Anda di halaman 1dari 3

Nama :

Ni Nyoman Amik Indrayani

NPM :

12700389

Kelas :

2012C

TUGAS AKM
ANALISIS SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN)
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap
langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.
Perubahan SKN 2009 sebagai pengganti SKN 2004 dan SKN 2004 sebagai pengganti SKN
1982 pada hakekatnya merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
penting untuk dimutakhirkan menjadi SKN 2012 yang pada hakekatnya merupakan pengelolaan
kesehatan agar dapat mengantisipasi berbagai tantangan perubahan pembangunan kesehatan
dewasa ini dan di masa depan, sehingga perlu mengacu pada visi, misi, strategi, dan upaya pokok
pembangunan kesehatan sebagaimana ditetapkan dalam: UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 20052025 (RPJP-N) dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K).
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi
pelayanan kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi: 1) Cakupan pelayanan kesehatan
yang adil dan merata, 2) Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat, 3)
Kebijakan pembangunan kesehatan, dan 4) Kepemimpinan. Sistem Kesehatan Nasional juga
disusun dengan memperhatikan inovasi/terobosan dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan secara luas, termasuk penguatan sistem rujukan. Pendekatan pelayanan kesehatan
dasar secara global telah diakui sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai kesehatan bagi
semua dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan yang responsif gender.
Landasan SKN ada tiga yaitu landasan idiil (Pancasila), landasan konstitusional (UUD
1945), dan landasan operasional. SKN memiliki tujuh prinsip dasar antara lain perikemanusiaan,
hak asasi manusia, adil dan merata, pemberdayaan dan kemandirian masyarakat, kemitraan,
pengutamaan dan manfaat, serta tata kepemerintahan yang baik. Tujuan SKN adalah

terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta,
maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. SKN memiliki kedudukan suprasistem SKN,
kedudukan SKN terhadap sistem nasional lain, kedudukan SKN terhadap sistem kesehatan
daerah (SKD), kedudukan SKN terhadap berbagai sistem kemasyarakatan termasuk swasta.
Terdapat enam subsistem dalam SKN antara lain subsistem upaya kesehatan, subsistem
pembiayaan kesehatan, subsistem sumber daya

manusia kesehatan, subsistem obat dan

perbekalan kesehatan, subsistem pemberdayaan masyarakat, subsistem manajemen kesehatan.


Dalam subsistem upaya kesehatan terdapat dua unsur utama antara lain upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan. Pembiayaan kesehatan bersumber dari
berbagai sumber, yakni: Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, organisasi masyarakat, dan
masyarakat itu sendiri. Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan public good
yang menjadi tanggung-jawab pemerintah, sedangkan untuk pelayanan kesehatan perorangan
pembiayaannya bersifat private, kecuali pembiayaan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu
menjadi

tanggung-jawab

pemerintah.

Pembiayaan

pelayanan

kesehatan

perorangan

diselenggarakan melalui jaminan pemeliharaan kesehatan dengan mekanisme asuransi sosial


yang pada waktunya diharapkan akan mencapai universal coverage sesuai dengan Undangundang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Dalam subsistem sumber daya manusia kesehatan dijelaskan bahwa sebagai pelaksana
upaya kesehatan, diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah,
jenis dan kualitasnya, serta terdistribusi secara adil dan merata, sesuai tututan kebutuhan
pembangunan kesehatan. Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan meliputi
berbagai kegiatan untuk menjamin: aspek keamanan, khasiat/ kemanfaatan dan mutu sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan yang beredar; ketersediaan, pemerataan, dan
keterjangkauan obat, terutama obat esensial; perlindungan masyarakat dari penggunaan yang
salah dan penyalahgunaan obat; penggunaan obat yang rasional; serta upaya kemandirian di
bidang kefarmasian melalui pemanfaatan sumber daya dalam negeri.
Subsistem manajemen dan informasi kesehatan meliputi: kebijakan kesehatan,
administrasi kesehatan, hukum kesehatan, dan informasi kesehatan.Subsistem pemberdayaan
masyarakat berperan penting dalam sistem kesehatan nasional dimana sistem kesehatan nasional
akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini

masyarakat termasuk swasta bukan semata-mata sebagai sasaran pembangunan kesehatan,


melainkan juga sebagai subjek atau penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan.
Untuk terselenggaranya pembangunan kesehatan di daerah perlu dikembangkan Sistem
Kesehatan Daerah (SKD) dg mengacu pada SKN dan mempertimbangkan kondisi, dinamika,
dan masalah spesifik daerah. SKD terdiri dari Sistem Kesehatan Provinsi (SKP) dan Sistem
Kesehatan Kab/Kota (SKK). Pemerintah pusat memfasilitasi pengembangan SKD, memfasilitasi
pengukuhan SKD dalam bentuk peraturan perundang-undangan daerah, serta memfasilitasi
advokasi dan sosialisasi SKD sesuai kebutuhan.
Keberadaan Sistem Kesehatan Nasional merupakan sebuah kemajuan dibidang
kesehatan. Upaya pemerintah dalam memeratakan kesehatan patut untuk diberikan apresiasi
yang tinggi. Dalam sistem kesehatan nasional, pemerintah berperan sebagai regulator dan
pengawas. Jadi, pemerintah harus bisa mengatur distribusi tenaga kesehatan termasuk dokter dan
dokter spesialis agar merata, mengelola pembiayaan kesehatan nasional, dan meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Semua program kesehatan tidak bisa dilakukan hanya
berdasar keinginan pengambil kebijakan, tetapi harus sesuai dengan blue print sistem kesehatan
nasional.
Namun, SKN belum berjalan secara efektif. Hal ini mengakibatkan tidak meratanya
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di berbagai daerah, sehingga masalah penyakit
menular dan gizi buruk terus bermunculan. Angka kematian ibu dan bayi baru lahir juga masih
tinggi. Untuk itu, penataan sistem kesehatan nasional perlu segera dilakukan. Saat ini sistem
kesehatan nasional baru di atas kertas, belum dilaksanakan. Padahal, dengan adanya sistem
kesehatan nasional, maka program-program nasional kesehatan akan berkesinambungan siapa
pun yang menjadi pemimpin di sektor kesehatan.
Dengan tersusunnya SKN ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka
pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai
dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 20052025 (RPJP-K), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan
pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi kesehatan
untuk keberhasilan pembangunan nasional.

Anda mungkin juga menyukai