Ada yang mengemukakan bahwa dalam sistem kesehatan hanya ada 2 (dua) subsistem,
yaitu subsistem upaya/pelayanan kesehatan dan subsistem pembiayaan kesehatan. Dalam hal ini
sumberdaya kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan manajemen kesehatan sudah termasuk
dalam subsistem upaya kesehatan.
Dengan memperhatikan kondisi dan situasi di Indonesia serta kebutuhan dewasa ini maka
diputuskan terdapat 6 (enam) subsistem dari SKN, yaitu:
• 1. Subsistem upaya kesehatan
• 2. Subsistem pembiayaan kesehatan
• 3. Subsistem sumberdaya manusia kesehatan
• 4. Subsistem obat dan perbekalan kesehatan
• 5. Subsistem pemberdayaan masyarakat
• 6. Subsistem manajemen kesehatan
G. Penyelenggaraan SKN
1. Pelaku SKN
Pembangunan kesehatan bukan saja tanggung jawab departemen atau sektor
kesehatan saja, namun merupakan tanggung jawab semua potensi bangsa.
Oleh karenanya pelaku SKN adalah masyarakat termasuk swasta dan penyelenggara negara yang
terdiri dari pemerintah, badan legislatif, dan badan yudikatif
a. Peran masyarakat & swasta; advokasi, pengawasan sosial, dan pelaksanaan pembangunan
kesehatan sesuai keahlian dan kemampuannya.
b. Peran pemerintah; penanggung jawab, penggerak, pembina, dan pelaksana pembangunan
kesehatan. Dapat ditambahkan pembagian peran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
c. Peran Badan legislatif; budget dan pengawasan.
Peran Badan yudikatif; penegakkan pelaksana hukum dan perundang-undangan kesehatan.
2. Proses Penyelenggaraan SKN
Pendekatan kesisteman dapat diartikan sebagai cara berpikir dan bertindak yang logis,
sistematis, komprehensif, dan holistik.
Sebagai suatu sistem, maka SKN harus diselenggarakan dengan adanya interaksi yang harmonis
dan dinamis antara subsistem-subsistemnya. KISS harus diterapkan antar pelaku SKN, antar
subsistem-subsistem SKN dan antara SKN dengan sistem-sistem nasional lainnya.
3. Pentahapan Penyelenggaraan SKN
H. Landasan SKN
1. Landasan idiil yaitu Pancasila.
2. Landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
khususnya Pasal 28A "Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya", Pasal 28B ayat (2) "Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi". Pasal 28C ayat (1)
"Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia", Pasal 28H ayat (1) "Setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan", Pasal 28H ayat (3) "Setiap orang
berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermartabat", Pasal 34 ayat (2) "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan", dan Pasal 34 ayat (3) "Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak".
3. Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan
pembangunan kesehatan.
KESIMPULAN
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap
langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945. Sistem Kesehatan
Nasional terus menerus mengalami perubahan sesuai dengan dinamika yang terjadi di masyarakat.
SKN ditetapkan pertama kali pada tahun 1982. Lalu pada tahun 2004 terdapat SKN 2004 sebagai
pengganti SKN 1982. SKN 2004 ini kemudian diganti dengan SKN 2009 hingga akhirnya SKN 2009 ini
dimutakhirkan menjadi SKN 2012. Penyusunan SKN tersebut mengacu pada dasar-dasar hukum
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009 sebagai penyempurnaan dari SKN sebelumnya
merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah bersama seluruh elemen bangsa dalam rangka untuk meningkatkan tercapainya
pembangunan kesehatan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sistim
Kesehatan Nasional (SKN) 2009 yang disempurnakan ini diharapkan mampu menjawab dan
merespon berbagai tantangan pembangunan kesehatan di masa kini maupun di masa yang akan
datang. Adanya SKN yang disempurnakan tersebut menjadi sangat penting kedudukannya
mengingat penyelenggaraan pembangunan kesehatan pada saat ini semakin kompleks sejalan
dengan kompleksitas perkembangan demokrasi, desentralisasi, dan globalisasi serta tantangan
lainnya yang juga semakin berat, cepat berubah dan, sering tidak menentu.