NASIONAL
OLEH:
KELOMPOK 2
KELAS 3.3
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan anugerah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mata
Kuliah Sistem Pelayanan Kesehatan Primer tentang Sistem Kesehatan Nasional
tepat pada waktunya tanpa ada hambatan yang berarti.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga peyusunan
tugas ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Besar harapan kami, tugas ini nantinya dapat bermanfaat bagi para
pembaca, meskipunkami sadar bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna dan
segala keterbatasan yang ada.Oleh karena itukami sangat menantikan kritik dan
saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas ini.Atas perhatian bantuan
dari semua pihak, kamimengucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
PENUTUP ............................................................................................................. 13
EVALUASI ........................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Seiring dengan berjalannya waktu maka dibutuhkan pelayanan kesehatan
yang bermutu sehingga menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan
keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas
dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga
memandang klien secara komprehensif untul pencapaian SKN yang optimal.
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui konsep-konsep
dalam Sistem Kesehatan Nasional
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian sistem kesehatan nasional.
2. Untuk mengetahui landasan sistem kesehatan nasional.
3. Untuk mengetahui tujuan sistem kesehatan nasional
4. Untuk mengetahui manfaat sistem kesehatan nasional.
5. Untuk mengetahui kedudukan sistem kesehatan nasional.
6. Untuk mengetahui dasar hukum sistem kesehatan nasional.
7. Untuk mengetahui objek kajian sistem kesehatan nasional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat, kepemimpinan, serta
profesionalisme dalam pembangunan kesehatan.
Pada hakikatnya. SKN merupakan wujud dan sekaligus metode
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, yang memadukan berbagai upaya
Bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan.
4
c. Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan dan ketentuan peraturan perundangundangan lainnya yang
berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.
5
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian, abadi dan keadilan sosial. Dalam kaitan ini, undang-undang yang
berkaitan dengan kesehatan merupakan kebijakan strategis dalam
pembangunan kesehatan.
b. Kedudukan SKN dalam Sistem Nasional Lainnya
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang
tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, melainkan juga
tanggung jawab dari berbagai sektor lain terkait. Dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, SKN perlu menjadi acuan bagi sektor lain. Dalam
penyelenggaraan pembangu-nan nasional, SKN dapat bersinergi secara
dinamis dengan berbagai sistem nasional lainnya seperti: Sistem Pendidikan
Nasional, Sistem Perekonomian Nasional, Sistem Ketahanan Pangan
Nasional, Sistem Hankamnas, dan Sistem-sistem nasional lainnya.
c. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan di
Daerah, yaitu sebagai acuan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di daerah.
d. Kedudukan SKN terhadap berbagai sistem kemasyarakatan termasuk swasta
Berbagai sistem kemasyarakatan merupakan bagian integral dari
SKN.Dalam kaitan ini SKN dipergunakan sebagai acuan bagi masyarakat
dalam berbagai upaya kesehatan.Sedangkan potensi swasta merupakan bagian
integral dari SKN.Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan perlu digalang
kemitraan yang setara, terbuka, dan saling menguntungkan dengan berbagai
potensi swasta.SKN dapat mewarnai potensi swasta, sehingga sejalan dengan
tujuan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan.Dengan mengacu
terutama pada kedudukan SKN diatas dan pencapaian tujuan nasional.
6
dasar-dasar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dasar-dasar hukum
tersebut antara lain:
1. SKN 1982
Dasar hukum SKN Tahun 1982 adalah KEPMENKES Nomor
99a/MENKES/SK/III/1982 tentang Berlakunya SKN.
2. SKN 2004
Dasar hukum SKN Tahun 2004 adalah KEPMENKES Nomor
131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
3. SKN 2009
Dasar hukum SKN Tahun 2009 adalah KEPMENKES RI Nomor
374/MENKES/SK/V/2009, serta UU 36 tahun 2009 Pasal 167 (4) tentang
Kesehatan.
4. SKN 2012
Dasar hukum SKN Tahun 2012 adalah PERPRES Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional.
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) 2005-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-
2025 merupakan arah pembangunan kesehatan yang berkesinambungan.
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) 2005-
2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-
2025 dan SKN merupakan dokumen kebijakan pembangunan kesehatan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
7
Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan
menghimpun seluruh potensi bangsa Indonesia.Upaya kesehatan
diselenggarakan dengan pendekatan pencegahan, peningkatan, pengobatan
dan pemulihan.
2. Subsistem Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber yakni
pemerintah, pemerintah daerah, swasta, organisasi masyarakat dan
masyarakat itu sendiri.Oleh karena itu, pembiayaan kesehatan yang adekuat,
terintegrasi, stabil dan berkesinambungan memegang peran yang amat vital
untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai
berbagai tujuan dari pembangunan kesehatan.Diantaranya adalah
pemerataan pelayanan kesehatan dan akses terhadap pelayanan yang
berkualitas.
Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat merupakanpublic good
yang menjadi tanggung jawab pemerintah, sedangkan untuk pelayanan
kesehatan perorangan pembiayaannya bersifatprivate, kecuali pembiayaan
untuk orang miskin dan tidak mampu menjadi tanggung jawab pemerintah.
Pembiayaan pelayanan kesehatan perorangan diselenggarakan melalui
jaminan kesehatan dengan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang pada
waktunya diharapkan akan tercapai universal coverage sesuai dengan
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN).
3. Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan
Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumberdaya manusia
kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta
terdistribusi secara adil dan merata, sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan
kesehatan.Oleh karena itu, SKN juga memberikan fokus penting pada
pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan, guna menjamin
ketersediaan dan pendistribusian SDM Kesehatan. Pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan meliputi: 1) perencanaan kebutuhan sumber
daya manusia yang diperlukan, 2) pengadaan yang meliputi pendidikan
8
tenaga kesehatan dan pelatihan SDM Kesehatan, 3) pendayagunaan SDM
Kesehatan , dan 4) pembinaan serta pengawasan SDM Kesehatan.
4. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan Minuman
Subsistem kesehatan ini meliputi berbagai kegiatan untuk menjamin
aspek keamanan, khasiat/ kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan minuman yang beredar; ketersediaan, pemerataan
dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial; perlindungan masyarakat
dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat; penggunaan obat
yang rasional; serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui
pemanfaatan sumber daya dalam negeri.
5. Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan
Subsistem ini meliputi: kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan,
hukum kesehatan dan informasi kesehatan. Untuk menggerakkan
pembangunan kesehatan secara berhasilguna dan berdayaguna, diperlukan
manajemen kesehatan.Peranan manajemen kesehatan adalah koordinasi,
integrasi, sinkronisasi serta penyerasian berbagai subsistem SKN.
Dalam kaitan ini peranan informasi kesehatan sangat penting. Dari
segi pengadaan data dan informasi dapat dikelompokkan kegiatannya
sebagai berikut:
a. Pengumpulan, validasi, analisa dan desiminasi data dan informasi
b. Manajemen sistem informasi
c. Dukungan kegiatan dan sumber daya untuk unit-unit yang
memerlukan
d. Pengembangan untuk peningkatan mutu sistem informasi
kesehatan.
6. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
SKN akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan
masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan semata-mata sebagai
sasaran pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau
penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan.Oleh karenanya
pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting, agar masyarakat
termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan sebagai pelaku
9
pembangunan kesehatan.Dalam pemberdayaan masyarakat meliputi pula
upaya peningkatan lingkungan sehat dari masyarakat sendiri.Pemberdayaan
masyarakat dan upaya kesehatan pada hakekatnya merupakan fokus dari
pembangunan kesehatan.
10
advokasi, pengawasan sosial, dan penyelenggaraan berbagai pelayanan
kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan kemampuan masing-masing.
2. Pemerintah, baik Pemerintah maupun Pemerintah Daerah berperan sebagai
penanggungjawab, penggerak, pelaksana, dan pembina pembangunan
kesehatan dalam lingkup wilayah kerja dan kewenangan masing-masing.
Untuk Pemerintah, peranan tersebut ditambah dengan menetapkan
kebijakan, standar, prosedur, dan kriteria yang digunakan sebagai acuan
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah.
3. Badan Legislatif, baik di pusat maupun di daerah, yang berperan melakukan
persetujuan anggaran dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, melalui penyusunan produk-produk hukum dan
mekanisme kemitraan antara eksekutif dan legislatif.
4. Badan Yudikatif, termasuk kepolisian, kejaksaan dan kehakiman berperan
menegakan pelaksanaan hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di bidang kesehatan.
5. Sektor swasta yang memiliki atau mengembangkan industri kesehatan
seperti industri farmasi, alat-alat kesehatan, jamu, makanan sehat, asuransi
kesehatan, dan industri pada umumnya. Industri pada umumnya berperan
besar dalam memungut iuran dari para pekerja dan menambah iuran yang
menjadi kewajibannya.
6. Lembaga pendidikan, baik pada tingkat sekolah dasar sampai tingkat
perguruan tinggi, baik milik publik maupun swasta. Sebagian besar masalah
kesehatan berhubungan dengan perilaku dan pemahaman. Pendidikan
memegang kunci untuk menyadarkan masyarakat akan berbagai risiko
kesehatan dan peran masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
11
Sesuai dengan tuntutan reformasidisempurnakan pada tahun 2004 disebut
Sistem Kesehatan Nasional 2004)(disyahkan dengan KEPMENKES RI
No.131/Men.Kes/SK/II/2004). SKN adalah suatu tatanan yang
menghimpunberbagai upaya bangsa Indonesia secara terpadudan saling
mendukung guna menjamin tercapainyaderajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umumseperti dimaksud
dalam Pembukaan UUD 1945(SKN, 2004)
Subsistem Upaya (Pelayanan) Kesehatan tahun 2004 diartikan sebagai
tatanan yg menghimpun berbagaiupaya (pelayanan) kesehatan masyarakat(UKM)
dan upaya (pelayanan) kesehatanperorangan (UKP) secara terpadu dansaling
mendukung guna menjamintercapainya derajat kesehatan yg setinggi-tingginya
(SKN, 2004)
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009 sebagai penyempurnaan dari SKN
sebelumnya merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah bersama seluruh elemen bangsa dalam
rangka untuk meningkatkan tercapainya pembangunan kesehatan dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sistim Kesehatan
Nasional (SKN) 2009 yang disempurnakan ini diharapkan mampu menjawab dan
merespon berbagai tantangan pembangunan kesehatan di masa kini maupun di
masa yang akan datang. Adanya SKN yang disempurnakan tersebut menjadi
sangat penting kedudukannya mengingat penyelenggaraan pembangunan
kesehatan pada saat ini semakin kompleks sejalan dengan kompleksitas
perkembangan demokrasi, desentralisasi, dan globalisasi serta tantangan lainnya
yang juga semakin berat, cepat berubah dan, sering tidak menentu.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia
dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945 ( Depkes RI, 2004).
Landasan sistem kesehatan nasional yaitu landasan idiil yaitu pancasila,
landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 dan landasan operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang kesehatan dan ketentuan peraturan perundangundangan lainnya yang
berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. ( Perpres 72, 2012)
Tersusunnya SKN ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam
rangka pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan
pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K), memantapkan
kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan pemerataan
upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi kesehatan
untuk keberhasilan pembangunan nasional.
3.2 Saran
Agar Sistem Kesehatan Nasional dapat tercapai dengan baik diperlukan
kerjasama dan koordinasi dari semua komponen bangsa mulai dari masyarakat
hingga pemerintah sehingga kelak kesejahteraan rakyat khususnya di bidang
kesehatan dapat tercapai.Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan
tercapainya tujuan Sistem Kesehatan Nasional, bangsa Indonesia bisa menjadi
13
lebih maju.Derajat kesehatan masyarakat juga meningkat ditandai dengan
meningkatnya angka harapan hidup rakyat Indonesia.
14
EVALUASI
15
d. Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya
e. Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak
16
9. Di bawah ini yang manakah termasuk subsistem SKN, kecuali……
a. Subsistem Upaya Kesehatan
b. Subsistem Pembiayaan Kesehatan
c. Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan
d. Subsistem rumah sakit
e. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan Minuman
17
13. Apakah tujuan dari diadakannya Sosialisasi dan Advokasi SKN…..
a. Untuk kelancaran SKN
b. Untuk mengumumkan SKN
c. Untuk memperoleh komitmen dan dukungan dari semua pihak
d. Untuk mengevaluasi SKN
e. Untuk menjamin SKN
KUNCI JAWABAN
1. A 9. D
2. B 10. E
3. C 11. A
4. D 12. B
5. E 13. C
6. A 14. D
7. B 15. E
8. C
18
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes RI.
19