Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGAMALAN BUTIR BUTIR PANCASILA SILA KE 2 DALAM

KEHIDUPAN SEHARI HARI

Di sususun oleh:

KELOMPOK 4:

YUAN IRMANITA MADY (PBB200013)

WA ODE ASRARIA H.R (PBB200012)

FELY FEBRIYANI (PBB200011)

Dosen pengampuh: ir.wa Nine,M.Kes

Kelas : M20A

POLITEKNIK BAUBAU

2020 \ 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan pertolongannya sehingga kami dapat membuat makalah Pancasila ini yang
membahas tentang “PENGAMALAN BUTIR BUTIR PANCASILA ,SILA KE 2 DALAM
KEHIDUPAN SEHARI HARI”.

Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyusunkan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan baik.

Semoga makalah yang kami buat ini bukan hanya bisa bermanfaat bagi kami namun
juga bermanfaat bagi siapapun yang membaca makalah ini , kami sadar dalam hal penulisan
atau isi masih jauh dari sempurna maka dari itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
lebih baik di kesempatan lain kami ucapkan terima kasih.

BAUBAU, 4 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ..ii

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………..1

A. Latar Belakang .................................................................. …………..……….....1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. ….………..2

C.Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Nilai dan makna yang terkandung dalam sila kemanusiaan yang adil dan
beradab……………………………………………………………………………….3

B. Butir butir dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab…..............................5

C. Alasan pentingnya keberadaan sila kedua………………………………………7

D. implementasi sila kedua pancasila dalam kehidupan bermasyarakat…………8

BAB III : PENUTUP………………………………………………………………….9

A. Kesimpulan ..............................................................................................................9

B. Saran .........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….i

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan

Oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,

Diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersama-sama dengan

Batang tubuh UUD 1945.

Pancasila sebagai dasar fisatat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan

Terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang

Sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia. Namun, terbentuknya

Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.

Seperti yang kita ketahui, Pancasila berasal dari kata Panca yaitu lima dan Sila yang

Berarti prinsip. Jadi dapat diartikan bahwa Pancasila adalah lima prinsip. Lima sila

Tersebut yaitu

1 Ketuhanan Yang Maha Esa

2 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3 Persatuan Indonesia

4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/perwakilan

5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sebagai suatu dasar filsafat negara maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem

Nilai, oleh karena itu sila-sila Pancasila itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan.

Meskipun dalam sila-sila terkandung nilal-nilai yang memiki perbedaan antara satu

Dengan lainnya namun kesemuanya itu tidak lain merupakan Suatu kesatuan yang

Sistematis.

1
Dalam makalah ini, kita akan membahas secara khusus mengenai sila kedua yaitu

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai

Bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk

Yang beradab. Oleh karena itu, dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan

Perundang-undangan negara harus meujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat

Dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asası)

Harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan negara.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana nilai dan makna yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang

Adil dan Beradab?

2. Bagaimana bunyi dari butir-butir sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab?

3. Mengapa sangat penting di dalam Pancasila terdapat sila kedua yaitu sila

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab?

4. Bagaimana implementasi sila kedua Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui nilai dan makna yang terkandung dalam sila Kemanusiaan

Yang Adil dan Beradab.

2. Untuk mengetahui bunyi butir-butir dar sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

3. Untuk mengetah ui alasan pentingnya sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

4. Untuk mengetahui implementasi sila kedua Pancasila dalam kehidupan

Bermasyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Nilai dan Makna yang Terkandung dalam Sila Kemanusiaan yang Adil dan
beradab
Sebagai suatu dasar filsafat negara, maka sila-sila Pancasila merupakan suatu system Nilai.
Oleh karena itu, sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan.Meskipun
dalam setiap sila terkandung nilal-nilai yang memiliki perbedaan antara satu Dengan lainnya,
namun kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang Sistematis.

Sla Kemanusiaan yang Adil dan Beradab secara sistematis didasan dan dijiwai oleh Sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya Sila keman
usiaan sebagal dasar Tundamental dalam kehidupan kenegaraan,Kebangsaan, dan
Kemasyarakatan. Nilal kemanusiaan ini bersumber pada dasarTilosofis antropologis bahwa
hakikat manusia adalah susunan kodrat ronani Giwa) danRaga, sifat kodrat individu dan
makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk pribadi berdiri Sendiri sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa.

Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikapP Moral
dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia Dalam
hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadapp diri sendiri
ternadap Sesama manusla maupun ternadap lngkungannya.

Dalam kehidupan ken egaraan harus senantiasa dilandasi oleh moral kemanusiaan Antara lain
dalam kehidupan pemerintahan negara, politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, pertahanan
dan keamanan serta dalam kehidupan keagamaan. Oleh karena itu, dalam kehidupan bersama
dalam negara harus dijiwai oleh moral kemanusiaan untuk saling menghargai sekalipun
terdapat suatu perbedaan karena hal itu merupakan suatu bawaan kodrat manusia untuk saling
menjaga keharmonisan dalam kehidupan bersama.

Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai
makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung suatu
pengertian bahwa hakikat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil
terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap
lingkungannya serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4 Konsekuensinya nilai yang
terkandung dalam Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi hak-hak asasi
manusia, menghargai atas kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan,
status sosial maupun agama. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia,
tenggang rasa, tidak semena-mena terhadap manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan (Darmodihardjo, 1996).

3
Nilai dasar dari sila kedua mencakup peningkatan martabat, hak, dan kewajiban asasi warga
negara, penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidak adilan dari muka bumi. Harkat
dan martabat manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Tidak semena-mena terhadap
orang lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian. Gemarmelakukan kegiatan
kemanusian. Berani membela kebenaran dan keadilan hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa 2 lain.

Sumber hukum dari sila kedua adalah:

a. Pembukaan UUD 1945 alinea pertama

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.Alinea keempat, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada kemanusiaan yang adil dan beradab.

b. Pasal 27, 28, 29, 30, dan 31 UUD 1945

 Pasal 27

1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan

 Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

 Pasal 29

1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-


masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

 Pasal 30

1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan

negara.

2. Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.

4
 Pasal 31

1. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.

2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang


diatur dengan undang-undang.

c. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan


Pancasila, memberikan petunjuk-petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalan sila
“Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”

B. Butir-butir dari Sila Kemanusiaan yang adil dan Beradab

Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima

asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi

pelaksanaan Pancasila, yaitu:

1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.

2. Saling mencintai sesama manusia.

3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.

5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

7. Berani membela kebenaran dan keadilan.

8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,

karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan

bangsa lain.

Ketetapan ini kemudian dicabut dengan Tap MPR No. I/MPR/2003 dengan 45 butir

Pancasila. Berikut inilah butir-butir dari sila kedua:

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap

5
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis

kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Maknanya adalah tidak

ada perbedaan di antara mereka dalam status derajat, hak dan kewajiban

dengan sebab dien (agama).

3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Pancasila

mengajarkan pemeluknya untuk mencintai orang-orang Nasrani, Budha, Hindu, Konghucu,


kaum sekuler, kaum liberal, para demokrat, para quburiyyun, para thaghut dan orang-orang
kafir lainnya.

4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

8. Berani membela kebenaran dan keadilan.

9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa

lain.

C. Alasan Pentingnya Keberadaan Sila Kedua

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dijadikan pedoman hidup
bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam masyarakat yang
heterogen (beraneka ragam). Pancasila kemudian menjadi jiwa dan kepribadian bangsa
Indonesia, Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri
khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat
membedakan dengan bangsa lain. Setiap sila Pancasila mengandung nilai-nilai yang menjadi
dasar norma dan aturan dalam kehidupan sehari-hari dalam hidup bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Banyak sekali nilai yang terkandung dalam sila Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab dan harus kita terapkan, antara lain:

6
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.Menyambut tantangan ke depan bangsa Indonesia dalam
menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme dan
fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Disamping
itu yang patut diwaspadai adalah pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang kini
semakin kuat. Ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh asing untuk dikotak kotakan
tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan terhadap ke Tuhanan Yang Maha
Esa.

Pemahaman nasionalisme yang berkurang turut menjadikan sila kedua Pancasila merupakan
sesuatu yang amat penting untuk dikaji. Di saat negara membutuhkan soliditas dan persatuan
hingga sikap gotong royong, sebagian kecil masyarakat terutama justru yang ada di perkotaan
justru lebih mengutamakan kelompoknya, golonganya bahkan negara lain dibandingkan
kepentingan negaranya. Untuk itu sebaiknya setiap komponen masyarakat saling
berinterospeksi diri untuk dikemudian bersatu bahu membahu membawa bangsa ini dari
keterpurukan dan krisis multidimensi.

Dari beberapa butir isi dari sila ke 2 Pancasila kita dapat merasakan adanya degradasi
kemunduran) perilaku masyarakat Indonesia. Pada butir pertama kita diharapkan dapat
mengakui dan memperlakukan sesama sesuai dengan harkat martabatnya sebagai mahluk
Tuhan. Pada era sekarang ini hal ini tampak sangat sulit sekali ditemui, banyaknya prilaku
chaos di dalam masyarakat membuktikan bahwa butir pertama ini sudah dilupakan. Sama
seperti butir pertama, butir-butir dari sila ke dua Pancasila sudah mulai tidak diperhatikan
oleh masyarakat dalam kehidupan bernegaranya.Sebagai warga Negara kita memiliki
kewajiban untuk hidup bernegara sesuai dengan dasar-dasar Negara kita. Prilaku-prilaku
yang menyimpang seperti adanya sikap premanisme yang brutal seperti yang kita lihat dalam
kejadian “Kasus sidang Blowfish8di daerah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan” menunjukkan
bahwa perlunya pendidikan kewarganegaraan bagi masyarakat baik itu di jenjang pendidikan
formal ataupun pendidikan berwarga Negara di dalam lingkungan masyarakat.

7
D. Implementasi Sila Kedua Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat

Pendidikan berwarga negara di jenjang pendidikan formal haruslah dilakukan tidak

hanya memberikan teori tetapi dengan praktek langsung. Karena teori cenderung hanya

dianggap angin lalu saja, praktek toleransi antara individu satu dengan yang lainnya

dapat memberikan gambaran langsung betapa pentingnya nilai-nilai kemanusiaan itu.

Praktek langsung dari sebuah teori kewarganegaraan dapat dilakukan dalam interaksi

sosial di dalam lingkungan pendidikan ataupun lingkungan tempat tinggal, di dalam

lingkungan pendidikan teori ini dapat dipraktikkan dengan cara sikap dan prilaku dalam

lingkungan pendidikan.

Pada era sekarang ini teramat sulit menemukan sikap penghargaan di lingkungan

pendidikan, anak didik saat ini terbiasa dengan penggolonggan-penggolongan

berdasarkan status sosial, ada si kaya dan ada si miskin. Sikap seperti itu menjadikan

toleransi antara sesama menjadi sangat menyedihkan. Adanya penghargaan (sopan

santun) dalam bertutur kata dan bersikap kepada orang lain diharapkan dapat menjadi

cermin langsung bahwa sikap toleransi itu menjadi suatu hal yang penting dewasa ini.

Bahwa penggolongan-penggolongan berdasarkan status sosial itu adalah hal yang

merusak sifat-sifat kemanusiaan.

Pendidikan berwarga Negara di dalam lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan

cara adanya lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang memberikan penyuluhan

tentang bagaimana cara hidup bernegara yang baik. Penyuluhan yang dilakukan tidak

hanya dengan cara formil (mengajarkan cara menjadi warga Negara yang baik), tetapi

dapat dengan cara-cara seperti gotong royong membersihkan lingkungan, siskamling

dan cara-cara lain yang dapat mengajarkan secara langsung apa artinya tenggang rasa

antara sesama manusia.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sila kedua Pancasila mengandung nilai dan makna yaitu dalam kehidupan kenegaraan
haruslah oleh moral kemanusiaan, saling menghargai dan adil.

2. Terdapat 8 butir sila kedua untuk Tap MPR No.II/MPR/1978dan 10 butir sila kedua untuk
Tap MPR No.I/MPR/2003.

3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dijadikan pedoman hidup
bangsa beserta sila-silanya.

4. Implementasi dari sila kedua lebih mengutamakan pada rasa saling menghargai, tenggang
rasa dan keadilan terhadap manusia.

B. Saran

Melihat esensi dari sila kemanusiaan yang adil dan beradap, maka penting bagi setiap bangsa
Indonesia untuk selalu menjunjung tinggi sila kedua Pancasila. Dengan demikian, maka akan
mampu menjadi negara yang bermartabat dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
serta hak dan kewajiban sebagai warga negara.

9
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto. (20 september 2011). Pendidikan kewarganegaraan.


http://nnno.facebook.com/topic.php?uid=109896751414&topic=11604 Rachmadrivai.
(02april2013).Pancasila. http://rachmadrivai.wordpress.com/2011/05/07/pancasila

Anda mungkin juga menyukai