Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebijakan Kesehatan

Dosen Pengampu :

Hj. Iyam Mariam, S.Sos, Ners, M.Kep

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

Adisty Widhi (32722001D20002) Noca Meisanty (32722001D20068)

Ani Kurniasari (32722001D20010) Nurul Aulia (32722001D20070)

Bulan Saputri (32722001D20014) Salma Riana (32722001D20092)

Elsa Sephia (32722001D20028) Zamzam M (32722001D20118)

Hamdi Salapi (32722001D20036)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata
kuliah Kebijakan Kesehatan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah
kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Sistem Kesehatan Nasional” dapat


diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah ini dapat
menjadi referensi dan pengetahuan bagi kita semua. Selain itu, kami juga berharap
agar pembaca mendapatkan pengetahuan setelah membaca makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat bayak


kekurangan yang dikarenakan oleh keterbatasan waktu, pengetahuan dan
pengalaman penyusun, oleh karena itu penyusun mengharapkan arahan,
bimbingan, kritik dan saran yang sifatnya membagun dari pembaca, guna
menyempurnakan makalah ini.

Rabu, 29 September 2021

Penyusun

KELOMPOK 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Makalah............................................................................................2
C. Manfaat Makalah..........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Sistem Kesehatan Nasional...........................................................................3
B. Maksud dan Kegunaan SKN.........................................................................3
C. Landasan Sistem Kesehatan Nasional meliputi:...........................................4
D. Fungsi SKN...................................................................................................5
E. Tujuan SKN..................................................................................................5
F. Indikator Keberhasilan Sistem Kesehatan....................................................6
G. Reformasi Pembangunan Kesehatan...........................................................10
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah suatu tatanan yang dirancang


secara khusus guna mewujudkan kesehatan masyarakat yang tinggi sebagai
bukti kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang
mencerminkan upaya bangsa Indonesia dalam meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka perlu diselenggarakan beberapa
penunjang pelayanan kesehatan, antara lain pusat pelayanan kesehatan di
masyarakat atau Puskesmas.

Menurut Depkes RI (2009), dalam memberikan pelayanan


keperawatan, peran perawat yang utama adalah memenuhi kebutuhan dasar
manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi diri sendiri serta kliennya.

Keperawatan merupakan bentuk pelayanan profesional kepada klien


yang diberikan secara manusiawi, komprehensif dan individualistik serta
berkesinambungan sejak klien membutuhkan pelayanan sampai saat dimana
klien mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri (Hamid, 2009).

Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan


sumber daya maanusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta
sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang
mempunyai derajat kesehatan yang tinggi. Pembangunan manusia seutuhnya
harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaan disamping spiritual, kepribadian
dan kejuangan. Untuk itu, menurut Sujudi (1997), pembangunan kesehatan
ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Tujuan
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
yang optimal. Terciptanya masyarakat Indonesia seperti ini ditandai oleh

1
penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh
wilayah Indonesia. Untuk mewujudkan pembangunan kesehatan tersebut diatas
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia berupaya dengan berbagai cara
untuk mencapainya. Diantaranya adalah menetapkan indikator-indikator
kesehatan dalam sistem kesehatan nasional.

B. Tujuan Makalah

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk diketahuinya


sistem kesehatan nasional.

2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem kesehatan
nasional.
b. Untuk mengetahui apa saja indikator keberhasilan sistem kesehatan.
c. Untuk mengetahui bagaimana reformasi pembangunan kesehatan.

C. Manfaat Makalah

Adapun manfaat makalah ini yaitu untuk memperluas wawasan bagi


pembaca tentang system kesehatan nasional.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Kesehatan Nasional

a. Pengertian
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai
upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar
1945.
Sistem Kesehatan Nasional perlu dilaksanakan dalam konteks
Pembangunan Kesehatan secara keseluruhan dengan mempertimbangkan
determinan sosial, seperti: kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat
pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi kewenangan, keamanan,
sumber daya, kesadaran masyarakat, serta kemampuan tenaga kesehatan
dalam mengatasi masalah-masalah tersebut.
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan
pendekatan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar yang meliputi:
1) Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata,
2) Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat,
3) Kebijakan pembangunan kesehatan, dan
4) Kepemimpinan.

B. Maksud dan Kegunaan SKN

Penyusunan SKN 2009 dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2004


dengan berbagai perubahan dan tantangan eksternal dan internal, agar dapat
dipergunakan sebagai landasan, arah, dan pedoman penyelenggaraan
pembangunan kesehatan baik oleh masyarakat, swasta maupun oleh
pemerintah (pusat, provinsi, kab/kota) serta pihak-pihak terkait lainnya.

3
Tersusunnya SKN ini mempertegas makan pembangunan kesehatan
dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan
pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K), memantapkan
kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan pemerataan
upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi
kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional.

SKN juga disusun dengan memperhatikan inovasi/terobosan dalam


penyelenggaraan pembangunan kesehatan secara luas, termasuk penguatan
sistem rujukan.

C. Landasan Sistem Kesehatan Nasional meliputi:

1) Landasan Idiil, yaitu Pancasila


2) Landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, khususnya Pasal 28A "Setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya", Pasal 28B
ayat (2) "Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi". Pasal 28C ayat (1) "Setiap orang berhak mengembangkan
diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan
dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia", Pasal 28H ayat (1) "Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan", Pasal
28H ayat (3) "Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat", Pasal 34 ayat (2) "Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah

4
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan", dan Pasal 34 ayat
(3) "Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak".
3) Landasan Operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangan
yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan
kesehatan.

D. Fungsi SKN

Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai


tujuannya apabila terjadi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme
(KISS), baik antar pelaku, antar subsistem SKN, maupun dengan sistem serta
subsistem lain di luar SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh
sektor terkait, seperti pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan perlu
berperan bersama dengan sector kesehatan untuk mencapai tujuan nasional.

E. Tujuan SKN

Tujuan Sistem Kesehatan Nasional adalah terselenggaranya


pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta,
maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Mengacu pada
substansi perkembangan penyelenggaraan pembangunan kesehatan dewasa ini
serta pendekatan manajemen kesehatan tersebut diatas, maka subsistem Sistem
Kesehatan Nasional meliputi:

i. Upaya Kesehatan
Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan
dengan menghimpun seluruh potensi bangsa Indonesia. Upaya
kesehatan diselenggarakan dengan upaya peningkatan, pencegahan,
pengobatan, dan pemulihan.
ii. Pembiayaan Kesehatan

5
Pembiayaan kesehatan yang kuat, terintegrasi, stabil, dan
berkesinambungan memegang peran yang amat vital untuk
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai
berbagai tujuan pembangunan kesehatan.
iii. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya
manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan
kualitasnya, serta terdistribusi secara adil dan merata, sesuai tututan
kebutuhan pembangunan kesehatan.
iv. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan
Meliputi berbagai kegiatan untuk menjamin: aspek keamanan,
kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
yang beredar; ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat,
terutama obat esensial; perlindungan masyarakat dari penggunaan
yang salah dan penyalahgunaan obat; penggunaan obat yang rasional;
serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui pemanfaatan
sumber daya dalam negeri.
v. Manajemen dan Informasi Kesehatan
Meliputi: kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum
kesehatan, dan informasi kesehatan. Untuk menggerakkan
pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna,
diperlukan manajemen kesehatan.
vi. Pemberdayaan Masyarakat
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi optimal apabila
ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat. Ini penting, agar
masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan sebagai
pelaku pembangunan kesehatan.

6
F. Indikator Keberhasilan Sistem Kesehatan

Pembangunan (development) merupakan proses perubahan ke arah


yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana (Ginanjar
Kartasas, 1994). Salah satu upaya pembangunan yang terencana adalah di
bidang kesehatan. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan merupakan
indikator tercapainya tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan
kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesahatan masyarakat yang
optimal secara mudah, merata, dan murah serta ditandai dengan penduduk
oyang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang kondusif melalui
lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya sumber air bersih, sanitasi
lingkungan yang memadai, dan perumahan serta pemukiman yang sehat. Di
samping itu, kesehatan pada wanita dan anak-anak merupakan kajian isu yang
saat ini belum terwakili dari beberapa indikator keberhasilan pembangunan di
bidang kesehatan.
Salah satu aspek penting dalam menyikapi indikator keberhasilan
pembangunan di bidang kesehatan adalah keadaan manusia (gender) terutama
wanita. Gender merupakan perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab, perilaku,
dan tempat beraktivitas dari perempuan atau laki-laki yang dibentuk dan
dikonstruksi secara sosial, budaya, dan adat-istiadat masyarakat. Peran, fungsi,
dan tanggung jawab ini seharusnya dapat saling mendukung. Kebutuhan dan
peran setiap pihak harus dimasukkan dalam kebijakan serta bagian dari
pelaksana kebijakan atau program kesehatan. Perempuan seringkali dianggap
hanya sebagai korban dan bukannya agen perubahan. Seringkali perempuan
atau sekelompok perempuan dapat menjawab tantangan yang harus dihadapi
akibat perubahan iklim. Mereka berperan aktif saat terjadi bencana alam
banjir, kekurangan air, bahkan penanganan korban bencana alam dengan
menggunakan tanaman obat. Contoh kasus yang menggambarkan betapa

7
perempuan menjadi motivator dan agen perubahan di komunitas masyarakat
adalah organisasi perempuan di Keur, Moussa, Senegal, berinisiatif
membangun kanal dalam bentuk setengah lingkaran sehingga mampu
mempertahankan ketersediaan air tanah dan sumber air yang bersih saat terjadi
erosi. Seorang wanita di distrik Gaibandha, Sahena, mengorganisir komite
dimana para perempuan dipersipakan untuk bertindak saat banjir datang,
termasuk membuat oven tanah liat, meninggikan rumah mereka, atau
menggunakan radio untuk mendengar kemungkinan datangnya banjir. Usaha
Sahena tersebut telah menyelamatkan banyak nyawa dan mampu
memberdaykan perempuan. Selain itu, perempuan Indonesia di Sulawesi
Selatan mempunyai peran penentu dalam menjawab perubahan iklim tertentu.
Petani perempuan mengalihkan tanaman ke umbi-umbian dari palawija.
Mereka juga menutup sayuran dengan plastik untuk menahan kelembaban jika
curah hujan tinggi. Perempuan di pedesaan Dayak menanam buah-buahan
hutan dan tanaman keras di sekitar kebun rumah untuk bertahan hidup. Hal
tersebut dilakukan mereka untuk mempertahankan kondisi kesehatan dan
kehidupannya.
Faktor sosial ekonomi yang rendah ditambah masalah yang berkaitan
dengan polusi dan anomali musim menambah masalah kesehatan, terutama
pada wanita dan anak-anak. Hasil kajian isu gender bidang sumber daya alam
dan lingkungan hidup menunjukkan lebih banyaknya perempuan yang
menjadi korban akibat polusi air dan udara. Hal tersebut ditunjukkan dengan
penyakit perempuan yang terkena infeksi saluran kemih akibat tercemarnya
sungai dimana merekalah yang lebih sering menggunakan air sungai untuk
keperluan rumah tangga. Industri besar perkebunan kelapa sawit yang tidak
meperhatikan keamanan lingkungan juga menyebabkan banyak perempuan
terpapar racun berbahaya. Selain itu, penyebab utama kematian Ibu adalah
perdarahan, infeksi, eklampsi, partus lama dan komplikasi abortus. Oleh
karena itu, mengingat pentinganya kesehatan seorang wanita, anak-anak, dan
keluarga Indonesia, pemerintah concern terhadap keberhasilan pembangunan
bidang kesehatan seperti adanya program-program kesehatan KIA, GIZI,

8
imunisasi, pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui
penyediaan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan
kesling (Puskemas Keliling), adanya penyuluhan kesehatan, dan tenaga
kesehatan pertolongan persalinan yang berkualitas untuk mengurangi tingkat
kematian Ibu dan anak saat persalinan karena salah satu penyebab kematian
bayi baru lahir adalah berat badan lahir rendah (BBLR) dan infeksi.
Adapaun sasaran atau agenda MDGs (Milenium Development Goals)
yang berhubungan dengan pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.
Agenda ke-1 yaitu memberantas kemiskinan dan kelaparan. Dalam hal ini
Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur
oleh indikator USD 1 per kapita per hari menjadi setengahnya dan prevalensi
kekurangan gizi pada balita telah menurun dari 31% tahun 1989 menjadi 18,4
% tahun 2007, Agenda ke-2 adalah menurunkan angka kematian anak. Angka
kematian bayi di Indonesia menunjukkan penurunan yang cukup signifikan
dari 68 tahun 1991 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2007. Namun
demikian, masih ditemukan adanya perbedaan akses atas pelayanan kesehatan,
terutama di daerah-daerah miskin dan terpencil sehingga pemerintah harus
memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan akses pada pelayanan
kesehatan terutama bagi masyarakat miskin dan daerah terpencil. Agenda ke-5
merupakan meningkatkan kesehatan ibu. Kinerja penurunan angka kematian
ibu secara global masih rendah terutama pada ibu resiko tinggi (resti) saat
kehamilan dan aborsi. Upaya menurunkan angka kematian ibu melalui
peningkatan angka pemakaian kontrasepsi, menurunkan unmet need yang
dilakukan melalui peningkatan akses, peningkatan pelayanan keluarga
berencana (KB) dan penyebarluasan komunikasi, dan edukasi kepada
masyarakat. Agenda ke-6 yakni memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit
menular lainnya. Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di
Indonesia, terutama pada pe ngguna narkoba suntik dan pekerja seks.
Pengendalian penyakit tersebut harus melibatkan semua lapisan masyarakat
untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan. Terakhir,
agenda yang mendukung keberhasilan pembangunan manusia di bidang

9
kesehatan adalah memastikan kelestarian lingkungan hidup. Proporsi rumah
tangga dengan akses sanitasi layak meningkat dari 24,81% di tahun 1993
menjadi 51,19 % di tahun 2009. Upaya untuk mengakselerasi pencapaian
target air minum dan sanitasi yang layak terus dilakukan melalui investasi
penyediaan air minum dan sanitasi terutama penduduk perkotaan yang terus
meningkat. Untuk daerah perdesaan, penyediaan air minum dan sanitasi
dilakukan melalui upaya pemberdayaan masyarakat agar memiliki tanggung
jawab dalam pengelolaan infrastruktur dan pembangunan sarana. Di samping
itu, pemerintah daerah harus melakukan upaya yang tegas dan nyata dalam
pengelolaan sumber daya air, pengelolaan sistem air minum, dan sanitasi yang
layak.

G. Reformasi Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua


komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan
kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada: Perikemanusiaan,
Pemberdayaan dan kemandirian, Adil dan merata, serta Pengutamaan dan
manfaat.
Pada tahun 2011, Kementerian Kesehatan menggulirkan 7 Reformasi
Pembangunan Kesehatan yaitu:
1. Revitalisasi pelayanan kesehatan,
2. Ketersediaan, distribusi, retensi dan mutu sumberdaya manusia,
3. Mengupayakan ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektifitas,
keterjangkauan obat, vaksin dan alkes,
4. Jaminan kesehatan,
5. Keberpihakan kepada daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan (DTPK)
dan daerah bermasalah kesehatan (DBK),
6. Reformasi birokrasi dan

10
7. World class health care. Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan dr.
Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR.PH bersama para menteri di
lingkungan Kementerian Kesra pada paparan program prioritas tahun 2011
dengan media massa di Kantor Kemenkokesra, Jakarta tanggal 4 Januari
2011.
Menurut Menkes, dalam upaya pelayanan kesehatan pada tahun
2011 diutamakan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat dengan
menekankan upaya promotif dan preventif. Tidak mungkin melakukan
pelayanan kesehatan menunggu orang sampai jatuh sakit, karena hal itu
akan menghabiskan biaya yang besar. Selain itu, juga menekankan
pencegahan penyakit tidak menular yang disebabkan pola makan dan pola
hidup yang tidak sehat, tanpa meninggalkan pengendalian penyakit
menular yang masih belum hilang. Selain itu juga diupayakan dengan
meningkatkan pelayanan kesehatan primer dan rujukan di rumah sakit
daerah maupun pusat.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tersusunnya SKN ini mempertegas makan pembangunan kesehatan


dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan
pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K), memantapkan
kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan pemerataan
upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi
kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional.
Oleh karena itu, mengingat pentinganya kesehatan seorang wanita,
anak-anak, dan keluarga Indonesia, pemerintah concern terhadap keberhasilan
pembangunan bidang kesehatan seperti adanya program-program kesehatan
KIA, GIZI, imunisasi, pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
melalui penyediaan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, dan kesling (Puskemas Keliling), adanya penyuluhan kesehatan,
dan tenaga kesehatan pertolongan persalinan yang berkualitas untuk
mengurangi tingkat kematian Ibu dan anak saat persalinan karena salah satu
penyebab kematian bayi baru lahir adalah berat badan lahir rendah (BBLR) dan
infeksi.

B. Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya dapat


memahami tentang Sistem Kesehatan Nasional. Diharapkan pula
terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik
masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan
berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.

12
DAFTAR PUSTAKA

JDIH Pemerintah Kota Yogyakarta. 2019. Sistem Kesehatan Nasional.


https://jdih.jogjakota.go.id/index.php/articles/read/40 (diakses tanggal 29
September 2021)
Tobing, Stacia Dorothy. 2014. Indikator Keberhasilan Pembangunan di Bidang
Kesehatan.
https://greeneconomya101f.wordpress.com/2014/09/24/indikator-
keberhasilan-pembangunan-di-bidang-kesehatan/ (diakses tanggal 29
September 2021).
Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. 2011.
Reformasi Birokrasi Pembangunan Kesehatan 2011.
https://www.kemkes.go.id/article/print/1370/reformasi-birokrasi-
pembangunan-kesehatan-2011-.html (diakses tanggal 29 September 2021)

13

Anda mungkin juga menyukai