Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 7 Subsistem Pemberdayaan Masyarakat

Strategi Pemberdayaan Masyarakat ***) (community Empowerment Strategy)


(PPLS634)

1 0
SUBSISTEM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Sistem Informasi Kesehatan
Yang diampu oleh Ibu Lucky Radita Alma, S.K.M., M.P.H.

Disusun oleh :
Dwi Rahayuning Surastia (190612642817) / Off C
Rischa Dwitasari (190612642916) / Off C
Rohmah Fauzia Oktaviani (190612642922) / Off C
Yupita Gravito Adhea Putri (190612642937) / Off C

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MEI 2021

1 0
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia sekaligus investasidalam


pembangunan bangsa. Penyelenggaraan pembangunan kesehatandilakukan secara
menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuanguna meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehatbagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. Kesehatan mempunyai peranan besar
dalam meningkatkan derajat hidupmasyarakat, maka dari itu semua negara
berupaya menyelenggarakanpelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Pelayanan
kesehatan berarti setiap upaya yang sendiri atau bersama – sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
danmengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,
kelompokataupun masyarakat.

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua


komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan k
emampuanhidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yangsetinggi – tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut,
pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan
realistis sesuai tahapannya.
Sistem kesehatan di Indonesia telah mulai dikembangkan sejak tahun 1982
yaitu ketika Departemen Kesehatan RI menyusun dokumen sistem kesehatan di
Indonesia yang disebut Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Penyusunan dokumen
tersebut didasarkan pada tujuan nasional bangsa Indonesia sesuai dengan
Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

1 0
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) terdiri dari enam subsistem, yaitu, upaya
kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya manusia kesehatan, obat dan
perbekalan kesehatan, manajemen kesehatan, hingga pemberdayaan masyarakat.
Subsistem pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkaan
kemampuan masyarakat dalam berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi
masalah kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam setiap pembangunan
kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan
berwawasan kesehatan. Masyarakat yang berdaya akan mendukung tercapainya
tujuan melalui keterlibatannya dalam subsistem – subsistem yang lain. Dalam hal
ini masyarakat tidak selalu menjadi target sasaran, tetapi juga bisa menjadi
penggerak, sebagai motivator maupun sebagai fasilitator dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, maka dapat diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan subsistem pemberdayaan masyarakat?
2. Apa tujuan dari subsistem pemberdayaan masyarakat?
3. Apa saja unsur – unsur yang terkandung dalam susbsistem pemberdayaan
masyarakat?
4. Apa saja prinsip dalam susbsistem pemberdayaan masyarakat?
5. Bagaimana penyelenggaraan subsistem pemberdayaan masyarakat?
6. Bagaimana keterkaitan subsistem pemberdayaan masyarakat dengan
subsistem yang lain?

1.3 Tujuan
Tujuan dari laporan ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari subsistem pemberdayaan masyarakat.
2. Untuk mengetahui tujuan dari subsitem pemberdayaan masyarakat.

1 0
3. Untuk mengetahui unsur – unsur yang terkandung dalam
susbsistem pemberdayaan masyarakat.
4. Untuk mengetahui prinsip dalam susbsistem pemberdayaan masyarakat
5. Untuk mengetahui bagaimana penyelenggaraan subsistem pemberdayaan
masyarakat.
6. Untuk mengetahui keterkaitan subsistem pemberdayaan masyarakat
dengan subsistem yang lain.

1 0
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Subsistem Pemberdayaan Masyarakat


Subsistem pemberdayaan masyarakat adalah pengelolaan penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan, baik perorangan, kelompok, maupun masyarakat secara
terencana, terpadu, dan berkesinambungan guna tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi – tingginya. Pemberdayaan masyarakat mencakup
pengembangan komunitas, pengembangan partisipasi dan pembentukan kapasitas
pemberdayaan untuk mewujudkan status kesehatan yang optimal yang bertujuan
untuk pengelolaan kontrol dan alokasi sumber daya yang tersedia dalam interaksi
partisipasi individu dan komunitas.
Pemberdayaan masyarakat diselenggarakan agar masyarakat berperan dalam
masalah kesehatan. SKN akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh
pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat. Masyarakat bukan hanya
sebagai sasaran pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau
penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan. Oleh karenanya
pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting, agar masyarakat dapat mampu
dan mau berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan. Dalam pemberdayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat meliputi pula upaya peningkatan lingkungan
sehat oleh masyarakat sendiri dan upaya peningkatan kepedulian sosial dan
lingkungan sekitar. Upaya pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat
akan berhasil apabila kebutuhan dasar masyarakat sudah terpenuhi. Pemberdayaan
masyarakat dan upaya kesehatan pada hakekatnya merupakan fokus dari
pembangunan kesehatan.

2.2 Tujuan Subsistem Pemberdayaan Masyarakat


Tujuan subsistem pemberdayaan masyarakat adalah terselenggaranya upaya
pelayanan, advokasi dan pengawasan sosial oleh perorangan, kelompok dan
masyarakat di bidang kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk
menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya.

1 0
Selain itu, tujuan dari subsistem pemberdayaan masyarakat adalah
meningkatnya kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, mampu
mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam setiap
pembangunan kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan
pembangunan berwawasan kesehatan. Selain itu pemberdayaan masyarakat juga
mampu meningkatkan akses masyarakat ke pelayanan kesehatan; mendorong
ketepatan dalam perilaku pencarian pelayanan kesehatan dan meningkatkan
resilien bagi pasien secara berkelanjutan.
2.3 Unsur – Unsur Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
Unsur – unsur subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari penggerak
pemberdayaan, sasaran pemberdayaan, kegiatan hidup sehat, dan sumber daya.
Subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari tiga unsur utama, yakni
pemberdayaan perorangan, penberdayan kelompok dan pemberdayaan masyarakat
umum.
a. Pemberdayaan Perorangan
Pemberdayaan perorangan adalah upaya meningkatkan peran, fungsi, dan
kemampuan perorangan dalam membuat keputusan untuk memelihara
kesehatan. Target minimal yang diharapakan adalah untuk diri sendiri
yakni mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang
diteladani oleh keluarga dan masyarakat sekitar. Sedangkan target
maksimal adalah berperan aktif sebagai kader kesehatan. Dalam
menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Pemberdayaan perorangan dilakukan atas prakarsa peorangan atau
kelompok yang ada di masyarakat termasuk swasta dan pemerintah.
Pemberdayaan perorangan juga ditujukan kepada tokoh masyarakat, adat,
agama, politik, swasta dan popular, yang mana dilakukan melalui
pembentukan pribadi – pribadi dengan PHBS serta pembentukan kader-
kader kesehatan.
b. Pemberdayaan kelompok
Pemberdayaan kelompok adalah upaya meningkatkan peran, fungsi dan
kemampuan kelompok – kelompok di masyarakat, termasuk swasta
sehingga di satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi

1 0
kelompok dan dipihak lain dapat berperan aktif dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan
dapat berupa program pengabdian (to serve), memperjuangkan
kepentingan masyarakat di bidang kesehatan (to advocate) atau
melakukan pengawasan social terhadap pembangunan kesehatan (to
watch). Pemberdayaan kelompok dilakukan atas prakarsa perorangan
atau kelompok yang ada di masyarakat. Pemberdayaan kelompok
utamanya ditujukan kepada kelompok atau kelembagaan yang ada di
masyarakat seperti RT/RW, kelurahan, banjar, nagari, dan lainnya.
Pemberdayaan kelompok dilakukan melalui pembentukan kelompok
peduli kesehatan dan atau peningkatan kepedulian kelompok atau
lembaga masyarakat terhadap kesehatan.
c. Pemberdayaan kelompok
Pemberdayaan masyarakat umum adalah upaya meningkatkan peran,
fungsi, dan kemampuan masyarakat, termasuk swasta sedemikian rupa
sehingga disatu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada di
masyarakat dan di pihak lain dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan. Kegiatan yang dapat dilakukan dapat
berupa program pengabdian, memperjuangkan kepentingan masyarakat
di bidang kesehatan atau melakukan pengawasan social terhadap
pembangunan kesehatan.
2.4 Prinsip dalam Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
Sebagaimana yang tercantum dalam Perpres RI nomor 72 tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional, didalamnya juga memuat komponen mengenai
pengelolaan kesehatan yang dikelompokkan dalam berbagai subsistem. Salah satu
subsistemnya adalah pemberdayaan masyarakat. Berikut prinsip-prinsip subsistem
pemberdayaan masyarakat:

a. Berbasis masyarakat: Pemberdayaan masyarakat berbasis pada tata nilai


perorangan, keluarga, dan masyarakat, sesuai dengan keadaan sosial
budaya, kebutuhan, permasalahan, serta potensi masyarakat setempat

