Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan yang dibimbing oleh Ns.Maria E. Mangundap,S.Kep

Disusun Oleh :
Nama : Gabriella I.M Kojongian
NIM : 22210070

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa ada
suatu halangan apapun.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai
salah satu tugas kampus. Disamping itu, penulis berharap agar makalah ini dapat
membantu siswa-siswi untuk mengetahui bagaimana Sistem Pelayanan Kesehatan
Di Indonesia.
Sebagai insan Tuhan yang tidak sempurna, penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini tidak luput dari kekurangan maupun kesalahan. Oleh
sebab itu, penulis memohon maaf serta mengharap kritik dan saran dari pembaca
untuk memperbaiki dan di jadikan pedoman dalam penyusunan makalah
selanjutnya.
Penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaaat bagi para pembaca,
khususnya bagi mahasiswa akper rumkit.

Manado, Januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………….1
1.2 Tujuan Penulisan……………………………………………………….2
1.2 Manfaat Penulisan……………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………3
2.1 Tinjauan Teori…………………………………………………………3
2.2 Pengertian Pelayanan Kesehatan………………………………………4
2.3 Tujuan Pelayanan Kesehatan………………………………………….5
2.4 Bentuk Dan Jenis Pelayanan Kesehatan………………………………6
2.5 Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan…………………………………..7
2.6 Startifikasi Pelayanan Kesehatan……………………………………..8
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..14
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..14
3.2 Saran………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari pembangunan kesehatan.
Intinya sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas yang mempunyai
tujuan utama untuk mempromosikan, mengembalikan dan memelihara
kesehatan. Sistem kesehatan memberi manfaat kepada mayarakat dengan
distribusi yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai dan berfokus
pada “tingkat manfaat” yang diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu
didistribusikan.
Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah
yang tidak lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama
setiap anggotanya dalam koridor kebersamaan. Dalam angan setiap
anggota masyarakat, negara akan melaksanakan fungsinya menyediakan
kebutuhan hidup yang berkaitan dengan hidup berdampingan dengan
orang lain di sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama
itu sering kita artikan sebagai “kebutuhan publik”. Salahsatu contoh
kebutuhan publik yang mendasar adalah kesehatan. Kesehatan adalah
pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan
kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak,
negara dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang
bermutu dan mudah didapatkan setiap saat.
Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan
adalah adanya Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah
menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng
relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas
ekonomi menengah ke bawah.
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan
yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana
pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit.
Rumah sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang
tidak ditujukan untuk mencari keuntungan atau non profit organization.
Walaupun demikian kita dapat menutup mata bahwa dibutuhkan sistem
informasi di dalam rumah sakit.
Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan
Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan
kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang
kesehatan.Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk
selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah
pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah
negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila
didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani. Untuk
mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga
kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan
konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas
pelayanan yang diberikan. Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien
yang mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja mengharapkan
pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan,
akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan
pasien, dengan demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Selain itu, tercantumnya pelayanan kesehatan sebagai hak masyarakat
dalam konstituisi, menempatkan status sehat dan pelayanan kesehatan
merupakan hak masyarakat. Fenomena demikian merupakan keberhasilan
pemerintah selama ini dalam kebijakan politik di bidang kesehatan (heath
politics), yang menuntut pemerintah maupun masyarakat untuk melakukan
upaya kesehatan secara tersusun, menyeluruh dan merata.
Oleh sebab itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“Sistem Pelayanan Kesehatan” yang ada di Indonesia.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian pelayanan kesehatan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan.
3. Masasiswa dapat mengetahui tentang syarat pokok pelayanan kesehatan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui tentang stratifikasi pelayanan kesehatan.
5. Mahasiswa dapat mengetahui tentang jenjang pelayanan kesehatan.
6. Mahasiswa dapat mengetahui tentang upaya pelayanan rujukan.

1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui tentang pengertian sistem pelayanan kesehatan.
2. Untuk mengetahui tentang bentuk dan jenis pelayanan kesehatan.
3. Untuk mengetahui tentang syarat pokok pelayanan kesehatan.
4. Untuk mengetahui tentang stratifikasi pelayanan kesehatan.
5. Untuk mengetahui tentang jenjang pelayanan kesehatan.
6. Untuk mengetahui tentang upaya pelayanan rujukan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Teori


