Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PEMICU 2 BLOK 23

“Administrasi Kesehatan”

DISUSUN OLEH :

GIOVANNI SARI SIAHAAN

200600019

Kelompok 2

Kelas A

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jaminan kesehatan merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah. Penyelenggaran jaminan kesehatan nasional di Indonesia
dimulai tepat pada tanggal 1 Januari 2014. Jaminan kesehatan nasional di selenggarakan oleh
badan khusus yaitu Badan Penyenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Jaminan kesehatan
ini bertujuan untuk mempermudah akses pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat
dan kemudahan akses tersebut ditunjang pula dengan mutu dan kualitas pelayanan yang baik.
Kurangnya pengawasan mungkin dikarenakan nilai atau dana yang terlibat besarnya relatif
kecil sehingga tidak menjadi prioritas oleh penegak hukum, namun jika dibiarkan berlalu dan
kita kumulasikan maka hasil kerugianya akan sangat besar.
1.2 Deskripsi Topik
Skenario
Nama Pemicu : Administrasi Kesehatan
Penyusun : Simson Damanik, drg., M.Kes.; Siska Ella Natassa, drg., M.DSc;
Buchari, ST, M.Kes
KASUS :
Setiap 5 tahun negara kita Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi yaitu Pemilihan
Umum sehingga akan ada pergantian pimpinan di setiap institusi, khusus pimpinan Dinas
Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Sebagai Kepala Dinas Kesehatan saudara
terpilih menjadi pimpinan. Bagaimana saudara merencanakan/memperhatikan keadaan
penduduk wilayah kerjamu agar masyarakat turut serta bertanggung jawab terhadap
kesehatan dan determinan-determinan lainnya.
Setiap masyarakat Indonesia diwajibkan sebagai peserta BPJS Kesehatan, dan Saudara
sebagai tenaga medis juga diwajibkan melayani peserta. Apa yang Saudara rencanakan buat
semua wilayah kerjamu demikian juga sebagai pengelola sarana pelayanan kesehatan, yang
akan menerapkan jaminan kesehatan sehingga masyarakat mengerti tentang pentingnya
memelihara kesehatan dalam menjalani kehidupannya.
1.2.1 Pertanyaan
Pertanyaan:
1. Jelaskan apa sub sistem dari SKP di daerah tersebut!
2. Sebagai pemimpin, bagaimana saudara memanage program kesehatan
masyarakat?
3. Jelaskan Ilmu Kedokteran Klinik menjadi Ilmu Kesehatan Masyarakat!
4. Tuliskan fungsi-fungsi manajemen!
5. Bagaimana saudara menerapkan jaminan kesehatan di daerah tersebut? Jelaskan
sistem yang digunakan!
6. Jelaskan pengertian Pendidikan Kesehatan Masyarakat!
7. Buatkan contoh-contoh implementasi social marketing!
8. Apa yang dimaksud dengan manajemen Puskesmas dan jelaskan masing2!
9. Jelaskan tentang UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) dan UKM (Upaya
Kesehatan Masyarakat)!
10. Jelaskan tahap-tahap UKGS secara lengkap!
BAB II

PEMBAHASAN

1. Jelaskan apa sub sistem dari SKP di daerah tersebut!


Sistem Ketahanan Nasional (SKN) adalah pengelolahan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi –
tingginya yang ditetapkan pada tahun 1945.1
Sistem Kesehatan Provinsi (SKP) adalah pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen di Provinsi secara terpadu dan saling mendukung
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya.
Kedudukan SKN merupakan suprasistem dari SKP.1
Sistem Kesehatan Daerah adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan
oleh semua komponen di daerah secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi –tingginya. SKD menguraikan
upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sumber daya
obat dan pembekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan
sesuai dengan potensi da kondisi daerah.1
Berdasarkan Perda Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Sistem Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. Tujuan SKP adalah terselenggaranya
pembangunan kesehatan oleh semua komponen, baik pemerintah maupun masyarakat
termasuk swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna sehingga tercapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. SKP terdiri dari 6 (enam)
subsistem yaitu :2
a. Subsistem upaya kesehatan; Subsistem upaya kesehatan adalah tatanan yang
menghimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat (UKM), upaya kesehatan
perorangan (UKP), kombinasi UKM dan UKP serta Upaya Kesehatan
Kegawatdaruratan Bencana (UKKB) secara terpadu dan saling mendukung guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya dan
diselenggarakan secara adil, merata, menyeluruh, terpadu, berkesinambungan,
bermutu, aman dan terjangkau. Upaya kesehatan masyarakat memprioritaskan
pelaksanaan 6 (enam) pelayanan kesehatan dasar yang terdiri-dari:
 promosi kesehatan;
 kesehatan ibu dan anak (KIA) serta keluarga berencana (KB);
 gizi masyarakat;
 kesehatan lingkungan;
 pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta pengendalian
 penyakit tidak menular
 pengobatan dasar
b. Subsistem pemberdayaan masyarakat; Subsistem pemberdayaan masyarakat
adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat di bidang kesehatan secara terpadu, sistematis, serta saling
mendukung dalam upaya menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari 4 (empat) unsur
utama yaitu:
 pemberdayaan individu;
 pemberdayaan keluarga;
 pemberdayaan kelompok
 pemberdayaan masyarakat.