1 0
b. Edukatif dan kemandirian: Pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan, serta berperan aktif
dalam berbagai upaya kesehatan.
c. Kesempatan Mengemukakan Pendapat dan Memilih Pelayanan
Kesehatan: Masyarakat mempunyai kesempatan untuk menerima
pembaharuan, tanggap terhadap aspirasi masyarakat dan bertanggung
jawab, serta kemudahan akses informasi, mengemukakan pendapat dan
terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
kesehatan diri, keluarga, masyarakat, dan lingkungannya.
d. Kemitraan dan Gotong Royong: Pemberdayaan masyarakat dilakukan
dengan menerapkan prinsip kemitraan dengan rasa peduli, tenggang rasa,
solidaritas, kebersamaan dan gotong royong untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan masyarakat.
2.5 Penyelenggaraan Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
Dalam penyelenggaraannya subsistem pemberdayaan masyarakat dibagi
menjadi lima bagian, yang terdiri dari:

a. Penggerakan masyarakat: Pada hakekatnya pembangunan kesehatan


diselenggarakan oleh, dari, dan untuk masyarakat. Keterlibatan aktif
masyarakat dalam proses pembangunan kesehatan dengan melakukan
penelaahan situasi masalah kesehatan, penyusunan rencana (penentuan
prioritas kesehatan), pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi upaya
kesehatan sehingga dapat mewujudkan kemandirian dan kesinambungan
dalam pembangunan kesehatan.
b. Pengorganisasian dalam pemberdayaan: Dilakukan oleh perorangan,
kelompok, dan masyarakat luas sesuai dengan kepentingannya dan
berdaya guna. Dalam hal pengorganisasian, penyelenggaranya dilakukan
melalui pemerintah maupun masyarakat atau dengan Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM), seperti: Poskestren, Musholla Sehat, Desa
Siaga, Pemuda Siaga Peduli Bencana (Dasipena), dan kemandirian dalam
upaya kesehatan.
c. Advokasi: Masyarakat melakukan advokasi kepada pemerintah dan
lembaga pemerintahan lainnya, seperti legislatif untuk memperoleh

1 0
dukungan kebijakan dan sumber daya bagi terwujudnya pembangunan
kesehatan. Pelaksanaan advokasi dilakukan dengan dukungan informasi
yang memadai serta metode yang berhasil guna dan berdaya guna.
d. Kemitraan: Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui kemitraan
dengan berbagai pihak, seperti seluruh sektor terkait, lembaga legislatif,
dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi, dan masyarakat
agar terwujud dukungan sumber daya dan kebijakan dalam pembangunan
kesehatan.
e. Peningkatan Sumber Daya: Dalam pemberdayaan masyarakat perlu
didukung oleh pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang
kuat, pembiayaan yang memadai, dan dukungan berbagai sarana lain yang
berkaitan. Seperti didampingi oleh fasilitator, komunikator, dan
dinamisator dalam proses pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut guna
mencapai masyarakat yang berperilaku hidup sehat dan mandiri, termasuk
ketersediaan tenaga penggerak/promosi kesehatan, seperti di Puskesmas
dan rumah sakit yang mempunyai kompetensi dan integritas tinggi.
2.6 Keterkaitan Subsistem Pemberdayaan Masyarakat dengan Subsistem
yang Lain
Pelaksanaan SKN (Sistem Kesehatan Nasional) tentunya memerlukan adanya
keterkaitan antar subsistem sebagai sebuah tata hubung yang efektif. Keterkaitan
tersebut berupa :
a. Subsistem upaya kesehatan diselenggarakan dengan tujuan agar
terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Dalam penyelenggaraan subsistem tersebut dibutuhkan upaya-
upaya dari seluruh komponen bangsa melalui berbagai jenis
fasilitas pelayanan kesehatan. Upaya tersebut juga memerlukan
berbagai dukungan seperti penelitian dan pengembangan
kesehatan, pembiayaan, SDM kesehatan, tersedianya kebutuhan
farmasi, alat kesehatan dan makanan, manajemen, informasi,
regulasi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat.
b. Subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan dilaksanakan
dengan tujuan untuk memberikan data dan informasi kesehatan

1 0
berdasar dengan adanya bukti. Adanya data dan informasi
kesehatan yang didasarkan dari hasil penelitian, pengembangan
kesehatan, penapisan teknologi maupun produk teknologi keehatan
akan dijadikan dasar perumusan dalam strategi, kebijakan dan
program dalam upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM
kesehatan, tersedianya kebutuhan farmasi, alat kesehatan dan
makanan, manajemen, informasi, regulasi kesehatan serta
pemberdayaan masyarakat.
c. Subsistem pembiayaan kesehatan ditujukan agar tersedianya
pembiayaan di bidang kesehatan yang mencukupi, alokasi dana
yang adil, dan dapat dimanfaatkan secara terpat guna dan berdaya
untuk pelaksanaan kesehatan yang merata, terjangkau dan bermutu
bagi seluruh lapisan masyarakat. Adanya pembiayaan yang
memadai dalam bidang kesehatan juga dapat menunjang
terlaksananya subsistem lain termasuk subsistem pemberdayaan
masyarakat.
d. Subsistem sumber daya manusia kesehatan bertujuan untuk
menghasilkan tenaga kesehatan dengan jumlah dan jenis yang
mencukupi serta bermutu. Selain itu juga agar terdistribusi dengan
adil dan termanfaatkan secara tepat dan berdaya guna untuk
dikembangakan supaya terselenggara sesuai kebutuhan
masyarakat. tersedianya susbsitem ini juga menunjang subsistem
lain seperti pemberdayaan masyarakat.
e. Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan ditujukan
untuk menjamin kemanana, khasiat manfaat, dan mutu semua
produk sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan yang beredar;
menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat,
terutama obat esensial, perlindungan masyarakat dari penggunaan
yang salah dan penyalahgunaan obat, dan penggunaan obat yang
rasional, dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan makanan saling terkait dengan subsistem upaya kesehatan,

10

1 0
subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan, subsistem
pembiayaan kesehatan, subsistem sumber daya manusia kesehatan,
subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan, serta
subsistem pemberdayaan masyarakat, sehingga pengelolaan
kesehatan dapat diselenggarakan dengan berhasil guna dan berdaya
guna.
f. Subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
diselenggarakan guna menghasilkan fungsi-fungsi kebijakan
kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan, dan hukum
kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan
upaya kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna. Dengan
manajemen kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna dapat
diselenggarakan subsistem upaya kesehatan, subsistem penelitian
dan pengembangan kesehatan, subsistem pembiayaan kesehatan,
subsistem sumber daya manusia kesehatan, subsistem sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan, serta subsistem
pemberdayaan masyarakat, sebagai suatu kesatuan yang terpadu
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
g. Subsistem pemberdayaan masyarakat diselenggarakan guna
menghasilkan individu, kelompok, dan masyarakat umum yang
mampu berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
Masyarakat yang berdaya akan berperan aktif dalam
penyelenggaraan subsistem upaya kesehatan, subsistem penelitian
dan pengembangan kesehatan, subsistem pembiayaan kesehatan,
subsistem sumber daya manusia kesehatan, subsistem sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan, serta subsistem manajemen,
informasi, dan regulasi kesehatan.
Setiap susbsistem tersebut diharuskan untuk mengadakan pencatatan dan
pelaporan supaya terselenggara secara sinergi, sehingga antar subsitem dapat
saling mendukung tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya(Perpres, 2012).

11

1 0
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberdayaan masyarakat diselenggarakan agar masyarakat berperan dalam
masalah kesehatan. Tujuan subsistem ini adalah meningkatkaan kemampuan
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi masalah kesehatan
secara mandiri, berperan aktif dalam setiap pembangunan kesehatan, serta dapat
menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan.
Masyarakat yang berdaya akan mendukung tercapainya tujuan melalui
keterlibatannya dalam subsistem-subsistem yang lain. Dalam hal ini masyarakat
tidak selalu menjadi target sasaran, tetapi ia juga bisa menjadi penggerak, sebagai
motivator maupun sebagai fasilitator dalam upaya meninagkatkan derajat
kesehatan. Kegiatan atau upaya yang berbasis masyarakat akan lebih
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mandiri dalam bidang kesehatan.
Masyarakat yang mandiri dalam bidang kesehatan menunjang subsistem upaya
kesehatan dengan keterlibatan yang aktif dalam upaya tersebut, dalam hal
pembiayaan masyarakat yang mampu dapat secara mandiri menjaminkan
kesehatannya melalui asuransi sosial/komersial, sedang masyarakat tidak mampu
adalah menjadi tanggung jawab pemerintah. Masyarakat juga bisa aktif
memberikan informasi kesehatan kepada petugas kesehatan sehingga peran aktif
masyarakat sangat penting artinya bagi peningkatan derajat kesehatan, dan ini
semua berkaitan dengan subsistem yang lain dalam SKN.

12

1 0

Anda mungkin juga menyukai