Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KOLABORASI TIM KESEHATAN

“Kolaborasi Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Indonesia”

Disusun Oleh:

Kelompok 2:

1.AGUNG VOLTA(2021205201034)

2.TINOKO ABELA(2021205201033)

3.AYU PUSPITA SARI(2021205201005)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

FAKULTAS KESEHATAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunianya kepada kita semua, sehingga berkat karunianya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Kolaborasi Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan” Dalam
penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan
yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini terdapat kelebihan dan kekurangannya sehingga kami mengharap kritik dan saran
yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.

PRINGSEWU, Oktober 2021

Penyusun

PAGE \* MERGEFORMAT 3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................1

B. Tujuan peneliti ..........................................................................................1

BAB II PENGERTIAN DAN MODEL KOLABORASI

A. Sistem Pelayanan Kesehatan.......................................................................3

B. Membangun dan Mempertahankan Kolaborasi tim Kesehatan..................8

DAFTAR PUSTAKA

PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia sekaligus investasi dalam
pembangunan bangsa. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan dilakukan secara
menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan guna meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kesehatan mempunyai peranan besar
dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat, maka dari itu semua negara
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya.
Pelayanan kesehatan berarti setiap upaya yang sendiri atau bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
mengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok ataupun
masyarakat.
Di Indonesia sendiri pembangunan kesehatan secara berkesinambungan telah
dimulai sejak dicanangkannya Rencana Pembangunan Lima Tahun I pada tahun
1969 yang secara nyata telah berhasil mengembangkan berbagai sumber daya
kesehatan, serta melaksanakan upaya kesehatan yang berdampak pada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Dewasa ini, pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan masih
menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Sehingga
diperlukan pemantapan dan percepatan melalui SKN sebagai pengelolaan
kesehatan yang disertai berbagai terobosan penting, antara lain program
pengembangan Desa Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas), Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) yang dapat diwujudkan melalui Jampersal.
Terjadinya perubahan lingkungan strategis seperti adanya regulasi
penyelenggaraan kepemerintahan dan di tingkat global telah terjadi perubahan

PAGE \* MERGEFORMAT 3
iklim serta dan upaya percepatan pencapaian Millenium Development Goals
(MDGs), sehingga diperlukan penyempurnaan dalam pengelolaan kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kolaborasi Dalam Sistem Kesehatan Nasional?
Apa saja dasar hukum Sistem Kesehatan Nasional agar dapat diterapkan di
Indonesia?
2. Bagaimana perkembangan Kolaborasi Sistem Kesehatan Nasional di
Indonesia

PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Pelayanan Kesehatan


Berdasarkan peraturan presiden (PP) Nomor 72 tahun 2012, definisi system
kesehatan nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan
oleh semua komponen Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung,
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarkat yang setinggi-tingginya.
Salah satu komponen pengelolaan kesehatan yang disusun dalam SKN adalah
upaya kesehatan.

Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki


unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya. Sistem Kesehatan adalah suatu
jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-orang yang
menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara
dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia
maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem
kesehatan mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya.
Sistem kesehatan di Indonesia telah mulai dikembangkan sejak tahun 1982
yaitu ketika Departemen Kesehatan RI menyusun dokumen system kesehatan di
Indonesia yang disebut Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Penyusunan dokumen
tersebut didasarkan pada tujuan nasional bangsa Indonesia sesuai dengan
Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai
tujuan tersebut, maka dibentuklah program pembangunan nasional secara
menyeluruh dan berkesinambungan. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari

PAGE \* MERGEFORMAT 3
pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan
upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah.

Upaya kesehatan yang dimaksud dalam perpres tersebut adalah pengelolaan


upaya kesehatan yang terpadu, berkesinambungan, paripurna dan berkualitas,
meliputi upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan yang
diselenggarakan guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Upaya kesehatan yang dilakukan mencakup kesehatan fisik,
mental, intelegensia,, dan sosial yang dilaksanakan dalam tiga tingkatan sesuai
kebutuhan. Tiga tingkatann upaya kesehatan, yaitu sebagai berikut :
1. Upaya kesehatan tingkat pertama/primer
Upaya kesehatan primer terdiri dari pelayanan kesehatan perseorangan
primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Pelayanan kesehatan
perorangan primer adalah pelayanan kesehatan dimana terjadi kontak
pertama secara perorangan sebagai proses awal pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pelayanan peningkatan dan
pencegahan tanpa mengabaikan pengobatan dan pemulihan dengan sasaran
keluarga, kelompok, dan masyarakat.

2. Upaya kesehatan tingkat kedua/sekunder

Upaya kesehatan sekunder adalah upaya kesehatan rujukan lanjutan, yang


terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan sekunder dan pelayanan
kesehatan masyarakat sekunder.Pelayanan kesehatan perorangan sekunder
adalah pelayanan kesehatan spesialistik yang menerima rujukan dari
pelayanan kesehatan perorangan primer, yang meliputi rujukan kasus,

PAGE \* MERGEFORMAT 3
spesimen, dan ilmu pengetahuan serta dapat merujuk kembali ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang merujuk.Pelayanan kesehatan masyarakat sekunder
menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat primer dan
memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, dan sumber daya
manusia kesehatan serta didukung oleh pelayanan kesehatan masyarakat
tersier.

3. Upaya kesehatan tingkat ketiga/tersier


Upaya kesehatan tersier adalah upaya kesehatan rujukan unggulan yang
terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan tersier dan pelayanan kesehatan
masyarakat tersier.Pelayanan kesehatan perorangan tersier menerima rujukan
subspesialistik dari pelayanan kesehatan di bawahnya, dan dapat merujuk
kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk.Pelayanan kesehatan
masyarakat tersier menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan
masyarakat sekunder dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana,
teknologi, sumber daya manusia kesehatan, dan rujukan operasional, serta
melakukan penelitian dan pengembangan bidang kesehatan masyarakat dan
penapisan teknologi dan produk teknologi yang terkait. Sedangkan upaya
kesehatan masyarkat tersier memberikan fasilitas dalam bentuk infrastruktur
dan sumber daya manusia, termasuk pengembangan bidang kesehatan
masyarakat dan penapisan teknologi.

B. Membangun dan Mempertahankan Kolaborasi tim Kesehatan


Model kolaborasi dalam sistme layanan kesehtan Indonesia.

Menurut PP nomor 72 tahun 2012, upaya kesehatan diselenggarakan dengan


mengacu pada sejumlah prinsip, salah satunya adalah bekerja dalam tim secara
cepat dan tepat. Pelayanan kesehatan diberikan dengan melibatkan semua pihak
yang kompeten, serta dilakukan dengan kecepatan dan ketepatan yang tinggi.
Selain itu upaya kesehatan juga diselengagrakan sesuai prinsip terpadu,

PAGE \* MERGEFORMAT 3
berkesinambungan, dan paripurna meliputi upaya peningkatan, pencegahan,
pengobatan, pemulihan, serta rujukan diantara tingkatan upaya. Upaya kesehatan
adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan,bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif). Upaya tersebut dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk pemberian pelayanan kepada pasien
adalah melalui Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Bertujuan agar
pasien dan keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang dialami. PKRS adalah upaya rumah sakit
untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien dan kelompok-kelompok
masyarakat. Agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan
rehabilitasinya. Klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri
dalam meningkatkan kesehatan, dan mencegah masalah – masalah kesehatan
dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya.