c. Subsistem pembiayaan kesehatan; Subsistem pembiayaan kesehatan adalah tatanan
yang menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan
sumberdaya keuangan secara terpadu dan saling mendukung untuk memenuhi
kebutuhan pembangunan kesehatan serta jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Subsistem
pembiayaan kesehatan terdiri dari 3 (tiga) unsur utama yaitu:
 penggalian dana;
 pengalokasian dana
 pembelanjaan.
d. Subsistem sumber daya manusia kesehatan; Subsistem Sumberdaya Manusia
(SDM) kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan,
pendidikan dan pelatihan, pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan SDM
kesehatan secara terpadu dan saling mendukung untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Subsistem SDM kesehatan terdiri atas 4 (empat)
unsur utama yaitu:
 perencanaan SDM kesehatan;
 pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan;
 pendayagunaan SDM kesehatan;
 pembinaan dan pengawasan SDM kesehatan
e. Subsistem obat dan perbekalan kesehatan; Subsistem kesehatan ini meliputi
berbagai kegiatan untuk menjamin aspek keamanan, khasiat/ kemanfaatan dan mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan minuman yang beredar, ketersediaan,
pemerataan dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial, perlindungan
masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat, penggunaan obat
yang rasional; serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui pemanfaatan
sumber daya dalam negeri.
f. Subsistem manajemen kesehatan; Subsistem obat dan perbekalan kesehatan adalah
adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya guna menjamin ketersediaan,
pemerataan, keterjangkauan, mutu, serta keamanan obat dan perbekalan secara
terpadu untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
Subsistem obat dan perbekalan kesehatan terdiri dari 5 (lima) unsur utama yaitu:
 ketersediaan, pemerataan, serta keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan;
 keamanan, khasiat/manfaat, serta mutu;
 obat rasional;
 pencegahan, penanggulangan penyalahgunaan napza;
 pengembangan obat tradisional
2. Sebagai pemimpin, bagaimana saudara memanage program kesehatan
masyarakat?
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang
ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam mempelajari manajemen kesehatan, terdapat lima pendekatan yang dapat
digunakan dalam mengkaji fungsi dan unsur manajemen, antara lain:3
1. Management by objective (Manajemen dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi); Salah satu contoh penerapannya salah satu tugas pokok kepala
puskesmas adalah mengatur pekerjaan staf yang diperbantukan kepadanya.
Kepala puskesmas harus mengerti visi dan misi Puskesmas yang dipimpinnya dan
mampu mengajak staf Puskesmas menerjemahkan visi dan misi organisasi dalam
rencana strategis puskesmas dan rencana operasional masing-masing program.
2. Management is how to work with others (manajemen adalah kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama); Adanya pendekatan ini, fungsi manajemen akan dapat
dipelajari dari proses kerja sama yang berkembang antara pimpinan dengan
stafnya dalam mencapai tujuan organisasi
3. Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia; Manusia sebagai sumber
daya utama manajemen selalu akan responsif pada saat berinteraksi dengan orang
lain. Manajemen dapat dipelajari melalui perilaku organisasi tersebut. Perilaku
organisasi ditentukan oleh upaya kepemimpinan yang mampu membangkitkan
motivasi staf.
4. Manajemen sebagai suatu proses; Manajemen sebagai proses dapat dipelajari
melalui fungsi- fungsi manajemen. Fungsi manajemen meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian. Dapat dicontohkan
bahwa dalam manajemen kesehatan, seorang kepala puskesmas harus mampu
melaksanakan fungsi- fungsi manajemen dalam melaksanakan program-program
kesehatan masyarakat di puskesmas
5. Manajemen sebagai ilmu terapan; Manajemen sebagai ilmu terapan, artinya
manajemen harus peduli dengan fungsi sosialnya di masyarakat (mempunyai
kegunaan yang dapat dipakai dalam setiap organisasi untuk mencapai tujuannya).
Dapat dicontohkan bahwa dalam sebuah Puskesmas, Kepala puskesmas harus
memiliki wawasan yang cukup luas dan terus mengembangkan diri dengan
mempelajari berbagai ilmu yang terkait dengan tugas-tugasnya.
Dalam mengelola/memanage program kesehatan, seorang pemimpin harus:
 Memiliki pengetahuan praktis dan keterampilan manajerial
 Terampil melakukan analisis masalah program dan masalah kesehatan
masyarakat sebelum merencanakan kegiatan program (fungsi
perencanaan)
 Mendelegasikan wewenang dan membagi tugas – tugas pokoknya kepada
staf yang dipimpinnya (fungsi pengorganisasian)
 Mengembangkan motivasi staf agar mereka mau melaksanakan tugas –
tugas secara optimal dan mengkoordinasikan pemanfaatan sumber daya
yang dimiliki oleh organisasi yang dipimpinnya (fungsi actuating)
 Mampu mengukur sejauh mana kemajuan yang sudah dicapai oleh stafnya
dalam menjalankan tugas – tugas pokok organisasi dan berusaha
memberikan bimbingan kepada mereka apabila terjadi penyimpangan
(fungsi pengawasan dan pengendalian)
 Harus terampil mengevaluasi produktivitas yang sudah dicapai oleh staf
dan organisasi yang dipimpinnya (evaluasi)
 Memiliki pengetahuan dasar dan keterampilan di bidang kesehatan
masyarakat (public health principles and technology)
 Memahami prinsip – prinsip dasar public health dan terampil
memanfaatkan prinsip – prinsip dasar epidemiologi untuk merumuskan
masalah program dan masalah kesehatan masyarakat yang berkembang di
wilayah kerjanya
 Terampil mengembangkan teknik – teknik komunikasi dengan masyarakat
dan memanfaatkan semua potensi, baik yang dimiliki oleh organisasi yang
dipimpinnya maupun yang dapat digali dari masyarakat di wilayah
kerjanya.
3. Jelaskan Ilmu Kedokteran Klinik menjadi Ilmu Kesehatan Masyarakat!
Sejarah kesehatan masyarakat dimulai dari negara yunani, dikenal 2 tokoh
mitologi yunani, Asclepius dan Higeia. Disebutkan bahwa Asclepius adalah seorang
dokter yang tampan dan pandai. Meskipun tidak disebutkan pendidikan yang
ditempuhnya, tetapi beliau mampu megobati penyakit dan melakukan pembedahan
berdasarkan prosedur tertentu (surgical procedure).
Higeia merupakan asisten Asclepius dan juga sebagai istrinya turut berkecimpung
dalam bidang kesehatan dan telah melakukan upaya kesehatan masyarakat. Perbedaan
antara keduanya dalam pendekatan (penanganan) masalah kesehatan adalah :
a. Asclepius melakukan pendekatan masalah kesehatan dengan pengobatan penyakit
setelah penyakit terjadi pada seseorang.
b. Higeia melakukan pendekatan masalah kesehatan dengan hidup seimbang
sebelum menjadi sakit. Menerapkan hidup sehat, menghindari makanan/minuma
beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan melakukan
olahraga. Apabila seseorang sudah jatuh sakit, higeia menganjurkan melakukan
upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakit tersebut antara lain dengan
memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik daripada dengan pengobatan
atau pembedahan.
Dengan demikian jelas pula perbedaan antara pelayanan kedokteran dan
pelayanan kesehatan. Pelayanan kedokteran umunya bertujuan untuk pengobatan
sehingga sifatnya kuratif misalnya pengobatan yang dilakukan petugas di rumah sakit,
dokter praktek swasta dan sebagainya. Sedangkan pelayanan/perawatan kesehatan
umunya ditujukan pada aspek pengobatan dan pencegahan, baik pencegahan primer
maupun sekunder.
Kesehatan masyarakat diartikan sebagai integrasi antara ilmu sanitasi dengan ilmu
kedokteran. Adapun ilmu kedokteran itu sendiri merupakan integrasi antara ilmu biologi
dan ilmu sosial. Dan perkembangan selanjutnya kesehatan masyarakat diartikan sebagai
aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan pengobatan (kedokteran) dalam
mencegah penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat. Akhirnya kesehatan
masyarakat diartikan sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan
ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat.
Kesehatan masyarakat menurut windslow adalah sains dan seni yang mecakup :
a. Preventing desease
b. Prolonging life and
c. Promoting helath and efficiency throuh organized community effort for :
- The sanitasi of environment
- The control of communicable infections
- The education of medical and pursing service for early diagnosis and preventive
desease, and
The developement of social machinery to insure everyone and standard of living
adequate for maintanance of health, so organizing these benefits as to enabel every
citizen his birthright of health and longevity.4
4. Tuliskan fungsi-fungsi manajemen!
Fungsi manajemen diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai
jenis pekerjaan yang digolongkan dalam satu kelompok sehingga membentuk suatu
kesatuan administratif. Sebagaimana yang dikatakan oleh Louis A. Allen di dalam
bukunya “The Profession of Management” menyatakan bahwa manajemen itu adalah
suatu jenis pekerjaan khusus yang menghendaki usaha mental dan fisik yang diperlukan
untuk memimpin, merencanakan, menyusun, mengawasi, serta meneliti.
Harold Koontz dan Cyril O’Donel menyebutkan bahwa terdapat lima fungsi pokok
dalam manajemen yaitu (Ismail, 2009):3
1) Planning, yaitu kegiatan menentukan berbagai tujuan dan penyebab tindakan -
tindakan selanjutnya yang kegiatannya meliputi (Ismail, 2009):
a. Menjelaskan, menetapkan, dan memastikan tujuan yang akan dicapai.
b. Meramalkan peristiwa atau keadaan pada waktu yang akan datang.
c. Memperkirakan kondisi – kondisi pekerjaan yang akan dilakukan.
d. Memilih tugas – tugas yang sesuai untuk mencapai tujuan.
e. Membuat rencana secara menyeluruh dengan menekankan kreativitas agar
diperoleh sesuatu yang baru dan lebih baik.
f. Membuat kebijakan, prosedur, standar dan metode – metode untuk pelaksanaan
kerja.
g. Memikirkan peristiwa yang kemungkinan akan terjadi.
h. Mengubah rencana sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan
2) Organizing, adalah kegiatan membagi pekerjaan diantara anggota kelompok serta
membuat ketentuan dalam hubungan – hubungan yang diperlukan. Tugas – tugasnya
yaitu (Ismail, 2009):
a. Membagi pekerjaan ke dalam tugas – tugas operasional
b. Mengelompokkan tugas – tugas ke dalam posisi – posisi secara operasional
c. Menggabungkan jabatan – jabatan yang opersional ke dalam unit – unit yang
saling berkaitan d. Memilih dan menempatkan orang untuk pekerjaan yang sesuai
d. Menjelaskan persyaratan dari setiap jabatan
e. Menyesuaikan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap anggota
f. Menyediakan berbagai fasilitas untuk pegawai
g. Menyelaraskan organisasi sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan
3) Staffing Recruitment, latihan dan pengembangan, serta penempatan.
4) Directing, Menugaskan, kualitas, gaya, pemimpin, komunikasi, motivasi, dan disiplin.
5) Controlling, adalah kegiatan untuk menyesuaikan antara pelaksanaan dengan rencana
– rencana yang telah ditentukan. Kegiatan – kegiatannya yaitu meliputi (Ismail, 2009):
a. Membandingkan hasil – hasil pekerjaan dengan rencana secara keseluruhan.
b. Menilai hasil pekerjaan sesuai dengan standar hasil kerja.
c. Membuat media pelaksanaan secara tepat.
d. Memberitahukan media pengukur pekerjaan.
e. Memindahkan data secara terperinci agar dapat terlihat perbandingan dan
penyimpangan – penyimpangannya.
f. Membuat saran tindakan – tindakan perbaikan jika dirasa perlu oleh anggota.
g. Memberi tahu anggota yang bertanggung jawab terhadap pemberian penjelasan.
h. Menyesuaiakan pengawasan sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.
5. Bagaimana saudara menerapkan jaminan kesehatan di daerah tersebut? Jelaskan
sistem yang digunakan!
Kesehatan adalah hak asasi sekaligus investasi, dimana semua warga negara
berhak atas pelayanan kesehatan. Untuk itu diperlukan penyelenggaran sistem yang
mengatur pembiayaan dan pelayanan kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan
dasar kesehatan yang layak. Sistem yang dimaksud adalah sistem Jaminan Kesehatan.
Jaminan kesehatan merupakan salah satu program yang wajib dilaksanakan dalam Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN). SJSN merupakan tatacara penyelenggaraan program
jaminan sosial berbasis asuransi oleh beberapa badan penyelenggara berdasarkan prinsip:
kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas,
kepesertaan bersifat wajib, dana amanat dan hasil pengelolaan dana jaminan sosial
digunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan sebesar-besarnya untuk
kepentingan peserta.5
Penyelenggaraan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan wujud
komitmen pemerintah Indonesia terhadap kesehatan masyarakat. Melalui jaminan
kesehatan nasional, pemerintah berharap masyarakat khususnya perempuan miskin dapat
mengakses dan memperoleh pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas tanpa
mengeluarkan biaya. Namun demikian, penyelenggaraan sistem jaminan kesehatan
nasional di Indonesia menghadapi berbagai kendala dan tantangan, baik dari pihak
penyelenggara kesehatan, masyarakat sebagai pengguna, maupun pemerintah sebagai
regulator program (Basuki et al., 2016).6
Adapun sistem yang digunakan dalam menerapkan jaminan kesehatan adalah
dengan menerapkan sistem BPJS. Sebagai salah satu amanat dari Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004, Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
telah disahkan pada tanggal 28 Oktober 2011 melalui sidang paripurna DPR RI. Dalam
UU tersebut ditetapkan 2 (dua) BPJS yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Dengan demikian hanya ada institusi yang akan menyelenggarakan Jaminan Kesehatan di
Indonesia yaitu BPJS Kesehatan yang berstatuskan badan hukum publik.6
Dengan berlandaskan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), maka makin memantapkan arah ke depan
bahwa pembiayaan kesehatan personal bagi masyarakat Indonesia akan diselenggarakan
dalam mekanisme jaminan Kesehatan. Implementasi kedua Undang-Undang tersebut
akan segera dilakukan dengan menunggu penyelesaian peraturan perundangan seperti
Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden. Mulai 1 Januari 2014, pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional siap untuk diimplementasikan dan diselenggarakan melalui
BPJS.
6. Jelaskan pengertian Pendidikan Kesehatan Masyarakat!
Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan
untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai
perawat pendidik (Suliha,dkk,2002). Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan kesehatan
adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau
melakukan tindakan - tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk kegiatan dengan
menyampaikan materi tentang kesehatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku
sasaran.
