Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

DISUSUN OLEH :

MUNAWARAH

NIM : PO0220220017

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN POSO
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini, atas rahmat dan hidayahNya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul”SISITEM KESEHATAN NASIONAL”Tepat waktu
disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah KDK [ KONSEP DASAR
KEPERAWATAN ]”Di kampus Poltekkes Kemenkes palu Prodi DIII Keperawatan
poso.Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan sudut
pandang baru setelah membaca.
Makalah ini.Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna.oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar belakang.........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
1. Dasar Hukum Sistem Kesehatan Nasional............................................................................6
2. Pengertian Sistem Kesehatan Nasional..................................................................................6
3. Landasan Sistem Kesehatan Nasional....................................................................................7
4. Prinsip Dasar Sistem Kesehatan Nasional.............................................................................8
5. Tujuan Dan Kedudukan Sistem Kesehatan Nasional.........................................................10
6. Subsistem Sistem Kesehatan Nasional.................................................................................11
7. Penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional......................................................................13
BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
A. Kesimpulan............................................................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki
unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya (Indrajit, 2001).
Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply
side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap
wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam
bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi,
sistem kesehatan mencakup sektorsektor lain seperti pertanian dan lainnya. (WHO;
1996).
Sistem kesehatan di Indonesia telah mulai dikembangkan sejak tahun 1982 yaitu
ketika Departemen Kesehatan RI menyusun dokumen system kesehatan di Indonesia
yang disebut Sistem Kesehatan Nasional (SKN).
Penyusunan dokumen tersebut didasarkan pada tujuan nasional bangsa
Indonesia sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka dibentuklah program pembangunan nasional secara
menyeluruh dan berkesinambungan. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari
pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh
potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.
Dewasa ini, pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan masih
menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Sehingga
diperlukan pemantapan dan percepatan melalui SKN sebagai pengelolaan kesehatan
yang disertai berbagai terobosan penting, antara lain program pengembangan Desa
Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas), Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
yang dapat diwujudkan melalui Jampersal.
Terjadinya perubahan lingkungan strategis seperti adanya regulasi
penyelenggaraan kepemerintahan dan di tingkat global telah terjadi perubahan iklim
serta dan upaya percepatan
pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), sehingga diperlukan
penyempurnaan dalam pengelolaan kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Dasar Hukum sistem kesehatan nasional
2. Pengertian sistem kesehatan Nasiaonal
3. Landasan system kesehatan nasional
4 Prinsip dasar system kesehatan nasional
5. Tujuan dan Kedudukan system kesehatan nasional
6 Penyelenggaraan SKN system kesehatan nasional

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui Dasar Hukum system kesehatan nasional
2. Dapat mengetahui pengertian Sistem Kesehatan Nasional
3. Dapat memahami landasan sistem kesehatan nasional
4. Dapat mengetahui prinsip dasar sistem kesehatan nasional
5. Dapat mengetahui tujuan dan kedudukan Sistem Kesehatan Nasional
6. Dapat mengetahui kapan penyelenggaraan system kesehatan nasional

BAB II
PEMBAHASAN
1. Dasar Hukum Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan Nasional terus menerus mengalami perubahan sesuai
dengan dinamika yang terjadi di masyarakat. Seperti yang telah kami jelaskan
pada latar belakang di atas bahwa SKN ditetapkan pertama kali pada tahun 1982.
Lalu pada tahun 2004 terdapat SKN 2004 sebagai pengganti SKN 1982. SKN
2004 ini kemudian diganti dengan SKN 2009 hingga akhirnya SKN 2009 ini
dimutakhirkan menjadi SKN 2012. Penyusunan SKN tersebut mengacu pada
dasar-dasar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dasar-dasar hukum
tersebut antara lain:

1. SKN 1982 Dasar hukum Tahun 1982 adalah KEPMENKES Nomor


/SK/III/1982 tentang Berlakunya SKN.
2. SKN 2004 Dasar hukum SKN Tahun 2004 adalah KEPMENKES Nomor
131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional
3. SKN 2009 Dasar hukum SKN Tahun 2009 adalah KEPMENKES RI Nomor
374/MENKES/SK/V/2009, serta UU 36 tahun 2009 Pasal 167 (4) tentang
Kesehatan
4. SKN 2012 Dasar hukum SKN Tahun 2012 adalah PERPRES Nomor 72 Tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) 2005-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025
merupakan arah pembangunan kesehatan yang berkesinambungan.
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan ( RPJP-K) 2005-
2025 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025
dan SKN merupakan dokumen kebijakan pembangunan kesehatan sebagai acuan
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