Fakor-faktor yang berpengaruh terhadap kolaborasi dan kerjasama tim


kesehatan

Untuk mewujudkan upaya pelayanan kesehatan yang berbasis kolaborasi, factor-


faktor yang mempengaruhi proses kolaborasi dan kerjasama tim kesehtan perlu
dipahami. WHO dalam dokumennya yang berjudul framework for action on
interpersonal education dan colabirative practice menguraikan sejumlah factor
yang mempengaruhi praktik kolaborasi interprofesi dalam bentuk diagram.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
Faktor-faktor tersebut antara lain strategi komunikasi, kebijakan manajemen
konflik, fasilitas, protokol yang jelas.
Prinsip-prinsip kolaborasi pelayanan kesehatan adalah:
a. Pelayan yang berpsat pada pasien (patient-centered care)
b. Terdapat hubungan dokter-pasien yang baik (recognition of patient-
physician relationship)
c. Terdapat pemimpin yang efektif (physician as tehe clinical leader)
d. Terdapat rasa saling menghormati (mutual respect and trust)
e. Terdapat komunikasi yang efektif (clear communication)
f. Terdapat kejelasan peran dan lingkup pelayan kesehatan (clarification of
roles and scopes of practice)
g. Terdapat pelindungan terhadan kerugian untuk seluruh anggota tim
(liability protection of all mmembers of the team)
h. Terdapat sumberdaya mausia dan fasilitas yang memadahi (sufficient
human resources and infrastructure)
i. Trdapan pendanaan dan pengetahuan pembayaran yang memadahi
(sufficient funding and payment arragement)
j. Terdapat sistem edukasi yang baik (suportive education system)
k. Terdapat penelitian dan evaluasi (reseach and evaluation)

Upaya pelayanan kesehatan pada berbagai tingkat pelayanban, mulai dari primer

PAGE \* MERGEFORMAT 3
sampai tersier baik terhadap perorangan maupun masyarakat. Memerlukan
kerjasama dan kolaborasi antar profesi kesehatan yang terlibat dalam upaya
tersebut. Dua rujukan penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
Indonesia yaitu peraturan presiden mengenai system kesehatan nasional dan
standar nasional akreditasi rumah sakit. Telah menguraikan pentingnya kerja
sama tim interprofesi kesehatan, dengan demikian , rumah sakit dan fasilitas
kesehatan lainnya perlu memastikan adanya system yang menunjang profess kerja
sama dan kolaborasi tim interprofesi, demi tercpainya upaya pelayanan kesehatna
yang aman dna optimal. Tentunya factor-faktor yang telah diketahui berpengaruh
terhdap proses kolaborasi interprofesi perlu diperhatikan dalam penyusunanan
pengelolaan system kolaborasi di setiap level kesehatan.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan peraturan presiden (PP) Nomor 72 tahun 2012, definisi
system kesehatan nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia secara terpadu dan
saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarkat yang
setinggi-tingginya. Salah satu komponen pengelolaan kesehatan yang disusun
dalam SKN adalah upaya kesehatan.

Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki


unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya. Sistem Kesehatan adalah suatu
jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-orang yang
menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara
dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia
maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem
kesehatan mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya.

B. Saran

Untuk mengupayakan pelayanan kesehatan yang optimal, tenaga kesehatan


harus berkolaborasi dan bekerjasama dengan baik dalam penatalaksanaan masalah
kesehatan baik di individu, keluarga dan anggota masyarakat. Untuk menghindari
tumpang tindih tugas masing-masing tenaga kesehatan, diperlukan adanya
hubungan dan komunikasi yang baik antar sesama tenaga kesehatan. Masing-
masing tenaga kesehatan perlu menyadari kesamaan tujuan dari peran medis yang
mereka lakukan walaupun sangat jelas perbedaan tugas dan tanggung jawab

PAGE \* MERGEFORMAT 3
masing-masing. Sikap saling menghargai dan menghormati antar masing-masing
profesi kesehatan juga perlu diterapkan agar tercipta hubungan kolaborasi dan
kerja sama yang baik.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
DAFTAR PUSTAKA

Viani, Ella, Rika Yulia, and Fauna Herawati. "Persepsi Tenaga Kesehatan terhadap
Praktik Kolaborasi Interprofesional dalam Terapi Antibiotik pada Bedah
Ortopedi." Jurnal Sains Farmasi & Klinis 8.3 (2021): 296-302.
Komisi Akreditasi Rumah Sakiit. 2017. Standar Akreditasi Rumah Sakit.
MacNaughton, K. (2012). The Dynamics of Role Construction in Interprofessional
Primary Health Care Teams (Doctoral dissertation, Université
d'Ottawa/University of Ottawa).
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan
Nasional

PAGE \* MERGEFORMAT 3

Anda mungkin juga menyukai