Menurut Notoatmodjo (2003) sasaran pendidikan kesehatan dibagi dalam 3 (tiga)
kelompok, yaitu :
a. Sasaran primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan
atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini
dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum,
ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), anak
sekolah untuk kesehatan remaja, dan juga sebagainya.
b. Sasaran sekunder (Secondary Target)
Yang termasuk dalam sasaran ini adalah para tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan
memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk
nantinya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat di sekitarnya.
c. Sasaran tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun
daerah. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh
kelompok ini akan mempunyai dampak langsung terhadap perilaku tokoh
masyarakat dan kepada masyarakat umum.
7. Buatkan contoh-contoh implementasi social marketing!
Menurut Kikumbih (Sing, 2012), social marketing merupakan aplikasi dari alat,
teknik, dan konsep pemasaran komersial untuk masalah-masalah sosial dan kesehatan
dalam rangka menjangkau populasi secara efektif serta sebagai strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan penggunaan produk untuk kesehatan, akses pelayanan
kesehatan, sehingga membuat perubahan perilaku masyarakat terhadap kesehatan. Social
marketing mengaplikasikan teknik pemasaran dengan menggunakan mass marketing dan
advertising untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah perilaku dan sosial masyarakat.
Teknik pemasaran yang dapat digunakan dalam pemasaran sosial melalui periklanan di
media massa, seperti televisi, radio, koran, majalah dan website, kemudian brosur,
postcard, pamflet, baleho dan alat periklanan lainnya.
Berikut adalah contoh implementasi socia marketing terhadap kesehatan :
- Program Keluarga Berencana (KB) untuk mendukung program tersebut
pemerintah tidak hanya melakukan promosi besar-besaran melalui media massa.
Pemerintah dan pihakpihak yang terkait juga aktiv melakukan sosialisasi,
pembimbingan dan pendidikan. Produk-produk pendukung dan stimulan baik
yang bersifat tangible seperti halnya mudah didapatnya alat-alat kontrasepsi dan
intangible seperti halnya aturan pemerintah yang hanya memberikan insentif bagi
PNS untuk dua orang anak saja.
- Pemanfaatan Media Sosial Guna Mencegah Penularan Covid-19 Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melakukan upaya pencegahan
promosi kesehatan melalui beberapa media sosial yaitu website resmi, Instagram,
Twitter dan lain- lain. Kemenkes RI juga memanfaatkan saluran Youtube untuk
memberikan penyuluhan kesehatan terkait bahaya dan pencegahan Covid-19.
Media sosial yang paling banyak digunakan oleh beberapa rumah sakit di
Indonesia yaitu Facebook. Konten yang diunggah sebagian besar berupa gambar
dan video yang berisi kegiatan pencegahan Covid-19. Isi konten tersebut misalnya
himbauan melakukan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun,
dan menjaga jarak minimal 1,5 meter. Selain itu, terdapat pula kegiatan tenaga
kesehatan dalam menangani pasien Covid-19. Media sosial lain yang digunakan
yaitu website resmi rumah sakit untuk mendaftar pelayanan kesehatan dan
informasi lainnya terkait rumah sakit setempat. Pengambilan nomor antrian juga
dilakukan secara online guna menghindari adanya antrian di rumah sakit. Di
website tersebut juga tercantum nomor telepon darurat untuk pelaporan adanya
seseorang yang mengalami gejala Covid-19.
8. Apa yang dimaksud dengan manajemen Puskesmas dan jelaskan masing2!
Menurut Koontz Sn O’Donnel (1972) dalam bukunya “Principle of Management:
An Analysis of Managerial Function” mengemukakan sebagai berikut: “ manajemen
berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakuan melalui dan dengan orang-
orang lain.” Manajemen bertujuan untuk mencapai sasaran/tujuan secara efisien. Efektif
berarti bahwa tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui proses penyelenggaraan yang
dilaksanakan dengan baik dan benar serta bermutu, berdasarkan hasil analisis situasi yang
didukung dengan data dan informas yang akurat (evidence based), sedangkan efisien
berarti bagaimana Puskesmas memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk dapat
melaksanakan upaya kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar, sehingga dapat
mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dikatakan bahwa puskesmas memiliki tugas
menjalankan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dan berfungi menyelenggarakan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)
dan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) tingkat pertama di wilayah kerjanya. Puskesmas
dalam Sistem Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota merupakan bagian dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.7
Ruang lingkup pedoman manajemen puskemas meliputi:
- Perencanaan
Perencanaan adalah sebuah proses dalam penyusunan rencana tahunan puskesmas
untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Rencana tahunan
tersebut dibedakan atas dua macam, yang pertama adalah rencana tahunan upaya
kesehatan wajib/esensial dan kedu adalah rencana tahunan upaya kesehatan
pengembangan. Selain itu terdapat renstra (rencana strategis) yang disusun dalam jangka
waktu 5 tahun yang dibuat di puskesmas yang harus didasarkan atas renstra dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Perencanaan di bidang kesehatan terutama di puskesmas dilakukan melalui
rangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan dan mengolah data
Pada tahap penyusunan rencana puskesmas perlu dikumpulkan data umum dan
data khusus. Data umum mencakup hal seperti peta wilayah kerja puskesmas, data
sumber daya, data peran serta masyarakat, serta data penduduk dan sasaran program.
Data khusus mencakup status kesehatan, kejadian luar biasa, cakupan program pelayanan
kesehatan, dan hasil dari survei. Pada pendekatan keluarga perlu ditambahkan satu
kategori data lagi, yaitu data keluarga yaitu mencakup data tiap keluarga dari semua
keluarga yang ada di wilayah kerja Puskesmas (total coverage).
2. Analisis Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi Puskesmas, agar dapat merumuskan
kebutuhan pelayanan dan pemenuhan harapan masyarakat yang rasional sesuai dengan
keadaan wilayah kerja puskesmas dengan tahapan sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data kinerja puskesmas
b. Analisis data
c. Analisis masalah dari sisi masyarakat (Community Self Survey)
3. Menentukan masalah prioritas masalah kesehatan kesehatan
Penentuan prioritas masalah dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
a. Tingkat urgensinya (Urgency), yakni apakah masalah tersebut penting untuk segera
diatasi.
b. Keseriusannya (Seriousness), yakni apakah masalah tersebut cukup akan menimbulkan
masalah lain apabila dibiarkan.
c. Potensi perkembangannya (Growth), yakni apakah masalah tersebut akan segera
menjadi berkembang dan penyebab isu akan semakin memburuk kalau dibiarkan.
4. Membuat rumusan masalah kesehatan
Rumusan setiap masalah (masalah kesehatan atau masalah lain mencakup pernyataan
tentang apa masalahnya, siapa yang terkena masalah, besarnya masalah, di mana
terjadinya, dan kapan terjadinya. Rumusan masalah dibuat untuk tingkat keluarga, tingkat
desa/kelurahan, dan tingkat kecamatan.
5. Mencari akar penyebab masalah
6. Menetapkan cara pemecahan masalah
a) Curah pendapat
b) Kesepakatan dari diskusi diantara anggota tim
c) Membuat tabel cara pemecahan masalah
7. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
(RPK)
- Penggerakan dan pelaksanaan
Penggerakan dan Pelaksanaan program/kegiatan adalah lanjutan kegiatan setelah
tersusunnya RPK tahunan. Penggerakan pelaksanaan program/kegiatan ini dapat
dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya adalah melalui rapat/briefing puskesmas,
apel pagi di puskesmas dengan arahan dan pemberian informasi pelaksanaan kegiatan
dari setiap program sesuai penjadwalan pada RPK bulanan, maupun dilakukan melalui
forum yang dibentuk khusus untuk itu. Forum yang dibentuk khusus untuk melakukan
penggerakan pelaksanaan program/kegiatan di puskesmas dinamakan forum Lokakarya
Mini (Lokmin) Puskesmas.
Berikut jenis lokmin yang ada di puskesmas:
A. Lokakarya mini bulanan
Lokakarya mini bulanan dilakukan untuk menilai sampai sejauh mana pencapaian dan
tantangan yang dijumpai oleh para pelaksana program/kegiatan pada bulan atau periode
yang lalu sekaligus membahas pelaksanaan rencana kegiatan puskesmas yang akan
datang, sehingga dapat dibuat penyesuaian terhadap rencana bulanan yang sudah
diturunkan dari RPK tahunan dengan menambahkan perbaikan ataupun kegiatan baru
yang lebih baik dan memecahkan massalah yang ditemukan di bulan sebelumnya
B. Lokakarya mini tribulanan
Lokmin tribulanan dilakukan sekali dalam 3 bulan yang bertujuan untuk
menginformasikan dan mengidentifikasikan capaian hasil kegiatan tribulan sebelumnya,
membahas dan memecahkan masalah dan hambatan yang dihadapi selama 3 bulan yang
lalu, dengan mengundang lintas sektor yang terkait dengan puskesmas dalam pelaksanaan
kegiatan, seperti dinas pendidikan, kecamatan/kelurahan, PKK, tokoh masyarakat,
kepolisian/TNI dan lain sebagainya. Pada kegiatan ini dilakukan analisis bersama seluruh
lintas sektor terhadap program atau kehiatan yang saling bersangkutan serta memutuskan
Rencana Tindak Lanjut (RTL) dengan memasukkan aspek umpan balik dari masyarakat
dan sasaran program.
- Pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja
Kegiatan pengawasan puskesmas terdiri dari pengawasan internal dan eksternal.
