PELAYANAN KEBIDANAN
Sriwidya astuti khati, STr.Keb
M.K.M
DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan
bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan agar dapat hidup
sejahtera lahir dan batin, sehingga mampu membangun masyarakat, bangsa, dan
negara sebagaimana diamanatkan dalam UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
bahwa pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya perempuan, bayi,
dan anak yang dilaksanakan oleh bidan secara bertanggungjawab, akuntabel,
bermutu, aman, dan berkesinambungan, masih dihadapkan pada kendala
profesionalitas, kompetensi, dan kewenangan;
bahwa pengaturan mengenai pelayanan kesehatan oleh bidan maupun
pengakuan terhadap profesi dan praktik kebidanan belum diatur secara
komprehensif sebagaimana profesi kesehatan lain, sehingga belum memberikan
pelindungan dan kepastian hukum bagi bidan dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Kebidanan;
Dasar hukum sebagai landasan yuridis lahirnya
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan adalah Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C,
dan Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
DASAR VISI DAN MISI PEMBANGUNAN
KESEHATAN
Dasar Pembangunan Kesehatan
Visi
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
Mandiri : Mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain
dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.
Maju: Diukur dari kualitas SDM, tingkat kemakmuran, dan kemantapan sistem dan
kelembagaan politik dan hukum.
Adil: Tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antarindividu, gender, maupun
wilayah.
Makmur: Diukur dari tingkat pemenuhan seluruh kebutuhan hidup
Misi
Untuk dapat mewujudkan visi INDONESIA SEHAT 2025, ditetapkan empat misi
pembangunan kesehatan sebagai berikut:
Preventif
Promotif
Kuratif
Rehabilitatif
STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN
Mencakup upaya kesehatan masyarakat & upaya kesehatan perorangan, dilakukan secara komprehensif, mitigasi serta didukung kerjasama lintas sektor & peran aktif masyarakat dalam penanggulangan bencana, baik bencana alam maupun bencana karena ulah manusia, termasuk konflik sosial.
Profesionalisme
Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung oleh penerapan
berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-
nilai norma dan etika. Untuk itu akan ditetapkan standar kompetensi,
akreditasi dan legislasi serta kegiatan peningkatan kualitas lainnya
Desentralisasi
Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan berbagai
upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik
masing-masing daerah. Untuk itu wewenang yang lebih besar
didelegasikan kepada daerah untuk mengatur system pemerintah dan
rumah tangga sendiri, termasuk dibidang kesehatan. (ilmu kesehatan
masyarakat, syafrudin)
System Pelayanan Kesehatan
Masukan (input)
Adalah sub elemen-sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk
berfungsinya system.
Proses
Adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan.
Keluaran (output)
adalah hal yang dihasilkan proses.
Dampak (impact)
Akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya
Umpan balik (feed back)
Adalah juga merupakan hasil dari proses yang sekaligus masukan untuk system
tersebut.
Lingkungan (enviromment)
Adalah dunia diluar system untuk mempengaruhi system tersebut.
Pelayanan kesehatan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun swasta perlu memperhatikan beberapa ketentuan antara
lain:
Penanggung jawab
Suatu system pelayana kesehatan baik pemerintah maupun swasta. Namun demikian
di Indonesia dalam hal ini Departemen Kesehatan merupakan tanggung jawab yang
paling tinggi. Artinya pengawasan, standar pelayanan.
Standar pelayanan
System pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus berdasarkan
pada suatu standar tertentu. Di Indonesia standar ini telah ditentukan oleh
Departemen Kesehatan, dengan adanya “Buku Pedoman Puskesmas”.
Hubungan kerja
Pembagian kerja yang jelas antara bagian yang satu dengan yang lain. Artinya
fasilitas kesehatan tersebut harus mempunyai struktur organisasi yang jelas
menggambarkan hubungan kerja baik horizontal maupun vertical.
Pengorganisasian potensi
System pelayanan pengorganisasian, upaya ini penting terutama di Indonesia.
Karena adanya keterbatasan sumber-sumber daya dan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan masyarakat, perlu keikut sertaan.
Terimkasih........