Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PENGATURAN KEBUTUHA NUTRISI PADA IBU DENGAN


GANGGUAN KEHAMILAN”

DI SUSUN OLEH:

FAJRUL FALAKH

NIM:PO0220220009

RIZKY AGUSTINA

NIM:PO0220220026

NUR AZIZAH

NIM: PO0220220021

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN POSO

T.A 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, berkat rahmat dan karunia
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah pengatursn kebutuhan nutrisi pada
ibu dengan gangguan kehamilan  ini tepat pada waktunya.
Harapan kami sebagai penyusun yaitu agar para pembaca memahami
tentang Konsep kebutuhan dasar menurut maslow. Kami pun mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini
menjadi lebih baik lagi.
Kami juga mengharapkan saran yang membangun demi tersusunnya
makalah ini menjadi lebih baik lagi.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................5
C. TUJUAN.......................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Daftar Kandungan Nutrisi yang Baik untuk Pemenuhan Gizi Ibu Hamil...................6
1) Makronutrien......................................................................................................6
a) Karbohidrat........................................................................................................6
b) Protein................................................................................................................6
c) Lemak................................................................................................................6
2) Mikronutrien......................................................................................................7
a) Kalsium..............................................................................................................7
b) Asam Folat.........................................................................................................7
c) Zat Besi..............................................................................................................7
1. Anemia.......................................................................................................................7
2. Pre eklamsia...............................................................................................................8
3. Hiper emesis...............................................................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................9
A. KESIMPULAN.............................................................................................................9
B. SARAN.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persalinan, kurang nutrisijuga dapat mempengaruhi pertumbuhan 2janin


dandapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat janin bayi
lahir rendah (Zulhaida, 2005). Seorang ibuhamilakanmelahirkanbayiyang
sehatbilatingkat Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda
dengan ibu yang tidak hamil, karena ada janin yang tumbuh dirahimnya.
Kebutuhan makanan dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi harus ditentukan pada
mutu zat-zat nutrisiyang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi (Derek,
2005). Untuk pertumbuhan maupun aktivitas janin memerlukan makanan
yang disalurkan melalui plasenta. Untuk itu ibu hamil harus mendapat
nutrisiyang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi
ibu hamil, kualitas maupunjumlah makanan yang biasanya cukup untuk
kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat nutrisidan energi agar
pertumbuhan janin berjalan dengan baik. Selama hamil ibu akan mengalami
banyak perubahan dalam tubuhnya agarsiapmembesarkan janin yang
dikandungnya, memudahkan kelahiran, danuntuk memproduksi ASI bagi bayi
yang akan dilahirkannya (Francin, 2005). Bila ibu mengalami kekurangan
nutrisiselama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun
janin yang dikandungnya, antara lain :anemia, perdarahan dan berat badan ibu
tidak bertambah secara normal,kurang nutrisijuga dapat mempengaruhi proses
persalinan dimana dapatmengakibatkan persalinan sulit dan lama,
prematur, perdarahan setelah
kesehatandannutrisinyaberadapadakondisiyangbaik.Ibuyang mengalami
KekuranganEnergiKronis(KEK)selama hamilakanmenimbulkanmasalah

4
baikibumaupunjanin.Masalahyang terjadipadaibudapatmenyebabkan risiko dan
komplikasi. Nutrisiseorang ibu selama hamil
mempunyaipengaruhyangsangatpentingbaikterhadapkesehatanmaupunkemampua
n memproduksiASIdanmenyusuibayi,kebutuhannutrisiakanmeningkatselama
masahamil untuk kebutuhan ibu dan janin(Denok, 2004).Apabila masukan
nutrisi pada ibu hamil tidak sesuai dengan kebutuhan maka akan terjadi
gangguan dalam kehamilan baik kepada ibu dan janin yang dikandungnya

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengaturan nutrisi pada ibu dengan gangguan kehamilan ?
2. Sebutkan daftar kandungan nutrisi yang penting untuk diutamakan di masa
kehamilan:?
3. apa yang dimaksud dengan amemia, pre eklamsia, dan hiper emesis ?

C. TUJUAN
1. dapat memahami pengaturan kebutuhan nutrisi pada ibu dengan gangguan
kehamilan
2. dapat mengetahui aftar kandungan nutrisi yang penting untuk diutamakan
di masa kehamilan:
3. dapat mengetahui pengertian dari amemia, pre eklamsia, dan hiper emesis

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Daftar Kandungan Nutrisi yang Baik untuk Pemenuhan Gizi Ibu


Hamil
Kebutuhan setiap jenis nutrisi di masa kehamilan tentu berbeda
dengan kebutuhan nutrisi saat tidak hamil. Pada masa kehamilan, Anda
memerlukan tambahan 300 kalori dari makanan, terutama di trismester
kedua dan ketiga. Selain itu, ada juga beberapa mikronutrien yang Anda
butuhkan dalam jumlah lebih banyak saat hamil.

Berikut ini adalah daftar kandungan nutrisi yang penting untuk


diutamakan di masa kehamilan:

1) Makronutrien
Makronutrien merupakan nutrisi yang mengandung kalori atau energi,
seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Rincian kebutuhan makronutrien
saat hamil dan manfaatnya akan dijelaskan di bawah ini.

a) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang penting bagi ibu hamil.
Konsumsilah karbohidrat kompleks yang juga mengandung serat, agar
Anda terhindar dari sembelit. Contoh karbohidrat kompleks adalah nasi
merah, roti gandum, kacang-kacangan, serta sayuran dan buah, misalnya
jagung dan durian.

b) Protein
Protein berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan sel atau
jaringan, termasuk sel otak janin. Selain itu, protein juga membantu
pertumbuhan jaringan payudara pada ibu hamil, serta meningkatkan
suplai darah dalam tubuh.Kebutuhan asupan protein untuk ibu hamil
6
adalah sekitar 75–100 gram atau 2–3 porsi sumber protein per hari.
Adapun sumber protein yang baik untuk ibu hamil meliputi daging sapi
tanpa lemak, ikan, daging ayam, daging domba, tahu, dan hati sapi.

c) Lemak
Saat hamil, Bumil juga dianjurkan untuk mengonsumsi lemak. Namun,
pilihlah sumber lemak baik atau lemak tak jenuh, seperti kacang-
kacangan, alpukat, minyak zaitun, serta ikan salmon. Lemak baik yang
mengandung omega-3 berperan penting untuk mendukung pertumbuhan
otak dan mata bayi sebelum lahir serta perkembangan kognitif dan
penglihatan anak sesudah kelahiran. Selain itu, lemak juga membantu
pertumbuhan plasenta dan jaringan lainnya, serta menurunkan risiko
terjadinya kelahiran prematur dan baby blues.

2) Mikronutrien
Mikronutrien merupakan komponen makanan yang meliputi vitamin dan
mineral. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai beberapa mikronutrien
yang kebutuhannya perlu diutamakan saat hamil.

a) Kalsium
Tak hanya menguatkan tulang dan gigi Anda, kalsium juga berguna
untuk membangun tulang dan gigi janin. Selain itu, kalsium berperan
dalam membantu tubuh Anda mengatur cairan, membantu kerja fungsi
saraf dan kontraksi otot.Selama hamil, Anda membutuhkan kalsium
sekitar 1000 miligram. Anda bisa memperoleh kalsium dari susu, keju,
yoghurt, ikan sarden atau salmon, dan bayam.

b) Asam Folat
Asam folat berperan penting dalam mengurangi risiko cacat lahir,
termasuk cacat pembentukan tabung saraf pada janin yang
memengaruhi otak serta saraf tulang belakangnya. Contohnya adalah

7
spina bifida dan anencephaly.Kebutuhan asam folat harian di masa
kehamilan adalah 600–800 mikrogram. Sumber asam folat di
antaranya adalah sayuran hijau, kacang-kacangan, telur, hati sapi, buah
jeruk, stroberi, lemon, mangga, dan tomat.

c) Zat Besi
Zat besi memiliki fungsi untuk meningkatkan volume darah dan
mencegah anemia. Asupan harian yang ideal di masa kehamilan adalah
27 miligram, namun biasanya dokter juga akan memberikan suplemen
besi yang perlu diminum setiap hari.Adapun sumber zat besi bisa yang
bisa Anda konsumsi, yaitu lobak, sayuran hijau seperti bayam, selada,
kubis, biji-bijian, roti, sereal, oatmeal, daging sapi dan sea food.

1. Anemia
Anemia saat hamil biasanya terjadi karena kekurangan beberapa zat gizi
tertentu seperti zat besi, asam folat, atau vitamin B12. Kondisi ini
umumnya terjadi pada ibu yang hamil lebih dari satu bayi, sering muntah
atau morning sickness, dan punya siklus haid yang cukup berat sebelum
masa kehamilan

Cara lainnya mengatasi anemia pada ibu hamil adalah dengan


mengatasinya menggunakan cara rumahan yang alami dan aman. Apa saja
cara rumahan yang bisa kita lakukan?

1) Makan daging merah


2) Pil dan suntikan hati
3) Tingkatkan asupan vitamin C
4) Makan lebih banyak sayuran hijau
5) Yogurt dengan kunyit
6) Minum banyak cairan
7) Konsumsi biji wijen
8) Makan buah kismis dan kurma

8
9) Konsumsi ikan
10) Konsumsi gula tetes
11) Makan buah delima
12) Makan biji fenugreek

2. Pre eklamsia
Preeklamsia adalah kondisi peningkatan tekanan darah disertai dengan
adanya protein dalam urine. Kondisi ini terjadi setelah usia kehamilan
lebih dari 20 minggu. Preeklamsia harus diberikan penanganan untuk
mencegah komplikasi dan mencegahnya berkembang menjadi eklamsia
yang dapat mengancam nyawa ibu hamil dan janin.

5 cara mencegah preeklamsia saat hamil:

1) Berusaha menjaga asupan makanan selama masa kehamilan


2) Mengontrol berat badan ibu hamil agar terus terjaga dengan baik
3) Mencegah dehidrasi dan tidak merasa kelelahan selama hamil
4) Rutin berolahraga teratur untuk terhindar dari preeclampsia
5) Selalu kontrol dan konsultasikan masalah kesehatan selama hamil ke
dokter

Berbagai upaya pencegahan preeklampsia seringkali dilakukan ibu hamil


salah satunya dengan mengatur pola makan. Berikut adalah daftar makanan
yang boleh dan sebaiknya dihindari ibu hamil preeklampsia:

1. Suplemen (dianjurkan)

Beberapa penelitian menunjukkan asupan suplemen seperti asam


folat, kalsium, vitamin D, vitamin B6, vitamin C, dan vitamin E bisa
menurunkan risiko terkena preeklampsia. Namun, sebelum konsumsi
suplemen terlebih dahulu konsultasikan dengan dokter Anda.

2. Makanan terlalu asin (dihindari)

9
Tingginya tekanan darah seseorang bisa disebabkan asupan garam
yang masuk ke dalam tubuh. Bagi penderita preeklampsia sebaiknya batasi
konsumsi garam. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan
gambaran berapa banyak garam yang boleh Anda konsumsi. Hindari
camilan yang terlalu asin. Ganti dengan camilan buah segar atau kacang-
kacangan.

3. Makanan tinggi kalium (disarankan)

Makanan tinggi kalium dipercaya bisa mencegah tekanan darah tinggi


pada kehamilan. Beberapa makanan yang tinggi kalium adalah avokad,
pisang, bayam, ikan salmon, aprikot, persik, delima, air kelapa, kentang,
dan tomat.

4. Protein (batasi)

Preeklampsia bisa meningkatkan kadar protein di urin. Sehingga


penting mengontrol asupan protein, yaitu 15-20% dari seluruh total asupan
kalori Anda.

5. Makanan kaya antioksidan (dianjurkan)

Beberapa makanan yang kaya antioksidan adalah brokoli, bayam,


kacang-kacangan, wortel, kentang, nasi merah, kacang kedelai, ikan
salmon, tuna, sarden, hering, dan kembung. Makanan kaya antioksidan ini
membantu menurunkan risiko preeclampsia.Bagi ibu hamil preeklampsia
pola makan yang bisa disarankan untuk Anda adalah mengonsumsi dua
produk dairy rendah lemak untuk mendapatkan sumber vitamin D dan
kalsium. Selain itu, minimal konsumsi 2-3 porsi sayuran dalam sehari,
minimal 2 porsi buah-buahan, dan minimal 2-3 porsi sumber protein
seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, dan unggas. Selain itu, ibu
hamil preeklampsia bisa juga konsumsi sumber protein nabati seperti tahu,
tempe, dan kacang-kacangan.

10
3. Hiperemesis
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang muncul secara
berlebihan selama hamil. Mual dan muntah (morning sickness) pada
kehamilan trimester awal sebenarnya normal. Namun pada hiperemesis
gravidarum, mual dan muntah dapat terjadi sepanjang hari dan berisiko
menimbulkan dehidrasi. Tidak hanya dehidrasi, hiperemesis gravidarum
dapat menyebabkan ibu hamil mengalami gangguan elektrolit dan berat
badan turun. Hiperemesis gravidarum perlu segera ditangani untuk
mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada ibu hamil dan janin yang
dikandungnya.

A. Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun


kondisi ini sering kali dikaitkan dengan tingginya kadar hormone human
chorionic gunadotropindalam darah. Hormon ini dihasilkan oleh ari-ari
(plasenta) sejak trimester pertama kehamilan dan kadarnya terus
meningkat sepanjang masa kehamilan.

Ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil lebih berisiko mengalami
hiperemesis gravidarum, yaitu:

 Baru pertama kali mengandung


 Mengandung anak kembar
 Memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami hiperemesis
gravidarum
 Mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya
 Mengalami obesitas
 Mengalami hamil anggur

11
B. Gejala Hiperemesis Gravidarum

Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil


yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai
mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat
badan. Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa
pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi. Selain mual dan muntah secara
berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami gejala
tambahan berupa:

 Sakit kepala
 Konstipasi
 Sangat sensitif terhadap bau
 Produksi air liur berlebihan
 Inkontinensia urine
 Jantung berdebar

Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6


minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu.

Ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter


kandungan sejak awal kehamilan. Tindakan ini dilakukan untuk memantau
kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Jadwal pemeriksaan kehamilan
yang dianjurkan adalah:

 Usia kehamilan 4-28 minggu: 1 kali tiap 1 bulan.


 Usia kehamilan 28-36 minggu: 1 kali tiap 2 minggu.
 Usia kehamilan 36-40 minggu: 1 kali tiap 1 minggu.

Di samping melakukan pemeriksaan rutin, ibu hamil perlu segera


memeriksakan diri ke dokter jika mual dan muntah bertambah parah atau
disertai dengan:

 Pusing
12
 Tidak mau makan atau minum selama 12 jam.
 Sakit perut
 Timbul gejala dehidrasi, seperti lemas, jarang buang air kecil, kulit kering,
dan jantung berdebar.
 Muntah darah
 Berat badan turun drastis.

C. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Dalam mendiagnosis hiperemesis gravidarum, dokter akan


menanyakan gejala dan memeriksa riwayat kesehatan ibu hamil dan
keluarga. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk melihat dampak dari
hiperemesis gravidarum, seperti tekanan darah rendah dan denyut jantung
cepat.

Dari pemeriksaan fisik tersebut, dokter dapat menentukan apakah muntah


yang dialami ibu hamil masih normal atau sudah berlebihan (hiperemesis
gravidarum). Untuk melihat lebih detail akibat dari hiperemesis
gravidarum, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan.

Pemeriksaan lanjutan tersebut dapat dilakukan dengan tes darah dan urine.
Tes ini dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda dehidrasi dan gangguan
elektrolit yang dapat muncul akibat terjadi hiperemesis gravidarum. USG
kehamilan juga dilakukan untuk memantau kondisi janin dan mendeteksi
kelainan dalam kandungan.

Selain itu, untuk memastikan gejala mual dan muntah yang dialami ibu
hamil bukan disebabkan oleh suatu penyakit, misalnya penyakit liver,
dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, misalnya uji fungsi hati.

D. Pengobatan Hiperemesis Gravidarum

Berbeda dengan morning sickness yang penanganannya dapat


dilakukan di rumah, penderita hiperemesis gravidarum perlu menjalani
13
perawatan di rumah sakit. Pengobatan yang diberikan ditentukan
berdasarkan tingkat keparahan gejala dan kondisi kesehatan ibu hamil
secara keseluruhan.

Pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan mual dan


muntah, mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah
berlebihan, memenuhi kebutuhan nutrisi, serta mengembalikan nafsu
makan.

Beberapa obat yang dapat dokter diberikan adalah:

 Obat antimual, seperti promethazine


 Vitamin B1 atau tiamin.
 Pyridoxine atau vitamin B6.
 Suplemen vitamin dan nutrisi.

Jika hiperemesis gravidarum menyebabkan ibu hamil tidak mampu


menelan cairan atau makanan sama sekali, obat dan nutrisi akan diberikan
melalui infus Selain melalui infus, ibu hamil juga dapat menerima asupan
makanan melalui selang makan.

E. Komplikasi Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum dapat membahayakan kondisi ibu hamil dan


janin yang dikandungnya. Mual dan muntah yang berlebihan akan
menyebabkan ibu hamil kehilangan banyak cairan, sehingga berisiko
mengalami dehidrasi dan gangguan elektrolit. Jika dibiarkan tanpa
penanganan, kedua kondisi ini dapat menimbulkan deep vein thromboss
(trombosis vena dalam) pada ibu hamil. Beberapa komplikasi lain yang
dapat terjadi adalah:

 Malnutrisi.
 Gangguan fungsi hati dan ginjal.

14
 Perdarahan di kerongkongan (esofagus), akibat muntah yang terjadi
terus-menerus.
 Cemas dan depresi.

Jika penanganan tidak segera dilakukan, hiperemesis gravidarum dapat


menyebabkan organ-organ tubuh ibu hamil gagal berfungsi dan bayi
terlahir prematur

F. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum

Langkah pencegahan hiperemesis gravidarum belum diketahui. Meski


begitu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan morning
sickness sehingga tidak berkembang menjadi hiperemesis gravidarum,
yaitu:

 Memperbanyak istirahat untuk meredakan stres dan


menghilangkan rasa lelah.
 Mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak, dan
bertekstur halus agar mudah ditelan dan dicerna.
 Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, namun sering. Hindari
makanan berminyak, pedas, atau berbau tajam yang dapat memicu
rasa mual.
 Memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi, dan
mengonsumsi minuman yang mengandung jahe untuk meredakan
mual dan menghangatkan tubuh.
 Mengonsumsi suplemen kehamilan untuk mencukupi kebutuhan
vitamin dan zat besi selama hamil.
 Menggunakan aromaterapi untuk mengurangi mual di pagi hari.

Menjaga kesehatan kehamilan selama trimester pertama juga penting


dilakukan untuk mencegah hiperemesis gravidarum. Salah satunya adalah dengan
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

15
Pemeriksaan kehamilan umumnya dilakukan sejak usia kehamilan 4 minggu,
untuk memantau perkembangan janin dan mendeteksi secara dini kelainan yang
mungkin dialami oleh janin.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi yang diperlukan seorang ibu
disaat hamil. Nutrisi ibu disaat hamil dapat mempengaruhi status gizi ibu
hamil yang berdampak pada pertumbuhan janin yang dikandungnya. 2)
2. Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang
adekuat seperti karbohidrat, protein, lemak, zat besi, kalsium, asam folat,
kolin, vitamin E, vitamin A, vitamin B1, iodine, dan zinc (seng). 3)
3. Faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil terbagi menjadi dua yaitu
faktor langsung seperti keterbatasan ekonomi, produk pangan, sanitasi
makanan, pembagian makanan dan pangan masyarakat, pengetahuan gizi
yang kurang, pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan
saja, pantangan pada makanan tertentu, selera makan, dan suplemen
makanan. Faktor tidak langsung seperti pendidikan keluarga, faktor
budaya dan faktor fasilitas kesehatan.
4. Kecukupan gizi pada ibu disaat hamil sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Beberapa contoh akibat
defisiensi gizi pada janin diantaranya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR),
kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, janin
diresorpsi, lahir mati, bayi lahir lemah, hambatan pada pertumbuhan janin,
kehamilan serotinus, partus lama, prematuritas dan reterdasi janin, beri-
beri congenital, serta kelainan struktur tulang secara menyeluruh pada
bayi.
5. Perkembangan janin umumnya berlangsung selama 10 bulan. Semuanya
bertahap mulai dari pembentukan otak, tulang belakang, jantung dan aorta
kemudian alat gerak dan indera, sampai timbulnya gerakan dan
berfungsinya organ-organ yang telah terbentuk. Janin terus tumbuh dan
17
berkembang hingga pada usia 10 bulan normalnya bayi akan
memposisikan dan siap untuk dilahirkan

B. SARAN

1. Perlu menetapkan diagnosis gizi lebih spesifik yang disesuaikan kondisi


pasien, tidak hanya terkait dengan masalah gizi yang ada akan tetapi
disertakan dengan penyebab masalah gizi, serta tanda dan gejalanya.
Sehingga pemberian intervensi diet dan edukasi juga lebih spesifik.
2. Perlu adanya kesesuaian antara terapi diet dan konseling yang
diberikan.
3. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi setiap hari untuk melihat
perkembangan pasien terutama asupan energi dan zat gizi yang
berpengaruh terhadap status gizi pasien.

18
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009.

Prinsip Dasar Ilmu Gizi

. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Arta, Dewi. 2010.

Kenali 7 Penyebab Bayi Lahir Prematur

. (Online), (http://lifestyle.okezone.com/read/2010/06/24/27/346282/kenali-7-
penyebab-bayi-lahir-prematur) diakses 30 Agustus 2015 Direktorat Bina Gizi. 2011.

Makanan Sehat Ibu Hamil.

Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Lestari, Rina. 2013.

Pemenuhan Gizi Ibu Hamil.

(Online). http://rinayarina.pun.bz/files/pemenuhan-gizi-ibu-hamil.pdf, diakses 29


Agustus 2015 Maharani, Dian. 2014.

Apa Saja Penyebab Bayi Lahir Prematur?

(Online),
(http://health.kompas.com/read/2014/09/14/150242523/Apa.Saja.Penyebab.Bayi.Lahir.
Prematur) diakses 30 Agustus 2015 Maharani, Dian. 2015.

Lahir Prematur dan Mungil, Tangan Bayi Ini Muat di Cincin Ayahnya

. (Online),
(http://health.kompas.com/read/2015/08/28/120000523/Lahir.Prematur.dan.Mungil.Ta
19
ngan.Bayi.ini.Muat.di.Cincin.Ayahnya) diakses 30 Agustus 2015 Mayo Clinic Staff. 2014.
Diseases and Conditions Premature Birth (Definition). (Online),
(http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/premature-birth/basics/definition/con-
20020050) diakses 30 Agustus 2015 Mulyani, Sri., Haryanto, Adi. & S, Mamat. 2013.
Hubungan Antara Status Gizi dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester II di
Puskesmas Bandarharjo Semarang Utara:

Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

, (Online), 1(3), (http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/e-


journal/index.php/ilmukeperawatan/article/), diakses 30 Agustus 2015.

20

Anda mungkin juga menyukai