Pengawasan internal yaitu pengawasan yang dilakukan oleh tim yang ada di puskesmas
sendiri, baik oleh kepala puskesmas, kepala tata usaha, penanggungjawab upaya
kesehatan di puskesmas, tim audit internal maupun setiap penanggung jawab dan
pengelola/pelaksana program. Sedangkan pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi
dari luar puskesmas antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain yang
berhubungan dengan kesehatan dan/atau lembaga masyarakat. Kegiatan pengawasan
dilakukan terhadap aspek administratif, pencapaian kinerja program, sumber daya
(petugas/sarana prasarana), dan teknis/pelaksanaan pelayanan. Jika terdapat hal yang
tidak sesuai terhadap rencana, standar, peraturan perundangan maupun berbagai aturan
yang berlaku maka perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penilaian kinerja puskesmas adalah suatu rangkaian proses obyektif, terukur dan
sistematis setelah semua data dan informasi dikumpulkan dan dianalisis dengan seksama
untuk menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan puskesmas yang sudah
dilaksanakan. Hasil dari proses ini juga membandingkan capaian dengan target yang telah
ditentukan sehingga keluar sebagai penilaian hasil kerja/prestasi puskesmas. Kegiatan
penilaian kinerja puskesmas terlebih dahulu dilaksanakan oleh puskesmas yang kemudian
hasil penilaiannya akan diverifikasi oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dengan panduan
skoring yang telah ditetapkan.8
- Dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam manajemen Puskesmas
9. Jelaskan tentang UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) dan UKM (Upaya Kesehatan
Masyarakat)!
UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) :
Upaya Kesehatan Perorangan adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakitdan pemulihan kesehatan
perseorangan. Adapun bentuk upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama seperti
rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care), home care, dan
rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan. UKP ini bersifat
pribadi dan tujuan utamanya adalah menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit 7
UKP meliputi 5 kegiatan, yaitu:
1. Promosi kesehatan
2. Pengobatan rawat jalan
3. Pengobatan rawat inap
4. Pembatasan dan pemulihan kecacatan perorangan
5. Pengobatan tradisional, alternatif, kebugaran, dan kosmetika
UKP Strata Pertama
Adalah UKP tingkat dasar yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada perorangan. Penyelenggara adalah
pemerintah (Puskesmas), masyarakat (Praktik bidan, praktik keperawatan), dan swasta
(klinik).
UKP Strata Kedua
Adalah UKP tingkat lanjutan yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepada perorangan. Penyelenggara adalah
pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam bentuk praktik dokter spesialis, praktik dokter
gigi spesialis, klinik spesialis, balai pengobatan paru-paru, balai kesehatan mata, balai
kesehatan jiwa, RS tipe C dan B.
UKP Strata Ketiga
Adalah UKP tingkat unggulan yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan sub spesialistik yang ditujukan kepada perorangan. Penyelenggara
pemerintah, masyakarat, dan swasta dalam bentuk praktik dokter spesialis konsultan,
praktik dokter gigi spesialis konsultan, klinik spesialis konsultan, RS tipe B dan A
UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)
Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya Kesehatan
Masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat essential dan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial yang
meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan
kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan
dan pengendalian penyakit.
- Bersifat public
- Tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
- Pelayanannya atas izin promkes, P2M, Penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, KB, kesehatan jiwa masyarakat
UKM meliputi sepuluh kegiatan, yaitu:
1. Pelayanan promosi kesehatan
2. Pemeliharaan kesehatan
3. Penyehatan lingkungan
4. Pemberantasan penyakit menular
5. Penyediaan sanitasi dasar
6. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
7. Pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya
8. Perbaikan gizi masyarakat
9. Pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan) dalam makanan
dan minuman
10. Penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan
UKM terbagi atas 3 strata yaitu pertama, kedua, dan ketiga. Pelaksanaan tujukan
bersifat berjenjang atau rujukan. Rujukan kesehatan masyarakat adalah pelimpahan
wewenang dan tanggungjawab atas masalah kesehatan masyarakat yang dilakukan secara
timbal-balik, baik vertikal maupun horizontal.
Rujukan terbagi atas 3 aspek:
1. Rujukan sarana
2. Rujukan teknologi
3. Rujukan operasional
UKM Strata Pertama
Adalah UKM tingkat dasar yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat. Ujung tombak
penyelenggaraan strata pertama adalah Puskesmas yang didukung secara lintas sektor dan
didirikan sekurang-kurangnya satu di setiap kecamatan.
UKM Strata Kedua
Adalah UKM tingkat lanjutan yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.
Penanggungjawabnya adalah Dinkes Kab/Kota yang didukung secara lintas sektor.
UKM Strata Ketiga
Adalah UKM tingkat unggulan yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan sub spesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.
Penanggungjawab Dinkes Provinsi dan Depkes.9
10. Jelaskan tahap-tahap UKGS secara lengkap!
Usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS) di Indonesia sudah berjalan sejak tahun
1951, upaya tersebut sesungguhnya terus berkembang, namun kejadian karies gigi dan
penyakit periodontal pada anak suia sekolah masih belum memuaskan. Usaha kesehatan
gigi sekolah sesungguhnya merupakan salah satu bagian dari upaya kesehatan masyarakat
yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi danmulut seluruh anak
sekolah. Upaya ini ditunjang dengan upaya kuratif bagi individu, terutama yang
memerlukan perawatan atas permintaan.
Tahap pelaksanaan kegiatan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dikelompokan
menjadi:
1. UKGS tahap 1 minimal UKS
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid SD dan MI yang belum terjangkau
oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi. Tim pelaksanaan di SD/MI melaksanakan
kegiatan yaitu :
a. Penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru pembina UKS
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi
masal minimal untuk kelas 1,2, dan 3 dibimbingn oleh guru dengan memakai
pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali sebulan.
2. UKGS tahap II atau paket standar UKS
Pelayanana kesehatan gigi dan mulut untuk murid SD dan MI sudah terjangkau oleh
tenaga dn fasilitas kesehatan gigi yang terbatas. Adapun kegiatannya meliputi :
a. Pelatihan kepada guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi
dan mulut secara terintegrasi.
b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru orkes/pembina
UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut untuk murid SD/MI dengan melaksanakan
kegiatan sikat gigi masal pada kelas 1,2 dan 3 dengan pasta gigi yang
mengandung fluor minimal 1 kali sebulan.
d. Dpenjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas 1 diikuti dengan pencabutan
gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.
e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.
f. Pelayanan medik dasar atas permintaan.
g. Rujukan bagi yang memerlukan.
3. UKGS Tahap III atau paket optimal UKS
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut murid yang sudah terjangkau tenaga dan fasilitas
kesehatan gigi yang sudah memadai. Pada tahap ini digunakan sistem incremental dan
pemeriksaan ulang status kesehatan gigi setiap dua tahun sekali untuk gigi tetap kelas
3 dan 5.
Kegiatannya meliputi :
a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut secara terintegrasi.
b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru
penjaskes/ guru pembina UKS sesuai kurikulum yang berlaku.
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut untuk SD/MI dengan melaksanakan sikat
gigi masal kelas 1 sampai 6 dengan memakai pasta gigi mengandung fluor
minimal 1 kali sebulan.
d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk murid kelas 1 diikuti dengan
pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.
e. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas 1 sampai 6 (care
andemend)
f. Pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan untuk kelas
1,2,5, dan 6 (treatment need).
g. Rujukan bagi yang memerlukan.10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tujuan SKP adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
komponen, baik pemerintah maupun masyarakat termasuk swasta secara sinergis,
berhasil guna dan berdaya guna sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan
semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi manajemen diartikan sebagai sejumlah kegiatan
yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang digolongkan dalam satu kelompok
sehingga membentuk suatu kesatuan administratif.
Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
karakteristik dasar kesehatan yang telah membayar iuran/uangnya dibayar oleh
pemerintah. Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari keseluruhan upaya
kesehatan (promotif, prefentif, kuratif, dan rehabilitatif) yang menitikberatkan pada
upaya untuk meningkatkan prilaku hidup sehat. Secara konsep pendidikan kesehatan
merupakan upaya mempengaruhi/mengajak orang lain (individu, kelompok, dan
masyarakat) agar berprilaku hidup sehat. Social marketing merupakan aplikasi dari
alat, teknik, dan konsep pemasaran komersial untuk masalah-masalah sosial dan
kesehatan dalam rangka menjangkau populasi secara efektif serta sebagai strategi
yang dapat digunakan untuk meningkatkan penggunaan produk untuk kesehatan,
akses pelayanan kesehatan, sehingga membuat perubahan perilaku masyarakat
terhadap kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian PPN/Bappenas. Buku Putih Reformasi Sistem Kesehatan Nasional. 2022: 19-
20. https://kebijakankesehatanindonesia.net/20-sistem-kesehatan/85-sistem-kesehatan-
606. (27 Agustus 2023).
2. PERDA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG
SISTEM KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN.
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/ProvinsiKalimantanSelatan-2009-4.pdf.
3. Arifin S, Rahman F, Wulandari A, Anhar VY. Buku Ajar Dasar – Dasar Manajemen
Kesehatan. Banjarmasin: Pustaka Banua, 2016.
4. Bahan ajar pengantar kesehatan masyarakat. KEMENKES FKG USU 2023.
5. KEMENKES. BPJS kesehatan: Sistem Jaminan Kesehatan di Indonesia.30 mei 2012.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20120530/114176/bpjs-kesehatan-
sistem-jaminan-kesehatan-di-indonesia/. (27 agustus 2023).
6. Yuliana Nelly, Hendra Setiawan, Nyoman Anita Damayanti. Penerapan sistem jaminan
kesehatan nasional pada pelayanan kebidanan dan neonatal. Jurnal Keperawatan
Silampari 2020; 4 (1):195-204.
7. Aldila M. G, 2021. Pelaksanaan Manajemen Puskesmas Pada Masa Pandemi Covid-19 di
Puskesmas Kendalkerep Kota Malang. Skripsi. Perpustakaan Universitas Airlangga.
8. Sakina A N, Suryawati C, Fatmasari E Y. Aspek Manajemen Dalam Kegiatan Surveilans
Epidemiologi Covid-19 di Puskesmas Dharmarini Kabupaten Temanggung. Volume 9
Nomor 3. 2021.
9. Putri Ririn Noviyanti. Perbandingan sistem kesehatan di negara berkembang dan negara
maju. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 2019;19 (1): 7-9.
10. Pradnyadani I Gusti Ayu. Revitalisasi kesehatan gigi sekolah (UKGS) dalam
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah. Jurnal kesehatan gigi
2014;2(1):190-94.

Anda mungkin juga menyukai