2. Pengertian Sistem Kesehatan Nasional


Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan
dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh.
Sistem Kesehatan Nasional adalah Pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya (Perpres 72/2012 Pasal 1 angka 2).
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia
dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945 ( Depkes RI, 2004)
Pengelolaan kesehatan adalah proses atau cara mencapai tujuan
pembangunan kesehatan melalui pengelolaan upaya kesehatan, penelitian dan
pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia
kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, manajemen, informasi
dan regulasi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat.
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
SKN perlu dilaksanakan dalam konteks pembangunan kesehatan secara
keseluruhan dengan mempertimbangkan determinan sosial, antara lain kondisi
kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi
kewenangan, keamanan, sumber daya, kesadaran masyarakat, serta kemampuan
tenaga kesehatan dalam mengatasi masalahmasalah tersebut.
SKN disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan
kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi cakupan pelayanan kesehatan
yang adil dan merata, pemberian pelayanan kesehatan berkualitas yang berpihak
kepada kepentingan dan harapan rakyat, kebijakan kesehatan masyarakat untuk
meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat, kepemimpinan, serta
profesionalisme dalam pembangunan kesehatan.

3. Landasan Sistem Kesehatan Nasional


a. Landasan idiil yaitu Pancasila.
b. Landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945,
· Pasal 28A ”Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya”,
· Pasal 28B ayat (2) ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”,
· Pasal 28C ayat (1) ”Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”,
· Pasal 28H ayat (1) ”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan”,
· Pasal 28H ayat (3) ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat”,
· Pasal 34 ayat (2) ”Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan”,
· Pasal 34 ayat (3) ”Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”.
c. Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan dan ketentuan peraturan perundangundangan lainnya yang berkaitan
dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan

4. Prinsip Dasar Sistem Kesehatan Nasional


Dalam penyelenggaraan, SKN perlu mengacu pada dasar-dasar sebagai
berikut:
1. Hak Asasi Manusia (HAM)

Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dalam Pembukaan Undang-


undang Dasar 1945, yaitu untuk meningkatkan kecerdasan bangsa dan
kesejahteraan rakyat, maka setiap penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip
hak asasi manusia. Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 antara lain
menggariskan bahwa setiap rakyat berhak atas pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya tanpa
membedakan suku, golongan, agama, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.
Setiap anak dan perempuan berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.

2. Sinergisme dan Kemitraan yang Dinamis


Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai
tujuannya apabila terjadi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme
(KISS), baik antar pelaku, antar subsistem SKN, maupun dengan sistem serta
subsistem lain di luar SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh sektor
terkait, seperti pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan perlu berperan
bersama dengan sektor kesehatan untuk mencapai tujuan nasional. Pembangunan
kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan yang dinamis dan
harmonis antara pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta dengan
mendayagunakan potensi yang dimiliki masing-masing. Kemitraan tersebut
diwujudkan dengan mengembangkan jejaring yang berhasil guna dan berdaya
guna, agar diperoleh sinergisme yang lebih mantap dalam rangka mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.
3. Komitmen dan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen yang tinggi, dukungan,
dan kerjasama yang baik dari para pelaku untuk menghasilkan tata
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang baik (good governance).
Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis, berkepastian hukum,
terbuka (transparan), rasional, profesional, serta bertanggung-jawab dan
bertanggung-gugat (akuntabel).
4. Dukungan Regulasi
Dalam menyelenggarakan SKN, diperlukan dukungan regulasi berupa
adanya berbagai peraturan perundangan yang mendukung penyelenggaraan SKN
dan penerapannya (law enforcement).

5. Antisipatif dan Pro Aktif


Setiap pelaku pembangunan kesehatan harus mampu melakukan
antisipasi atas perubahan yang akan terjadi, yang di dasarkan pada
pengalaman masa lalu atau pengalaman yang terjadi di negara lain. Dengan
mengacu pada antisipasi tersebut, pelaku pembangunan kesehatan perlu lebih
proaktif terhadap perubahan lingkungan strategis baik yang bersifat internal
maupun eksternal.
6. Responsif Gender
Dalam penyelenggaraan SKN, setiap penyusunan rencana kebijakan
dan program serta dalam pelaksanaan program kesehatan harus menerapkan
kesetaraan dan keadilan gender. Kesetaraan gender dalam pembangunan
kesehatan adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu
berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan kesehatan serta
kesamaan dalam memperoleh manfaat pembangunan kesehatan. Keadilan
gender adalah suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki-laki dan
perempuan dalam pembangunan kesehatan.
7. Kearifan Lokal
Penyelenggaraan SKN di daerah harus memperhatikan dan
menggunakan potensi daerah yang secara positif dapat meningkatkan hasil
guna dan daya guna pembangunan kesehatan, yang dapat diukur secara
kuantitatif dari meningkatnya peran serta masyarakat dan secara kualitatif dari
meningkatnya kualitas hidup jasmani dan rohani. Dengan demikian kebijakan
pembangunan daerah di bidang kesehatan harus sejalan dengan SKN,
walaupun dalam prakteknya, dapat disesuaikan dengan potensi dan kondisi
serta kebutuhan masyarakat di daerah terutama dalam penyediaan pelayanan
kesehatan dasar bagi rakyat.

5. Tujuan Dan Kedudukan Sistem Kesehatan Nasional


Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. ( Perpres 72, 2012). Adapun kedudukan sisitem kesehatan di
antaranya :
1. Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah Ketahanan Nasional. SKN bersama dengan
berbagai sistem nasional lainnya, diarahkan untuk mencapai Tujuan Bangsa
Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu
melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian, abadi dan keadilan sosial. Dalam kaitan ini, undang-undang yang
berkaitan dengan kesehatan merupakan kebijakan strategis dalam
pembangunan kesehatan.
2. Kedudukan SKN dalam Sistem Nasional Lainnya
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang
tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, melainkan juga
tanggung jawab dari berbagai sektor lain terkait. Dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, SKN perlu menjadi acuan bagi sektor lain. Dalam
penyelenggaraan pembangu-nan nasional, SKN dapat bersinergi secara
dinamis dengan berbagai sistem nasional lainnya seperti: Sistem Pendidikan
Nasional, Sistem Perekonomian Nasional, Sistem Ketahanan Pangan Nasional,
Sistem Hankamnas, dan Sistemsistem nasional lainnya
3.Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan di
Daerah yaitu sebagai acuan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di daerah.
4. Kedudukan SKN terhadap berbagai sistem kemasyarakatan termasuk swasta
Berbagai sistem kemasyarakatan merupakan bagian integral dari
SKN. Dalam kaitan ini SKN dipergunakan sebagai acuan bagi masyarakat
dalam berbagai upaya kesehatan. Sedangkan potensi swasta merupakan bagian
integral dari SKN. Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan perlu digalang
kemitraan yang setara, terbuka, dan saling menguntungkan dengan berbagai
potensi swasta. SKN dapat mewarnai potensi swasta, sehingga sejalan dengan
tujuan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan. Dengan mengacu
terutama pada kedudukan SKN diatas dan pencapaian tujuan nasional

6. Subsistem Sistem Kesehatan Nasional


Pendekatan manajemen kesehatan dewasa ini dan kecenderungannya
dimasa depan adalah kombinasi dari pendekatan: 1) Sistem, 2) Kontigensi, dan 3)
Sinergi yang dinamis. Mengacu pada substansi perkembangan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan dewasa ini serta pendekatan manajemen kesehatan
tersebut diatas maka subsistem SKN meliputi:
1. Subsistem Upaya Kesehatan
Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan
menghimpun seluruh potensi bangsa Indonesia. Upaya kesehatan
diselenggarakan dengan pendekatan pencegahan, peningkatan, pengobatan dan
pemulihan.
2. Subsistem Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan kesehatan bersumber
dari berbagai sumber yakni pemerintah, pemerintah daerah, swasta, organisasi
masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, pembiayaan kesehatan
yang adekuat, terintegrasi, stabil dan berkesinambungan memegang peran
yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka
mencapai berbagai tujuan dari pembangunan kesehatan. Diantaranya adalah
pemerataan pelayanan kesehatan dan akses terhadap pelayanan yang
berkualitas.
Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat merupakanpublic good
yang menjadi tanggung jawab pemerintah, sedangkan untuk pelayanan
kesehatan perorangan pembiayaannya bersifatprivate, kecuali pembiayaan
untuk orang miskin dan tidak mampu menjadi tanggung jawab pemerintah.
Pembiayaan pelayanan kesehatan perorangan diselenggarakan melalui jaminan
kesehatan dengan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang pada waktunya
diharapkan akan tercapai universal coverage sesuai dengan Undangundang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
3. Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan Sebagai pelaksana upaya
kesehatan, diperlukan sumberdaya manusia kesehatan yang mencukupi dalam
jumlah, jenis dan kualitasnya, serta terdistribusi secara adil dan merata, sesuai
tuntutan kebutuhan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, SKN juga
memberikan fokus penting pada pengembangan dan pemberdayaan SDM
Kesehatan, guna menjamin ketersediaan dan pendistribusian SDM Kesehatan.
Pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan meliputi:
1) perencanaan kebutuhan sumber daya manusia yang diperlukan,
2) pengadaan yang meliputi pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan SDM
Kesehatan,
3) pendayagunaan SDM Kesehatan , dan
4) pembinaan serta pengawasan SDM Kesehatan.

4. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan Minuman

Subsistem kesehatan ini meliputi berbagai kegiatan untuk menjamin aspek


keamanan, khasiat/ kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
minuman yang beredar; ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat, terutama obat
esensial; perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat;
penggunaan obat yang rasional; serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui
pemanfaatan sumber daya dalam negeri.

5. Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan


Subsistem ini meliputi: kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum
kesehatan dan informasi kesehatan. Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan
secara berhasilguna dan berdayaguna, diperlukan manajemen kesehatan. Peranan
manajemen kesehatan adalah koordinasi, integrasi, sinkronisasi serta penyerasian
berbagai subsistem SKN.
Dalam kaitan ini peranan informasi kesehatan sangat penting. Dari segi
pengadaan data dan informasi dapat dikelompokkan kegiatannya sebagai berikut:
1) Pengumpulan, validasi, analisa dan desiminasi data dan informasi,
2) Manajemen sistem informasi,
3) Dukungan kegiatan dan sumber daya untuk unit-unit yang memerlukan, dan
4) Pengembangan untuk peningkatan mutu sistem informasi kesehatan.

6. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat


SKN akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan
masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan semata-mata sebagai sasaran
pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau penyelenggara dan
pelaku pembangunan kesehatan. Oleh karenanya pemberdayaan masyarakat menjadi
sangat penting, agar masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan
sebagai pelaku pembangunan kesehatan. Dalam pemberdayaan masyarakat meliputi
pula upaya peningkatan lingkungan sehat dari masyarakat sendiri. Pemberdayaan
masyarakat dan upaya kesehatan pada hakekatnya merupakan fokus dari
pembangunan kesehatan.
7. Penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional
Penyelenggaraan SKN dilaksanakan secara bertahap sebagai berikut:
1. Penetapan SKN
Untuk memperoleh kepastian hukum yang mengikat semua pihak, SKN
perlu ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Sosialisasi dan Advokasi SKN
SKN perlu disosialisasikan dan diadvokasikan ke seluruh pelaku
pembangunan kesehatan dan seluruh pemangku kepentingan kesehatan untuk
memperoleh komitmen dan dukungan dari semua pihak. Sasaran sosialisasi dan
advokasi SKN adalah semua penentu kebijakan, baik di pusat maupun daerah,
baik di sektor publik maupun di sektor swasta.
3. Fasilitasi Pengembangan Kebijakan Kesehatan di Daerah
Dalam pembangunan kesehatan di Daerah perlu dikembangkan kebijakan
kesehatan, seperti: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D),
(RPJM-D), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD),
yang penyelenggaraannya disesuaikan dengan kondisi, dinamika, dan masalah
spesifik daerah dalam kerangka SKN. Pemerintah Pusat memfasilitasi
pengembangan kebijakan kesehatan di daerah, memfasilitasi pengukuhannya
dalam bentuk peraturan perundang-undangan daerah, serta memfasilitasi
sosialisasi dan advokasi penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah
sesuai kebutuhan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam
satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam
kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang Dasar 1945.
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Tersusunnya SKN ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam
rangka pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan
kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang
Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan
yang transformatif, melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan
bermutu, meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan
nasional.

B. Saran
Dengan berbagai uraian di atas, tentunya tidak lepas dari berbagai kekurangan
baik dari segi isi materi, teknik penulisan dan sebagainya, untuk itu sangat diharapkan
saran maupun kritikan yang membangun dalam perbaikan makalah selanjutnya. Baik
dari dosen pembimbing maupun rekan-rekan mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai