Oleh
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
(Konvensi ILO) Nomor 102 Tahun 1952 yang menganjurkan semua negara untuk
kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian. Jaminan sosial
diketahui krisis dimulai sejak tahun 1997 sampai sekarang, disebabkan oleh
miskin berupa subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk sektor kesehatan bagi
masyarakat miskin menjadi program Jaring Pengaman Kesehatan bagi
Kesehatan Pasal 1 butir 1 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial yang
memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
membeda-bedakan yang mampu maupun yang tidak mampu. Oleh karena itu
menjadi tugas negara untuk menyediakan segala fasilitas yang diperlukan agar
yang besar. Sebab pada dasarnya kesehatan merupakan sebuah investasi sehingga
patut mendapat perhatian dari pemerintah. Bila rakyat suatu negara sehat maka
beberapa syarat atau kriteria yang harus dipenuhi, namun perlu juga dikemukakan
di sini bahwa ada pelayanan kesehatan yang tidak ditanggung oleh PT Askes,
seperti untuk general check up, prothesis gigi tiruan, kosmetika, pengobatan
miskin yakni rentan terhadap berbagai macam penyakit, karena pada umumnya
jawab dan dilaksanakan bersama oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah,
pemerintah propinsi/kabupaten/kota berkewajiban memberi kontribus sehinga
ke pemerintah daerah setempat untuk ditanggulangi oleh dana yang berasal dari
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
ketentuan pelayanan kesehatan yang di batasi dan yang tidak di jamin. Pada
dasarnya setiap warga Negara baik yang kaya atau yang miskin mempunyai hak
yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatannya, sehingga dari hal hal
yang melatar belakangi permasalahan kesehatan bagi warga miskin tersebut dapat
ideal ?
C. TUJUAN
D. MANFAAT
1. Secara teoritis
sakit dengan akreditasi. Yang dimaksud dengan akreditasi adalah pengaturan formal
2. Secara praktis
tidak melanggar Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 serta bermanfaat untuk:
dengan PT. Askes (Persero) bagi masyarakat miskin untuk kasus gawat
darurat.
PEMBAHASAN
oleh kata kesejahteraan itu sendiri. Setidaknya terdapat empat arti yang
sejahtera baru terjadi jika kehidupan manusia itu aman dan bahagia akibat
tinggal dan pendapatan; (2) pelayanan sosial yang mecakup lima bentuk
tunjangan sosial; (4) proses atau usaha terencana yang dilakukan oleh
tunjangan sosial.
(orang tua, dan anak, pria dan wanita, kaya dan miskin) sebaik dan sedapat
dari adanya hak kewarga negara di satu pihak, dan kewajiban negara di
bantuan sosial dan asuransi sosial), maupun jaring pengaman sosial (social
dan asuransi serta infestasi sumber daya manusia (human investment) yang
masyarakat’
diselenggarakan dalam suatu negara, yaitu: (1) kebijakan pasar kerja (labour
market policies); (2) bantuan sosial (social assistence); (3) asuransi sosial
dibanyak negara
Jamkesmas
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
yang tujuannya ialah agar setiap orang dalam wilayah Negara Republik
setiap penduduk. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak
jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya. Atau
dengan kata lain konstitusi dan undang-undang yang ada di Negara ini
rendah, hal ini tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat
miskin tiga setengah sampai empat kali lebih rendah dari kelompok
hidup dan AKI sebesar 284 per 100.000 kelahiran hidup dan Umur Harapan
masyarakat miskin.
Program ini telah berjalan memasuki tahun keempat dan telah hasil dan
program ini dari tahun ke tahun oleh masyrakat miskin dan pemerintah telah
yang disebut JAMKESMAS dengan tidak ada perubahan jumlah sasaran dan
ini disusun dalam suatu sistem yang dinamakan Sistem Kesehatan Nasional
atau dikenal sebagai SKN. SKN pada hakekatnya adalah suatu tatanan yang
Republik Indonesia.
Landasan idiil dan konstitusionil SKN adalah Pancasila dan UUD 1945,
aturan pokok yang bersumber dari falsafah dan budaya bangsa Indonesia.
air, maka secara dinamis telah terjadi perubahan orientasi, baik dalam tata
dari masa ke masa. Sebagai suatu tatanan, wujud dan metode dari
SKN telah mengalami beberapa kali revisi, yang terakhir dan saat ini berlaku
adalah SKN Tahun 2004, yang diberlakukan melalui Keputusan Menteri
Revisi SKN yang terakhir ini telah disesuaikan dengan suasana dan
seluruh lapisan masyarakat secara adil dan merata baik geografis maupun
ekonomis.
mencakup mutu pelayanan yang optimal, setara dan dapat diakses oleh setiap
ialah :
membutuhkannya.
(WHO), kesehatan adalah suatu kondisi sejahtera dilihat dari aspek jasmani
(lahir) dan aspek rohani (moril) serta sejahtera dilihat dari aspek ekonomi.
adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau swasta serta
1) UKM adalah setiap kegiatan yang lebih fokus pada upaya untuk
yang diberikan dapat dibedakan kedalam tiga strata, yaitu : Upaya kesehatan
kesehatan strata kedua, yaitu jasa layanan kesehatan tingkat lanjutan; Upaya
sebagai berikut:
Provinsi.
1) UKP strata Pertama adalah UKP tingkat dasar, yaitu upaya kesehatan
2) UKP strata Kedua adalah UKP tingkat lanjutan, yaitu upaya kesehatan
3) UKP strata Ketiga adalah UKP tingkat Unggulan, yaitu upaya kesehatan
swasta.
Sampai saat ini banyak orang berpendapat bahwa JPKM bukan asuransi.
JPKM tidak memberikan penggantian uang”. Hal ini tidak sepenuhnya benar
Akan tetapi dimasa mendatang jika hal ini tidak dipikirkan, kelak bisa
bahwa hanya sekitar kurang dari 20% penduduk Indonesia yang di-cover
generasi mendatang.
Indonesia dan salah satu jaminan SJSN adalah jaminan kesehatan. Undang-
undang yang terdiri dari 9 Bab dan 53 pasal ini secara formal telah
sosial.
4) Bantuan iuran adalah iuran yang dibayar oleh Pemerintah bagi fakir misin
5) Dana Jaminan Sosial adalah dana amanat milik seluruh peserta yang
6) Manfaat adalah faedah jaminan sodial yang menjadi hak peserta dan/atau
anggota keluarganya.
7) Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh peserta,
1) Jaminan Kesehatan.
4) Jaminan Pensiun.
5) Jaminan Kematian.
Program Jamkesmas
pada :
berikut :
dirinya.”
kesehatan masyarakat”
ayat (1).”
rakyat Indonesia."
"Iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang
Perangkat Daerah.
terjaga dan biaya yang terkendali perlu adanya suatu ikatan kerja berupa
Pemberi Pelayan Kesehatan (PPK). PT. Askes (Persero) diberi tugas sebagai
Badan Pengelola tunggal. Secara sepintas tampaknya hal ini tidak menjadi
masalah. Namun bila dikaji lebih seksama hal demikian tidak sejalan dengan
bahwa:
tindakan yang dapat terjadi baik secara internal oleh manusia itu sendiri atau
Indonesia tidak dikenal adanya akar kata risiko. Risiko berasal dari
terjemahan bahasa Inggris risk, yang berkaitan dengan rizk dalam bahasa
Arab dan rejeki dalam bahasa Indonesia. Risiko/ risk mempunyai aspek
kerugian secara materiil dapat atau tidak dapat di nilai dengan uang, dan juga
tidak terlepas dari unsur keterkaitan dengan takdir, seperti menurut Gunanto
ke dalam asuransi, akan tetapi pada kenyataannya tidak semua risiko dapat
diasuransikan, karena harus mempunyai beberapa persyaratan seperti yang
1. Risiko harus bersifat murni, tidak ada unsur kesengajaan, seperti orang
menderita sakit kanker atau jantung,; karena pada kasus ini penderita
relatif statis atau konstan tanpa dipengaruhi oleh perubahan politik atau
menjadi risiko kelompok atau suatu mekanisme pengalihan dari yang tidak
pasti menjadi sesuatu yang pasti. Keadaan sehat atau menjadi sehat saat ini
yang syarat dengan padat modal, padat karya dan padat teknologi. Dengan
adanya asuransi maka hal ini menjadi lebih ringan terutama bagi masyarakat
miskin dalam menghadapi risiko yaitu sakit, karena adanya pengalihan risiko
di mana peserta yang sehat membantu peserta yang sakit dan peserta yang
ditinjau dari dua sisi, yaitu sebagai jaminan sosial dan sebagai asuransi.
Ditinjau dari sudut asuransi, dasar hukum dari asuransi sosial adalah
asuransi sosial juga mempunyai sifat sebagai jaminan sosial maka terdapat
pada umumnya.
perikatan, yaitu :
berlaku.
(RSD) dan Rumah Sakit (RS) swasta, dokter umum dan dokter spesialis,
dokter gigi dan dokter gigi spesialis, apotik laboratorium klinik baik
daerah maupun swasta, yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
komprehensif.
rumah sakit;
masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jamkesmas 2008 sebagaimana tercantum dalam S.K. Menkes No. 125 Tahun
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Agnes Widanti. S., 2005, Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis, Penerbit
Unika Soegijapranata, Semarang.
Agnes Widanti. S., A. Joko Purwoko, Hermawan Pancasiwi (Editor), 2005, Refleksi
Hukum dalam Masyarakat, Penerbit Unika Soegijapranata, Semarang.
ARRIME, 2002, Pedoman manajemen Puskesmas, Departemen Kesehatan, Jakarta.
A. Muchaddam Fahham, Perlindungan Sosial dalam “Info Singkat Kesejahteraan
Sosial” Vol I, Maret 2009, Sekjen DPR RI, hlm. 2.
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, RefikaAditama,
Bandung, 2005, hlm. 40-41.
Hasbullah Thabrany, 2005, Asuransi Kesehatan Nasional, Edisi Baru, Penerbit Pusat
Kajian Ekonomi Kesehatan FKM-UI, Jakarta.
Kansil, C.S.T., 1981, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Penerbit Pradnya
Paramita, Jakarta.
Kansil, C.S.T., 2002, Pengantar Ilmu Hukum Jilid I, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta.
Kansil, C.S.T., 2003, Pengantar Ilmu Hukum Jilid II, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001, Edisi Ketiga, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Man Suparman Sastrawidjaja, 2005, Aspek-aspek Hukum Asuransi dan Surat
Berharga, Penerbit P.T. ALUMNI, Bandung.
Masyhur Effendi, A. 2005, Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia (HAM) dan
Proses Dinamika Penysunsn Hak Asasi Manusia (HAKHAM), Cetakan
Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.
Moh. Nazir, 2003, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Muladi, 2005, Hak Asasi Manusia (HAM) Hakekat, Konsep dan Implikasi dalam
Perspektif Hukum Masyarakat, Penerbit PT Refika Aditama, Bandung.
Philipus M. Hadjon, et al, 1993, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Cetakan
kedua, Penerbit Gadjah Mada University Press, Jogyakarta.
Petunjuk Penulisan usulan Penelitian dan Tesis. Penerbit UNIKA Soegipranata,
Semarang, 2005.
Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid I, 1999, Departemen Kesehatan, Jakarta.
Sistem Jaminan Sosial Nasional. Penerbit CV. Nuansa Aulia, Bandung, 2006.
Veronica Komalawati, Peranan Informed Consent dalam Transaksi Terapeutik, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1999, hlm. 77.
Yaslis Ilyas, Mengenai Asuransi Kesehatan, Penerbit Fakultas Kesehatan Masyarakat
UI, Jakarta, 2003, Cet Pertama, hal 166.
Departemen Kesehatan RI, 2002, ARRIME Pedoman manajemen Puskesmas,
Departemen Kesehatan, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2004, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta.
PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Undang-undang tentang Pengadilan HAM 2000 dan Undang-undang Nomor 33
Tahun 1999 tentang Hak asasi Manusia, 2001, Penerbit Citra Umbara,
Bandung.
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,
2005, Cetakan pertama, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta.
S.K. Menkes No. 125 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Tahun 2008.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 56/MENKES/SK/I/2005 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Miskin Tahun 2005.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1330/ Menkes/ SK/ IX/
2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas,Rujukan Rawat Jalan dan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Yang Dijamin Pemerintah.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1241/ Menkes/ SK/ XI/ 2004 tentang
Penugasan PT. Askes (Persero) dalam Pengelolaan Program Kesehatan
bagi Masyarakat Miskin.
Keputusan Menteri Negara BUMN RI Nomor S-697/ MBU/ 2004, tentang Penugasan
PT. Askes (Persero) dalam Pengelolaan Program Pemeliharaan Kesehatan
bagi Masyarakat Miskin.