Sistem adalah suatu keterkaitan diantara elemen-elemen pembentuknya
dalam pola tertentu untuk mencapai tujuan tertentu (System is
interconnected parts or elements in certain pattern of work).
Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan
(supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut
(demand side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang
melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam
bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem kesehatan
mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya. (WHO:1996).
Sistem kesehatan menurut WHO adalah sebuah proses kumpulan berbagai
faktor kompleks yang berhubungan dalam suatu negara, yang diperlukan
untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan kesehatan perseorangan,
keluarga, kelompok, dan masyarakat pada setiap saat diutuhkan.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai
upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar
1945.
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan
revitalisasi pelayanan kesehatan dasar yang meliputi:
1. Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata,
2. Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat,
3. Kebijakan pembangunan kesehatan, dan
4. Kepemimpinan.
Tujuan Sistem Kesehatan Nasional adalah terselenggaranya pembangunan
kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun
pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, hingga
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

2.2 Pengertian Pelayanan Kesehatan


Pengertian pelayanan kesehatan menurut para ahli dan institusi kesehatan
adalah :
1. Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo
kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif
(peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
2. Menurut Azwar (1996)
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalamn suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan perseorangan,
keluarga kelompok, dan ataupun masyarakat.
3. Menurut Depkes RI (2009)
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
4. Menurut Levey dan Loomba (1973)
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan
sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan
yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan
meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan),kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan. Yang dimaksud
sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan yaitu
input , proses, output, dampak, umpan balik.
1. Input adalah sub elemen – sub elemen yang diperlukan sebagai
masukan untuk berfungsinya sistem.
2. Proses adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah
masukan sehingga mengasilkan sesuatu (keluaran) yang
direncanakan.
3. Output adalah hal-hal yang dihasilkan oleh proses.
4. Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa
waktu lamanya.
5. Umpan balik adalah hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan
untuk sistem tersebut.
6. Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang mempengaruhi sistem
tersebut.
Contoh : Di dalam pelayanan kesehatan Puskesmas.
1. Input adalah : Dokter, perawat, obat-obatan,
2. Prosesnya : kegiatan pelayanan puskesmas,
3. Outputnya : Pasien sembuh/tidak sembuh,
4. Dampaknya : meningkatnya status kesehatan masyarakat,
5. Umpan baliknya : keluhan-keluhan pasien terhadaf pelayanan,
6. Lingkungannya : masyarakat dan instansi-instansi diluar puskemas
tersebut.

2.3 Tujuan Pelayanan Kesehatan


Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), hal ini diperlukan
misalnya dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.
Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit),
terdiri dari :
a. Preventif primer.
Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan
nutrisi yang baik, dan kesegaran fisik.
b. Preventif sekunder.
Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi
kecacatan dengan cara mengindari akibat yang timbul dari
perkembangan penyakit tersebut.

c. Preventif tersier.
Pembuatan diagnosa ditunjukan untuk melaksanakan tindakan
rehabilitasi, pembuatan diagnosa dan pengobatan.

d. Kuratif (penyembuhan penyakit)


Rehabilitasi (pemulihan), usaha pemulihan seseorang untuk
mencapai fungsi normal atau mendekati normal setelah mengalami
sakit fisik atau mental , cedera atau penyalahgunaan.

2.4 Bentuk Dan Jenis Pelayanan Kesehatan


Bentuk pelayanan kesehatan adalah :
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer)
Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar
dan dilakukan bersama masyarakat dan dimotori oleh:
 Dokter Umum (Tenaga Medis)
 Perawat Mantri (Tenaga Paramedis)
Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan
kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling
depan, yang pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka
mengalami gangguan kesehatan atau kecelakaan. Primary health
care pada pokoknya ditunjukan kepada masyarakat yang sebagian
besarnya bermukim di pedesaan, serta masyarakat yang
berpenghasilan rendah di perkotaan. Pelayanan kesehatan ini
sifatnya berobat jalan (Ambulatory Services). Diperlukan untuk
masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk
meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan.
Contohnya : Puskesmas, Puskesmas keliling, klinik.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder)
Pelayanan kesehatan sekunder adalah pelayanan yang lebih bersifat
spesialis dan bahkan kadang kala pelayanan subspesialis, tetapi masih
terbatas. Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier (secondary and
tertiary health care), adalah rumah sakit, tempat masyarakat
memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan). Di Indonesia terdapat
berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah sakit tipe D sampai
dengan rumah sakit kelas A.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
1. Dokter Spesialis
2. Dokter Subspesialis terbatas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya pelayanan jalan atau pelayanan
rawat (inpantient services). Diperlukan untuk kelompok masyarakat
yang memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani
oleh pelayanan kesehatan primer.
Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier)
Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih
mengutamakan pelayanan subspesialis serta subspesialis luas.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
1. Dokter Subspesialis
2. Dokter Subspesialis Luas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan
atau pelayanan rawat inap (rehabilitasi).Diperlukan untuk kelompok
masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan sekunder.
Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.
Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan
secara umum dapat dibedakan atas dua, yaitu:
1. Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok
pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan
cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo
practice) atau secara bersama-sama dalam satu
organisasi. Tujuan utamanya untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya
terutama untuk perseorangan dan keluarga.

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok kesehatan


masyarakat (public health service) ditandai dengan cara
pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam suatu
organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya untuk kelompok
dan masyarakat.
Perbedaan Pelayanan Kedokteran dengan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat :
Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan
pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif
adalah upaya meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah yang lebih
baik lagi dan yang preventif mencegah agar masyarakat tidak jatuh
sakit agar terhindar dari penyakit.
Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju
pada pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih
penting adalah upaya-upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan
kesehatan (promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan
hanya puskesmas atau balkesma saja, tetapi juga bentuk-bentuk
kegiatan lain, baik yang langsung kepada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, maupun yang secara tidak langsung
berpengaruh kepada peningkatan kesehatan.
Upaya kesehatan terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah & menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Jenjang : UKM Strata I, II & III.
2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
& menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan.
Jenjang : UKP Strata I, II, & III

2.5 Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan


Syarat-syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah :
1. Tersedia dan berkesinambungan
2. Pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia dimasyarakat serta
bersifat berkesinambungan artinya semua pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan.
2. Dapat diterima dan wajar
Artinya pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan
dan kepercayaan masyarakat.
3. Mudah dicapai
Dipandang sudut lokasi untuk dapat mewujudkan pelayanan
kesehatan yang baik pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi
sangat penting.
4. Mudah dijangkau
Dari sudut biaya untuk mewujudkan keadaan yang harus dapat
diupayakan biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan
ekonomi masyarakat.
5. Bermutu
Menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai
jasa pelayanan dan dipihak lain tata cara penyelenggaraanya sesuai
dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
Pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu menurut Somers adalah:
1. Pelayanan kesehatan yang memadukan berbagai upaya kesehatan yakni
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan,pencegahan dan penyembuhan
penyakit,pemulihan.
2. Pelayanan kesehatan yang tidak hanya memperhatikan keluhan
penderita,tapi juga latar belakang ekonomi,sosial,budaya,psikologi dan
lainnya.

2.6 Startifikasi Pelayanan Kesehatan


Stratifikasi pelayanan kesehatan merupakan pengelompokan pemberian
pelayanan kesehatan berdasarkan tingkat kebutuhan subjek layanan
kesehatan.
Stratifikasi pelayanan kesehatan yang dianut oleh tiap negara tidaklah
sama. Namun secara umum stratifikasi pelayanan kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit
ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan
mereka (promosi kesehatan). Yang dimaksud pelayanan kesehatan
tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok
(basic health services), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar
masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Pada umumnya pelayanan kesehatan
tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/ out
patient services). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah
Puskesmas, Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan
Balkesmas.
2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua
Yang dimaksud pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan
kesehatan yang lebih lanjut yang diperlukan oleh kelompok
masyarakat yang memerlukan rawat inap (in patient services) yang
sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer dan
memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis. Bentuk pelayanan
ini misalnya Rumah Sakit tipe C dan D.
3. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga
Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah
pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh kelompok masyarakat atau
pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan
sekunder, bersifat lebih komplek dan umumnya diselenggarakan oleh
tenaga-tenaga superspesialis. Bentuk pelayanan ini di Indonesia
adalah Rumah Sakit tipe A dan B (Azwar, 1996).

2.7 Jenjang Pelayanan Kesehatan


Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan maka jenjang pelayanan
kesehatan dibedakan atas lima, yaitu:
1. Tingkat rumah tangga
Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarga sendiri.
2. Tingkat masyarakat
Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri,
misalnya: posyandu, polindes, POD, saka bakti husada, dan lain-lain.
3. Fasilitas pelayanan tingkat pertama
Upaya kesehatan tingkat pertama yang dilakukan oleh puskesmas dan
unit fungsional dibawahnya, praktek dokter swasta, bidan swasta,
dokter keluarga dan lain-lain.
4. Fasilitas pelayanan tingkat kedua
Upaya kesehatan tingkat kedua (rujukan spesial) oleh balai: balai
pengobatan penyakit paru (BP4), balai kesehatan mata masyarakat
(BKMM), balai kesehatan kerja masyarakat (BKKM), balai kesehatan
olah raga masyarakat (BKOM), sentra pengembangan dan penerapan
pengobatan tradisional (SP3T), rumah sakit kabupaten atau kota,
rumah sakit swasta, klinik swasta, dinas kesehatan kabupaten atau
kota, dan lain-lain.
5. Fasilitas pelayanan tingkat ketiga
Upaya kesehatan tingkat ketiga (rujukan spesialis lanjutan atau
konsultan) oleh rumah sakit provinsi atau pusat atau pendidikan,
dinas kesehatan provinsi dan departemen kesehatan.

2.8 Upaya Pelayanan Rujukan


Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang
melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik,
terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan, secara vertikal
dalam arti dari unit yang terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit
yang lebih mampu atau secara horisontal atau secara horizontal dalam arti
antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam
Sistem kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk
mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif)
dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang pembagian tugas
diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem
rujukan. Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah
suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu
kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun
horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.
 Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari :
1. Rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit
pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring
puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk.
2. Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit
dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari
puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal
(dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
 Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari :
1. Rujukan medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi
upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).
Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis
(jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit
umum daerah.
2. Rujukan kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya
berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan
(promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk
pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi
puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik
sanitasi puskesmas.
 Rujukan secara konseptual terdiri atas:
1. Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya
menyangkut masalah medik perorangan yang antara lain meliputi:
2. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
operasional dan lain-lain.
3. Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik
yang lebih lengkap.
4. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau
mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan
tindakan, memberi pelayanan, ahli pengetahuan dan teknologi
dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
2. Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut
masalah kesehatan masyarakat yang meluas meliputi:
3. Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium dan
teknologi kesehatan.
4. Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli
untuk penyidikan sebab dan asal usul penyakit atau kejadian luar
biasa suatu penyakit serta penanggulangannya pada bencana
alam, gangguan kamtibmas, dan lain-lain.
5. Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin,
pangan pada saat terjadi bencana, pemeriksaan bahan (spesimen)
bila terjadi keracunan masal, pemeriksaan air minum penduduk,
dan sebagainya.
 Jalur rujukan terdiri dari dua jalur, yakni:
1. Rujukan upaya kesehatan perorangan
2. Antara masyarakat dengan puskesmas
3. Antara puskesmas pembantu atau bidan di desa dengan
puskesmas
4. Intern petugas puskesmas atau puskesmas rawat inap
5. Antar puskesmas atau puskesmas dengan rumah sakit atau
fasilitas pelayanan lainnya.
6. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
7. Dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten atau kota
8. Dari puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik
intrasektoral maupun lintas sektoral
9. Bila rujukan ditingkat kabupaten atau kota masih belum mampu
mananggulangi, bisa diteruskan ke provinsi atau pusat (Trihono,
2005).
 Manfaat sistem rujukan, ditinjau dari unsur pembentuk pelayanan
kesehatan:
1. Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker)
2. Membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan
berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap sarana
kesehatan.
3. Memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena terdapat
hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia.
4. Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek
perencanaan.
2. Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (health
consumer)
3. Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari
pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang.
4. Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan,
karena telah diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang setiap
sarana pelayanan kesehatan.
5. Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan
keseahatan (health provider)
6. Memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan dengan berbagai
akibat positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan
dedikasi.
7. Membantu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, yaitu: kerja
sama yang terjalin.
8. Memudahkan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana
kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan
yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana
pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit.
Rumah sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang
tidak ditujukan untuk mencari keuntungan atau non profit organization.
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan
kesehatan), preventif (pencegahan),kuratif (penyembuhan), dan
rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan.

3.2 Saran
Pendidikan terhadap pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu
ditingkatkan baik secara formal dan informal khususnya pengetahuan yang
berhubungan dengan komunitas, dengan harapan institusi pendidikan
mampu mengajarkan cara memberikan pelayanan asuhan keperawatan
komunitas sesuai standart asuhan keperawatan dan kode etik
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo Soekidjo.2001.Peran Pelayanan Kesehatan Swasta dalam


Menghadapi Masa Krisis. Jakarta:Suara Pembaruan Daily.

Azwar, Asrul. (1994). Manajemen Kualitas Pelayanan Kesehatan. Pustaka Sinar


Harapan. Jakarta

Alamsyah D. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Al Fatta H. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi


Offset.

Notoatmojo S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Taufiq R. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Konsep Dasar, Analisis dan


Metode Pengembangan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sibero AFK. 2013. Web Programming Power Pack. Yogyakarta: Mediakom

Supraba A. 2013. Analisis Sistem Informasi Pendaftaran Pasien Pada Puskesmas


Pakem Yogyakarta. [Jurnal]. Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta.

Susanto A. 2007. Sistem Informasi Manajemen, Konsep dan Pengembangannya.

Bandung: Lingga Jaya. Sutarbi T. 2005. Sistem Informasi Manajemen.

Yogyakarta: Andi Offset. Suyanto M. 2005. Teknologi Informasi.

Yogyakarta: Andi Offset. Taufiq R. 2013. Sistem Informasi Manajemen.


Konsep Dasar, Analisis dan Metode Pengembangan.
Yogyakarta : Graha Ilmu. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit. Widayat R .2009. Hospital Organitation.

Yogyakarta : Andi Offset. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta :


Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai