat akan mendapatkan perlindungan
kesehatan dan manfaat sesuai dengan prinsip keadilan dalam
pelayanan kesehatan yang ditanggung oleh pemerintah melalui BPJS
(Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan).

- Prinsip-prinsip Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


Mengacu pada Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJSN),
terdapat prinsip-prinsip pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN), meliputi:
a) Prinsip Kegotong-royongan
Prinsip ini berarti dimana masyarakat yang mampu
membantu masyarakat yang kurang mampu.
b) Prinsip Nirlaba
Dana yang dikumpulkan dari seluruh masyarakat
merupakan sebuah dana amanah oleh BPJS sehingga dalam
pengembangannya akan digunakan untuk kepentingan
masyarakat itu sendiri bukan untuk mencari laba/keuntungan.
- Tantangan Keadilan Terhadap Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)
Seluruh warga negara Indonesia memiliki hak memperoleh
derajat hidup yang optimal untuk kesehatan diri dan keluarganya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk kesempatan tersebut adalah
pemerintah harus menjamin kesehatan masyarakatnya melalui
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi kesehatan seluruh warga
negaranya.
Akan tetapi semua layanan tersebut belum mampu memberikan
pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Menurut Dewan Jaminan
Sosial Nasional (DJSN), JKN telah dilaksanakan dari tahun 2014, akan
tetapi masih banyak masalah-masalah ketidakadilan pelayanan
kesehatan dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), meliputi:
a) Dari aspek kepesertaan
Alangkah baiknya jika BPJS menyediakan kartu
kepesertaan untuk warga negara yang belum memiliki kartu
identitas penduduk (KTP), sehingga semua warga negara dapat
merasakan pelayanan jaminan kesehatan dari pemerintah..
b) Terkait dengan kemudahan akses pelayanan
Seharusnya peserta JKN bisa mendapatkan pelayanan
dimana saja di seluruh wilayah Indonesia tanpa adanya
penolakan dari tepat pelayanan kesehatan.
c) Terkait pembagian wilayah rujukan
Seharusnya peserta JKN bisa mendapatkan pelayanan di
mana saja di seluruh wilayah Indonesia tanpa adanya batasan
dari tepat pelayanan kesehatan. Solusi untuk masalah rujukan ini
alangkah baiknya menggunakan konsep jangkauan terhadap
tempat pelayanan kesehatan dan kemampuan fsilitas kesehatan
dalam memberikan pelayanan.
d) Terkait ketersediaan
Daftar obat yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan
dalam pelayanan kesehatan yang diberikan. Jenis obat yang
tidak tertera daftar harganya dapat mengacu pada harga pasar,
maka dari itu perlu dilakukan peninjauan ulang untuk peraturan
obat yang harus disertai dengan daftar harga.
e) Berhubungan dengan jenis biaya INA-CBG
Untuk mengatasi masalah biaya, pemerintah perlu membuat
rentang biaya yang akan dijadikan dasar kesepakatan dengan
pemberi layanan kesehatan.

G. Harapan Adanya Prinsip Keadilan Pelayanan Kesehatan Terhadap


Masyarakat Miskin dan Berpenghasilan Rendah
Keadilan dalam pelayanan kesehatan sangat penting karena dapat
digunakan sebagai penilaian dalam sektor kesehatan. Demi terwujudnya
sebuah prinsip keadilan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat
terutama masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, pemerintah
diharapkan mampu memberikan perhatian melalui pendekatan pembangunan
pelayanan kesehatan dasar sebagai berikut:
1. Dapat mencakup seluruh kesehatan masyarakat secara adil dan merata
tanpa membeda-membedakan antara masyarakat dengan ekonomi tinggi
dan rendah.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta dapat berpihak
kepada masyarakat terutama masyarakat miskin dan berpenghasilan
rendah.
3. Terpenuhinya jumlah tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan.
4. Terbentuknya sebuah kebijakan kesehatan pada masyarakat untuk
meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat.
5. Adanya profesionalisme dalam pembangunan kesehatan untuk masyarakat.
Terwujudnya sebuah prinsip keadilan dalam pelayanan kesehatan juga
dapat dicapai dengan adanya pemberlakuan sistem jaminan sosial yang
dibiayai oleh pemerintah. Namun, akibat dari kemampuan keuangan negara
yang sangat kurang untuk membiayai seluruh masyarakat dalam sistem
jaminan sosial, menyebabkan tidak meratanya pemberian layanan kesehatan
kepada masyarakat. Akan tetapi Indonesia yang merupakan negara dengan
sistem perekonomiannya pada masa yang akan datang mengarah ke tipe negara
kesejahteraan, oleh karena itu pemerintah Indonesia diharapkan dapat lebih
mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan negara yang bisa digunakan
untuk pembiayaan jaminan sosial seluruh masyarakat khususnya kepada
masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah guna mewujudkan prinsip
keadilan dalam pelayanan kesehatan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip keadilan merupakan prinsip yang paling penting dalam
memelihara keseimbangan masyarakat untuk mendapat perhatian publik.
Menurut WHO, keadilan dalam pelayanan kesehatan adalah setiap masyarakat
yang mendapatkan kesempatan yang adil akan kebutuhan kesehatannya
sehingga upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan tidak ada yang dirugikan,
apabila faktor-faktor penghambat dapat dihindari. Keadilan dalam pelayanan
kesehatan memiliki 2 dimensi, yaitu keadilan horizontal dan keadilan vertikal.
Kemungkinan besar masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah rentan
akan adanya sebuah penyakit. Kondisi demikian semakin buruk saat kesehatan
individu menurun sedangkan biaya pengobatan yang tidak terjangkau.
Kenyataan tersebut mendukung pandangan bahwa status ekonomi yang rendah
berhubungan erat dengan rendahnya kualitas kesehatan bahkan rentan dengan
kematian. Status sosial ekonomi pengguna layanan kesehatan turut menjadi
penentu kualitas pelayanan kesehatan yang akan diterima dari health provider
(penyedia layanan kesehatan). Masyarakat dengan status ekonomi tinggi, tentu
dapat memilih pelayanan kesehatan yang diinginkan mulai dari perawatan,
fasilitas pelayanan dan jenis obat-obatannya. Begitupun sebaliknya,
masyarakat dengan latar belakang sosial ekonomi rendah akan kesulitan
mengakses pelayanan kesehatan yang maksimal.
Pelayanan kesehatan gratis menjadi andalan pemerintah dalam
pemerataan pembangunan pelayanan kesehatan. Upaya Kesehatan ini dapat
dijadikan sebuah landasan untuk mengoptimalakan bentuk pelayanan
kesehatan kepada masyarakat khususnya masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah agar mendapatkan sebuah jaminan kesehatan yang
layak. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program
pemerintah yang bertujuan untuk memberikan kepastian jaminan kesehatan
secara menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat
hidup sehat, produktif, dan sejahtera. Prinsip keadilan dalam pelayanan
kesehatan sangat penting karena dapat digunakan sebagai penilaian dalam
sektor kesehatan serta terwujudnya sebuah keadilan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat terutama masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah
agar mendapat pelayanan kesehatan yang layak.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu memahami serta menerapkan prinsip
keadilan dalam pelayanan kesehatan tanpa memandang status sosialnya
apabila nanti dibutuhkan saat sudah terjun langsung di bidang kesehatan.
2. Bagi Masyarakat
Dengan mengetahui adanya prinsip keadilan dalam pelayanan
kesehatan, diharapkan masyarakat tidak segan untuk menggunakan
jaminan kesehatan karena pemerintah telah membuat program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang membantu masyarakat memperoleh
layanan kesehatan tanpa diskriminatif serta adanya perlakuan yang sama.
3. Bagi Pemerintah
Demi terwujudnya prinsip keadilan dalam pelayanan kesehatan
terutama untuk masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, diharapkan
pemerintah dapat berperan aktif dalam mengawasi adanya jaminan
kesehatan guna terwujudnya keadilan dalam pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Amanda, B. T., Prasetya, A. Y., Kaharudin, K., & Anis, B. J. (2021). Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Sebagai Strategi
Manajemen Berbasis Keadilan Sosial dalam Pelayanan Kesehatan.
Prosiding EMAS: Ekonomi Manajemen Akuntansi Kewirausahaan, 1(1),
183-190.
Anward, B., & Muslaini, M. (2020). PRINSIP KEADILAN DALAM
PEMENUHAN HAK PASIEN PENERIMA BANTUAN IURAN BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. Journal De
Facto, 5(2), 232-254.
Bhisma Murti, (2001). Keadilan Horizontal, Keadilan Vertikal, dan Kebijakan
Kesehatan. Jurnal Managemen Pelayanan Kesehatan; (4):3.
Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran, Dasar-Dasar Praktek
Penyusunan APBN Di Indonesia. Jakarta: Kementerian Keuangan Republik
Indonesia, 2013.
Idris, H. (2016). Ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan: teori & aplikasi
dalam penelitian. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(2).
Irmawati, S. (2017). Kualitas Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Sangurara
Kecamatan Tatanga Kota Palu. Katalogis, 5(1).
Isriawaty, F. S. (2015). Tanggung Jawab Negara Dalam Pemenuhan Hak Atas
Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (Doctoral dissertation, Tadulako
University).
Kemenkes RI. 2013. Bahan Paparan:Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam
Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta:Kemenkes RI.
Kurniawan, D. (2009). KEMISKINAN DI INDONESIA DAN SOLUSINYA: vol.
05 no. 01 2009. Gema Eksos, 5(01), 001-018.
Nafila, B. V. (2019). Implementasi Asas Perlindungan dan Keadilan Dalam
Pelayanan Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009. STUDI PUSKESMAS RAYA.
Taalonganan, E., Lengkong, F. D., & Laloma, A. (2016). Implementasi Kebijakan
Masyarakat Miskin Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bitung. Jurnal
Administrasi Publik,3(038).
Undang-Undang No. 39 Tahun 2009
Widianto, A. A. (2013). Menjembatani Aksebilitas Masyarakat Miskin pada
Pelayanan Kesehatan Melalui Institusi Lokal. Jurnal Sosiologi Reflektif,
8(1), 49-74.
Wijaya, F.H. A. (2019). Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten
Jember Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Kecamatan Balung
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Jember).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai